Wanita muslim yang menjadi pemimpin di dunia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.4 |
||
(44 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{
[[Berkas:Benazir Bhutto.jpg|jmpl|Mantan Perdana Menteri [[Pakistan]] [[Benazir Bhutto]] merupakan pelopor wanita muslim pemimpin dunia di era modern.]]
'''Wanita muslim''' sejak lama telah ikut serta meramaikan perpolitikan dunia dan diantaranya banyak yang berhasil menjadi '''pemimpin''' di berbagai negara di '''dunia'''. Semakin terbukanya kesempatan bagi [[Wanita dalam Islam|wanita muslim]] dalam mengenyam pendidikan lebih tinggi telah mendorong kaum [[
Mayoritas wanita muslim yang menjadi pemimpin di dunia berasal dari negara yang juga mayoritas penduduknya beragama [[Islam]]. Beberapa pemimpin wanita muslim yang terkenal diantaranya adalah mantan Perdana Menteri [[Pakistan]] [[Benazir Bhutto]] yang menjabat antara tahun 1988-1990 dan 1993-1996, mantan Perdana Menteri [[Turki]] [[Tansu Ciller]] yang memerintah
Mayoritas pemimpin wanita tersebut menjadi kepala negara atau kepala pemerintahan di negara yang juga mayoritas penduduknya beragama [[Islam]]. Namun, ada beberapa pemimpin wanita [[muslim]] lainnya yang menjadi kepala negara di negara yang penduduknya mayoritas bukan [[Islam]]. Sebagai contoh adalah [[Halimah Yacob]] yang menjadi Presiden [[Singapura]] dimana penduduknya dominan memeluk agama [[Agama Buddha|Buddha]] dan [[Kristen]] dan [[Ameenah Gurib|Bibi Ameenah Firdaus Gurib-Fakim]] Presiden keenam [[Mauritius|Republik Mauritius]], di mana mayoritas penduduk [[Mauritius]] menganut agama [[Hindu]].
Dalam [[sejarah Islam]] terdapat banyak kisah kepemimpinan dan peranan wanita. Tokoh muslimah penting diawal peradaban [[Islam]] antara lain adalah [[Siti Khadijah]] istri pertama [[Nabi Muhammad]]. Di dalam [[hadis]] sahih dikisahkan bahawa Siti Khadijah adalah penasihat utama [[Nabi Muhammad]] dan sekaligus donatur utama dalam seluruh kerja [[dakwah]] sang suami.<ref name="Khadijah">https://
Meskipun banyak kisah sejarah mengenai keterlibatan perempuan muslim sebagai seorang pemimpin, generasi awal [[Islam]] banyak salah mengartikan tentang peranan wanita. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, kesempatan bagi wanita muslim mengenyam pendidikan tinggi semakin terbuka lebar. Meskipun begitu masih terdapat pandangan sebagian orang yang menganggap bahwa idealnya seorang wanita hanya berperan sebagai seorang Istri dan Ibu.<ref name="Encyclopedia" /> Namun, banyak juga aktivis perempuan muslim yang memperjuangkan hak-haknya.
== Sejarah ==
Peran serta perempuan dalam [[sejarah Islam]] telah tercatat sejak awal agama [[Islam]] pertama kali muncul pada awal abad ke-7. Sebelum hadirnya ajaran [[Islam]] orang-orang pada zaman [[Jahiliyah]] memiliki kebiasaan membunuh bayi perempuan yang baru dilahirkan dan tidak memberikan jatah warisan bagi anak atau cucu perempuan mereka.<ref name="bayi">https://muslimah.or.id/2901-adat-bangsa-arab-jahiliyah-bag-1.html. Diakses tanggal 16-11-2017</ref> Namun, Kedatangan Islam di [[jazirah Arab]] menjadi tonggak pembaharuan bagi hak-hak kaum perempuan. Istri pertama [[Nabi]] [[Muhammad]], [[Khadijah binti Khuwailid|Siti Khadijah]] memegang peranan penting dalam perkembangan Islam. Khadijah merupakan pendamping sekaligus penasihat utama [[Muhammad]] dalam berjuang menyebarkan ajaran [[islam]]. [[Khadijah binti Khuwailid|Khadijah]] yang seorang pengusaha sukses merupakan salah satu donatur terbesar sepanjang sejarah kenabian [[Muhammad]]. Istri keempat Nabi [[Muhammad]] yang bernama [[Hafshah binti Umar]] adalah perempuan yang diberikan kepercayaan untuk menjaga mushaf pertama [[Alquran]]. Hafsah memegang amanat suci ini hingga akhir hayatnya.<ref name="hafsah">http://www.
Sejarah kerajaan Islam mencatatkan ada beberapa [[Sultanah]] yang memerintah kesultanan di berbagai wilayah di seluruh dunia. Beberapa kerajaan Islam yang pernah dipimpin oleh seorang [[Sultanah]] diantaranya adalah Kerajaan [[Touggourt]] yang pernah diperintah oleh Sultanah Aïsya. Kerajaan [[Maladewa]] juga pernah diperintah oleh beberapa orang [[sultanah]], mereka adalah Khadijah, Raadhafathi, Dhaain, Kuda Kala Kamanafa’anu, dan Amina. [[Provinsi]] [[Aceh]] yang kini menjadi bagian [[Negara Kesatuan Republik Indonesia]] dulunya pernah dipimpin oleh beberapa wanita. [[Kesultanan Samudera Pasai]] pernah dipimpin oleh Sultanah Seri Ratu Nihrasyiah Rawangsa Khadiyu yang memerintah pada tahun 1406 hingga 1427. Kesultanan Aceh Darussalam juga pernah diperintah oleh empat orang perempuan, yaitu Sultanah
Gerakan perjuangan hak-hak bagi kaum wanita muslim mulai terjadi pada awal abad ke-19 dengan munculnya dua orang [[filsuf]] Islam modern [[Rifa'at al-Tahtawi]] dan [[Qasim Amin]]. Qasim Amin dianggap sebagai "Bapak reformasi perempuan muslim di [[Timur Tengah]], menentang norma sosial melalui bukunya yang berjudul [[Qasim Amin|''The Liberation of Women"'']].<ref name="Philip Mattar 2004. p890-895">Philip Mattar, ed. Val. 2. 2nd ed. New York:Macmillan Reference USA, 2004. p890-895.</ref> Selain dua orang laki-laki tersebut, terdapat juga tiga orang aktifis perempuan yang juga sama-sama berasal dari [[Mesir]]. Mereka adalah [[Maryam al-Nahhas]], [[Zaynab Fawwaz]], dan [[Aisha Taymur|Aisha al-Taymuriyya]] yang giat menggalakkan [[feminisme Islam]] di akhir abad ke-19. Pada tahun 1956 seorang wanita [[Mesir]] bernama [[Doria Shafik]] menjadi tokoh perjuangan bagi kaum perempuan di [[Mesir]] agar mendapatkan hak pilih dalam pemilihan umum di [[Mesir]].
Baris 22:
=== Pandangan yang mengharamkan pemimpin wanita ===
Ulama yang mengharamkan seorang pemimpin berjenis kelamin wanita mengambil [[dalil]] dari [[Alquran]] [[Surah]] [[An-Nisa|An Nisa]] 4:34 dan hadis sahih riwayat [[Bukhari]] dari Abu Bakrah. Dari kedua dalil tersebut para ulama dan ahli [[fikih]] dari empat [[mazhab]] besar Islam berpendapat bahwa
'''الرجل قيم على المرأة، أي هو رئيسها وكبيرها والحاكم عليها ومؤدبها إذا اعوجت. “بما فضَّل اللّه بعضهم على بعض” أي: لأن الرجال أفضل من النساء، والرجل خير من المرأة، ولهذا كانت النبوة مختصة بالرجال، وكذلك المُلك الأعظم؛ لقوله _صلى اللّه عليه وسلم: “لن يفلح قوم ولَّو أمرهم امرأة” رواه البخاري، وكذا منصب القضاء وغير ذلك “وبما أنفقوا من أموالهم” أي: من المهور والنفقات… فناسب أن يكون قيماً عليها كما قال اللّه _تعالى_: “وللرجال عليهن درجة” الآية، وقال ابن عباس: “الرجال قوامون على النساء” يعني أمراء عليهن، أي تطيعه فيما أمرها اللّه به من طاعته'''…)
''Laki-laki adalah pemimpin wanita … karena laki-laki lebih utama dari perempuan. Itulab sebabnya kenabian dikhususkan bagi laki-laki begitu juga raja yang agung; … begitu juga posisi jabatan hakim dan lainnya… Ibnu Abbas berkata “Laki-laki pemimpin wanita” maksudnya sebagai
Ahli tafsir Fakh Ar-Razi memiliki pandangan yang sama dengan [[Ibnu Katsir]], Pendapat Fakh Ar-Razi
'''واعلم أن فضل الرجل على النساء حاصل من وجوه كثيرة، بعضها صفات حقيقة، وبعضها أحكام شرعية وفيهم الإمامة الكبرى والصغرى والجهاد والأذان والخطبة والاعتكاف والشهادة في الحدود والقصاص بالاتفاق'''
''Keutamaan laki-laki atas wanita timbul dari banyak sisi. Sebagian berupa sifat-sifat faktual sedang sebagian yang lain berupa hukum Syariat seperti
[[Wahbah Al-Zuhaili]] berpendapat
'''وأما الذكورة فلأن عبء المنصب يتطلب قدرة كبيرة لا تتحملها المرأة عادة، ولا تتحمل المسؤولية المترتبة على هذه الوظيفة في السلم والحرب والظروف الخطيرة، قال صلّى الله عليه وسلم
''Adapun laki-laki (sebagai syarat jabatan
Istilah
Namun, [[
'''اتفق أئمة المذاهب على أن القاضي يشترط فيه أن يكون عاقلاً بالغاً حراً مسلماً سميعاً بصيراً ناطقاً، واختلفوا في اشتراط العدالة، والذكورة'''
''Imam madzhab sepakat bahwa syarat bagi qadhi adalah berakal sehat, baligh, merdeka, muslim, tidak tuli, tidak buta, tidak bisu. Mereka berbeda pendapat dalam syarat adil dan laki-laki''<ref name="wahbah"/>
[[Ulama]] yang membolehkan wanita memegang jabatan ''qadhi'' atau [[hakim]], yaitu [[Abu Hanifah]], [[Ibnu Hazm]] dan [[Ibnu Jarir ath-Thabari|Ibnu Jarir at-Tabari]]. [[Ibnu Rusyd]] juga memilik pendapat mengenai hal ini. Berikut pernyataan [[Ibnu Rusyd]] dalam kitab
'''وكذلك اختلفوا في اشتراط الذكورة: فقال الجمهور: هي شرط في صحة الحكم، وقال أبو حنيفة يجوز أن تكون المرأة قاضيا في الأموال. قال الطبري
''Ulama berbeda pendapat tentang disyaratkannya laki-laki sebagai hakim. Jumhur mengatakan: ia menjadi syarat sahnya putusan hukum. Abu Hanifah berkata: boleh wanita menjadi qadhi dalam masalah harta. At-Tabari berkata: Wanita boleh menjadi hakim secara mutlak dalam segala hal''<ref name="rusyd">Ibnu Rusyd. ''Kitab Tafsir Bidayatul Mujtahid''.</ref>
[[Ulama]] lain yang mengharamkan kepemimpinan wanita adalah [[Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz]]. Ulama asal [[Arab Saudi]] ini berpendapat bahwa seorang perempuan diharamkan menduduki jabatan politik apapun dalam pemerintahan
'''تولية المرأة واختيارها للرئاسة العامة للمسلمين لا يجوز، وقد دل الكتاب والسنة والإجماع على ذلك ، فمن الكتاب
''Kepemimpinan wanita untuk
=== Pandangan yang membolehkan wanita menjadi seorang pemimpin ===
[[Berkas:Bilquis.jpg|jmpl|272x272px|Kisah tentang [[Ratu Syeba|Ratu Balqis]] dan [[Nabi Sulaiman]] menjadi acuan bagi para [[ulama]] yang berpendapat membolehkan wanita menjadi seorang pemimpin.]]
Dr. [[Muhammad Sayid Thanthawi]], Syaikh [[Universitas Al-Azhar|Al-Azhar]] dan seorang [[Mufti]] dari [[Mesir]],
'''<nowiki/>'ان تولي المرأة رئاسة الدولة لا يخالف الشريعة الإسلامية لأن القرآن الكريم أشاد بتولي المرأة لهذا المنصب في الآيات التي ذكرها المولى عز وجل عن ملكة سبأ وأنه إذا كان ذلك يخالف الشريعة الإسلامية لبين القرآن الكريم ذلك في هذه القصة وحول نص حديث رسول الله صلى الله عليه وسلم
''Wanita yang menduduki posisi jabatan kepala negara tidaklah bertentangan dengan Syariat karena Al-Quran memuji wanita yang menempati posisi ini dalam sejumlah ayat tentang Ratu Balqis dari Saba. Dan bahwasanya apabila hal itu bertentangan dengan Syariat, maka niscaya Al-Quran akan menjelaskan hal tersebut dalam kisah ini. Adapun tentang sabda Nabi bahwa “Suatu kaum tidak akan berjaya apabila diperintah oleh wanita” Tantawi berkata: bahwa hadits ini khusus untuk peristiwa tertentu yakni kerajaan Farsi dan Nabi tidak menyebutnya secara umum. Oleh karena itu, maka wanita boleh menduduki jabatan sebagai kepala negara, hakim, menteri, duta besar, dan menjadi anggota lembaga legislatif. Hanya saja perempuan tidak boleh menduduki jabatan Syaikh Al-Azhar karena jabatan ini khusus bagi laki-laki saja karena ia berkewajiban menjadi imam salat yang secara Syariat tidak boleh bagi wanita.''<ref name="okaz">Harian ''Okaz'' Arab Saudi, edisi 28 Muharram 1429 halaman 39</ref>
[[Fatwa]] Dr. [[Muhammad Sayid Thanthawi]] ini disepakati oleh [[Yusuf Qardhawi]]. Ia menegaskan bahwa wanita berhak memegang jabatan sebagai [[kepala negara]]
# Tidak boleh ada
# Tidak boleh melupakan tugas utamanya sebagai seorang ibu yang mendidik anak-anaknya.
# Harus tetap menjaga perilaku islami dalam berpakaian, berkata, berperilaku, dan lain-lain.<ref name="fatih"/>
Mufti lain asal Mesir, [[Ali Jumah Muhammad Abdul Wahab]], juga berpendapat bahwa seorang perempuan boleh menjadi [[kepala negara]] dan menduduki jabatan tinggi apapun seperti [[hakim]], [[menteri]], [[anggota parlemen]], dan lain-lain. Namun, ia juga bersepakat dengan pandangan [[Yusuf Qardhawi]] bahwa posisi
[[Ali Jumah Muhammad Abdul Wahab]] menyatakan bahwa dalam [[sejarah Islam]] telah banyak pemimpin perempuan. Tercatat lebih dari 90 orang muslimah yang pernah menjabat sebagai [[hakim]] dan [[kepala daerah]] terutama di zaman
{{See also|Tokoh wanita dalam Alquran}} == Hak bagi wanita muslim dalam memberikan suara ==
Hak pilih bagi wanita telah lama diberikan dalam kurun waktu yang berbeda-beda pada masing-masing negara. Khusus bagi beberapa negara dengan jumlah penduduk beragama mayoritas [[Islam]] memang cenderung lebih lambat memberikan hak pilih bagi kaum perempuan di negaranya. Berikut lini waktu negara-negara [[Islam]] dalam memberikan hak pilih bagi kaum wanita di negaranya
=== 1917 ===
* {{flagicon image|Flag of
=== 1918 ===
Baris 90 ⟶ 91:
=== 1921 ===
* {{Flag|Republik Sosialis Soviet Azerbaijan}}<ref name="about">{{cite web|url=http://womenshistory.about.com/od/suffrage/a/intl_timeline.htm|title=International Woman Suffrage Timeline|last=Lewis|first=Jone Johnson|publisher=About.com|accessdate=
=== 1924 ===
Baris 116 ⟶ 117:
=== 1946 ===
* {{Flag|Palestina}}<ref name="about" />
* {{Flagicon|France}} [[Somaliland
=== 1947 ===
Baris 139 ⟶ 140:
=== 1957 ===
* {{Flag|Lebanon}}<ref name="about" /> (Berlaku untuk semua).<ref name="Oxford University Press" />
* {{Flag|Malaya}}<ref name="about" /><ref name="ip">{{cite web|url=http://www.infoplease.com/ipa/A0931343.html|title=Timeline of Women’s Suffrage Granted, by Country|publisher=Infoplease|accessdate=
=== 1958 ===
Baris 159 ⟶ 160:
=== 1962 ===
* {{Flag|Aljazair}}<ref name="about" /><ref name="ip" />
* {{Flag|Brunei}}<ref>{{cite web|url=http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/asia-pacific/country_profiles/1298648.stm|title=Timeline: Brunei|date=2011-01-11|publisher=[[BBC News]]|accessdate=
=== 1963 ===
Baris 182 ⟶ 183:
=== 1973 ===
* {{Flag|Bahrain|1972}}<ref name="autogenerated2">{{cite web|url=http://www.ipu.org/wmn-e/suffrage.htm|title=A World Chronology of the Recognition of Women's Rights to Vote and to Stand for Election|publisher=Inter-Parliamentary Union|accessdate=
=== 1974 ===
Baris 200 ⟶ 201:
=== 1999 ===
* {{Flag|Qatar}}<ref>{{cite web|url=http://www.washingtoninstitute.org/policy-analysis/view/women-in-gulf-politics-a-progress-report|title=Women in Gulf Politics:A Progress Report|last=Henderson|first=Simon|publisher=Washington Institute|accessdate=
* {{Flag|Kuwait}}<ref name="Apollo Rwomire 2001 8" /> (dicabut)
Baris 207 ⟶ 208:
=== 2003 ===
* {{Flag|Oman}}<ref>{{cite web|url=http://carnegieendowment.org/2008/08/20/women-s-political-status-in-gcc-states/f9ny|title=Women's Political Status in the GCC States|last=Al Kitbi|first=Ebtisam|date=20 July 2004|publisher=Carnegie Endowment for International Peace|accessdate=
=== 2005 ===
Baris 213 ⟶ 214:
=== 2015 ===
* {{Flag|Saudi Arabia}} (pertama kali dikenalkan saat [[pemilihan umum dewan kota Arab Saudi 2015]])<ref>{{cite news|url=http://www.bbc.co.uk/news/world-us-canada-15052030|title=Women in Saudi Arabia 'to vote and run in elections'|date=September 25, 2011|work=BBC News|location=London|accessdate=
== Daftar wanita muslim kepala negara dan kepala pemerintahan ==
Berikut ini adalah daftar nama-nama wanita muslim yang pernah dan sedang menjabat sebagai [[Kepala Negara]] dan atau [[Kepala Pemerintahan]] di berbagai negara di dunia
{{legend|#9BDDFF|Pejabat [[petahana]] kepala negara dan atau kepala pemerintahan.|border=black}}
Baris 252 ⟶ 253:
|-
|[[Tansu Çiller]]
|[[Berkas:Turkish prime minister Tansu Çiller
|{{flag|Turki}}
|[[Perdana Menteri]]
Baris 371 ⟶ 372:
== Pimpinan politik ==
Selain menjadi [[Kepala negara|Kepala Negara]] dan atau [[Kepala pemerintahan]], para muslimah di abad modern juga banyak memegang peranan penting sebagai pimpinan politik di banyak negara di dunia. Kaum wanita muslim ini banyak yang menjadi [[kepala daerah]], pimpinan [[partai politik]], [[anggota parlemen]], [[Sekretaris Negara|sekretaris negara]], menteri, hingga menjadi seorang [[wakil presiden]]. Berikut tokoh-tokoh politik wanita muslim dibeberapa negara di dunia
=== Afganistan ===
'''Kubra Nurzai'''
Baris 379 ⟶ 380:
'''Massouda Jalal'''
Setelah lulus kuliah kedokteran di [[Kabul, Afganistan|Kabul]] Massouda Jalal
'''Azra Jafari'''
Salah satu dari 200 orang perempuan yang berpartisipasi pada [[loya jirga]] setelah tergulingnya kekuasaan [[Taliban]]
[[Berkas:Hillary Clinton with Afghan female politicians in 2011.jpg|
'''Fawzia Koofi''' Pada tahun 2014 Fawzia Koofi menjadi calon presiden [[Afganistan]] setelah beliau terpilih sebagai Wakil Presiden ''[[National Assembly of Afghanistan
'''Sima Samar'''
Sima Samar menjabat sebagai Menteri Urusan Wanita dari tahun 2001 hingga 2003.<ref name="sima">http://shuhada.org.af/?p=62 {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171118222311/http://shuhada.org.af/?p=62 |date=2017-11-18 }}. Diakses tanggal 17-11-2017</ref>
'''Frozan Fana'''
[[Frozan Fana]] pernah maju sebagai calon presiden Afganistan pada Pemilohan Presiden Afganistan tahun 2009.<ref name="frozan">http://larawbar.net/10766.html. Diakses tanggal 17-11-2017</ref>
'''Shahla Atta'''
Shahla Atta pernah maju sebagai calon presiden Afganistan pada
=== Azerbaijan ===
Baris 417 ⟶ 420:
| footer = Politisi perempuan [[Azerbaijan]] yang sangat populer di kalangan rakyatnya.
}}'''Lala Shevket'''
[[Lala Shevket]] adalah menteri luar negeri pwanita pertama di dunia. Latar belakang pendidikan Lala Shevket adalah seorang [[profesor]] dan [[dokter]]. Lala Shevket juga tercatat sebagai [[duta besar]] wanita pertama di [[Azerbaijan]] pada tahun 1993. Lala menjabat sebagai [[menteri luar negeri]] sejak tahun 1993 hingga 1994. Lala mengundurkan diri dari jabatan menteri luar negeri karena ketidakpuasaannya terhadap korupsi yang terjadi dalam lingkaran pemerintahan [[Azerbaijan]]. Lala Shevket lalu membangun sebuah partai politik bernama [[Partai Azerbaijan Liberal]]
'''Mehriban Aliyeva'''
[[Mehriban Aliyeva]] adalah Wakil Presdiden Azerbaijan sekaligus berperan sebagai Ibu Negara Azerbaijan. Mehriban juga adalah ketua Yayasan Heydar Aliyev, pimpinan dari Yayasan Sahabat Budaya Azerbaijan, Presiden Federasi Senam Azerbaijan, serta duta persahabatan dari [[UNESCO]] dan [[ISESCO]].<ref name="en.president.az">{{cite web|url=http://en.president.az/president/first_lady|title=Official web-site of President of Azerbaijan Republic - PRESIDENT » First Lady|website=en.president.az}}</ref> Pada tahun 1995, Mehriban Aliyeva membangun Yayasan Sahabat Budaya Azerbaijan.
'''Leyla Yunus'''
[[Leyla Yunus]] adalah aktifis [[hak asasi manusia]] yang berasal dari [[Azerbaijan]]. Leyla menjabat sebagai direktur sebuah organisasi hak asasi manusia bernama Institut Perdamaian dan Demokrasi. Leyla Yunus dikenal luas karena kiprahnya menolong masyarakat korban pengusiran paksa di [[Baku]].<ref name="www">{{cite web|url=http://www.tt-ipd.info/institute-of-peace-and-democracy/|title=Authorized biography at the website of IPD|access-date=2017-11-17|archive-date=2012-02-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20120222021424/http://www.tt-ipd.info/institute-of-peace-and-democracy/|dead-url=yes}}</ref> Leyla Yunus adalah seorang [[sejarawan]] dengan [[disertasi]] yang berjudul ''English-Russian Rivalry on the Caspian Sea and Azerbaijan in the First Part of the 18th Century''. Di akhir masa pemerintahan [[Uni Soviet]], [[Leyla Yunus]] adalah aktifis pro reformasi pada saat itu.<ref name="DeWaal_ResponsibilityPol">{{cite news|url=http://www.esiweb.org/rumeliobserver/2014/10/14/thomas-de-waal-on-leyla-yunus-and-the-heirs-of-andrei-sakharov/|title=The Responsibility of a Politician: Leyla Yunus and the Heirs of Andrei Sakharov|last1=De Waal|first1=Thomas|date=October 11, 2014|agency=European Stability Initiative|accessdate=
'''Ganira Pashayeva'''
[[Ganira Pashayeva]] adalah anggota parlemen [[Azerbaijan]]. Semenjak tahun 1998, Ganira
=== Bahrain ===
'''Lateefa Al Gaood'''
[[Lateefa Al Gaood]] adalah perempuan pertama yang terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Bahrain
'''Nada Haffadh'''
[[Nada Haffadh]] adalah perempuan pertama yang menjadi menteri di [[Bahrain]]. Nada menduduki posisi sebagai menteri kesehatan
=== Bangladesh ===
Baris 455 ⟶ 458:
| link2 = Khaleda Zia
| caption2 = [[Khaleda Zia]]
| footer = Terkenal dengan sebutan ''Battling Begums'';<ref>{{cite news |last=Alam |first=Julhas |date=5 January 2014 |title=Fear for Bangladesh as 'Begums' fight forfuture power |url=http://www.express.co.uk/news/world/452021/Fear-for-Bangladesh-as-Begums-fight-forfuture-power |newspaper=Daily Express |location=London}}</ref> Dua orang perempuan ini bergantian memerintah [[Bangladesh]] dari tahun 1991 sebagai perdana menteri.<ref name="The Economist">{{cite magazine |title=Women and property rights: Who owns Bangladesh? |url=https://www.economist.com/blogs/banyan/2013/08/women-and-property-rights |magazine=The Economist |type=Blog |date=21 August 2013 |accessdate=
}}
Bangladesh merupakan negara dengan populasi [[muslim]] terbesar keempat di dunia. Selama 25 tahun terakhir [[Bangladesh]] telah dipimpin oleh dua orang perdana menteri perempuan secara bergantian.<ref>Chowdhury, Najma. "Lessons On Women's Political Leadership From Bangladesh." Signs: Journal of Women in Culture & Society 34.1 (2008): 8-15. Academic Search Premier. Web.
Gerlach, Ricarda: Female Political Leadership and Duelling Dynasties in Bangladesh. In: Derichs, Claudia/Mark R. Thompson (eds.): Dynasties and Female Political Leaders in Asia. Berlin et al.: LIT, p. 113--150</ref> dan [[Sheikh Hasina]].
Baris 466 ⟶ 469:
'''Khaleda Zia'''
[[Khaleda Zia]] adalah Perdana Menteri [[Bangladesh]] pada tahun 1991 hingga 1996 dan 2001 hingga 2006. Ketika terpilih menjadi perdana menteri
=== Mesir ===
Baris 474 ⟶ 477:
'''Rawya Ateya'''
[[Rawya Ateya]] dianggap sebagi pelopor pemimipin wanita di negara mayoritas muslim. Rawya adalah wanita pertama di [[dunia Arab]] yang menjadi anggota parlemen
=== Indonesia ===
[[Berkas:President Megawati Soekarnoputri - Indonesia.jpg|jmpl|243x243px|[[Megawati Soekarnoputri]] pernah menjadi kepala negara sekaligus kepala pemerintahan di negara dengan populasi [[muslim]] terbesar di dunia, [[Indonesia]].]]
[[Indonesia]] adalah negara dengan jumlah populasi [[muslim]] terbesar di dunia. [[Komisi Pemilihan Umum]] (KPU) Indonesia
'''Megawati Soekarnoputri'''
[[Megawati Soekarnoputri]] adalah [[Presiden Indonesia|Presiden Republik Indonesia]] kelima dan merupakan presiden wanita pertama di [[Indonesia]]. Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai presiden antara tahun 2001 hingga 2004. Sebelum diangkat menjadi presiden, Megawati adalah [[Wakil Presiden Indonesia]] mendampingi Presiden [[Abdurrahman Wahid]].<ref>{{cite news | url=http://www.time.com/time/pow/printout/0,8816,169130,00.html | work=Time | title=Megawati: The Princess Who Settled for the Presidency | date=2001-07-27 | accessdate=2010-05-02 | archive-date=2012-12-04 | archive-url=https://archive.today/20121204142909/www.time.com/time/pow/printout/0,8816,169130,00.html | dead-url=yes }}
Gerlach, Ricarda: 'Mega' Expectations: Indonesia's Democratic Transition and First Female President. In: Derichs, Claudia/Mark R. Thompson (eds.): Dynasties and Female Political Leaders in Asia. Berlin et al.: LIT, p. 247-290.</ref>
'''Ratu Atut Chosiyah'''
=== Yordania ===▼
'''Toujan Al-Faisal'''▼
[[Ratu Atut Chosiyah]] adalah gubernur wanita pertama di Indonesia. Atut merupakan mantan [[Daftar Gubernur Banten|Gubernur Provinsi Banten]] kedua. Atut memegang jabatan gubernur dari tahun 2005 hingga 2014. Pada [[17 Desember]] [[2013]], Ratu Atut Chosiyah ditetapkan sebagai tersangka oleh [[KPK]] terkait kasus pengadaan alat kesehatan di [[Banten]].<ref>[http://news.detik.com/read/2013/12/17/102051/2444046/10/atut-tersangka-golkar-prihatin?nd771104bcj Artikel:"Atut Tersangka, Golkar Prihatin" di Detik.com]. Diakses tanggal 17-11-2017</ref><ref>[http://nasional.kompas.com/read/2013/12/17/0934582/Pimpinan.KPK.Benarkan.Status.Atut.Tersangka?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp Artikel:"Pimpinan KPK Benarkan Status Atut Tersangka" di Kompas.com]. Diakses tanggal 17-11-2017</ref>
[[Toujan Al-Faisal]] adalah perempuan [[Yordania]] pertama yang menjadi anggota parlemen di tahun 1993. Keanggotaan Toujan Al-Faisal ini mendapat banyak penolakan.<ref name="toujan">https://www.fidh.org/en/region/north-africa-middle-east/Jordan/Toujan-al-Faisal-denied-the-right. Diakses tanggal 17-11-2017</ref><ref name="toujan2">https://www.amnesty.org.uk/press-releases/jordan-sentence-against-toujan-al-faisal-blow-freedom-expression. Diakses tanggal 17-11-2017</ref>▼
=== Kirgzstan ===
'''Roza Otunbayeva'''
[[Roza Otunbayeva]] adalah presiden wanita pertama di [[Kirgizstan]]. Meskipun memimpin di negara berpenduduk mayoritas muslim, [[Roza Otunbayeva]] mengakui dirinya adalah seorang penganut [[ateisme]].<ref name="roza">http://wiisglobal.org/2013/12/19/shaking-trees-women-politics-economics-in-kyrgyzstan/ {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151127024443/http://wiisglobal.org/2013/12/19/shaking-trees-women-politics-economics-in-kyrgyzstan/ |date=2015-11-27 }}. Diakses tanggal 17-11-2017</ref>
=== Kosovo ===
Baris 498 ⟶ 500:
[[Atifete Jahjaga]] adalah Presiden [[Kosovo]] keempat dan presiden wanita pertama di [[Kosovo]].<ref>{{cite news| url=http://www.huffingtonpost.com/2011/04/07/atifete-jahiaga-kosovo-president_n_846356.html | work=Huffington Post| title=
Atifete Jahiaga Elected As Kosovo's First Female President | date=2011-04-07 | accessdate=
=== Mali ===
Baris 514 ⟶ 516:
'''Benazir Bhutto'''
Pada tahun 1982 [[Benazir Bhutto]] terpilih menjadi perempuan pertama di [[Pakistan]] yang memimpin sebuah [[partai politik]]. Ayahnya, [[Zulfiqar Ali Bhutto]], adalah pendiri Partai Rakyat Pakistan pada tahun 1968.<ref name=Oxford2 >{{cite web|last=Hussain|first=Syed Rifaat|title=The Oxford Encyclopedia of the Islamic World|url=http://www.oxfordislamicstudies.com/article/opr/t236/e0997?_hi=0&_pos=1|publisher=Oxford University Press|accessdate=
=== Rumania ===
Baris 538 ⟶ 540:
'''Tansu Çiller'''
[[Tansu Çiller]] terpilih menjadi [[Daftar Perdana Menteri Turki|Perdana Menteri Turki]]
▲=== Yordania ===
▲'''Toujan Al-Faisal'''
▲[[Toujan Al-Faisal]] adalah perempuan [[Yordania]] pertama yang menjadi anggota parlemen
== Lihat pula ==
Baris 546 ⟶ 553:
* [[Daftar wanita pemimpin dunia]]
* [[Emansipasi]]
* [[Pemimpin wanita di Indonesia]]
* [[Kajian gender]]
== Referensi ==
Baris 551 ⟶ 560:
[[Kategori:Wanita pemimpin]]
[[Kategori:
[[Kategori:Wanita muslim di politik]]
[[Kategori:Wanita dalam Islam]]
|