Pasukan nasi bungkus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Melindungi "Pasukan nasi bungkus": 1. Vandalisme berulang ([Sunting=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (selamanya) [Pindahkan=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (selamanya)) |
k Koma serial sesuai dengan EYD |
||
(16 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{redirect|Pasukan nasi kotak, panastak atau nastak|sebutan resmi pendukung Jokowi|Jasmev|sebutan resmi pendukung [[Ahok]]|Teman Ahok}}
[[Berkas:Nasi bungkus.JPG|250px|jmpl|ka|Istilah pasukan nasi bungkus berasal dari anggapan bahwa massa bayaran sering diberi konsumsi nasi bungkus]]
'''Pasukan nasi bungkus''', '''panasbung''', atau '''nasbung''' adalah istilah yang ditujukan kepada orang-orang yang mendukung calon tertentu dalam pemilihan pejabat pemerintahan.
== Sejarah ==
Istilah [[nasi bungkus]] sebagai sindiran bermula di forum [[Kaskus]], tepatnya di subforum Berita dan Politik, dan sasaran awalnya
=== Pemilihan umum presiden Indonesia 2014 ===
Dalam [[pemilihan umum presiden Indonesia 2014]], di mana [[Prabowo Subianto]] dari Partai [[Gerakan Indonesia Raya]] (Gerindra) bersaing dengan Jokowi, istilah pasukan nasi bungkus, yang mulai menyebar dari [[Kaskus]] ke media sosial lainnya seperti [[Facebook]] dan [[Twitter]].
Pasukan nasi bungkus sebagai pendukung Prabowo diuraikan oleh ''[[Detik (
{{Quote box
|quote =
Baris 32:
Demi sebungkus nasi dan kiriman pulsa
|source =—[[Fadli Zon]]<ref name=Fadliz/>
|align =
|quoted=1
|width =
}}
Hal sebaliknya disampaikan oleh [[Fadli Zon]], wakil ketua umum Gerindra, yang justru menyindir para relawan Jokowi di media sosial sebagai pasukan nasi bungkus. Sindiran ini ia sampaikan melalui sebuah puisi berjudul ''Pasukan Nasi Bungkus'':<ref name=Fadliz>{{cite web|title=Jokowi dan Pasukan Nasi Bungkus|date=24 April 2014|url=http://www.republika.co.id/berita/pemilu/menuju-ri-1/14/04/24/n4hqk3-jokowi-dan-pasukan-nasi-bungkus|work=Republika Online|accessdate=17 Agustus 2014| author = Halimatus Sa'diyah}}</ref><ref>{{
Menanggapi tuduhan Fadli tersebut, Kubu Jokowi menyampaikan bantahan dan menyatakan bahwa relawan mereka di media sosial tidak dibayar. Juru bicara [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]] (PDIP), yang mencalonkan Jokowi, [[Eva Kusuma Sundari]] mengatakan, "...Salah kalau nasi bungkus, kita makan prasmanan sayur lodeh...".
== Tanggapan ==
Pakar komunikasi politik dari [[Universitas Indonesia]], Agung Suprio, mengatakan bahwa sindiran pasukan nasi bungkus untuk akun bayaran muncul dari upah yang dianggap setara nasi bungkus, dan bahwa keberadaan panasbung menunjukkan [[simbiosis mutualisme]] antara orang-orang yang membutuhkan uang dengan para calon yang membutuhkan dukungan. Agung menambahkan bahwa pasukan nasi bungkus memiliki kemiripan dengan jenis pendukung lainnya, yaitu akun-akun yang mendukung seseorang secara berlebihan berdasarkan ikatan ideologis. Namun ada perbedaan di antara keduanya, yaitu bahwa pasukan nasi bungkus menggunakan akun-akun yang rata-rata adalah [[anonim]].
<ref>{{cite web|date
Juru bicara Jokowi dalam pemilu 2014, [[Anies Baswedan]], mengaku baru mendengar istilah pasukan nasi bungkus setelah dipopulerkan oleh puisi Fadli Zon. Terkait hal ini, Anies mengimbau agar diskusi politik dilakukan dengan cerdas dan bermartabat karena kampanye pemilu turut memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Anies juga menegaskan bahwa relawan Jokowi memberikan dukungan dengan rasa kebersamaan dan ketulusan tanpa dibayar.<ref>{{
==
*[[Demonstrasi Nasi Bungkus]]
{{reflist|2}}▼
*[[Cebong]] dan [[kadrun]]
== Rujukan ==
▲{{reflist|2}}{{Joko Widodo}}
[[Kategori:Kelompok]]
[[Kategori:Pemilihan umum
[[Kategori:
|