Kerajaan Suwawa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(6 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Former Country
| conventional_long_name =
| event_2 = Merdeka dari Hindia Belanda
| title_leader = Raja atau Ratu (Olongia), Sultan (Tulutani)
| leader1 =
| year_leader1 =
| leader2 =
| year_leader2 =
| leader3 =
| year_leader3 =
| Year Independence = 1942
| common_languages = [[Bahasa Suwawa|Suwawa]], [[Bahasa Gorontalo|Gorontalo]]
| demonym =
| area_km2 =
Baris 19:
| HDI_year =
| today =
| government_type = Monarki
| capital = Pinogu
| common_name =
Baris 30:
| image_map_alt =
| image_map_caption =
| religion = [[
| event_end = Berakhir
| p1 =
Baris 43:
}}
'''
Berdasarkan catatan sejarah,
{{Sejarah Indonesia|Kerajaan Islam}}
Baris 52:
===Asal mula Suwawa===
Mengenang sejarah lahirnya Suwawa di bumi Gorontalo, dapat ditelusuri dari berbagai cerita masyarakt yang diwariskan secara turun temurun. Secara umum, berbagai cerita masyarakat dan catatan sejarah yang ada membenarkan bahwa wilayah Gorontalo dulu hanya berupa gunung-gunung yang menjulang ditengah lautan.
Terdapat 3 (tiga) buah Gunung saat itu yang disebutkan sebagai wilayah pertama yang dihuni manusia sehingga disebut pula dengan nama Huidu Totolu atau Tiga Gunung atau Goenong Tellu dan akhirnya berkembang dan menjadi nama Gorontalo saat ini. Tiga gunung tersebut yakni Gunung Tilongkabila, Gunung Gambuta dan Gunung Malenggalila. Dari cerita lain juga disebutkan bahwa nama Gorontalo berasal dari kata Goenong Tellu yang juga bermakna tiga gunung yang disematkan oleh para perantau dari pulau seberang yang singgah ke wilayah tersebut.
Baris 61:
=== Pembentukan ===
Salah satu keturunan dari pernikahan Mooduliyo dan Tilongkabila yang terkenal adalah Putri Peedaa atau Pi'i Da'a. Putri Peedaa atau Pi'i Da'a dikenal arif dan bijaksana, dialah konon pencetus lahirnya dua kelompok masyarakat yang termasyur dikalangan adat Gorontalo.<ref>Umar, F. (2020). Cerminan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Suwawa Dalam Bingkai Tradisi Dan Modernitas. ''Jambura Journal of Linguistics and Literature'', ''1''(1).</ref>
Dua kelompok masyarakat tersebut yakni:
Baris 68:
* Witohiya
Kedua kelompok yang dibentuk tersebut kemudian beranak pinak dan membentuk kelompok masyarakat awal Suwawa atau cikal bakal penduduk Gorontalo pada abad ke-4 Masehi. Dalam perkembangannya, kedua kelompok ini pun berunding dan menyetujui dibentuknya Pohala'a Tuwawa atau Kerajaan Suwawa pada tahun 500 Masehi.
Adapun pemimpin pertama Kerajaan Suwawa adalah seorang perempuan bergelar Olongia dengan nama Ayudugiya. Dalam catatan sejarah, Olongiya Ayudugiya atau Ratu Ayudugiya memerintah sejak tahun 500 Masehi hingga tahun 579 Masehi.
Baris 75:
== Etimologi ==
Nama ‘Suwawa’ menurut beberapa sumber, berasal dari kata Tuwawa dalam bahasa Suwawa atau kata Tuwawa’a dalam bahasa Gorontalo. Kedua kata tersebut bermakna Tuwawu atau satu yang diserap dari kata Towawa’a yang artinya ‘satu tubuh’ atau ‘satu badan’.
Makna dari kata Towawa’a tersebut hingga saat ini beragam namun memiliki keselarasan. Ada yang memaknainya sebagai suatu kesatuan sosial berdasarkan genealogi, teritorial, dan kultural masyarakat Suwawa. Artinya, masyarakat Suwawa merupakan suatu kesatuan masyarakat yang terintegrasi secara emosional berdasarkan faktor kekeluargaan, wilayah dan budaya.
== Ibukota ==
Dengan diangkatnya Ayudugiya sebagai maha ratu pertama, hal ini menandakan awal dimulainya masa-masa kerajaan Suwawa. Wilayah dan ibukota kerajaannya pun ditetapkan berada di kawasan dataran tinggi Bangio beserta didirikannya bangunan "Leda-Leda" sebagai Istana Kerajaan.
Bangio sendiri merupakan sebuah wilayah dataran tinggi yang kini bernama Pinogu dan masuk menjadi wilayah [[Kabupaten Bone Bolango]].
Baris 92:
== Referensi ==
<references />
== Daftar pustaka ==
* Botutihe, Medi dan Farah Daulima. 2007. Sejarah Perkembangan Limo Pohalaa di Daerah Gorontalo. Limboto: Forum Suara Perempuan LSM Mbu’I Bungale.
* Haga, B.J. 1931. De Lima-pahalaä (Gorontalo): Volksordening, adatrecht en bestuurspolitiek. LXXI. Bandoeng: A.C Nix & Co, 1931.
* Juwono, Harto dan Yosephine Hutagalung. 2005. Limo Lo Pohalaa Sejarah Kerajaan Gorontalo. Yogyakarta: Ombak.
* Lipoeto, M.H. 1949. Sedjarah Gorontalo: Dua Lima Pohalaa. X. Gorontalo: Pertjetakan Ra’jat Gorontalo.
* -----------. 1870. “Het landschappen Holontalo, Limoeto, Bone, Boalemo en Katinggola of Andagile: geographische, statistische, h i s t o r i s c h e e n e t h n o g r a p h i s c h e aanteekeningen”, Tijdschrijt voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde (TBG), XIX.
* Tacco, Richard. 1935. Het Volk Van Gorontalo: (Historich Traditioneel Maatschappelijk Cultural Sociaal Karakteristiek en Economisch). Gorontalo: Yo Un Ann.
[[Kategori:Kesultanan di Nusantara]]
|