The Age of Reason: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariefgutawa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
 
(13 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
'''''The Age of Reason; Being an Investigation of True and Fabulous Theology''''' adalah sebuah karya yang ditulis oleh [[Thomas Paine]], seorang aktivis politik [[Amerika Serikat|Amerika]] dan [[Inggris]]. Karya ini mengikuti tradisi [[deisme]] [[Britania Raya|Britania]] abad ke-18, dengan sekaligus menantang kebenaran [[Agama terorganisir]] dan [[Kitab suci|Kitab Suci]]. ''The Age of Reason'' awalnya berupa [[pamflet|pamflet-pamflet]] tak terjilid yang diterbitkan dalam tiga bagian pada tahun 1794, 1795, dan 1807.
 
Pada masanya, karya ini meraih penjualan terbaik di Amerika Serikat, dan menyebabkan kebangkitan sejenak mengenai pemahaman [[Deisme|Deistik]]. Sedangkan pembacanya di [[Britania Raya|Britania]] menanggapi karya ini iniditanggapi dengan kebencian yang besar, karenasebagian besarnya dikarenakan takut apabilabilamana karya ini akan meningkatkan [[radikalisme (sejarah)|radikalisme politik]] yang sebelumnya telah dipicu oleh [[Revolusi Prancis]]. ''The Age of Reason'' menyajikan argumen-argumen umum Deisitik; seperti,beberapa di antaranya adalah bagaimana karya ini menyoroti apa yang dianggap Paine sebagai tindakan korupsikorup oleh [[Gereja]] [[Kristen]] dan kritiknya terhadap upaya Gereja demiyang ingin memperoleh kekuasan politik. Paine menyokong penggunaan nalar ketimbang mengikuti apa yang dianggap sebagai [[wahyu|wahyu-wahyu Ilahi]], penolakan cerita-cerita mengenai keajaiban yang dihasilkan oleh tokoh-tokoh di dalam [[Kitab suci|Kitab Suci]] atau [[mukjizat]], dan memandang Kitab Suci sebagai suatu karya sastra karangan manusia dan bukan sebagai suatu teks yang berasal dari [[Tuhan]]. ''The Age of Reason'' menggalakkan [[teologi alam]], di mana suatu kebenaran relijusrelijius dicari dengan penggunaan nalar dan pengetahuan tentang alam ketimbang mengikuti apa yang tertulis di dalam [[Kitab suci|kitab-kitab suci]].
 
Sebagian besar argumen Paine telah lama beredar di kalangan elit berpendidikan. Namun, dengan menyajikannya dalam suatu gaya yang memikat dan tidak sopanblak-blakan, ia membuat pandangan deisme menjadi menarik dan terbuka bagi khalayak luas. Buku ini juga tidak mahal, menjadikannya terjangkau oleh sejumlah besar pembeli. Karena khawatir akan penyebaran dari apa yang mereka pandang berpotensi sebagai gagasan-gagasan revolusioner, pemerintah Britania mengadili para penerbit dan penjual buku yang berupaya untuk menerbitkan dan menyebarkannya. Namun demikian, karya Paine sempat mengilhami dan mengarahkan banyak [[pemikir bebas]].
 
== Konteks sejarah ==
Baris 12:
Buku Paine mengikuti tradisi [[deisme]] Britania awal abad ke-18. Para deis ini, walaupun memiliki cara pandang sendiri, meyakini beberapa hal yang sama, dan hal-hal tersebut diutarakan dalam pamflet ''The Age of Reason''. Hal paling penting yang menyatukan para deis adalah ajakan "penyelidikan rasional bebas" terhadap berbagai subjek, termasuk agama. Dengan mengatakan bahwa Kekristenan awal didasarkan pada kebebasan berkeyakinan, mereka menyerukan toleransi agama dan penghentian penganiayaan berdasarkan agama. Mereka juga meminta agar perdebatan didasarkan pada nalar dan rasionalitas. Para deis memiliki cara pandang [[Isaac Newton|Newton]], dan mereka yakin bahwa semua hal di alam semesta, termasuk Tuhan, harus mematuhi hukum alam. Menurut mereka, tanpa konsep hukum alam, penjelasan tentang cara kerja alam akan jatuh menjadi irasionalitas semata. Karena keyakinan ini, mereka meragukan keberadaan [[mukjizat]]. Para deis menentang catatan tentang mukjizat di kitab suci karena tidak cukup untuk membuktikan keberadaan Tuhan. Para deis juga bersikeras bahwa Tuhan sebagai [[sebab pertama]] atau [[penggerak utama]] telah menciptakan dan merancang alam semesta dengan hukum alam sebagai bagian dari rencananya. Mereka meyakini bahwa Tuhan tidak mengubah rencananya dengan menghentikan hukum alam agar dapat turut campur dalam masalah manusia (mukjizat). Lebih lagi, para deis menentang klaim bahwa hanya ada satu kepercayaan yang benar; agama hanya bisa menjadi "sederhana, nyata, lumrah, dan universal" bila agama tersebut merupakan hasil logis dari Tuhan yang penuh kebajikan. Maka dari itu, mereka membedakan "agama diwahyukan" (yang mereka tolak) seperti Kekristenan, dan "agama alam", yaitu serangkaian kepercayaan universal yang berasal dari dunia alam yang menunjukkan keberadaan Tuhan (maka mereka bukan [[ateisme|ateis]]).<ref>Herrick, 26–29; lihat pula Claeys, 178–79; Kuklick, xiii. (referensi untuk seluruh paragraf)</ref>
 
Meski beberapa deis memercayai [[wahyu]], sebagian besar berargumen bahwa karena wahyu hanya diturunkan pada beberapa orang atau bahkan hanya satu orang, kemampuan menjelaskannya cenderung terbatas. Lebih lagi, banyak yang merasa bahwa wahyu Kristen kontradiktif. Menurut para penulis tersebut, wahyu dapat memperkuat bukti keberadaan Tuhan yang tampak jelas dalam ciptaannya, tetapi lebih sering melahirkan tahayul di antara masyarakat. Sebagian besar deis menyatakan bahwa pendeta dengan sengaja mengubah Kekristenan demi kepentingan mereka sendiri dengan mendukung kepercayaan terhadap wahyu, ritual yang tidak perlu, dan doktrin yang tidak logis dan berbahaya (tuduhan tersebut biasa disebut penipuan imam atau "''priestcraft''"). Salah satu contoh terburuk adalah doktrin [[dosa asal]]. Dengan meyakinkan orang bahwa mereka perlu bantuan pendeta agar dosanya dapat diampuni, para deis menekankan bahwa pemimpin agama telah memperbudak masyarakat. Akibatnya, para deis biasanya memandang diri mereka sebagai pembebas intelektual.<ref>Herrick, 30–39; lihat pula Claeys, 178–79. (referensureferensi untuk seluruh paragraf)</ref>
 
[[Berkas:Cruikshank - The Radical's Arms.png|jmpl|kiri|Karikatur ''The Radical's Arms'' (1819) karya [[George Cruikshank]] yang menyerang Revolusi Prancis.]]
Baris 43:
 
=== Keyakinan ===
[[Berkas:Thomas Paine rev1.jpg|ka|jmpl|Lukisan minyak [[Thomas Paine]] karya [[Auguste Millière]] (1880).]]
Pada permulaan Bagian I ''Age of Reason'', Paine menekankan keyakinan pribadinya:
{{quote|
Baris 132:
Di Amerika Serikat, ''The Age of Reason'' awalnya menyebabkan "kebangkitan" deistik, tetapi kemudian diserang dan segera dilupakan. Paine dicerca sehingga ia dijuluki "ateis kecil yang menjijikan" oleh [[Theodore Roosevelt]] lebih dari seratus tahun kemudian.<ref>Foner, 270.</ref>
 
Pada akhir abad ke-18, Amerika merupakan ladang yang subur bagi argumen Paine. [[Ethan Allen]] menerbitkan karya Amerika pertama yang mendukung deisme, ''Oracles of Reason'' (1784), walaupun deisme cenderung menjadi pegangan para elit terpelajar. Tokoh seperti [[Benjamin Franklin]] dan [[Thomas Jefferson]] mendukung deisme, meskipun pada saat yang sama menyatakan bahwa agama dapat digunakan sebagai "kontrol sosial".<ref>Walters, 8; Kuklick, xiii; xxii.</ref> Baru ketika karya Paine diterbitkan deisme menjangkau kelas menengah dan bawah di Amerika. Sebagian public cenderung menerima karena mereka mendukung gagasan sekuler [[Revolusi Prancis]].<ref>Walters, 27; 35–6.</ref> ''The Age of Reason'' diterbitkan hingga edisi ketujuhbelas dan terjual sebanyak ribuan salinan di Amerika Serikat.<ref>Foner, 256; lihat pula Claeys, 191.</ref> [[Elihu Palmer]] dan pengikut Paine yang paling loyal di Amerika menggalakkan deisme di seluruh negarinegeri. Palmer menerbitkan karya yang akan menjadi "kitab suci deisme Amerika", yaitu ''The Principles of Nature''.<ref>Walters, 192.</ref> Ia juga mendirikan perkumpulan deistik dari Maine ke Georgia, membangun Kuil Nalar di seluruh negeri, dan mendirikan dua koran deistik yang menerbitkan tujuh belas esai yang ditulis Paine.<ref>Walters, 10.</ref> Foner menyatakan bahwa "''The Age of Reason'' menjadi karya deis paling populer yang pernah ditulis. . . . Sebelum Paine orang dapat menjadi Kristen dan deis; kini pandangan tersebut dipertahankan lagi."<ref name=Foner247/> Paine menyajikan deisme untuk banyak orang dan, seperti di Britania, elit yang terpelajar takut bahwa materi tersebut dapat berdampak buruk. Ketakutan mereka mendorong munculnya balasan.<ref>Foner, 256.</ref>
 
Segera setelah kebangkitan deistik ini, [[Gerakan Kebangunan Rohani Kedua]] dimulai. George Spater menjelaskan bahwa "rasa muak yang dirasakan karena ''Age of Reason'' karya Paine dan pemikiran anti-religius lainnya begitu besar sehingga revolusi balasan besar berlangsung di Amerika sebelum akhir abad kedelapanbelas." Pada tahun 1796, semua pelajar di [[Harvard]] diberikan salinan bantahan ''The Age of Reason'' karya Uskup Watson.<ref>Spater, 10; lihat pula Claeys, 191–92.</ref> Pada tahun 1815, [[Parson Weems]], novelis dan moralis Amerika, menerbitkan ''God's Revenge Against Adultery'', dan dalam kisah tersebut salah satu tokoh utamanya mengalami kejatuhan karena membaca ''Age of Reason''.<ref name="Qtd. in Samuels, 184.">Dikutip di Samuels, 184.</ref> Tulisan Paine membuat anak muda itu berani mengumpat kitab suci hingga ia melempar jauh-jauh alkitab keluarganya dan membaca ''Age of Reason'' demi kesenangan.<ref name="Qtd. in Samuels, 184."/>
Baris 205:
[[Kategori:Deisme]]
[[Kategori:Buku oleh Thomas Paine]]
[[Kategori:Kritik terhadap agama]]