Kepulauan Kapoposang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(7 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 21:
| pushpin_map_caption =
| coordinates = {{coor dm|4|42|1.550|S|119|1|43.340|E|region:ID_type:isle}}
| etymology = dari [[bahasa Bugis]] dan [[bahasa Makassar]] dialek Tupabbiring, yakni "Kapuppusang" (kata dasar puppu' dalam bahasa Bugis/puppusu' dalam bahasa Makassar) yang bermakna "yang terakhir, penghabisan, ujung".
| etymology =
| location = [[Selat Makassar]]<br/>[[Asia Tenggara]]<br/>[[Samudra Hindia]]
| grid_reference = <!-- khusus untuk Britania Raya -->
Baris 92:
}}
[[Berkas:Peta Wilayah Kepulauan Kapoposang.jpg|jmpl|280px|Peta wilayah kawasan Kepulauan Kapoposang]]
[[Berkas:Pulau Kapoposang.jpg|jmpl|280px|[[Pulau Kapoposang]] merupakan pulau terbesar di gugusan Kepulauan Kapoposang yang terletak di bagian paling barat kepulauan tersebut]]
[[File:Bathymetric map of the Spermonde Archipelago.jpg|jmpl|280px|Nomor 40–45 menunjukkan lokasi pulau-pulau di gugusan Kepulauan Kapoposang]]
 
'''Kepulauan Kapoposang''' atau '''Pulau-pulau Kapoposang''' ({{lang-bug|ᨄᨘᨒᨚᨄᨘᨒᨚ ᨀᨄᨘᨄᨘᨔ|Pulo-pulo Kapuppusang|lit=Kepulauan Yang Terakhir, Penghabisan, Ujung}} ; {{lang-mak|ᨒᨗᨕᨘᨒᨗᨕᨘᨀ ᨀᨄᨘᨄᨘᨔ|Liu'-liukang Kapuppusang|lit=Kepulauan Yang Terakhir, Penghabisan, Ujung}}) adalah nama sebuah [[kepulauan]] atau sekelompok [[pulau]] di [[Indonesia]], subbagian dari [[Kepulauan Spermonde]], yang secara geografis terletak di perairan [[Selat Makassar]] dengan gugusan pulau-pulau kecil berjumlah enam baik berpenghuni maupun tidak berpenghuni. Luas kepulauan ini adalah sekitar 50 ribu hektare.
 
== Etimologi ==
Baris 196:
== Aksesibilitas ==
[[Berkas:Peta Aksesibilitas Kepulauan Kapoposang.jpg|jmpl|280px|Peta aksesibilitas dari daratan Sulawesi Selatan menuju ke wilayah Kepulauan Kapoposang dan sebaliknya]]
Kawasan Kepulauan Kapoposang berjarak 68,770 km (37,110 mil laut) dengan baringan kompas 313° arah Baratbarat Lautlaut [[Kota Makassar]]. Kepulauan ini dapat dicapai dengan menggunakan perahu motor jenis jolloro' atau kapal reguler yang berkapasitas 30 orang selama 5 jam dari [[Pelabuhan Paotere]] Kota Makassar, 4 jam dari Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Dermaga Maccini Baji Kecamatan Labakkang, Pangkep), dan 3,5 jam dari [[Pulau Balang Lompo]] (Ibuibu kota kecamatanKecamatan [[Liukang Tupabbiring, Pangkajene dan Kepulauan|Liukang Tupabbiring]]).<ref name=":10">{{Cite web|url=https://kkp.go.id/djprl/bkkpnkupang/page/2646-profil-twp-kepulauaan-kapoposang|title=Profil Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Kapoposang dan Laut Sekitarnya|last=Kementerian Kelautan dan Perikanan RI|first=|date=2020|website=kkp.go.id|access-date=30 Mei 2023}}</ref><ref name=":14"/> Alat transportasi tersebut disewa dengan harga terjangkau sesuai dengan kesepakatan penyewa. Harga sewa perahu/kapal berkisar Rp500 ribu, sehingga kamu perlu mengajak beberapa orang agar lebih hemat.<ref name=":101"/>
 
== Taman wisata perairan ==
Baris 205:
 
== Sumberdaya ==
Pada kawasan Kepulauan Kapoposang termasuk terdapat flora dan fauna darat dan laut, yakni jenis pohon sentigi yang kayunya dapat digunakan untuk gagang pusaka. Disamping itu terdapat fauna sejenis burung maleo berkaki merah yang mendiami sebelah selatan Pulau Kapoposang. Kawasan ini merupakan daerah habitat bertelurnya penyu.<ref name=":14"/>
Kepulauan Kapoposang memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi bila dibandingkan kawasan lain yang berada di perairan [[Selat Makassar]]. Keanekaragaman ekosistem terumbu karang dimana potensi jenis karang keras ([[sclerectinia]]) merupakan perwakilan dari jenis karang keras yang ada di Selat Makassar khususnya [[Kepulauan Spermonde]]. Berdasarkan hasil monitoring kondisi kesehatan terumbu karang di Kepulauan Kapoposang, tercatat sebanyak 224 jenis karang keras (sclerectinia) dengan jumlah genera karang yang teridentifikasi didapatkan 20 genera. Sedangkan untuk jenis ikan karang tercatat sebanyak 251 jenis ikan karang dari 31 famili dan 93 genera.
 
Kepulauan Kapoposang memiliki potensi [[keanekaragaman hayati]] yang tinggi bila dibandingkan kawasan lain yang berada di perairan [[Selat Makassar]]. Keanekaragaman ekosistem terumbu karang dimana potensi jenis karang keras (''[[sclerectiniaScleractinia|scleractinia]]'') merupakan perwakilan dari jenis karang keras yang ada di Selat Makassar, khususnya [[Kepulauan Spermonde]]. Berdasarkan hasil monitoring dari pemangku kepentingan, kondisi kesehatan terumbu karang di Kepulauan Kapoposang, tercatat sebanyak 224 jenis karang keras (sclerectiniascleractinia) dengan jumlah genera karang yang teridentifikasi didapatkan 20 genera. Sedangkan untuk jenis ikan karang tercatat sebanyak 251 jenis ikan karang dari 31 famili dan 93 genera.
Potensi ekosistem padang lamun di Kepulauan Kapoposang teridentifikasi sebanyak 8 spesies dari 6 genera, berdasarkan hasil analisa data spasial, secara keseluruhan luas keseluruhan padang lamun diperkirakan seluas 83 ha yang tersebar di 6 pulau yang ada di Kepulauan Kapoposang. Selain potensi ekosistem, terdapat pula sejumlah potensi lain, yaitu keanekaragaman jenis fauna yang saat ini ditetapkan sebagai spesies yang langka dan dilindungi. Dari sejumlah monitoring yang telah dilakukan, teridentifikasi bahwa ekosistem terumbu karang di Kepulauan Kapoposang merupakan habitat bagi 2 jenis penyu, yaitu Penyu Sisik (Eretmochelys imbricate) dan Penyu Hijau (Chelonia mydas), dan pantai di Pulau Kapoposang, Pulau Papandangang, Pulau Gondong Bali, Pulau Pamanggangang, Pulau Tambakulu, dan Pulau Saranti merupakan area pendaratan penyu untuk melakukan peneluran.
 
Potensi ekosistem [[padang lamun]] di Kepulauan Kapoposang teridentifikasi sebanyak 8 spesies dari 6 genera, berdasarkan hasil analisa data spasial, secara keseluruhan luas keseluruhan padang lamun diperkirakan seluas 83 ha yang tersebar di 6 pulau yang ada di Kepulauan Kapoposang. Selain potensi ekosistem, terdapat pula sejumlah potensi lain, yaitu keanekaragaman jenis fauna yang saat ini ditetapkan sebagai spesies yang langka dan dilindungi. Dari sejumlah monitoring yang telah dilakukan, teridentifikasi bahwa ekosistem terumbu karang di Kepulauan Kapoposang merupakan habitat bagi 2 jenis penyu, yaitu Penyu[[penyu Sisiksisik]] (Eretmochelys''eretmochelys imbricateimbricata'') dan Penyu[[penyu Hijauhijau]] (Chelonia''chelonia mydas''), dan pantai di Pulau Kapoposang, Pulau Papandangang, Pulau Gondong Bali, Pulau Pamanggangang, Pulau Tambakulu, dan Pulau Saranti merupakan area pendaratan penyu untuk melakukan peneluran.
Terdapat spesies Arthropoda terbesar di Pulau Kapoposang, yaitu Ketam Kenari (Birgus latro), Pulau Kapoposang memiliki tutupan vegetasi pantai yang lebat yang didominasi oleh Pohon Kelapa, dimana tanaman tersebut merupakan makanan alami bagi spesies ketam kenari. Dari hasil monitoring yang dilakukan oleh pengelola TWP Kepulauan Kapoposang dan Laut Sekitarnya, status Ketam Kenari (Birgus latro) di Pulau Kapoposang belum mendapatkan ancaman karena masyarakat lokal Pulau Kapoposang tidak menjadikannya sebagai spesies target sehingga kelimpahannya di Pulau Kapoposang masih terjaga.
 
Terdapat spesies Arthropodaarthropoda terbesar di Pulau Kapoposang, yaitu Ketam Kenari (Birgus latro), Pulau Kapoposang memiliki tutupan vegetasi pantai yang lebat yang didominasi oleh Pohon Kelapa, dimana tanaman tersebut merupakan makanan alami bagi spesies ketam kenari. Dari hasil monitoring yang dilakukan oleh pengelola TWP Kepulauan Kapoposang dan Laut Sekitarnya, status Ketam Kenari (Birgus latro) di Pulau Kapoposang belum mendapatkan ancaman karena masyarakat lokal Pulau Kapoposang tidak menjadikannya sebagai spesies target sehingga kelimpahannya di Pulau Kapoposang masih terjaga.
Spesies lain yang menjadi target konservasi adalah Hiu Paus (Rhincodon typus), berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat di TWP Kepulauan Kapoposang dan Laut Sekitarnya, spesies hiu ini telah lama terlihat di kawasan konservasi ini. Biasanya kemunculan Hiu Paus bersamaan dengan musim ikan teri (Anchovy) yang merupakan makanan bagi hiu paus.
 
Spesies lain yang menjadi target konservasi adalah Hiuhiu Pauspaus (Rhincodon''rhincodon typus''), berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat di TWP Kepulauan Kapoposang dan Laut Sekitarnya, spesies hiu ini telah lama terlihat di kawasan konservasi ini. Biasanya kemunculan Hiuhiu Pauspaus bersamaan dengan musim ikan teri (Anchovyanchovy) yang merupakan makanan bagi hiu paus.
Dari hasil monitoring yang dilakukan oleh pengelola TWP Kepulauan Kapoposang dan Laut Sekitarnya, spesies ini pertama kali teridentifikasi bulan Agustus 2011 dimana kemunculannya berlangsung selama 3 bulan yaitu Agustus-Oktober, kemudian di tahun 2012 kemunculan hiu paus juga teridentifikasi pada bulan yang sama. Memasuki tahun 2013 pengamatan yang dilakukan menemukan bahwa spesies ini muncul sepanjang tahun dan juga berlanjut pada tahun 2014. Adapun wilayah penyebaran hiu paus meliputi gusung-gusung di dekat Pulau Tambakhulu, Perairan Pulau Gondong bali sampai pada Perairan di Sekitar Pulau Pamanggangan.
 
Dari hasil monitoring yang dilakukan oleh pengelola TWP Kepulauan Kapoposang dan Laut Sekitarnya, spesies ini pertama kali teridentifikasi bulan Agustus 2011 dimana kemunculannya berlangsung selama 3 bulan, yaitu Agustus-Oktober, kemudian di tahun 2012 kemunculan hiu paus juga teridentifikasi pada bulan yang sama. Memasuki tahun 2013 pengamatan yang dilakukan menemukan bahwa spesies ini muncul sepanjang tahun dan juga berlanjut pada tahun 2014. Adapun wilayah penyebaran hiu paus meliputi gusung-gusung di dekat [[Pulau TambakhuluTambakulu]], Perairanperairan Pulau Gondong baliBali sampai pada Perairanperairan di Sekitarsekitar Pulau PamangganganPamanggangang.
Sisi positif dari pengelolaan Hiu Paus kedepannya yaitu dengan adanya kearifan lokal masyarakat di Selat Makassar pada umumnya yang menganggap bahwa keberadaaan Hiu Paus pada saat melakukan kegiatan penangkapan akan membawa keberuntungan bagi nelayan, sehingga praktis spesies ini tidak mendapatkan ancaman dan bukan merupakan spesies target. Aktivitas penangkapan ikan teri yang dilakukan oleh masyarakat Pulau Gondong Bali juga masih menggunakan alat tangkap yang sangat tradisional disebut dengan nama “ma'perre-perre” sehingga tidak mengganggu keberadaan spesies Hiu Paus di Taman Wisata Perairan Kep.Kapoposang dan Laut Sekitarnya.
 
Sisi positif dari pengelolaan Hiuhiu Pauspaus kedepannyake depannya, yaitu dengan adanya kearifan lokal masyarakat di Selat Makassar pada umumnya yang menganggap bahwa keberadaaan Hiuhiu Pauspaus pada saat melakukan kegiatan penangkapan akan membawa keberuntungan bagi nelayan, sehingga praktis spesies ini tidak mendapatkan ancaman dan bukan merupakan spesies target. Aktivitas penangkapan ikan teri yang dilakukan oleh masyarakat Pulau Gondong Bali juga masih menggunakan alat tangkap yang sangat tradisional disebut dengan nama “ma'perre-perre” sehingga tidak mengganggu keberadaan spesies Hiuhiu Pauspaus di TamanKepulauan Wisata Perairan Kep.Kapoposang dan Laut Sekitarnya.
Dari potensi yang telah teridentifikasi kemudian ditetapkan target konservasi terkait bioekoregion adalah konservasi ekosistem berupa Ekosistem Terumbu Karang dan Ekosistem Padang Lamun, Konservasi Jenis berupa Penyu Sisik (Eretmochelys imbricate) dan Penyu Hijau (Chelonia mydas), Ketam Kenari (Birgus latro), dan Hiu Paus (Rychodon thypus).<ref name=":10"/>
 
Dari potensi yang telah teridentifikasi kemudian ditetapkan target konservasi terkait bioekoregion adalah konservasi ekosistem berupa Ekosistem[[ekosistem Terumbuterumbu Karangkarang]] dan Ekosistemekosistem Padangpadang Lamunlamun, Konservasikonservasi Jenisjenis berupa Penyupenyu Sisiksisik (Eretmochelys''eretmochelys imbricateimbricata'') dan Penyupenyu Hijauhijau (Chelonia''chelonia mydas''), Ketam[[ketam Kenarikenari]] (Birgus''birgus latro''), dan Hiu[[hiu Pauspaus]] (Rychodon''rhincodon thypustypus'').<ref name=":10"/>
 
== Kondisi sosial, budaya, dan ekonomi ==
Kondisi sosial budaya yang ada dalam masyarakat saat ini di Kepulauan Kapoposang dalam kondisi yang memprihatinkan, kearifan lokal yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan lingkungannya mulai berangsur-angsur hilang di dalam masyarakat. Kesejahteraan dan permasalahan ekonomi masyrakatmasyarakat di dalam kawasan konservasiKepulauan perairanKapoposang yang tertinggal jauh dibandingkan masyarakat pulau lain di luar kawasan Kepulauan Kapoposang memberikan andil yang cukup besar terhadap lunturnya nilai-nilai budaya dan kearifan dalam menjaga kondisi lingkungan.
 
Orientasi nilai dalam hidup yang mengacu pada budaya [[suku Bugis]] dan [[suku Makassar|Makassar]] “siri' na pesse” / “siri' na pacce”, yaitu suatu nilai budaya yang diterapkan pada setiap sendi kehidupan, mengutamakan harga diri, menjaga rasa malu, dan solidaritas sosial yang juga berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan pemanfaatan lingkungan yang dulunya dipegang erat. Rasa malu apabila melakukan sesuatu yang merusak dalam pemanfaatan lingkungan saat ini tergantikan oleh keserakahan dan mengejar keuntungan pribadi.
 
Dilandasi oleh kondisi saat initersebut, target sosial budaya dan ekonomi dalam pengelolaan oleh TWP Kepulauan Kapoposang adalah menumbuhkan kembangkanmenumbuhkembangkan budaya dan adat istiadat “siri' na pesse” / “siri' na pacce” yang dikaitkan dengan pemanfaatan lingkungan oleh masyarakat di Kepulauan Kapoposang, selain itu permasalahan ekonomi yang selama ini menjadi kendala dalam pengelolaan kawasan konservasiKepulauan Kapoposang ini harus pula menjadi perhatian utama, sehingga kesejahteraan masyarakat di dalam kawasan dapat meningkat dan berimplikasi langsung pada menurunnya tekanan terhadap sumberdaya hayati.<ref name=":10"/>
Orientasi nilai dalam hidup yang mengacu pada budaya suku Bugis dan Makassar “siri' na pacce”, yaitu suatu nilai budaya yang diterapkan pada setiap sendi kehidupan, mengutamakan harga diri, menjaga rasa malu, dan solidaritas sosial yang juga berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan pemanfaatan lingkungan yang dulunya dipegang erat. Rasa malu apabila melakukan sesuatu yang merusak dalam pemanfaatan lingkungan saat ini tergantikan oleh keserakahan dan mengejar keuntungan pribadi.
 
Keanekaragaman budaya di Kepulauan Kapoposang menjadi sesuatu yang ikonik. Budaya masyarakat sekitar kepulauan ini tiap tahun mengadakan pesta laut "mapanre tasi' ", yaitu sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih masyarakat nelayan Bugis kepada Tuhan atas rezeki yang diberikan dalam bentuk hasil laut.<ref name=":14"/>
Dilandasi oleh kondisi saat ini, target sosial budaya dan ekonomi dalam pengelolaan TWP Kepulauan Kapoposang adalah menumbuhkan kembangkan budaya dan adat istiadat “siri' na pacce” yang dikaitkan dengan pemanfaatan lingkungan oleh masyarakat di Kepulauan Kapoposang, selain itu permasalahan ekonomi yang selama ini menjadi kendala dalam pengelolaan kawasan konservasi ini harus pula menjadi perhatian utama, sehingga kesejahteraan masyarakat di dalam kawasan dapat meningkat dan berimplikasi langsung pada menurunnya tekanan terhadap sumberdaya hayati.<ref name=":10"/>
 
== Potensi pariwisata ==
[[File:Underwater scuba diving in Indonesia.jpg|jmpl|280px|Perairan sekitar Pulau Kapoposang telah dijadikan tempat untuk menyelam (''diving'')]]
Kepulauan Kapoposang menyimpan keindahan yang menakjubkan dengan daya tarik dan potensi kegiatan wisata. Kawasan ini mengunggulkan wisata bahari, dan konon disebut sebagai salah satu daerah wisata laut terbaik. Kawasan ini sering dikunjungi orang untuk ''[[menyelam|diving]]''. Ada juga yang datang untuk berenang atau sekadar berkemah dan menikmati pemandangan alam di pantainya yang eksotis.<ref name=":101">{{Cite web|url=https://sulsel.idntimes.com/travel/destination/idn-times-hyperlocal/kapoposang-spot-wisata-bawah-laut-eksotis-di-pangkep?page=all|title=Kapoposang, Spot Wisata Bawah Laut Eksotis di Pangkep|last=Tim redaksi sulsel.idntimes.com|first=|date=15 Oktober 2022|website=sulsel.idntimes.com|access-date=30 Mei 2023}}</ref>
 
Lingkungan Kepulauan Kapoposang masih asri dan terjaga, karena wilayahnya masih sulit diakses. Wisatawan sulit menemukan sampah berserakan. Biota laut hidup dengan tenang dan seimbang di Pulau Kapoposang, lantaran ekosistemnya yang terjaga dengan baik. Sehingga para wisatawan yang menyelam dapat dengan mudah menemukan terumbu karang, penyu, kima, atau bahkan tidak jarang menemukan hiu paus. Saat bertemu dengan hewan buas tersebut tidak perlu panik, karena mereka sudah cukup bersahabat. Pemandangan sekitar laut yang begitu indah, dapat dinikmati pengunjung sebelum sampai di tempat tujuan. Selain itu, para pengunjung dapat melihat keindahan bawah laut karena airnya yang begitu jernih.<ref name=":101"/>
 
Kegiatan yang dapat dilakukan di Pulau Kapoposang, seperti menyelam. Pada arah selatan kawasan Kapoposang terdapat atol besar di tengah laut. Biasanya tempat ini menjadi favorit untuk memancing. Menikmati pemandangan super cantik di beberapa titik, yaitu titik penyelam penyu (''Turtle Point''), titik penyelam gua (''Cave Point''), serta titik hiu (''Shark Point''). Untuk melihat penyu sisik dapat mengunjungi titik penyelaman penyu pada bulan Desember hingga bulan April agar mudah menemukan penyu sisik. Pulau Kapoposang telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk menunjang kegiatan berlibur para tamu. Fasilitas ini meliputi bungalow, penginapan, fasilitas olahraga, hingga fasilitas ''dive operator''. Pulau Kapoposang terbentuk oleh alam yang indah. Topografi bawah lautnya disebut sebagai salah satu surga ''spot diving'' terbaik di Sulsel. Nuansa alam daratannya pun tak kalah indah. Pulau Kapoposang memiliki pantai dengan pasir berwarna putih bersih, yang jadi perpaduan pas dengan birunya lautan. Pantai-pantai di pulau itu juga sejuk dan nyaman untuk tempat bersantai karena dihiasi pohon kelapa dan cemara.<ref name=":101"/>
 
a. ''Diving''
Selama ini perairan sekitar [[Pulau Kapoposang]] dijadikan tempat untuk menyelam (diving) oleh wisatawan. Hal ini karena keindahan terumbu karang Pulau Kapoposang mempunyai nilai keindahan yang cukup besar bila dibandingkan dengan pantai lainnya. Kegiatan ini sangat menarik wisatawan untuk mengunjungi pantai Pulau Kapoposang. Ditambah lagi dengan kualitas pantai yang belum tercemar oleh kerusakan alam dan juga pasir putih yang mengelilingi sepanjang kawasan pantai. Beberapa spot-spot penyelaman yang ada di Kepulauan Kapoposang, seperti Aquarium Point, Tanjung Point, Shark Point, Turtle Point, dan Cave Point.
Baris 259 ⟶ 270:
b. Peningkatan kesadaran masyarakat
c. Pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan konservasi
 
== Sebagai warisan geologi dunia ==
{{main|Pulau Kapoposang}}
[[File:Coral Kapoposang Island.jpg|jmpl|280px|Biota laut di perairan sekitar Pulau Kapoposang]]
[[Pulau Kapoposang]] di Kepulauan Kapoposang telah menjadi bagian pengawasan dan perhatian [[UNESCO]] seiring masuk dan ditetapkannya secara resmi [[Geopark Maros-Pangkep]] sebagai Geopark Global UNESCO pada sidang tahunan Dewan Eksekutif UNESCO, pada 23 Mei 2023 di Paris, Prancis. Pulau ini menjadi salah satu dari 31 situs geologi di Geopark Maros-Pangkep. Pulau Kapoposang merupakan pulau bervegetasi dan memiliki terumbu karang dan biota laut yang unik sepanjang perairan pulau.<ref name=":13">{{Cite web|url=https://www.unesco.org/en/iggp/geoparks/maros-pangkep|title=Maros Pangkep UNESCO Global Geopark|last=International Geoscience and Geoparks Programme, UNESCO|first=|date=24 Mei 2023|website=www.unesco.org|access-date=30 Mei 2023}}</ref> Dengan geodiversitas Kawasan ini merupakan daerah yang tersusun oleh material sedimen karbonat yang berumur kuarter.<ref name=":14">{{Cite web|url=https://geoparkmarospangkep.id/kapoposang-island/|title=Kapoposang Island|last=Badan Geopark Maros Pangkep|first=|date=2021|website=geoparkmarospangkep.id|access-date=30 Mei 2023}}</ref>
 
== Lihat pula ==
Baris 269 ⟶ 285:
* [[Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan]]
* [[Pelabuhan Paotere]]
* [[Taman Bumi Global UNESCO Maros-Pangkep]]
 
== Referensi ==