Tiki-taka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k bentuk baku
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.4
 
(5 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 10:
|accessdate=13 July 2010
|work=[[The Telegraph]]
|archive-date=2010-07-13
|archive-url=https://web.archive.org/web/20100713182250/http://www.telegraph.co.uk/sport/football/world-cup-2010/teams/spain/7883131/World-Cup-final-Johan-Cruyff-sowed-seeds-for-revolution-in-Spains-fortunes.html
|dead-url=yes
}}</ref><ref name=CBC>{{cite news
|url=http://www.cbc.ca/sports/soccer/fifaworldcup/blog/2010/07/why-spain-were-anything-but-boring.html
Baris 19 ⟶ 22:
|date=8 July 2010
|accessdate=13 July 2010
|archiveurl=httphttps://web.archive.org/web/20100709135549/http://www.cbc.ca/sports/soccer/fifaworldcup/blog/2010/07/why-spain-were-anything-but-boring.html
|archivedate=9 July 2010-07-09
|dead-url=no
}}</ref><ref>{{cite news
|url = http://www.thejakartapost.com/news/2012/06/08/euro-2012-tiki-taka-and-soccer-evolution.html
|title = Euro 2012, ‘tiki-taka’ and soccer evolution
Baris 47 ⟶ 53:
|separator =
|postscript =
}}</ref><ref>{{cite news
|url = http://www.republika.co.id/berita/sepak
{{cite news
|title = Perkembangan Sepak bola (I) dari Total Football ke Tiqui Taca
|url = http://www.republika.co.id/berita/sepak bola/internasional-2/12/06/19/m5v3ri-perkembangan-sepak bola-i-dari-total-football-ke-tiqui-taca
|year first = Teguh
|title = Perkembangan Sepak bola (I) dari Total Football ke Tiqui Taca
|firstlast = Teguh= Setiawan
|last author = Setiawan
|author authorlink =
|authorlinkcoauthors =
|coauthorsdate = 20-06-2012
|date month = 20-06-2012
|monthyear =
|work = [[Republika (surat kabar)|Republika Online]]
|year =
|publisher =
|work = [[Republika (surat kabar)|Republika Online]]
|publisherlocation =
|locationpage =
|page pages =
|pagesat =
|at language =
|language trans_title =
|trans_titleformat =
|formatdoi =
|archiveurl = https://web.archive.org/web/20161122071118/http://www.republika.co.id/berita/sepak
|doi =
|archivedate = 2016-11-22
|archiveurl =
|accessdate = 01-07-2012
|archivedate =
|doi quote =
|accessdate = 01-07-2012
|quoteref =
|ref separator =
|separator postscript =
|postscriptdead-url = yes
}}</ref>
 
Baris 108 ⟶ 114:
Meskipun demikian, selama bertahun-tahun, permainan [[tim nasional sepak bola Kolombia|tim nasional Kolombia]] digambarkan sebagai "toque-toque" oleh banyak komentator di Kolombia, sebuah istilah yang mirip dengan "sentuh-sentuh". Istilah ini dicetuskan oleh [[William Vinasco]] ketika [[Francisco Maturana]] mengembangkan permainan yang berpusat pada gaya pemain depan [[Carlos Valderrama]] yang langsung mengembalikan bola pada sentuhan pertama kepada rekan main mereka yang maju dengan pola triangulasi dan amat bergantung pada permainan pertahanan [[luar posisi|sisi mati]], sebuah gaya yang memberi Kolombia tim tersuksesnya sepanjang sejarah. Valderrama terkenal karena kemampuannya merebut bola dalam tekanan. Istilah ini amat terkenal dan banyak diketahui di kalangan komentator sepak bola sebelum Montes mencetuskan nama versinya sendiri untuk jenis taktik yang sama.<ref>{{cite news
|last=Córdob
|first=Alejandro
|authorlink=
|title=¿Y qué pasó con el ‘toque toque’ de la selección Colombia?
Baris 115 ⟶ 121:
|accessdate=
|work=UPIU
|archive-date=2009-10-16
|archive-url=https://web.archive.org/web/20091016154856/http://espanol.upiu.com/view/post/1255357671616/
|dead-url=yes
}}</ref> Vinasco juga dianggap sebagai pencipta frasa "mucho toque-toque y de aquello nada" ("tak ada yang lain selain banyak sentuhan") ketika tim nasional Kolombia gagal secara spektakuler pada Piala Dunia 1994 setelah sebelumnya memasuki kompetisi dengan tanpa terkelahkan.<ref>{{cite news
|last=Orrantia
Baris 243 ⟶ 252:
Manajer Chelsea [[Roberto Di Matteo]] menerapkan taktik ultradefensif untuk menghadapi tiki-taka saat timnya menghadapi Barcelona di semifinal [[Babak gugur Liga Champions UEFA 2011–12|Liga Champions Eropa 2011–12]]. Menurut pemain Chelsea, [[Fernando Torres]], berkonsentrasi pada ruang alih-alih berusaha mencuri bola merupakan bagian dari strategi skuatnya dalam menghadapai Barcelona. Memenangkan permainan sayap, seperti [[Ramires]] melawan [[Daniel Alves]], memaksa Barcelona mengalirkan serangan mereka ke arah tengah lapangan. Mantan pemain sayap Chelsea, [[Pat Nevin]], mengatakan bahwa menempatkan tiga gelandang disiplin di depan empat pemain bertahan menutup ruang bagi Barcelona, memaksa Lionel Messi untuk mundur ke belakang tengah untuk memperoleh bola. Ketika Messi sedang membawa bola di depan, bolanya direbut oleh pemain Chelsea, [[Frank Lampard]], yang berujung pada gol Chelsea pada laga pertama.<ref>[http://www.bbc.co.uk/blogs/thefootballtacticsblog/2012/04/can_chelsea_prey_on_barcelonas.html]</ref>
 
Pada laga kedua, Di Matteo menerapkan formasi 5–4–1 dengan empat fulbek. Walaupun Barcelona memperoleh penguasaan bola sebanyak 73% pada dua laga itu dan melakukan 46 tembakan (11 tembakan tepat), dibandingkan Chelsea yang hanya melakukan 12 tembakan (4 tembakan tepat), mereka hanya mammpu mencetak dua gol karena Chelsea melakukan gaya bertahan sayng amat rapat, yang sering disebut dengan istilah "memarkir bus di depan gawang". Sebaliknya, Frank Lampard dari Chelsea hanya melakukan dua umpan dalam dua laga, dan keduanya berbuah gol. Menurut sejumlah pihak, kelemahan Barcelona adalah ketidakmampuan menguasai bola-bola atas, khususnya melawan Chelsea yang memiliki kemampuan dan kekuatan untuk mengendalikan bola di dalam kotak penalti sendiri, apalagi Guardiola tidak memanfaatkan bek tengah sekaligus kapten tim [[Carles Puyol]] untuk maju ke depan gawang lawan.<ref>[http://www.goal.com/en-ca/news/4171/main/2012/04/25/3060004/frank-isola-lionel-messi-failed-to-step-up-in-the-biggest]</ref> Chelsea memperoleh kemenangan 1–0 pada laga pertama dan hasil seri 2-2 pada laga kedua, yang membuat mereka melaju ke final.<ref>[http://www.catalannewsagency.com/news/sports/chelsea-vs-fc-barcelona-12-shots-46-over-both-legs]</ref><ref>[http://www.dailymail.co.uk/sport/football/article-2139684/FA-CUP-FINAL-2012-Why-Roberto-di-Matteo-Claudio-Ranieris-team-leader.html?ito=feeds-newsxml]</ref><ref>[http://www.bbc.co.uk/sport/0/football/17673812]</ref><ref>[http://www.dailymail.co.uk/sport/football/article-2134605/Barcelona-2-Chelsea-2-agg-2-3--Brave-Blues-fight-way-Champions-League-final-Torres-goal-Terrys-red-card-madness.html]</ref><ref>[{{Cite web |url=http://www.goal.com/en-india/news/2292/editorials/2012/04/30/3069625/defensive-solidity-is-as-beautiful-as-the-fancy-tiki-taka-why-is-] |title=Salinan arsip |access-date=2012-07-03 |archive-date=2019-02-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190202153702/https://www.goal.com/en-india/news/2292/editorials/2012/04/30/3069625/defensive-solidity-is-as-beautiful-as-the-fancy-tiki-taka-why-is- |dead-url=yes }}</ref>
 
Pada [[Babak gugur Liga Champions UEFA 2009–10#Semifinal|semifinal Liga Champions 2010]], para pemain [[F.C. Internazionale Milano|Internazionale]], yang dilatih oleh [[José Mourinho]], menyulitkan Barcelona karena mereka mengawal ganda Messi dan menghalangi [[Xavi]] menciptakan ritme umpan yang baik. Inter memenangkan laga pertama 3–1 dan kemudian kalah 0–1 untuk kemudian maju ke babak selanjutnya dengan keunggulan agregat.<ref>[http://news.bbc.co.uk/sport2/hi/football/europe/8630297.stm]</ref>
 
Portugal telah tiga kali menghadapi Spanyol sejak tim nasional Spanyol disebutkan memainkan tiki-taka, dan filosofi sepak bola tidak banyak berpengaruh pada hasil akhir pertandingan antara keduanya. Pada Piada Dunia 2010, Spanyol menang 1-0 melalui gol [[off side|sisi mati]] yang secara keliru disahkan.<ref>http://www.youtube.com/watch?v=TzaSp_lNnYU</ref><ref>http://www.goal.com/en-gb/news/2890/world-cup-2010/2010/07/03/2007311/world-cup-2010-argentina-coach-diego-maradona-claims</ref><ref>http://espnfc.com/en/blogs/portugal/tag/euro-2012</ref> Pada November 2010 Portugal menang 4-0 dalam sebuah pertandingan pershabatan, yang merupakan kekalahan terbesar Spanyol selama 47 tahun terakhir.<ref>http://www.guardian.co.uk/football/2010/nov/18/international-friendlies-roundup</ref> Pada semifinal Piala Eropa 2012, setelah tidak ada gol tercipta, Spanyol memenangkan adu penalti untuk kemudian maju ke babak final. Portugal memainkan gaya serangan balik yang dengan cepat menekan lini tengah Spanyol ketika kehilangan penguasaan bola.<ref>http://www.bbc.co.uk/sport/0/football/18355311</ref><ref>http://soccernet.espn.go.com/report/_/id/345929?cc=5739{{Pranala mati|date=Maret 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
== Catatan kaki ==