Tiki-taka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.4 |
|||
(39 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Tiki-taka''' (secara umum dieja '''tiqui-taca''' dalam [[bahasa Spanyol]]; {{IPA-es|ˈtiki ˈtaka}} ) adalah gaya permainan [[sepak bola]] yang cirinya adalah umpan-umpan pendek dan pergerakan yang dinamis, memindahkan bola melalui beragam [[saluran (sepak bola)|saluran]], dan mempertahankan penguasaan bola.
Tiki-taka dikaitkan terutama dengan klub [[La Liga]] [[FC Barcelona]] (khususnya [[FC Barcelona#era Guardiola (2008–2012)|skuat Josep Guardiola pada tahun 2008-2012]]), klub [[Premier League]] [[Arsenal FC]] di bawah [[Arsène Wenger]] dan [[Swansea City A.F.C.]] di bawah [[Brendan Rodgers]], serta [[tim nasional sepak bola Spanyol|tim nasional Spanyol]] di bawah manajer [[Luis Aragonés]] dan [[Vicente del Bosque]]. Menurut banyak pihak, tiki-taka merupakan pengembangan dari taktik [[Total Football|totaalvoetbal]] yang pernah digunakan oleh tim-tim seperti FC Barcelona dan [[Ajax Amsterdam]]
|last=Martínez
|first=Roberto
Baris 10 ⟶ 9:
|date=11 July 2010
|accessdate=13 July 2010
|work=[[The Telegraph
|archive-date=2010-07-13
|archive-url=https://web.archive.org/web/20100713182250/http://www.telegraph.co.uk/sport/football/world-cup-2010/teams/spain/7883131/World-Cup-final-Johan-Cruyff-sowed-seeds-for-revolution-in-Spains-fortunes.html
|dead-url=yes
}}</ref><ref name=CBC>{{cite news
|url=http://www.cbc.ca/sports/soccer/fifaworldcup/blog/2010/07/why-spain-were-anything-but-boring.html
|title=Why Spain were anything but boring
Baris 17 ⟶ 19:
|first=Raphael
|authorlink=Raphael Honigstein
|
|date=8 July 2010
|accessdate=13 July 2010
|archiveurl=https://web.archive.org/web/20100709135549/http://www.cbc.ca/sports/soccer/fifaworldcup/blog/2010/07/why-spain-were-anything-but-boring.html
|archivedate=2010-07-09
|dead-url=no
}}</ref><ref>{{cite news
|url = http://www.thejakartapost.com/news/2012/06/08/euro-2012-tiki-taka-and-soccer-evolution.html
|title = Euro 2012, ‘tiki-taka’ and soccer evolution
|first = Fajar Eko
|last
|
|
|
|
|month
|year
|
|
|
|page
|pages =
|at
|
|
|format =
|doi =
|
|
|accessdate = 02-07-2012
|quote
|ref =
|separator =
|postscript =
}}</ref><ref>{{cite news
|url = http://www.republika.co.id/berita/sepak
|title = Perkembangan Sepak bola (I) dari Total Football ke Tiqui Taca
|first
|last = Setiawan
|author
|
|
|
|
|year
|work = [[Republika (surat kabar)|Republika Online]]
|
|
|
|pages
|at =
|
|
|format
|doi =
|archiveurl = https://web.archive.org/web/20161122071118/http://www.republika.co.id/berita/sepak
|archivedate = 2016-11-22
|accessdate = 01-07-2012
|quote
|ref
|separator =
|postscript =
|dead-url = yes
}}</ref>
Baris 85 ⟶ 90:
|first=Ian
|work=[[The Sunday Times]]
|date=18
}}</ref><ref name="lavric" /> meskipun istilah ini sendiri sudah sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dalam [[Sepak bola di Spanyol|sepak bola Spanyol]]<ref>{{cite news
|title=La imaginación de la Deportiva se topa hoy con el autobús de Fabri
Baris 98 ⟶ 103:
|language=Spanish
|date=31 March 2002
}}</ref> Dalam komentar langsungnya pada pertandingan [[Grup H Piala Dunia FIFA 2006#Spanyol vs Tunisia|Spanyol melawan Tunisia]], Montes menggunakan istilah tiki-taka untuk menggambarkan gaya umpan Spanyol yang presisi dan elegan. Dia menyebutkan, "Estamos tocando tiki-taka tiki-taka."<ref name="lavric">{{cite book
|title='Tiki-taka'
|last=Lesay
Baris 107 ⟶ 112:
}}</ref>
Meskipun demikian, selama bertahun-tahun, permainan [[tim nasional sepak bola Kolombia|tim nasional Kolombia]] digambarkan sebagai "toque-toque" oleh banyak komentator di Kolombia, sebuah istilah yang mirip dengan "sentuh-sentuh". Istilah ini dicetuskan oleh [[William Vinasco]] ketika [[Francisco Maturana]] mengembangkan permainan yang berpusat pada gaya pemain depan [[Carlos Valderrama]] yang langsung mengembalikan bola pada sentuhan pertama kepada rekan main mereka yang maju dengan pola triangulasi dan amat bergantung pada permainan pertahanan [[luar posisi|sisi mati]], sebuah gaya yang memberi Kolombia tim tersuksesnya sepanjang sejarah. Valderrama terkenal karena kemampuannya merebut bola dalam tekanan. Istilah ini amat terkenal dan banyak diketahui di kalangan komentator sepak bola sebelum Montes mencetuskan nama versinya sendiri untuk jenis taktik yang sama.<ref>
|last=Córdob
|first=Alejandro
|authorlink=
|title=¿Y qué pasó con el ‘toque toque’ de la selección Colombia?
|url=http://espanol.upiu.com/view/post/1255357671616/
|date=12-10-2009
|accessdate=
|work=UPIU
|archive-date=2009-10-16
|archive-url=https://web.archive.org/web/20091016154856/http://espanol.upiu.com/view/post/1255357671616/
|dead-url=yes
}}</ref> Vinasco juga dianggap sebagai pencipta frasa "mucho toque-toque y de aquello nada" ("tak ada yang lain selain banyak sentuhan") ketika tim nasional Kolombia gagal secara spektakuler pada Piala Dunia 1994 setelah sebelumnya memasuki kompetisi dengan tanpa terkelahkan.<ref>{{cite news
|last=Orrantia
|first=Marta
|authorlink=
|title=William Vinasco, el que narra con cache
|url=http://www.revistadonjuan.com/interes/william-vinasco-el-que-narra-con-cachno-perfil/8129785
|date=
|accessdate=
|work=Revista DonJuan.com
}}</ref>
[[Berkas:Spain Euro 08 celebration 3.jpg|250px|kiri|jmpl|Perayaan tim nasional Spanyol setelah menjuarai [[Euro 2008|Piala Eropa 2008]], yang berhasil diperoleh dengan gaya permainan tiki-taka. Gelar ini kemudian diikuti oleh [[Piala Dunia 2010]] dan [[Euro 2012|Piala Eropa 2012]].]]
Menurut banyak pihak, apa yang menjadi dasar tik-taka merupakan gaya bermain yang dipopulerkan dan diterapkan oleh [[Johan Cruyff]] semasa menjadi manajer [[FC Barcelona|Barcelona]] pada tahun 1988 hngga 1996. Gaya ini terus dikembangkan di bawah pelatih asal Belanda lainnya, [[Louis van Gaal]] dan [[Frank Rijkaard]] dan kemudian diadopsi oleh tim-tim [[La Liga]] lainnya<ref name=Teleg/><ref name="molinaro">{{cite news
|first=
|last=Malinaro
|url=http://www.cbc.ca/sports/soccer/fifaworldcup/features/story/2010/07/09/spf-spain-run-feature.html
|title=Spain's World Cup run has Dutch flavour
|date=9 July 2010
|accessdate=13 July 2010
|
}}</ref> seperti [[Villarreal CF]] di bawah pelatih [[Manuel Pellegrini]] dan [[Juan Carlos Garrido]].<ref>[http://www.goal.com/it/news/171/europa-league/2011/02/24/2367101/pepito-rossi-prevede-uno-scontro-di-stili-al-madrigal Pepito Rossi prevede uno scontro di stili al Madrigal: “Possesso palla contro forza fisica” - Goal.com]</ref>
Tradisi tiki-taka Barcelona menghasilan kesuksesan yang lebih besar pada masa manajer [[Josep Guardiola]] pada tahun 2008 hingga 2012, dan sistem ini terkenal dengan dihasilkannya generasi pemain yang
|title=Lionel Messi, Cesc Fabregas, Gerard Pique...all forged in Barcelona's hothouse of champions
|url=http://www.dailymail.co.uk/sport/football/article-1261064/Lionel-Messi-Cesc-Fabregas-Gerard-Pique--forged-Barcelonas-hothouse-champions.html
Baris 136 ⟶ 155:
|date=27 March 2010
|location=London
}}</ref><ref name="marcotti"
|title=The quiet man finds his voice
|work=[[FourFourTwo]]
Baris 142 ⟶ 161:
}}</ref>
[[Raphael Honigstein]] menggambarkan tiki-taka yang dimainkan oleh tim nasional Spanyol pada [[Piala Dunia FIFA 2010]] sebagai "sebuah gaya yang radikal yang berkembang hanya dalam waktu empat tahun," menyusul keputusan Spanyol pada tahun 2006 bahwa "mereka secara fisik tidak cukup kuat dan tangguh untuk mengalahkan lawan, sebagai gantinya mereka ingin berkonsentrasi untuk menguasai bola."<ref name=CBC/>
== Tinjauan ==
Tiki-taka secara beragam digambarkan sebagai "gaya bermain yang didasarkan pada mencari jalan membuat gol ke gawang lawan melalui umpan-umpan pendek dan pergerakan,"<ref name="marcotti">{{cite news
|title=New coaching breed gives heart to Spain
Baris 205 ⟶ 213:
}}</ref>
Tiki-taka adalah gaya yang "ofensif sekaligus defensif - tim yang memainkan tiki-taka selalu menguasai bola, sehingga tidak perlu adanya pergantian antara bertahan dan menyerang.<ref name=
|title=Fantasy football comes alive
|url=http://online.wsj.com/article/SB10001424052702304739104575154031572698008.html
Baris 216 ⟶ 224:
|accessdate=13 July 2010
}}</ref> namun dapat pula dianggap sebagai gaya "ekstrem yang lambat dan tak terarah" yang mengorbankan efektivitas demi keindahan.<ref name="lowe_2008-06" />
Dalam satu wawancara televisi, [[Xavi Hernandez]] mengatakan bahwa tika-tika didasarkan pada suatu latihan yang oleh para pemain disebut "el rondo". Dalam latihan ini, satu pemain berada di tengah lapangan dan berusaha untuk memotong umpan dari pemain lain sambil berada dalam lingkaran. Latihan ini, diulang secara rutin, membuat para pemain Barcelona mampu mengumpan dalam jarak pendek secara akurat.<ref>[http://www.guardian.co.uk/football/2011/feb/11/xavi-barcelona-spain-interview]</ref><ref>[http://www.dailymail.co.uk/sport/football/article-1355726/Xavi-interview-Paul-Scholes-best-midfielder-20-years.html]</ref> Ini disebut juga triangulasi.
Sementara itu, menurut [[Xabi Alonso]]:
Baris 222 ⟶ 232:
== Kesuksesan ==
[[Berkas:Guardiola_2010.jpg|200px|
Tiki-taka dimainkan oleh tim nasional Spanyol dan membuat mereka berhasil memenangkan [[Kejuaraan
[[Sid Lowe]] mengidentifikasi gaya [[Luis Aragonés]] yang menggabungkan tiki-taka dengan pragmatisme sebagai faktor kunci dalam keberhasilan Spanyol pada Piala Eropa 2008. Aragonés menggunakan tiki-taka untuk "melindungi pertahanan yang
|url=http://sportsillustrated.cnn.com/2010/soccer/world-cup-2010/writers/sid_lowe/07/09/spain.final/index.html
|title=Spain's "Tiki-taka" style dominates
Baris 235 ⟶ 245:
}}</ref>
==
Tim Barcelona, yang dilatih oleh Pep Guardiola dan mengandalkan tiki-taka, telah menjalani sekurang-kurangnya 52 pertandingan namun tidak pernah mampu mengalahkan [[Chelsea F.C.|Chelsea]], sedangkan [[Lionel Messi]] tidak pernah mencetak gol ke gawang Chelsea dalam delapan pertandingan [[Liga Champions UEFA|Liga Champions Eropa]] (termasuk tendangan penalti yang gagal pada laga semifinal kedua tahun 2012).<ref>[http://www.mid-day.com/sports/2012/apr/260412-sports-Messis-Chelsea-jinx-continues.htm]</ref><ref>[http://www.guardian.co.uk/football/gallery/2012/apr/24/champions-league-barcelona-chelsea-in-pictures#/?picture=389161151&index=1]</ref> Pada [[Babak gugur Liga Champions UEFA 2008-09|semifinal Liga Champions 2009]], Chelsea, yang ketika itu dimanajeri oleh [[Guus Hiddink]], menerapkan pertahanan yang rapat dan memaksa para pemain Barcelona melakukan tendangan dari luar area penalti selain juga mengandalkan pemain bertahan [[José Bosingwa]] untuk menjaga Lionel Messi. Cara ini ampuh pada laga pertama yang berakhir seri 0-0 di [[Camp Nou]], dan Chelsea menjadi tim tamu pertama yang tidak kebobolan di kandang Barcelona. Akan tetapi, pada laga kedua, dengan adanya keputusan wasit yang kontroversial, beberapa permintaan penalti dari Chlesea tidak digubris, kemudian [[Andrés Iniesta]] mencetak gol pada masa tambahan waktu untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1 dan membuat Barcelona melaju ke babak selanjutnya dengan keunggulan gol tandang.<ref>[http://www.telegraph.co.uk/sport/football/teams/chelsea/9224988/Chelsea-ride-their-luck-with-blue-angel-sitting-on-their-goal-taunting-Barcelonas-Lionel-Messi.html]</ref>
Manajer Chelsea [[Roberto Di Matteo]] menerapkan taktik ultradefensif untuk menghadapi tiki-taka saat timnya menghadapi Barcelona di semifinal [[Babak gugur Liga Champions UEFA 2011–12|Liga Champions Eropa 2011–12]]. Menurut pemain Chelsea, [[Fernando Torres]], berkonsentrasi pada ruang alih-alih berusaha mencuri bola merupakan bagian dari strategi skuatnya dalam menghadapai Barcelona. Memenangkan permainan sayap, seperti [[Ramires]] melawan [[Daniel Alves]], memaksa Barcelona mengalirkan serangan mereka ke arah tengah lapangan. Mantan pemain sayap Chelsea, [[Pat Nevin]], mengatakan bahwa menempatkan tiga gelandang disiplin di depan empat pemain bertahan menutup ruang bagi Barcelona, memaksa Lionel Messi untuk mundur ke belakang tengah untuk memperoleh bola. Ketika Messi sedang membawa bola di depan, bolanya direbut oleh pemain Chelsea, [[Frank Lampard]], yang berujung pada gol Chelsea pada laga pertama.<ref>[http://www.bbc.co.uk/blogs/thefootballtacticsblog/2012/04/can_chelsea_prey_on_barcelonas.html]</ref>
Pada laga kedua, Di Matteo menerapkan formasi 5–4–1 dengan empat fulbek. Walaupun Barcelona memperoleh penguasaan bola sebanyak 73% pada dua laga itu dan melakukan 46 tembakan (11 tembakan tepat), dibandingkan Chelsea yang hanya melakukan 12 tembakan (4 tembakan tepat), mereka hanya mammpu mencetak dua gol karena Chelsea melakukan gaya bertahan sayng amat rapat, yang sering disebut dengan istilah "memarkir bus di depan gawang". Sebaliknya, Frank Lampard dari Chelsea hanya melakukan dua umpan dalam dua laga, dan keduanya berbuah gol. Menurut sejumlah pihak, kelemahan Barcelona adalah ketidakmampuan menguasai bola-bola atas, khususnya melawan Chelsea yang memiliki kemampuan dan kekuatan untuk mengendalikan bola di dalam kotak penalti sendiri, apalagi Guardiola tidak memanfaatkan bek tengah sekaligus kapten tim [[Carles Puyol]] untuk maju ke depan gawang lawan.<ref>[http://www.goal.com/en-ca/news/4171/main/2012/04/25/3060004/frank-isola-lionel-messi-failed-to-step-up-in-the-biggest]</ref> Chelsea memperoleh kemenangan 1–0 pada laga pertama dan hasil seri 2-2 pada laga kedua, yang membuat mereka melaju ke final.<ref>[http://www.catalannewsagency.com/news/sports/chelsea-vs-fc-barcelona-12-shots-46-over-both-legs]</ref><ref>[http://www.dailymail.co.uk/sport/football/article-2139684/FA-CUP-FINAL-2012-Why-Roberto-di-Matteo-Claudio-Ranieris-team-leader.html?ito=feeds-newsxml]</ref><ref>[http://www.bbc.co.uk/sport/0/football/17673812]</ref><ref>[http://www.dailymail.co.uk/sport/football/article-2134605/Barcelona-2-Chelsea-2-agg-2-3--Brave-Blues-fight-way-Champions-League-final-Torres-goal-Terrys-red-card-madness.html]</ref><ref>
Pada [[Babak gugur Liga Champions UEFA 2009–10#Semifinal|semifinal Liga Champions 2010]], para pemain [[F.C. Internazionale Milano|Internazionale]], yang dilatih oleh [[José Mourinho]], menyulitkan Barcelona karena mereka mengawal ganda Messi dan menghalangi [[Xavi]] menciptakan ritme umpan yang baik. Inter memenangkan laga pertama 3–1 dan kemudian kalah 0–1 untuk kemudian maju ke babak selanjutnya dengan keunggulan agregat.<ref>[http://news.bbc.co.uk/sport2/hi/football/europe/8630297.stm]</ref>
Portugal telah tiga kali menghadapi Spanyol sejak tim nasional Spanyol disebutkan memainkan tiki-taka, dan filosofi sepak bola tidak banyak berpengaruh pada hasil akhir pertandingan antara keduanya. Pada Piada Dunia 2010, Spanyol menang 1-0 melalui gol [[off side|sisi mati]] yang secara keliru disahkan.<ref>http://www.youtube.com/watch?v=TzaSp_lNnYU</ref><ref>http://www.goal.com/en-gb/news/2890/world-cup-2010/2010/07/03/2007311/world-cup-2010-argentina-coach-diego-maradona-claims</ref><ref>http://espnfc.com/en/blogs/portugal/tag/euro-2012</ref> Pada November 2010 Portugal menang 4-0 dalam sebuah pertandingan pershabatan, yang merupakan kekalahan terbesar Spanyol selama 47 tahun terakhir.<ref>http://www.guardian.co.uk/football/2010/nov/18/international-friendlies-roundup</ref> Pada semifinal Piala Eropa 2012, setelah tidak ada gol tercipta, Spanyol memenangkan adu penalti untuk kemudian maju ke babak final. Portugal memainkan gaya serangan balik yang dengan cepat menekan lini tengah Spanyol ketika kehilangan penguasaan bola.<ref>http://www.bbc.co.uk/sport/0/football/18355311</ref><ref>http://soccernet.espn.go.com/report/_/id/345929?cc=5739{{Pranala mati|date=Maret 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
== Catatan kaki ==
{{Reflist|2}}
{{Terminologi sepak bola}}
[[Kategori:Istilah sepak bola]]
[[Kategori:Taktik sepak bola]]
[[Kategori:Sepak bola di Spanyol]]
|