D&R (majalah): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k analisa → analisis
Naval Scene (bicara | kontrib)
k - {{Orphan|date=November 2016}}, sudah tidak yatim lagi
 
(24 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Orphan|date=November 2016}}
 
{{Infobox Magazine
|title = Majalah D&R
|image_file = Cover D&R.jpg
|image_size =
|image_caption = Beberapa Coversampul majalah D&R
|editor =
|editor_title =
Baris 14 ⟶ 12:
|company = PT Analisis Kita
|publisher = PT Temprint
|firstdate = 1968 (Terbitterbit kembali 1996)
| finaldate = 2000
|country = Indonesia
|language = [[Bahasa Indonesia]]
|website =
|ISSN =
|ISSN = SIUPP No.059/SK/MENPEN/SIUPP/C.2/1986
}}
'''D&R''' (singkatan dari '''Demokrasi dan Reformasi''')<ref>[https://books.google.co.id/books?id=fw27CAAAQBAJ&pg=PT83&dq=majalah+d%26r&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi2-rX0jZP0AhVHU30KHScIBZAQ6AF6BAgGEAI#v=onepage&q=majalah%20d%26r&f=false Bekerja Sebagai Wartawan]</ref> adalah salah satu [[majalah]] politik ternama di [[Indonesia]]. Awal berdiri majalah yang dimiliki oleh PT Analisis Kita ini dikenal sebagai Majalahmajalah '''Detektif & Romantika''' yang menampilkan berita kriminal dan misteri. Pasca pembredelan Majalahmajalah [[TEMPOTempo (majalah)|Tempo]] oleh pemerintah [[Orde Baru]] tahun 1994, PT [[PT Grafiti Pers]] yang sebelumnya menerbitkan [[TEMPO]]Tempo membeli PT Analisis Kita dan mengambil alih majalah tersebut dan menerbitkannya dalam format baru. Maka nama '''Detektif & Romantika''' diubah menjadi D&R dan melakukan perubahan total pada [[konten]] berita, yang semula kriminal dan misteri menjadi berita politik. Sama dengan [[TEMPO]]Tempo, majalah D&R menitikberatkan [[liputan investigasi]] pada setiap penerbitannya.
 
== Sejarah: Awalawal Berdiriberdiri ==
Cikal bakal majalah D&R, awalnya adalah majalah Roman Detektip, yang merupakan salah satu majalah yang diterbitkan sejak tahun 1968<ref>{{Cite book|last=Junaedhie|first=Kurniawan|date=1995|url=https://books.google.com/books?id=vAtlAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=majalah+detektif+dan+romantika+berdiri+tahun+berapa&q=majalah+detektif+dan+romantika+berdiri+tahun+berapa&hl=id|title=Rahasia dapur majalah di Indonesia|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-605-293-6|p=228|language=id}}</ref> oleh tokoh penerbitan dan pengarang [[Sjamsuddin Lubis]], melalui perusahaannya PT Analisa.<ref name="PI">{{Cite journal|date=1981|url=https://books.google.com/books?id=8txRAQAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA22&dq=majalah+selecta&hl=id|journal=Pers Indonesia|title=Profil: Sjamsuddin Lubis, Tokoh Yang Berhasi Mengelola Enam Majalah Sekaligus|publisher=Ditjen PPG Departamen Penerangan|author=Drs. Suryana|pp=21-22|language=id}}</ref> Majalah ini pada tahun 1980-an kemudian berganti nama menjadi Detektip dan Romantika, dan diterbitkan oleh Selecta Group.<ref name="PI" />
Setelah Majalah [[TEMPO]] dibredel oleh pemerintahan [[Suharto]], melalui Menteri Penerangan [[Harmoko]], awak [[redaksi]] [[TEMPO]] terpecah dan bekerja dibeberapa media. Sebagian besar bekerja dengan [[Media Indonesia]] menerbitkan koran [[Media Indonesia Minggu (MIM)]]. Beberapa bergabung dengan [[Gatra]]. Sisanya masih mencari tempat yang pas untuk menuangkan idealisme jurnalistiknya. Disaat yang sama, [[PT Grafiti Pers]] sebagai penerbit Majalah Tempo berencana menerbitkan majalah baru. Alasan utamanya adalah untuk ‘menampung’ dokumentasi dan buku-buku diperpustakan [[TEMPO]] yang saat itu bisa dikatakan terbesar kedua setelah perpustakaan [[Kompas (surat kabar)|KOMPAS]].<ref>Wawancara Pemimpin Redaksi Majalah D&R Bambang Bujono pada 29 September 2014</ref>
 
Setelah Majalahmajalah [[TEMPO]]Tempo dibredel oleh pemerintahan [[SuhartoSoeharto]], melalui [[Daftar Menteri Penerangan Indonesia|Menteri Penerangan]] [[Harmoko]], awak [[redaksi]] [[TEMPO]]Tempo terpecah dan bekerja dibeberapadi beberapa media. Sebagian besar bekerja dengan [[Media Indonesia]] menerbitkan koran [[''Media Indonesia Minggu'' (MIM)]]. Beberapa bergabung dengan [[Gatra]]. Sisanya masih mencari tempat yang pas untuk menuangkan idealisme jurnalistiknya. DisaatDi saat yang sama, [[PT Grafiti Pers]] sebagai penerbit Majalah Tempo berencana menerbitkan majalah baru. Alasan utamanya adalah untuk ‘menampung’ dokumentasi dan buku-buku diperpustakandi [[TEMPO]]perpustakaan Tempo yang saat itu bisa dikatakan terbesar kedua setelah perpustakaan Harian ''[[Kompas (surat kabar)|KOMPASKompas]]''.<ref>Wawancara Pemimpin Redaksi Majalah D&R Bambang Bujono pada 29 September 2014</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=vs5fdOPA4BEC&pg=PT145&dq=majalah+d%26r&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi2-rX0jZP0AhVHU30KHScIBZAQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=majalah%20d%26r&f=false Jurnalisme sastrawi: antologi liputan mendalam dan memikat]</ref>
Pada tahun 1996, PT Grafiti Pers membeli perusahaan PT Analisis Kita; dimana salah satu produknya adalah majalah Detektif & Romantika. Saat majalah ini diambil alih statusnya sudah [[vakum]] atau tidak lagi terbit selama bertahun tahun, tanpa awak redaksi namun tercatat masih memiliki [[pemimpin redaksi]] yang non aktif yakni [[Gusti Imran]].
 
Pada tahun 1996, PT Grafiti Pers membeli perusahaan PT Analisis Kita; dimanadi mana salah satu produknya adalah majalah Detektif & Romantika. Saat majalah ini diambil alih statusnya sudah [[vakum]] atau tidak lagi terbit selama bertahun tahun, tanpa awak redaksi namun tercatat masih memiliki [[pemimpin redaksi]] yang non aktifnonaktif yakni [[GustiGoesti ImranEmran]].
Pertengahan tahun 1996, edisi percobaan terbit. Namun kini namanya tidak lagi Detektif & Romantika namun menjadi Majalah D&R. Semula awak redaksi akan ditempatkan dikantor [[TEMPO]] dijalan Proklamasi 72 Jakarta. Namun dikhawatirkan hal tersebut akan menimbulkan kecurigaan dipihak [[Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)]] dan [[Departemen Penerangan]] tentang keterkaitan D&R dan [[TEMPO]]. Akhirnya diputuskan menyewa ruangan disalah satu gedung dijalan [[Salemba]], [[Jakarta]]. Tepat didepan kampus [[Universitas Indonesia]].
 
Pertengahan tahun 1996, edisi percobaan terbit. Namun kini namanya tidak lagi Detektif & Romantika namun menjadi Majalah D&R. Semula awak redaksi akan ditempatkan dikantor [[TEMPO]]Tempo di dijalanJalan Proklamasi 72 Jakarta. Namun dikhawatirkan hal tersebut akan menimbulkan kecurigaan dipihakdi pihak [[Persatuan Wartawan Indonesia]] (PWI)]] dan [[Departemen Penerangan]] tentang keterkaitan D&R dan [[TEMPO]]Tempo. Akhirnya diputuskan menyewa ruangan disalah satu gedung dijalandi [[Jalan Salemba Raya (Jakarta)|Jalan Salemba]], [[Jakarta]]., tepat Tepatdi didepandepan kampus [[Universitas Indonesia]].
 
== 1996-1998 ==
Saat akan meluncurkan edisi perdana, situasi politik ibu kota yang memanas pecah pada peristiwa kerusuhan [[Peristiwa 27 Juli|kerusuhan 27 Juli 1996]]. Kantor [[redaksi]] Majalah D&R di Salemba luluh terbakar dan menghanguskan sebagian dokumentasi foto dan berkas. Manajemen [[PT Grafiti Pers]] memutuskan majalah tetap berjalan. Kantor redaksi kemudian pindah ke Jalan Cikini II noNo. 10. Edisi perdana Majalah D&R tidak lama pun terbitlahterbit dengan mengangkat peristiwa 27 Juli 1996 sebagai berita utama dan foto [[Megawati Soekarnoputri]] Soekarnoputri dipilih menjadi covernya''cover''nya. Edisi percobaan dan edisi pertama mendapat sambutan positif dari kalangan mahasiswa maupun [[LSM]] yang saat itu mulai bergerak melawan pemerintah [[Orde Baru]]. Majalah D&R dianggap sebagai simbol perlawanan dan sebagai bacaan alternatif karena saingannya, [[Gatra]] dinilai terlalu pro-pemerintah.<ref>Mosco, Vincent (2009). Politic Economic of Communication, 2nd edition</ref>
 
Sukses dikalangandi kalangan muda, tapi Majalah D&R mengalami kesulitan untuk menggarap [[iklan]]. Sebagian besar perusahaan pada saat itu merasa khawatir jika memasang [[iklan]] akan dianggap terafiliasi dan se-aliran dengan Majalah D&R dalam melawan pemerintah. Tidak hanya itu, dijajarandi jajaran redaksi juga mengalamaimengalami masalah yang sama, saat harus mewawancarai [[narasumber]] dilapangandi lapangan. Rata-rata narasumber (pejabat, pelaku bisnis dan aparat) merasa takut untuk berbicara di D&R karena akan diasosiasikan sebagaiterlalu memiliki satu idealismeidealis. Itu sebabnya, narasumber narasumber D&R sebelum [[reformasi]] (tepatnya sebelum 1999) adalah orang orang yang memang berseberangan dengan pemerintah saat itu dan yang berani melakukan perlawanan. Sebut saja [[Ali Sadikin]], JendralJenderal Darsono[[Hartono Rekso Dharsono|HR Dharsono]], [[Adnan Buyung Nasution]], [[Romo Sandyawan]] dan lain -lain. Mereka inilah yang menjadi ''critical mass'' bagi perjalanan Majalah D&R diawaldi awal penerbitan dan sepanjang dua-tiga tahun berikutnya.
Edisi percobaan dan edisi pertama mendapat sambutan positif dari kalangan mahasiswa maupun [[LSM]] yang saat itu mulai bergerak melawan pemerintah [[Orde Baru]]. Majalah D&R dianggap sebagai simbol perlawanan dan sebagai bacaan alternatif karena saingannya, [[GATRA]] dinilai terlalu pro pemerintah.<ref>Mosco, Vincent (2009). Politic Economic of Communication, 2nd edition</ref>
 
Sukses dikalangan muda, tapi Majalah D&R mengalami kesulitan untuk menggarap [[iklan]]. Sebagian besar perusahaan pada saat itu merasa khawatir jika memasang [[iklan]] akan dianggap terafiliasi dan se-aliran dengan Majalah D&R dalam melawan pemerintah. Tidak hanya itu, dijajaran redaksi juga mengalamai masalah yang sama, saat harus mewawancarai [[narasumber]] dilapangan. Rata-rata narasumber (pejabat, pelaku bisnis dan aparat) merasa takut untuk berbicara di D&R karena akan diasosiasikan sebagai memiliki satu idealisme. Itu sebabnya, narasumber narasumber D&R sebelum [[reformasi]] (tepatnya sebelum 1999) adalah orang orang yang memang berseberangan dengan pemerintah saat itu dan yang berani melakukan perlawanan. Sebut saja [[Ali Sadikin]], Jendral Darsono, [[Adnan Buyung Nasution]], [[Romo Sandyawan]] dan lain lain. Mereka inilah yang menjadi ''critical mass'' bagi perjalanan Majalah D&R diawal penerbitan dan sepanjang dua-tiga tahun berikutnya.
 
Dengan berbagai kesulitan iklan dan operasional peliputan saat itu, Majalah D&R konsisten terbit setidaknya 10 ribu [[eksemplar]] setiap edisi.
 
==Kontroversi==
== Diprotes Oleh Pemerintah ORBA ==
=== Protes Pemerintah Orde Baru ===
[[Berkas:Cover majalah.jpg|jmpl|Cover Majalah D&R yang kontroversikontroversial]]
 
Tahun 19971998, Majalahmajalah D&R nyaris ditutup oleh pemerintah akibat [[sampul]] (''cover'') disalahdi salah satu penerbitannyacetakannya.
 
Peristiwa ini berawal dari hasil [[Pemilihan Umum legistlatif]] yang (lagi lagi) memenangkan [[Golkar]]. Pemilihan presiden yang saat itu dilakukan oleh [[MPR]] pun sudah diprediksi akan memilih dan mengangkat kembali [[Suharto]] sebagai presiden. Isu ini diputuskan akan diangkat oleh D&R sebagai berita utama. Tantangannya adalah bagaimana menerjemahkan cerita: ‘lagi lagi Suharto’ ini kedalam bahasa [[visual]] cover. Setelah melakukan diskusi panjang lebar dengan bagian desain diputuskan redaksi akan memakai “kartu” sebagai visualnya.
 
Walau diawal terbit tidak ada protes, tapi beberapa hari sesudahnya sampul ini dipermasalahkan oleh Menteri Penerangan [[Hartono]] yang kemudian membawa majalah tersebut ke (mantan) Presiden Suharto. Tak lama sesudahnya, pihak [[Kejaksaan Agung]] (waktu itu dikepalai oleh [[Jaksa Agung]] Singgih) pun menelpon redaksi Majalah D&R dan meminta pemimpin redaksinya datang untuk diperiksa oleh Kejagung.
 
Peristiwa ini berawal dari hasil [[Pemilihan Umumumum legistlatiflegislatif Indonesia 1997|pemilu 1997]] yang (lagi -lagi) memenangkan [[Golkar]]. Pemilihan presiden yang saat itu dilakukan oleh [[MPR]], pada Maret 1998 pun sudah diprediksi akan memilih dan mengangkat kembali [[SuhartoSoeharto]] sebagai presiden. Isu ini diputuskan akan diangkat oleh D&R sebagai berita utama. Tantangannya adalah bagaimana menerjemahkan cerita: ‘lagi lagi Suharto’Soeharto’ ini kedalamke dalam bahasa [[visual]] ''cover''. Setelah melakukan diskusi panjang lebar dengan bagian desain diputuskan redaksi akan memakai “kartu” sebagai visualnya.
Saat peristiwa ini terjadi, telah terjadi pergantian dimana [[Margiono]] menjadi pimred secara [[''de facto'']]/formal (tapi non aktif) dan Bambang Bujono yang menjadi pimred aktif dalam kegiatan redaksional sehari hari. Keduanya pun memenuhi panggilan dari Kejagung. Dari Kejaksaan Agung, berkas kasus ini sempat diserahkan ke [[Mabes Polri]] karena kejagung tidak menemukan ada bukti bukti unsur politis ([[subversi]]) dibalik pemilihan cover tersebut.
 
Walau diawaldi awal terbit tidak ada protes, tapi beberapa hari sesudahnya sampul ini dipermasalahkan oleh Menteri Penerangan [[R. Hartono|Hartono]] yang kemudian membawa majalah tersebut ke (mantan) Presiden SuhartoSoeharto. Tak lama sesudahnya, pihak [[Kejaksaan Agung]] (waktu itu dikepalai oleh [[Daftar Jaksa Agung Indonesia|Jaksa Agung]] [[Singgih (jaksa agung)|Singgih]]) pun menelpon redaksi Majalah D&R dan meminta pemimpin redaksinya datang untuk diperiksa oleh Kejagung.
Hingga terjadi pergantian pemerintahan dari Suharto menuju [[BJ Habibie]], kasus ini tidak juga tertuntaskan dan akhirnya dianggap [[kedaluwarsa]]. Namun, selama beberapa bulan sempat mengundang pro dan kontra baik dikalangan media maupun [[aparat]] penegak hukum sendiri.
 
Saat peristiwa ini terjadi, telah terjadi pergantian dimanadi mana [[Margiono]] menjadi pimpinan redaksi (pimred) secara [[''[[de facto]]'']]/formal (tapi non aktifnonaktif) dan Bambang Bujono yang menjadi pimred aktif dalam kegiatan redaksional sehari -hari. Keduanya pun memenuhi panggilan dari Kejagung. Dari Kejaksaan Agung, berkas kasus ini sempat diserahkan ke [[Mabes Polri]] karena kejagungKejagung tidak menemukan ada bukti -bukti unsur politis ([[subversi]]) dibalikdi balik pemilihan ''cover'' tersebut. Hingga terjadi pergantian pemerintahan dari Soeharto menuju [[BJ Habibie]], kasus ini tidak juga tertuntaskan dan akhirnya dianggap kedaluwarsa, meskipun telah menyebabkan kontroversi selama beberapa bulan.
== Diprotes Gubernur Sulawesi Selatan ==
Tahun 1998 Pemimpin Redaksi Majalah D&R, Margiono serta Pelaksana Harian D&R Bambang Bujono juga sempat diperiksa karena adanya laporan dari Gubernur Sulawesi Selatan, Mayjen TNI [[Palaguna]]. Pejabat daerah tersebut merasa telah dicemarkan nama baiknya oleh tulisan di Majalah D&R, perihal dugaan korupsi miliaran rupiah yang dilakukan oleh Sang Gubernur.
 
=== DiprotesProtes Gubernur Sulawesi Selatan ===
Dalam tulisannya, Majalah D&R menuding bahwa Gubernur Palaguna merogoh kocek sebesar Rp 13 miliar untuk biaya perkawinan ketiga anaknya.Ia diduga meminta sumbagan dari sejumlah bupati dan walikotamadya yang juga korup. D&R juga menulis, Palaguna juga memungut komisi dari para bupati dan walikotamadya untuk proyek-proyek pembangunan daerah. Ia juga diberitakan mengambil keuntungan dari pembelian mobil Pajero sebagai kendaraan dinas para bupati di Sulsel.
Tahun 1998 Pemimpin Redaksi Majalah D&R, Margiono serta Pelaksana Harian D&R Bambang Bujono juga sempat diperiksa karena adanya laporan dari [[Gubernur Sulawesi Selatan]], Mayjen TNI [[Zainal Basri Palaguna]]. Pejabat daerah tersebut merasa telah dicemarkan nama baiknya oleh tulisan di Majalah D&R, perihal dugaan korupsi miliaran rupiah yang dilakukan oleh Sangsang Gubernurgubernur.
 
Dalam tulisannya, Majalah D&R menuding bahwa Gubernur Palaguna merogoh kocek sebesar Rp 13 miliar untuk biaya perkawinan ketiga anaknya. Ia diduga meminta sumbagansumbangan dari sejumlah bupati dan walikotamadyawalikota yang juga korup. D&R juga menulis, Palaguna juga memungut komisi dari para bupati dan walikotamadyawalikota untuk proyek-proyek pembangunan daerah. Ia juga diberitakan mengambil keuntungan dari pembelian mobil [[Mitsubishi Pajero]] sebagai kendaraan dinas para bupati di Sulsel.
Atas laporan Palaguna, Pemred Margiono dan Pelaksana Harian Bambang Bujono menghadapi ancaman hukuman paling lama satu tahun penjara. Polisi menjaring kedua wartawan itu dengan Pasal 310 KUHP.<ref>http://www.minihub.org/siarlist/msg00815.html</ref>
 
Atas laporan Palaguna, Pemred Margiono dan Pelaksana Harian Bambang Bujono menghadapi ancaman hukuman paling lama satu tahun penjara. Polisi menjaring kedua wartawan itu dengan Pasal 310 [[KUHP]].<ref>{{Cite web |url=http://www.minihub.org/siarlist/msg00815.html |title=Salinan arsip |access-date=2014-10-02 |archive-date=2014-06-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140603124314/http://www.minihub.org/siarlist/msg00815.html |dead-url=yes }}</ref>
== Paska Reformasi ==
Sesudah [[reformasi]], dibawah kepemimpinan BJ Habibie, perubahan terjadi dibanyak lini urusan kebebasan pers<ref>https://www.academia.edu/4802382/Dinamika_Pers_Indonesia_di_Era_Reformasi</ref>. Direksi PT Grafiti Pers bersepakat untuk kembali menerbitkan Majalah [[TEMPO]]. Semula seluruh awak redaksi D&R akan direkrut oleh [[TEMPO]] tapi karena adanya keinginan untuk D&R tetap berdiri maka kedua majalah ini terbit secara terpisah. Itu artinya Majalah D&R harus mencari pemilik baru untuk menggantikan keberadaan PT Grafiti Pers yang hanya akan menerbitkan TEMPO.
 
== Paska Pasca-Reformasi ==
Posisi PT Grafiti Pers selanjutnya digantikan oleh [[The Jakarta Post]] group per 1 Oktober 1998.
Sesudah [[Sejarah Indonesia (1998–sekarang)|reformasi]], dibawahdi bawah kepemimpinan BJ Habibie, perubahan terjadi dibanyakdi banyak lini urusan kebebasan pers.<ref>https://www.academia.edu/4802382/Dinamika_Pers_Indonesia_di_Era_Reformasi</ref>. Direksi PT Grafiti Pers bersepakat untuk kembali menerbitkan Majalah [[TEMPO]]Tempo. Semula seluruh awak redaksi D&R akan direkrut oleh [[TEMPO]]Tempo, tapi karena adanya keinginan untuk D&R tetap berdiri, maka kedua majalah ini terbit secara terpisah. Itu artinya Majalah D&R harus mencari pemilik baru untuk menggantikan keberadaan PT Grafiti Pers yang hanya akan menerbitkan TEMPOTempo. Hasilnya, sejak 1 Oktober 1998, majalah ini berada di bawah kendali ''[[The Jakarta Post]]''.
 
Pergantian kepemilikan yang terburu-buru, tanpa dibarengi staregistrategi bisnis yang matang dan mapan membuat Majalahmajalah D&R kesulitan secara keuangan. Masalahnya masih tetap pada urusan iklan. Cap sebagai majalah anti pemerintah tetap membuat sungkan perusahaan untuk bekerjasama.
 
Tahun 1999, Majalah D&R juga mengalami gugatan dari tokoh [[Pemuda Pancasila]] yaitu [[YorrisYorrys RaweraiRaweyai]]. YorrisYorrys berencana akan mengadukan Majalah D&R ke [[Polda Metro Jaya]] atas pemuatan wajahnya pada sampul D&R dengan judul "''AWAS [[PROVOKATOR]]''". Gambar sampul dan tulisan tersebut seakan akan menuduh YorrisYorrys sebagai provokator. Edisi 31 Januari 1999 tersebut sebenarnya menanggakatmengangkat isu utama tentang [[Konflik sektarian Maluku|kerusuhan di Ambon]].<ref>{{Cite web |url=http://www.minihub.org/siarlist/msg01892.html |title=Salinan arsip |access-date=2014-10-15 |archive-date=2010-10-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20101018145238/http://www.minihub.org/siarlist/msg01892.html |dead-url=yes }}</ref> Tidak jelas bagaimana kelanjutan dari kemarahan YorrisYorrys terhadap Majalah D&R., dan kemudian Kasuskasus ini redup dan hilang dengan sendirinya.
 
Edisi terakhir Majalah D&R terbit dibulan Februari 2000., Dandan sejak itu [[vakum]] terbit hingga saat ini.
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
== Pranala luar ==
* [http://www.tempo.co/ Situs resmi Tempo]
* [http://www.gatra.co.id/ Situs resmi Gatra] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20030125030408/http://gatra.co.id/ |date=2003-01-25 }}
* [http://thejakartapost.com/ Situs resmi The Jakarta Post]
 
[[Kategori:Majalah berita yang diterbitkan di Indonesia]]
[[Kategori:Komunikasi]]
[[Kategori:Majalah]]