Keperawanan abadi Maria: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(54 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Vladimirskaya.jpg|jmpl|''Theotokos of Vladimir'' (abad ke-12), pelindung [[Rusia]]. Istilah ''[[Aeiparthenos]]'' (Yang Selalu Perawan) digunakan secara luas dalam liturgi [[Ortodoks Timur]].<ref name=McNally168>[[#McNally|McNally (2009)]] p. 168.</ref>]]
{{terjemah|Inggris}}
'''Keperawanan abadi Maria''' ({{lang-en|perpetual virginity of Mary}}), atau '''Maria Tetap Perawan''', merupakan [[dogma]] yang menegaskan keperawanan [[Maria]] yang nyata dan [[kekal]] bahkan dalam peristiwa melahirkan [[Yesus]] Sang Putra Allah yang menjadi manusia (inkarnasi). Menurut [[doktrin]] ini, Maria selalu atau tetap perawan ([[Bahasa Yunani]]: ''{{polytonic| ἀειπάρθενος}}'', ''[[aeiparthenos]]'') sepanjang hidupnya, menjadikan Yesus sebagai satu-satunya putra biologisnya, dimana pembuahan dan kelahiran-Nya dianggap sebagai hal yang ajaib.<ref name=Miravalle56-64>[[#Miravalle|Miravalle (1993)]] p. 56-64.</ref><ref name=Raymond_et_al273>[[#Raymond_et_al|Brown et al. (1978)]] p. 273.</ref>
[[Berkas:Vierge.jpg|thumb|right|215px|''[[Virgin of the Rocks]]'' karya [[Leonardo da Vinci]], versi [[Louvre]].]]
'''Keperawanan Abadi Maria''', sebuah dogma [[Gereja Katolik Roma]]<ref>''Catechism of the Catholic Church'' §499</ref> dan juga Gereja Ortodoks Timur dan Ortodoks Oriental, dimana di dalam liturgi mereka berulang kali merujuk Maria sebagai "Sang Perawan Abadi",<ref>[http://www.ocf.org/OrthodoxPage/liturgy/liturgy.html Divine Liturgy of St John Chrysostom], [http://www.coptic.net/prayers/StBasilLiturgy.html Coptic Liturgy of St Basil], [http://www.copticchurch.net/topics/liturgy/liturgy_of_st_cyril.pdf Liturgy of St Cyril], [http://web.ukonline.co.uk/ephrem/lit-james.htm Liturgy of St James], [http://www.frmichel.najim.net/liturgyvid.pdf Understanding the Orthodox Liturgy], etc.</ref> menetapkan bahwa keperawanan Maria yang nyata dan kekal bahkan di dalam peristiwa melahirkan Sang Putra Allah menjadi seorang manusia." Oleh karena itu, menurut dogma gereja ini, Maria selalu perawan ([[Bahasa Yunani]] ''{{polytonic| ἀειπάρθενος}}'', ''aeiparthenos'') selama masa hidup duniawinya, menjadikan Yesus sebagai satu-satunya putra biologis-Nya, dimana pembuahan dan kelahiran-Nya dipercaya sebagai hal yang ajaib.
 
Pada abad ke-4 doktrin ini didukung secara luas oleh para [[Bapa Gereja]], dan pada abad ke-7 ditegaskan dalam sejumlah [[konsili ekumenis]].<ref name=BWell315>{{en}} {{citation |title=The Blackwell Companion to Catholicism |author=James Buckley, Frederick Christian Bauerschmidt, Trent Pomplun |year=2010 |ISBN=1-4443-3732-7 |page=315}}</ref><ref name=Bromiley271>{{en}} {{citation |title=The International Standard Bible Encyclopedia |author=Geoffrey W. Bromiley |year=1995 |ISBN=0-8028-3785-9 |page=271}}</ref><ref name=Raymond_et_al278-281>[[#Raymond_et_al|Brown et al. (1978)]] pp. 278-281.</ref> Doktrin ini merupakan bagian dari ajaran [[Gereja Katolik]] dan Anglikan Katolik, serta [[Gereja Ortodoks Timur]] dan [[Gereja Ortodoks Oriental]], sebagaimana terungkap dalam [[liturgi]] mereka yang berulang kali menyebut Maria sebagai "yang selalu perawan".<ref name=MWebster>{{en}} {{citation |title=Merriam-Webster's encyclopedia of world religions |publisher=Merriam-Webster, Inc. |year=1999 |ISBN=0-87779-044-2 |page=1134}}</ref><ref>{{en}} {{citation |url=http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P1K.HTM |title=Catechism of the Catholic Church |chapter=Paragraph 2. "Conceived by the Power of the Holy Spirit and Born of the Virgin Mary" §499 |publisher=Libreria Editrice Vaticana}}</ref><ref>{{en}} [http://www.ocf.org/OrthodoxPage/liturgy/liturgy.html Divine Liturgy of St John Chrysostom] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190831232525/http://ocf.org/OrthodoxPage/liturgy/liturgy.html |date=2019-08-31 }}, [http://www.coptic.net/prayers/StBasilLiturgy.html Coptic Liturgy of St Basil], [http://www.copticchurch.net/topics/liturgy/liturgy_of_st_cyril.pdf Liturgy of St Cyril] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120205072509/http://www.copticchurch.net/topics/liturgy/liturgy_of_st_cyril.pdf |date=2012-02-05 }}, [http://web.ukonline.co.uk/ephrem/lit-james.htm Liturgy of St James] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080615045105/http://web.ukonline.co.uk/ephrem/lit-james.htm |date=2008-06-15 }}, [http://www.frmichel.najim.net/liturgyvid.pdf Understanding the Orthodox Liturgy] etc.</ref> [[Gereja Asiria Timur|Gereja Asiria dari Timur]], yang mana berasal dari [[Gereja dari Timur]], juga menerima keperawanan abadi Maria dengan memberinya gelar "Tetap Perawan" (''Ever Virgin''), setelah gelar "Surga Kedua" (''Second Heaven'').<ref>{{en}} {{citation |url=http://www.peshitta.org/pdf/wigram.pdf |title=An Introduction to the History of the Assyrian Church |author=W.A. Wigram, M.A., D.D. |publisher=Assyrian International News Agency (retrieved from www.peshitta.org) |page=88}}</ref><ref>{{en}} {{citation |url=https://books.google.co.id/books?id=Dx4WrfzZMsoC |page=326 |title=Mary for Earth and Heaven |author=William McLoughlin, Jill Pinnock |publisher=Gracewing Publishing |year=2002 |isbn=9780852445563}}</ref><ref>{{en}} {{citation |url=http://www.prounione.urbe.it/pdf/f_prounione_bulletin_n54_fall1998.pdf |page=8 |author=Bishop Mar Bawai Soro |chapter=Mary in the Catholic-Assyrian Dialogue: An Assyrian Perspective |title=Centro Pro Unione N.54 - Fall 1998 |issn=1122-0384}}</ref>
Dogma ''Keperawanan Abadi Maria'' menyatakan bahwa Maria adalah seorang perawan sebelum, selama dan sesudah melahirkan, dan oleh karenanya mencakup hal yang lebih luas daripada doktrin pembuahan perawan Yesus, yang seringkali disebut sebagai kelahiran perawan Yesus. (De fide).
 
Beberapa reformis [[Protestan]] awal seperti [[Martin Luther]] mendukung doktrin keperawanan abadi Maria, dan tokoh pendiri [[Anglikanisme]] seperti Hugh Latimer dan [[Thomas Cranmer]] turut mengikuti tradisi yang mereka warisi dengan menerima Maria sebagai "yang selalu perawan";<ref name=Bradshaw>{{en}} {{citation |url=http://www.anglicancommunion.org/ministry/ecumenical/dialogues/catholic/arcic/docs/pdf/mary_commentary_Tim_Bradshaw.pdf |author=Timothy Bradshaw |title=Commentary and Study Guide on the Seattle Statement ''Mary: Hope and Grace in Christ'' of the Anglican – Roman Catholic International Commission}}</ref> namun kebanyakan dari [[Calvinisme]] meninggalkannya.<ref name=Ted47>{{en}} {{citation |title=Christian confessions: a historical introduction |author=Ted Campbell |year=1996 |ISBN=0-664-25650-3 |page=47}}</ref><ref name=McNally170>[[#McNally|McNally (2009)]] p. 170-171.</ref> Sampai saat ini banyak teolog Protestan, terutama dari Anglikan dan [[Lutheran]], tetap mempertahankan doktrin keperawanan abadi Maria.<ref name=MWebster/><ref name="LongeneckerGustafson2003">{{en}} {{cite book|last1=Longenecker|first1=Dwight|last2=Gustafson|first2=David|title=Mary: A Catholic Evangelical Debate|url=http://books.google.com/books?id=sqJ9hi4epJYC&pg=PA64|year=2003|publisher=Gracewing Publishing|isbn=9780852445822|page=64}}</ref><ref>{{en}} {{citation |url=http://books.google.com/books?id=j9db9kGwG3MC |author=Richard R. Lorsch |title=All the People in the Bible |publisher=Eerdmans |year=2008 |ISBN=978-0-80282454-7 |page=283}}</ref><ref>{{en}} {{citation |author=Jackson, Gregory Lee |title=Catholic, Lutheran, Protestant: a doctrinal comparison |year=1993 |ISBN=978-0-615-16635-3 |page=254}}</ref> Selain itu [[John Wesley]], pendiri [[Gereja Metodis]], juga menegaskan keperawanan abadi Maria.<ref name="Holden1872">{{en}} {{cite book|last=Holden|first=Harrington William|title=John Wesley in Company with High Churchmen|url=https://archive.org/details/johnwesleyincom00weslgoog|year=1872|publisher=J. Hodges|location=London|page=119}}</ref>
Tradisi umum ini mengenai keperawanan abadi Maria adalah salah satu unsur dari teologi kuat tentang [[Theotokos]] baik di tradisi Timur maupun Barat, dan menjadi sebuah bidang penelitian yang dikenal dengan nama [[Mariologi]].
 
== Doktrin dan representasi ==
<!--
[[Berkas:Madonna catacomb.jpg|jmpl|kiri|Lukisan Maria sedang menyusui bayi Yesus di [[Katakombe Priscilla]], Roma, kemungkinan lukisan tertua mengenai Maria (abad ke 2-4)]]
== History ==
Doktrin keperawanan abadi Maria, yang mana merupakan ''[[de fide]]'' (dipegang oleh umat Katolik sebagai suatu bagian penting dari [[iman]]), menyatakan bahwa Maria adalah seorang perawan sebelum, saat dan setelah melahirkan sepanjang hidupnya. Oleh karena itu dalam doktrin ini juga termasuk doktrin [[kelahiran Yesus dari perawan]].<ref name=Miravalle56-64/><ref name=Raymond_et_al273/><ref name=Cat499>{{en}} {{citation |url=http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p122a3p2.htm |title=Catechism of the Catholic Church |chapter=Paragraph 2. "Conceived by the Power of the Holy Spirit and Born of the Virgin Mary" |publisher=Holy See |others=§ 499}}</ref> Selain itu doktrin keperawanan abadi ini berbeda dengan [[dogma]] [[Dikandung Tanpa Noda]] (Imakulata) yang mengaitkan pembuahan atau dikandungnya Perawan Maria sendiri yang tanpa noda [[dosa asal]].<ref>{{en}} {{citation |title=A history of the church in the Middle Ages |author=F. Donald Logan |year=2002 |ISBN=0-415-13289-4 |page=150}}</ref>
===Antiquity===
{{Roman Catholic Mariology}}
The second-century work originally known as the ''Nativity of Mary'',<ref>L. Gambero, ''Mary and the Fathers of the Church'' trans. T. Buffer (San Francisco: Ignatius, 1991), p. 35.</ref> but later known as the [[Gospel of James|''Protoevangelium'']] of James, pays special attention to Mary’s virginity. In the opinion of Johannes Quasten, “The principal aim of the whole writing is to prove the perpetual and inviolate virginity of Mary before, during, and after to birth of Christ.<ref>Quasten, ''Patrology'' 1:120-1.</ref> In the text, a test confirms Mary’s virginity before birth, and the absence of labour pains, and a midwife’s examination, demonstrates Mary’s virginity during birth.<ref>L. Gambero, ''Mary and the Fathers of the Church'' trans. T. Buffer (San Francisco: Ignatius, 1991), p. 40.</ref> The work also claims that Jesus' "brothers" and "sisters"<ref>{{bibleverse ||Matthew|13:56}} and {{bibleverse ||Mark|6:3}}</ref> are Joseph’s children from a marriage previous to his union with Mary.<ref>''Protoevangelium'' chapters 7-8.</ref> It asserts that Mary's mother, Anne, gave Mary as a "virgin of the Lord" in service in the Temple, and that Joseph, a widower, was to serve as her guardian (legal protections for women depended on their having a male protector: father, brother, or, failing that, a husband).<ref>''Protoevangelium of James'' 4, 7, 8-9, 15</ref> This may correlate to the Bible's presentation that women devoted to perpetual service at the temple was a centuries-old practice contemporary to Mary's lifetime.<ref>e.g. {{bibleverse||1Samuel|1:11}}, {{bibleverse||1Samuel|1:22}}, {{bibleverse||Luke|2:36-37}}</ref> This text does not explicitly assert Mary's perpetual virginity after the birth of Jesus. But another book, "The History of Joseph the Carpenter", presents Jesus as speaking, at the death of Joseph, of Mary as "my mother, virgin undefiled".
 
Bukti penggunaan istilah Yunani ''Aeiparthenos'' (Tetap Perawan Selamanya) tercatat pada awal abad ke-4, dituliskan oleh [[Santo]] [[Epifanius]] dari [[Salamis, Siprus|Salamis]],<ref>{{en}} {{citation |title=Joseph, Mary, Jesus |author=Lucien Deiss, Madeleine Beaumont |year=1996 |ISBN=0-8146-2255-0 |page=30}}</ref> dan digunakan secara luas dalam [[liturgi]] Gereja Ortodoks Timur.<ref>{{en}} {{citation |title=The image of the Virgin Mary in the Akathistos hymn |author=Leena Mari Peltomaa |year=2001 |ISBN=90-04-12088-2 |page=127}}</ref> Doa liturgi Ortodoks Timur biasanya diakhiri dengan kata-kata "Dengan mengenang ibu kita yang tersuci, murni, terberkati, dan mulia, (†) Sang Theotokos, dan yang selalu perawan Maria".<ref>{{en}} {{citation |title=Eastern Orthodoxy through Western eyes |author=Donald Fairbairn |year=2002 |ISBN=0-664-22497-0 |page=100}}</ref> [[Katekismus Gereja Katolik]] (KGK) § 499 juga menggunakan istilah ''Aeiparthenos'' dan merujuk pada konstitusi dogmatis [[Lumen Gentium]] (butir 57) yang menyatakan: "Kelahiran Kristus tidak mengurangi keutuhan keperawanan ibu-Nya melainkan menyucikannya."<ref name=Cat499/><ref>{{citation |url=http://www.vatican.va/archive/hist_councils/ii_vatican_council/documents/vat-ii_const_19641121_lumen-gentium_en.html |title=Lumen gentium |date=November 21, 1964 |others=item 57}}</ref> Doktrin keperawanan abadi ini juga tetap dipertahankan sebagian, tidak semua, gereja-gereja Anglikan dan Lutheran.<ref name=MWebster/>
[[Origen]], in his ''Commentary on Matthew'' (''c''. 248), expressly states belief in Mary’s perpetual virginity. In the words of Luigi Gambero, “Origen not only has no doubts but seems directly to imply that this is a truth already recognised as an integral part of the deposit of faith.”<ref>L. Gambero, ''Mary and the Fathers of the Church'' trans. T. Buffer (San Francisco: Ignatius, 1991), p. 75.</ref> In this context, Origen interpreted the comments of Ignatius of Antioch (d. ''c'' 108) as significant:
:''On this subject, I have found a fine observation in a letter of the martyr Ignatius, second bishop of Antioch after Peter,<ref>Ignatius of Antioch, ''Letter to the Ephesians'', 19, 1.</ref> who fought with the wild beasts during the persecution in Rome. Mary’s virginity was hidden from the prince of this world, hidden thanks to Joseph and her marriage to him. Her virginity was kept hidden because she was thought to be married. ''<ref>Origin, ''Homilies on Luke'', 6, 3-4.</ref>
 
Keperawanan Maria saat mengandung Yesus adalah satu topik utama dalam [[Seni rupa Bunda Maria dalam agama Katolik Roma|seni rupa Maria dalam Gereja Katolik]], yang biasanya direpresentasikan dengan kabar dari [[Malaikat Agung]] [[Gabriel]] kepada Maria bahwa ia akan mengandung — dalam keperawanannya — seorang anak yang terlahir sebagai [[Anak Allah]]. [[Fresko]] (lukisan dinding) yang menggambarkan peristiwa ini tampak dalam banyak [[gereja (gedung)]] Katolik Roma selama berabad-abad.<ref>{{en}} {{citation |title=Annunciation Art |publisher=Phaidon Press |year=2004 |ISBN=0-7148-4447-0}}</ref> Fresko tertua mengenai kabar gembira tersebut diketahui berupa lukisan abad ke-4 dalam [[Katakombe Priscilla]] di [[Roma]].<ref>{{en}} {{citation |title=The Annunciation to Mary |author=Eugene Laverdiere |year=2007 |ISBN=1-56854-557-6 |page=29}}</ref>
By the fourth century, the doctrine is well attested.<ref>L. Gambero, ''Mary and the Fathers of the Church'' trans. T. Buffer (San Francisco: Ignatius, 1991) pp. 97-98; and also for an overview of each source.</ref> For example, references can be found in the writings of [[Athanasius]],<ref>Athanasius, ''Orations against the Arians'' 2.70</ref> [[Epiphanius of Salamis|Epiphanius]],<ref>Epiphanius of Salamis, ''The Man Well-Anchored'' 120, c.f. ''Medicine Chest Against All Heresies'' 78:6</ref> [[Hilary of Poitiers|Hilary]],<ref>Hilary of Poitiers, ''Commentary on Matthew'' §1:4</ref> [[Didymus the Blind|Didymus]],<ref>Didymus the Blind, ''The Trinity'' 3:4</ref> [[Ambrose]],<ref>Ambrose of Milan, ''Letters'' 63:111</ref> [[Jerome]],<ref>Jerome, ''Against Helvetius'', 21</ref> [[Pope Siricius|Siricius]],<ref> Denziger §91</ref> and others.
 
Keperawanan Maria setelah melahirkan Yesus juga secara berkala direpresentasikan dalam seni Kekristenan Ortodoks Timur dan Ortodoks Oriental (seperti dalam seni religius Barat awal) dengan memasukkan sosok [[Salome (murid Yesus)|Salome]] dalam peristiwa kelahiran Yesus, yang mana [[Injil Yakobus]] ([[apokrif]]) menyajikannya sebagai bukti bahwa Maria tetap perawan bahkan setelah melahirkan Yesus.<ref>{{en}} {{citation |title=Encyclopedia of Comparative Iconography |author=Helene E. Roberts |year=1998 |ISBN=1-57958-009-2 |page=904}}</ref><ref>{{en}} {{citation |title=Treasures from the Ark: 1700 Years of Armenian Christian Art |author=Vrej Nersessian |year=2001 |ISBN=0-7123-4699-6 |page=167}}</ref> Dalam banyak [[ikonografi]], keperawanan abadi Maria ditandai dengan 3 bintang di sisi kiri, kanan, dan di atasnya (atau di kepalanya) yang mana merupakan representasi keperawanannya sebelum, saat, dan sesudah melahirkan.<ref>{{en}} {{citation |title=Heroes of the icon: people, places, events |author=Steven Bigham |year=1998 |ISBN=1-879038-91-9 |page=47}}</ref><ref>{{en}} {{citation |title=The icon handbook |author=David Coomler |year=1995 |ISBN=0-87243-210-6 |page=203}}</ref>
However, [[Tertullian]] (155-220), while holding that Mary conceived Jesus as a virgin, denied that her virginity was preserved in his birth, thus emphasizing the reality of her son's body,<ref>Jurgens §359, §277</ref> and the unorthodox monk [[Jovinian]] (who died in about 405), who denied that virginity as such was a higher state than marriage, and that abstinence as such was better than thankful eating, also denied the perpetual virginity of Mary and was condemned by synods at Rome and Milan.<ref>Oxford Dictionary of the Christian Church (Oxford University Press 2005 ISBN 978-0-19-280290-3): Jovinian</ref> These views were shared by his contemporary [[Helvidius]], but were not repeated in the following centuries.
 
Tradisi umum mengenai keperawanan abadi Maria merupakan salah satu unsur [[teologi]] yang kuat tentang [[Theotokos]] baik dalam tradisi Timur maupun Barat, dan menjadi sebuah bidang penelitian yang dikenal dengan nama [[Mariologi]].
===Protestantism===
From the fifth century on no opposition whatever to the doctrine was expressed in either East or West. Several leaders of the [[Protestant Reformation]] believed in the perpetual virginity of Mary.
[[Martin Luther]] believed that Mary did not have other children, and did not have any marital relations with Joseph,<ref>Bäumer, 190</ref> maintaining, that the brothers mentioned were cousins.<ref>''Luther's Works'', 22:23; [http://www.davidmacd.com/catholic/martin_luther_on_mary.htm Martin Luther on Mary's Perpetual Virginity]</ref> This is consistent with his lifelong acceptance of the idea of the [[perpetual virginity]] of Mary. Jaroslav Pelikan noted that the perpetual virginity of Mary was Luther's lifelong belief,<ref>''Luther's Works'', 22:214-215</ref> and Hartmann Grisar, a Roman Catholic biographer of Luther, concurs that "Luther always believed in the virginity of Mary, even after his excommunication, though afterwards he denied her power of intercession, as well as that of the saints in general, ... and combated, as extreme and pagan, the extraordinary veneration which the [Roman] Catholic Church showed towards Mary."<ref>Grisar, 210.</ref> For this reason even a rigorously conservative Lutheran scholar like Franz Pieper (1852-1931) refuses to follow the tendency among Protestants to insist that Mary and Joseph had marital relations and children after the birth of Jesus. It is implicit in his ''Christian Dogmatics'' that belief in Mary's perpetual virginity is the older and traditional view among Lutherans.<ref>Francis Pieper, ''Christian Dogmatics'', 4 vols., (St. Louis: CPH, 1950-53), 2:308-09.</ref>
 
== Perkembangan doktrin ==
He stated, that "we should simply hold that (Mary) remained a virgin after the birth of Christ because Scripture does not state or indicate that she later lost her virginity".<ref>"Scripture does not quibble or speak about the virginity of Mary after the birth of Christ, a matter about which the hypocrites are greatly concerned, as if it were something of the utmost importance on which our whole salvation depended. Actually, we should be satisfied simply to hold that she remained a virgin after the birth of Christ because Scripture does not state or indicate that she later lost her virginity... But the Scripture stops with this, that she was a virgin before and at the birth of Christ; for up to this point God had need of her virginity in order to give us the promised blessed seed without sin" (That Jesus Christ Was Born a Jew (1523), in ''Luther’s Works,'' American Edition, Walther I. Brandt, ed., Philadelphia, Augsburg Fortress; St. Louis, [[Concordia Publishing House]], 1962, ISBN 0-8006-0345-1 pp. 205-206; cf. James Swam ([http://www.ntrmin.org/Luthers%20Theology%20of%20Mary.htm#V Martin Luther's Theology of Mary]).</ref> He taught that "Christ, our Saviour, was the real and natural fruit of Mary's virginal womb . . . This was without the cooperation of a man, and she remained a virgin after that"; and that " Christ . . . was the only Son of Mary, and the Virgin Mary bore no children besides Him . . . I am inclined to agree with those who declare that 'brothers' really mean 'cousins' here, for Holy Writ and the Jews always call cousins brothers".<ref>Luther's Works, eds. Jaroslav Pelikan (vols. 1-30) & Helmut T. Lehmann (vols. 31-55), St. Louis: Concordia Pub. House (vols. 1-30); Philadelphia: Fortress Press (vols. 31-55), 1955, v.22:23 / Sermons on John, chaps. 1-4 (1539), quoted in [http://www.davidmacd.com/catholic/martin_luther_on_mary.htm Martin Luther on Mary's Perpetual Virginity]</ref> In fact Luther held throughout his career that, "in childbirth and after childbirth, as she was a virgin before childbirth, so she remained".<ref> "Sermon on the Presentation of Christ in the Temple", ''Luthers Werke'' 52:688- 99,quoted in Jaroslav Pelikan, ''Mary through the Ages'', 158, and [http://www.ntrmin.org/Luthers%20Theology%20of%20Mary.htm#V Martin Luther's Theology of Mary]</ref>
=== Gereja perdana ===
[[Berkas:Nativity (Throne of Maximianus).jpg|jmpl|180px|Representasi seni dari abad ke-6 akan keperawanan Maria setelah melahirkan Yesus]]
Pada abad ke-2, ada pengembangan minat dalam [[Gereja perdana]] terkait bagaimana Yesus dikandung dan keperawanan Maria. Mayoritas penulis Kekristenan awal menerima bahwa Yesus dikandung oleh perawan dengan mengandalkan yang tertulis pada Injil Lukas dan Matius; fokus dari pembahasan-pembahasan masa awal ini adalah keperawanan sebelum kelahiran Yesus, bukan saat kelahiran atau setelahnya.<ref name=Raymond_et_al267-277>[[#Raymond_et_al|Brown et al. (1978)]] pp. 267-277.</ref><ref name=Rahner896>{{en}} {{citation |title=Encyclopedia of theology: a concise Sacramentum mundi |author=Karl Rahner |year=2004 |ISBN=0-86012-006-6 |page=896-897}}</ref>
 
Penafsiran atas teks [[Matius 1]]:25 bahwa "tidak bersetubuh dengan dia ''sampai'' ia melahirkan anaknya laki-laki" dan atas berbagai teks [[Perjanjian Baru]] yang menyebutkan [[saudara-saudara Yesus]] dibahas di bagian bawah, dalam sub-judul "[[Keperawanan Abadi Maria#Menurut Kitab Suci|Menurut Kitab Suci]]". Saudara-saudara Yesus yang disebutkan dalam Injil, "Yakobus, saudara Tuhan Yesus" (menurut [[Galatia 1]]:19), "saudara Yesus yang disebut Kristus, yang bernama Yakobus" (menurut [[Flavius Yosefus]]),<ref>{{en}} {{citation |url=https://clas-pages.uncc.edu/james-tabor/ancient-judaism/josephus-james/ |title=Josephus on James |others=Josephus, Antiquities Book 20: chapter 9 |publisher=UNC Charlotte}}</ref> ditafsirkan oleh banyak naskah bukanlah sebagai anak-anak Maria. Penggunaan kata "saudara" dalam Alkitab tidak hanya merujuk pada saudara biologis (kandung) tetapi juga pada kerabat keluarga atau sanak saudara tidak sekandung ([[Kejadian 14]]:14, [[Kejadian 29]]:15), teman dekat ([[2 Samuel 1]]:26, [[1 Raja-raja 9]]:13), atau bahkan sekutu ([[Amos 1]]:9).
[[Huldrych Zwingli]] wrote: "I firmly believe that [Mary], according to the words of the gospel as a pure Virgin brought forth for us the Son of God and in childbirth and after childbirth forever remained a pure, intact Virgin." <ref>{{cite book|last=Zwingli|first=Ulrich|coauthors=Egli, Emil; Finsler, Georg; Zwingli-Verein, Georg; Zürich|title=Huldreich Zwinglis sämtliche Werke|publisher=C. A. Schwetschke und Sohn|year=1905|volume=1|pages=p. 385|chapter=Eini Predigt von der ewig reinen Magd Maria.|url=http://books.google.com/books?vid=061hIvsQOvuF3d5-UhkJID&id=yYYhD2-6nzQC&pg=RA1-PA385&lpg=RA1-PA385&dq=%22eine+predigt+von+der+ewig+reinen%22|accessdate=2008-07-01|language=[[German language|German]]}}</ref>
 
Sebuah dokumen dari abad ke-2 yang memberi perhatian khusus pada keperawanan Maria awalnya dikenal sebagai "[[Kelahiran Maria]]", namun kemudian dikenal dengan "Protoevangelium Yakobus" (dari sumbernya: Injil apokrif Yakobus).<ref name=Raymond_et_al273/><ref name=Gambero>{{en}} {{citation |author=L. Gambero |title=Mary and the Fathers of the Church |others=trans. T. Buffer |location=San Francisco |publisher=Ignatius |year=1991}}</ref>{{rp|35}} Dokumen tersebut menceritakan mengenai keperawanan Maria sebelum ia melahirkan, keajaiban dalam bagaimana ia melahirkan, dan keperawanan fisik bahkan setelah melahirkan.<ref name=Gambero/>{{rp|40}}<ref>{{en}} {{citation |url=http://wesley.nnu.edu/sermons-essays-books/noncanonical-literature/book-of-james-or-protevangelium |title=Protoevangelium of James, XIX-XX |others=M.R. James translation |accessdate=2015-07-06 |archive-date=2011-09-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110901065003/http://wesley.nnu.edu/sermons-essays-books/noncanonical-literature/book-of-james-or-protevangelium |dead-url=yes }}</ref><ref>Quasten, ''Patrology'' 1:120-1.</ref> Selain itu dokumen yang sama juga mengklaim bahwa saudara-saudara Yesus, dalam [[Matius 13]]:56 dan [[Markus 6]]:3, adalah anak-anak [[Yusuf (santo)|Yusuf]] dari perkawinan sebelumnya (sebelum dengan Maria).<ref>''Protoevangelium'' chapters 7-8.</ref> Tetapi teks ini tidak menyatakan secara eksplisit perihal keperawanan abadi Maria setelah kelahiran Yesus.
[[John Calvin]] rejected arguments, based on the mention in Scripture of brothers of Jesus, that Mary had other children.<ref>Harmony of Matthew, Mark & Luke, sec. 39 (Geneva, 1562), / From Calvin's Commentaries, tr. William Pringle, Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1949: “Helvidius displayed excessive ignorance in concluding that Mary must have had many sons, because Christ's 'brothers' are sometimes mentioned” (vol. 2, p. 215); “[On Matt 1:25:] The inference he [Helvidius] drew from it was, that Mary remained a virgin no longer than till her first birth, and that afterwards she had other children by her husband . . . No just and well-grounded inference can be drawn from these words . . . as to what took place after the birth of Christ. He is called 'first-born'; but it is for the sole purpose of informing us that he was born of a virgin . . . What took place afterwards the historian does not inform us . . . No man will obstinately keep up the argument, except from an extreme fondness for disputation.“ (vol. I, p. 107)</ref>
 
Belum ada konsensus sepenuhnya mengenai doktrin keperawanan abadi dalam Gereja awal mula hingga akhir abad ke-2; [[Tertulianus|Tertulian]] ({{circa}}160 - {{circa}}225) tidak mengajarkan doktrin tersebut (walau ia mengajarkan perihal kelahiran dari perawan), tetapi [[Ireneus]] ({{circa}}130 - {{circa}}202) — yang dipandang sebagai seorang [[santo]] dan [[Bapa Gereja]] — mengajarkan tentang keperawanan abadi dan juga tema-tema lainnya terkait Maria.<ref name=Rahner896/> [[Origen]] (185-254) bersikap tegas dalam masalah mengenai saudara-saudara Yesus ini, dan ia menyatakan keyakinannya bahwa saudara-saudara Yesus tersebut merupakan anak-anak Yusuf dari suatu perkawinan sebelumnya.<ref>{{en}} {{citation |title=The Westminster handbook to Origen |author=John Anthony McGuckin |year=2004 |ISBN=0-664-22472-5 |page=150}}</ref> Akan tetapi dukungan yang lebih luas terhadap doktrin tersebut mulai terlibat dalam abad berikutnya.<ref name=Rahner896/>
[[John Wesley]] wrote: "I believe that He was made man, joining the human nature with the divine in one person; being conceived by the singular operation of the Holy Ghost, and born of the blessed Virgin Mary, who, as well after as before she brought Him forth, continued a pure and unspotted virgin."<ref>[http://wesley.nnu.edu/john_wesley/letters/1749b.htm ''Letter to a Roman Catholic'', July 18, 1749] [http://books.google.com/books?vid=OCLC09022224&id=CZEPAAAAIAAJ&pg=PA110&lpg=PA110&dq=wesley+%22letter+to+a+roman+catholic%22]</ref>
 
Beberapa penulis dari abad ke-4, Helvidius (Helvetius) dan Eunomius dari Cyzicus (salah seorang pemimpin [[Arianisme]]), menafsirkan pernyataan [[Matius]] dengan arti bahwa Yusuf dan Maria melakukan hubungan suami istri yang normal setelah kelahiran Yesus, dan bahwa [[Yakobus Muda|Yakobus]], [[Yoses]], [[Yudas (saudara Yesus)|Yudas]], dan [[Simon (saudara Yesus)|Simon]] merupakan anak kandung [[Maria]] dan Yusuf, adalah suatu pandangan yang dipegang oleh Helvidius dan Eunomius.<ref name=DelCogliano>{{en}} {{citation |url=http://www.academia.edu/1857079/Tradition_and_Polemic_in_Basil_of_Caesareas_Homily_on_the_Theophany |title=Tradition and Polemic in Basil of Caesarea’s Homily on the Teophany |author=Mark DelCogliano |others=Vigiliae Christianae 66 |publisher=Koninklijke Brill NV, Leiden (retrieved from academia.edu) |date=2012 |page=40-43}}</ref> Helvidius, mengikuti opini Tertulian, menentang doktrin keperawanan abadi Maria, dimana [[Hieronimus]] membalasnya dalam ''Ecclesiae hominem'' dengan mengatakan bahwa Tertulian bukanlah putra Gereja.<ref>{{en}} {{citation |title=Tertullian, Treatises on marriage and remarriage |page=160 |editor=T. C. Lawler, Walter J. Burghardt |year=1951}}</ref> Sementara [[Basilius dari Kaisarea]] menyangkal pandangan Eunomius karena Basilius melihat teks Matius 1:25 sebagai bukti yang mendukung, bukan menentang, keperawanan abadi Maria.<ref name=DelCogliano/>
[[Diarmaid MacCulloch]], a historian of the Reformation, wrote that the reason why the magisterial reformers upheld Mary’s perpetual virginity, and why they had a "genuinely deep reverence and affection" toward Mary, was that she was "the guarantee of the Incarnation of Christ", a teaching that was being denied by the same radicals that were denying Mary’s perpetual virginity.<ref>D. MacCulloch, ''The Reformation: a History'' (Penguin Books, 2003) pp. 613-614; cf. Robert Schihl, ''[http://www.ewtn.com/faith/teachings/maryc2.htm The Perpetual Virginity of Mary]'' for an extended list and quotations.</ref> However, the absence of clear Biblical statements expressing the doctrine, in combination with the principle of ''[[sola scriptura]]'', kept references to the doctrine out of the Reformation creeds and, together with the tendency to associate veneration of Mary with idolatry<ref>D. MacCulloch, ''The Reformation: a History'' (Penguin Books, 2003) pp. 558-63</ref> and the rejection of [[clerical celibacy]]<ref>see John Calvin's [http://www.vor.org/rbdisk/calvin/ci_html/4_12.htm#4.12.27 ''Institutes of the Christian Religion IV,12,27-28'']</ref> led to the eventual denial of this doctrine amongst Protestants, who consider that the "brothers" (ἀδελφοί) οf Jesus mentioned in the New Testament were children of Mary (and thus his half brothers), rather than of Joseph by another marriage (and thus his stepbrothers) or his cousins, a view not shared by the magisterial Protestant reformers themselves.
 
Pada abad ke-4, doktrin keperawanan abadi telah ditegasan dengan baik.<ref name=Gambero/>{{rp|97-98}} Sebagai contoh, ditemukan rujukan dalam tulisan abad ke-3 dari [[Hippolitus dari Roma]] yang menyebut Maria sebagai "sang [[Kemah Suci|tabernakel]] yang dibebaskan dari kecemaran dan kerusakan";<ref name=Ripley264>{{en}} {{citation |title=This Is the Faith |author=Francis J. Ripley |year=1973 |ISBN=0-85244-678-0 |page=264}}</ref> dan tulisan abad ke-4 dari [[Athanasius]],<ref>Athanasius, ''Orations against the Arians'' 2.70</ref> [[Epifanius]],<ref>Epiphanius of Salamis, ''The Man Well-Anchored'' 120, c.f. ''Medicine Chest Against All Heresies'' 78:6</ref> [[Hilarius dari Poitiers|Hilarius]],<ref>Hilary of Poitiers, ''Commentary on Matthew'' §1:4</ref> [[Didymus Si Buta|Didimus]],<ref>Didymus the Blind, ''The Trinity'' 3:4</ref> [[Ambrosius]],<ref>Ambrose of Milan, ''Letters'' 63:111</ref> [[Hieronimus]],<ref>Jerome, ''Against Helvetius'', 21</ref> and [[Paus Sirisius|Sirisius]]<ref>Denziger §91</ref> melanjutkan pengesahan doktrin keperawanan abadi —sebuah kecenderungan yang melaju cepat pada abad berikutnya.<ref name=BWell315/><ref name=Bromiley271/>
== Biblical passages and their historical interpretations==
[[Berkas:Caravaggio - The Annunciation.JPG|thumb|right|215px|''[[Annunciation|The Annunciation]]'', by [[Caravaggio]]. "How can this be, for I know not man?"]]
Mary's virginity before and in regard to her conception of Jesus is stated in the Gospels of Matthew<ref>{{bibleverse||Matthew|1:18-23}}</ref> and Luke.<ref>{{bibleverse||Luke|1:27}}</ref> It is disputed whether elements in the New Testament favour or contradict belief that she remained a virgin afterwards.
 
=== Bapa Gereja dan abad pertengahan ===
With regard to the identification of the "brothers and sisters" of Jesus mentioned in the New Testament,<ref>{{bibleverse||Matthew|12:46}}, {{bibleverse||Matthew|13:55}}, {{Matthew||28:10}}, {{bibleverse||Mark|3:31-34}}, {{bibleverse||Mark|6:3}}, {{bibleverse||Luke|8:19-20}}, {{bibleverse||John|2:12}}, {{bibleverse||John|7:3}}, {{bibleverse||John|7:5}}, {{bibleverse||John|7:10}}, {{bibleverse||Acts|1:14}}, and {{bibleverse||1Corinthians|9:5}}</ref> the 1978 book ''Mary in the New Testament: A Collaborative Assessment by Protestant and Roman Catholic Scholars''<ref>[[Raymond Brown]], Karl P. Donfried, [[Joseph Fitzmyer]] and John Reumann ed., Philadelphia: Fortress Press, and Mahwah, NJ: Paulist Press, 1978</ref> reached the following agreed conclusions:
[[Berkas:Otsy.jpg|jmpl|kiri|Para [[Bapa Gereja]] dalam suatu penggambaran pada abad ke-11 dari [[Kiev]]]]
# The continued virginity of Mary after the birth of Jesus is not a question directly raised by the New Testament.
[[Yohanes Krisostomus]] (347-407) membela keperawanan abadi Maria dengan sejumlah alasan, salah satunya adalah kata-kata Yesus kepada ibunya di [[Kalvari]]: "Ibu, inilah anakmu!" dan kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" ([[Yohanes 19]]:26-27).<ref name=MEvangel>{{en}} {{citation |title=Mary for evangelicals: toward an understanding of the mother of our Lord |author=Tim S. Perry, William J. Abraham |year=2006 |ISBN=0-8308-2569-X |page=153-154}}</ref><ref>{{en}} {{citation |title=John 11-21 |author=Joel C. Elowsky |year=2007 |ISBN=0-8308-1099-4 |page=318}}</ref> Sejak abad ke-2, kedua [[Tujuh Perkataan Salib|perkataan Yesus dari salib]] tersebut telah menjadi dasar penalaran bahwa Maria tidak memiliki anak lain dan "sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya" (Yohanes 19:27) karena setelah kematian Yusuf dan Yesus tidak ada orang lain yang merawat Maria, sehingga Maria harus dipercayakan kepada murid tersebut ([[Yohanes]]).<ref name=Burke308>{{en}} {{citation |author=Burke, Raymond L.; et al. |year=2008 |title=Mariology: A Guide for Priests, Deacons, Seminarians, and Consecrated Persons |ISBN=978-1-57918-355-4 |page=308-309}}</ref><ref name=Miravalle62-63>[[#Miravalle|Miravalle (1993)]] p. 62-63.</ref>
#Once it was raised in subsequent church history, it was that question which focused attention on the exact relationship of the "brothers" (and "sisters") to Jesus.
#Once that attention has been focused, it cannot be said that the New Testament identifies them without doubt as blood brothers and sisters and hence as children of Mary.
#The solution favoured by scholars will in part depend on the authority they allot to later church insights.<ref name=Rossier>[http://campus.udayton.edu/mary/Rossier.html François Rossier: The "Brothers and Sisters" of Jesus: Anything New?]</ref>
 
Pada masa [[Gregorius dari Nyssa]] dan [[Agustinus dari Hippo]], seiring meningkatnya penekanan pada kesalehan Maria, pandangan atas peranan Maria yang lebih luas mulai timbul dalam konteks sejarah keselamatan.<ref name=Raymond_et_al278-281/> Agustinus sendiri menyajikan sejumlah pendapat yang mendukung doktrin keperawanan abadi.<ref>{{en}} {{citation |title=Augustine through the ages: an encyclopedia |author=John C. Cavadini |year=1999 |ISBN=0-8028-3843-X |page=544}}</ref><ref>{{en}} {{citation |title=St. Augustine, Faith, Hope & Charity |author=J. Kuasten, Saint Augustine (Bishop of Hippo) |year=1978 |ISBN=0-8091-0045-2 |page=126}}</ref> Di akhir abad ke-4, teks [[Lukas 1]]:34 ("Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?") mulai dibaca sebagai satu hal yang menunjukkan "sumpah keperawanan abadi" dari pihak Maria.<ref name=Raymond_et_al278-281/> Para [[Bapa Gereja]] tersebut berpendapat bahwa kebingungan Maria timbul karena ia sudah pernah bersumpah untuk tetap perawan.<ref name=Raymond_et_al114>[[#Raymond_et_al|Brown et al. (1978)]] pp. 114.</ref>
It acknowledged as consonant with Scripture the two opposing interpretations of the texts that mention Jesus' brothers and sisters: either as referring to actual siblings, or as meaning close relatives.<ref name=Rossier/> Catholics and Orthodox usually prefer the latter interpretation, Protestants the former.<ref name=Rossier/>
 
Konsep mengenai sumpah ([[kaul]]) keperawanan telah ditampilkan dalam Protoevangelium (4:1) yang mana menyatakan bahwa ibu Maria, [[Anna]], mempersembahkan Maria sebagai "perawan dari Allah" di Bait Allah, dan bahwa Yusuf, seorang [[duda]], berperan sebagai penjaga Maria (pada saat itu perlindungan hukum bagi wanita tergantung pada pelindung laki-laki mereka: ayah, saudara, atau suami).<ref>''Protoevangelium of James'' 4, 7, 8-9, 15</ref> Pada awal abad ke-7 [[Isidore dari Sevilla|Isidorus dari Sevilla]], dalam ''Short Book on the Perpetual Virginity of Blessed Mary'', menghubungkan tema [[Mariologi]] dan [[Kristologi]] dengan mengaitkan keperawanan Maria pada keilahian Kristus.<ref>{{en}} {{citation |title=The History of Theology: Middle Ages |author=Giulio D'Onofrio, Basil Studer |year=2008 |ISBN=0-8146-5916-0 |page=38}}</ref> Buku lainnya dari sekitar abad ke 6-7, "Sejarah dari Yosef sang Tukang Kayu", menuliskan tentang Yesus yang menyebut Maria, saat kematian Yosef (atau Yusuf), sebagai "ibu-Ku, perawan tanpa noda";<ref>{{en}} {{citation |title=Saint Joseph: His Life and His Role in the Church Today |author=Louise Bourassa Perrotta |year=2000 |ISBN=0-87973-573-2 |page=86}}</ref> tulisan tersebut kemungkinan disusun dalam bahasa Yunani, namun yang bertahan sampai saat ini hanya terjemahan dalam [[bahasa Koptik]] dan Arab.<ref>{{en}} {{citation |author=Bart D. Ehrman, Zlatko Pleše |title=The Apocryphal Gospels: Texts and Translations |publisher=Oxford University Press |year=2011 |page=158}}</ref> [[Konsili Lateran tahun 649]], yang dihadiri [[Maximus Sang Syahid|Maximus Sang Pengaku Iman]], kemudian secara eksplisit menegaskan ajaran keperawanan Maria sebelum, saat, dan setelah kelahiran Yesus.<ref name=Rahner896/> Hal ini selanjutnya ditegaskan pada [[konsili ekumenis]] ke-6 ([[Konsili Konstantinopel]] Ketiga) pada tahun 680.<ref name=BWell315/>
Scholars of each tradition, not having made advances since then in demonstrating the superiority of either interpretation, have become more open to acknowledging the scriptural acceptability of the opposite tradition.<ref name=Rossier/>
 
Selama berabad-abad interpretasi atas Maria sebagai seorang mempelai Allah yang tetap perawan yang mengambil sumpah keperawanan selamanya telah menyebar luas dan menjadi sangat lazim dalam masa [[:en:Rupert of Deutz|Rupertus dari Deutz]] pada abad ke-12.<ref name=Raymond_et_al278-281/> Pada abad ke-13, [[Thomas Aquinas]] telah membentuk argumen teologis yang panjang dan rinci dalam membela doktrin tersebut dan menyatakan bahwa penolakan terhadap keperawanan abadi Maria adalah merendahkan [[kesempurnaan Kristus]], penistaan terhadap [[Roh Kudus]], dan penghinaan terhadap martabat [[Bunda Allah]].<ref>{{en}} {{citation |title=Aquinas on doctrine: a critical introduction |author=Thomas Gerard Weinandy, John Yocum |year=2004 |ISBN=0-567-08411-6 |page=95}}</ref><ref>{{en}} {{citation |title=The Westminster handbook to Thomas Aquinas |author=Joseph Peter Wawrykow |year=2005 |ISBN=0-664-22469-5 |page=91}}</ref>
At the [[Annunciation]] ({{bibleverse||Luke|1:34}}) Mary, told by an angel that she will conceive, responds: "How will this be, since I am a virgin?" Gregory of Nyssa understood this in support of the view that Mary had taken a lifelong vow of virginity, even in marriage:
: ''For if Joseph had taken her to be his wife, for the purpose of having children, why would she have wondered at the announcement of maternity, since she herself would have accepted becoming a mother according to the law of nature?''<ref>Gregory of Nyssa, ''On the Holy Generation of Christ'', 5.</ref> This view is generally followed by Orthodox and Roman Catholic scholars.
 
=== Maria, Hawa Kedua ===
In the opinion of the writer Howard Marshall "it is impossible to see how the text can yield this meaning."<ref>Howard Marshall, I., The Gospel of Luke (1978), p68. Paternoster Press, Exeter.</ref> He quotes the view of a certain Easton that "no writer with a knowledge of Jewish psychology could have thought of a vow of virginity on the part of a betrothed Palestinian maiden", and says that to hold that Mary constitutes a special case "will convince only those who have other reasons for adopting this interpretation of the text". This view ignores the accounts in [[Philo]] and [[Josephus]] of celibacy among the [[Essenes]], and suggests that the practice of celibacy by the early Christians witnessed in the earliest writings of the New Testament by Saint [[Paul the Apostle]]<ref>{{bibleverse|1|Corinthians|7:7}}, {{bibleverse-nb|1|Cor|7:25-38}}; cf. {{bibleverse||Matthew|19:12}}</ref> was an unprecedented novelty in the culture from which Christianity sprang.
[[Berkas:MCB-mosaicob.jpg|jmpl|170 px|[[Madonna (karya seni)|Madonna dan Putera]], [[ikonografi Eleusa]] dari abad ke-13, [[Athena]]]]
Pada abad ke-4, dalam pembahasan rencana keselamatan Allah, satu tema paralel mulai timbul di mana ketaatan Maria ("jadilah padaku menurut perkataanmu itu" sesuai Lukas 1:38) dan doktrin keperawanan abadi menempatkan kedudukan yang berlawanan dengan [[Adam dan Hawa]], seperti juga ketaatan Yesus berlawanan dengan Adam ([[Roma 5]]:12-21).<ref name=Raymond_et_al278-281/><ref name=Rahner896/> Konsep mengenai Maria sebagai "Hawa Kedua" (atau disebut juga "[[Hawa Baru]]") pertama kali diperkenalkan oleh [[Yustinus Martir]] sekitar tahun 155.<ref name=McNally185>[[#McNally|McNally (2009)]] p. 185.</ref> Dalam sudut pandang ini, yang mana dibahas secara rinci oleh [[Ireneus]], didukung oleh [[Hieronimus]], dan kemudian berkembang lebih lanjut, kaul ketaatan dan keperawanan Maria memposisikannya sebagai "Hawa Kedua" sebagai bagian dari rencana keselamatan, sebagaimana juga Yesus diposisikan sebagai "[[Adam Baru|Adam Kedua]]".<ref name=Raymond_et_al278-281/><ref name=Rahner896/>
 
Tema yang dikembangkan oleh para Bapa Gereja ini berjalan beriringan dengan tema yang dikembangkan oleh [[Rasul Paulus]] dalam Roma 5:19 di mana ia membandingkan [[dosa asal|dosa Adam]] dengan ketaatan Yesus pada kehendak [[Allah Bapa|Bapa]]: "Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar."<ref name=Daille>{{en}} {{citation |title=An exposition of the epistle of Saint Paul to the Philippians |author=Jean Daille |year=1995 |ISBN=0-8028-2511-7 |page=194-195}}</ref> Dengan cara yang sama, ketaatan Maria atas pernyataan dari malaikat ([[Gabriel]]), dan kesetiaannya pada sumpah keperawanan untuk selamanya dipandang sebagai obat atas kerusakan yang disebabkan oleh [[Hawa]].<ref name=Bl64>{{en}} {{citation |title=Blessed one: Protestant perspectives on Mary |author=Beverly Roberts Gaventa, Cynthia L. Rigby |year=2002 |ISBN=0-664-22438-5 |page=64}}</ref>
The doctrine of the perpetual virginity of Mary has been pictured as foreshadowed by {{bibleverse||Ezekiel|44:2}}: "The Lord said to me, 'This gate is to remain shut. It must not be opened; no one may enter through it. It is to remain shut because the Lord, the God of Israel, has entered through it.'" Jerome wrote: ''Only Christ opened the closed doors of the virginal womb, which continued to remain closed, however. This is the closed eastern gate, through which only the high priest may enter and exit and which is nevertheless always closed.''<ref>Jerome, ''Contra Pelagianos'' 2, 4.</ref> Not only Catholic writers but also the magisterial Protestant Reformers quoted the Ezekiel text in connection with the doctrine.<ref>D. MacCulloch, ''Reformation: a History'' (Penguin Books, 2003) p. 614.</ref>
 
Ajaran mengenai Hawa Kedua ini terus tumbuh di kalangan Katolik, dan dalam pembahasan keperawanan abadi, [[Katekismus Konsili Trente]] tahun 1566 mengajarkan secara eksplisit bahwa sementara Hawa dengan mempercayai ular membawa kutukan terhadap umat manusia, tetapi Maria dengan mempercayai malaikat membawa berkat bagi manusia.<ref name="Ripley264"/><ref>{{en}} {{citation |title=The Catechism of the Council of Trent |others=Translated Into English by Theodore Alois Buckley |ISBN=1-112-53771-6 |page=45-46 (Article III, Chapter VI, Question IX) |url=http://books.google.com/books?id=940_AAAAcAAJ}}</ref> Konsep Hawa Kedua disebut [[Paus (Katolik Roma)|Paus]] [[Pius XII]] dalam [[ensiklik]] ''[[Mystici Corporis Christi]]'' dan dibahas Paus [[Yohanes Paulus II]] dalam [[Audiensi Umum]] di Vatikan pada tahun 1980, dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsep ini tetap menjadi bagian dalam ajaran [[Gereja Katolik]] hingga sekarang.<ref>{{en}} {{citation |url=http://www.vatican.va/holy_father/pius_xii/encyclicals/documents/hf_p-xii_enc_29061943_mystici-corporis-christi_en.html |title=Mystici corporis Christi |publisher=Holy See |author=Pope Pius XII}}</ref><ref>{{en}} {{citation |url=http://www.vatican.va/holy_father/john_paul_ii/audiences/catechesis_genesis/documents/hf_jp-ii_aud_19800312_en.html |publisher=Holy See |author=Pope John Paul II |title=General Audience March 12, 1980}}</ref>
The [[New Testament]] mentions Jesus' ''adelphoi'' ((ἀδελφοί),<ref>{{bibleverse||Matthew|12:46}}, {{bibleverse||Matthew|13:55}}, {{bibleverse||Mark|3:31-34}}, {{bibleverse||Mark|6:3}}, {{bibleverse||Luke|8:19-20}}, {{bibleverse||John|2:12}}, {{bibleverse||John|7:3}}, {{bibleverse||John|7:5}}, {{bibleverse||John|7:10}}, {{bibleverse||Acts|1:14}}, and {{bibleverse||1Corinthians|9:5}}</ref> which can mean either literally "brothers" or metaphorically refer to countrymen, people or believers.<ref>[http://www.searchgodsword.org/lex/grk/view.cgi?number=80 The New Testament Greek Lexicon]</ref> The ''Protoevangelium of James'', as shown above, presented these ''adelphoi'' as Joseph's children from a previous marriage, stating that Joseph married Mary after he had become a widower; that would make these ''adelphoi'' Jesus’ stepbrothers. [[Victorinus of Pettau|Victorinus]] argued that the ''adelphoi'' were merely kinsfolk, a view repeated by Jerome.<ref>Jerome, ''Against Helvidius: The Perpetual Virginity of Mary'' 19.</ref> Tertullian interpreted these passages as referring to Jesus’ siblings from both Joseph and Mary, thus excluding the doctrine of Mary's perpetual virginity.<ref>Tertullian, ''Adversus Marcionem'' 4, 19, 11.</ref> Furthermore, it is noteworthy that the only case that this is argued to refer to first cousins in the new testament is Jesus, whilst where ἀδελφοί is used eg. with James and John, Andrew and Peter etc., it is always assumed this refers to actual brothers. However, when cousins is meant (eg. Elizabeth and Mary), a completely different word is used. This begs the question, as to whether the interpretation of adelphoi as brothers relates primarily from a theological rather than a linguistic basis.{{Fact|date=July 2008}}
 
== Reformasi Protestan ==
{{bibleverse||Matthew|1:25}}, states that Jesus was Mary's "firstborn son" (although Tasker says that there is strong evidence for omitting the word ''firstborn'')<ref>Tasker, R.V., The Gospel according to Saint Matthew, p36 (1961) Inter Varsity Press, Leicester</ref> and that Joseph "had no marital relations with her ''until'' (''{{polytonic|εως}}'') she had borne a son." Tasker<ref>ibid</ref> and Hill<ref>Hill D., The Gospel of Matthew, p80 (1972) Marshall, Morgan and Scott:London</ref> argue that this passage implies that Mary and Joseph had customary marital relations after the birth of Jesus, with Tasker quoting McNeile as saying that the Greek construction "always implies in the New Testament that the negatived action did, or will, take place after the point of time indicated".<ref>ibid</ref> Hill comments that "if the notion of Mary's perpetual virginity had been familiar to the evangelist or to the milieu in which he wrote, he would surely have been more explicit".<ref>ibid</ref> But {{bibleverse||Matthew|28:20}} which says, "I am with you always, [even] unto (''{{polytonic|εως}}'') the end of the world" does not mean that Jesus would then abandon his disciples. There are several other passages in the Greek text of both the New Testament and the Old where the word "until" does not imply a later change: instances are {{bibleverse||Deuteronomy|34:6}}, {{bibleverse|2|Samuel|6:23}}, {{bibleverse||Psalm|72:7}} and {{bibleverse-nb||Ps|110:1}} (as interpreted by Jesus in {{bibleverse||Matthew|22:42–46}}), {{bibleverse||Matthew|11:23}} ,{{bibleverse||Romans|8:22}}, and {{bibleverse|1|Timothy|4:13}}. They do not mean, for instance, that Jesus will at some point stop sitting at the right hand of the Father. John Hainsworth remarks: "'The use of 'until' in Matthew 1:25, then, is purely to indicate that Christ was incarnate of the Holy Spirit and the Virgin Mary, not conceived by Joseph and Mary, since they did not 'know' each other 'until' the birth. In this context 'until' is really synonymous with 'before'. If on the contrary it were meant in its full contemporary English sense—that is, if it really meant that Joseph and Mary's chaste relationship changed after the birth—then the stylistics present another big problem: the reader would have to believe that Matthew was actually inviting contemplation of the couple's later sexual activity. This is doubtful to say the least."<ref>[http://www.goarch.org/en/ourfaith/articles/article9174.asp The Ever-Virginity of the Mother of God]</ref>
Masa awal [[Reformasi Protestan]] pada permulaan abad ke-16 tidak dengan segera menimbulkan suatu penolakan akan doktrin keperawanan abadi dan beberapa pemimpin Reformasi tersebut menyediakan berbagai tingkatan dukungan akan doktrin itu, tanpa secara langsung mendukungnya.<ref name=Ted150>{{en}} {{citation |title=Christian confessions: a historical introduction |author=Ted Campbell |year=1996 |ISBN=0-664-25650-3 |page=150}}</ref><ref name=McKim237>{{en}} {{citation |title=Encyclopedia of the Reformed faith |author=Donald K. McKim, David F. Wright |year=1992 |ISBN=0-664-21882-2 |page=237}}</ref>
 
Para reformis awal Protestan merasa bahwa teks Alkitab secara eksplisit diperlukan untuk menerima hal-hal terkait kelahiran Yesus dari perawan, tetapi yang diterima hanyalah keperawanan abadi.<ref>{{en}} {{citation |title=Reformation of church and dogma (1300-1700) |author=Jaroslav Jan Pelikan |year=1985 |ISBN=0-226-65377-3 |page=339}}</ref> Seiring berjalannya waktu, beberapa gereja Protestan berhenti mengajarkan doktrin tersebut dan beberapa gereja Protestan lainnya bahkan menyangkalnya.<ref name=Ted47/><ref name=McNally170/> Namun banyak [[denominasi Kristen|denominasi]] Protestan lain, seperti [[Lutheran]] dan [[Anglikan]], tetap mempertahankan doktrin keperawanan abadi Maria hingga sekarang.<ref name="LongeneckerGustafson2003"/>
One of the "brothers" of Jesus is called "Joses" in {{bibleverse||Mark|6:3}} and "Joseph" in the corresponding {{bibleverse||Matthew|13:55}}. Since in Judaism children are rarely named after the father,<ref>[http://www.thewjc.org/baby.htm The Jewish Baby]</ref>, it is unlikely that Jesus' "brothers" were biological children of Joseph. Besides, the only other mention of Joses in Mark (and indeed the whole New Testament) is in {{bibleverse||Mark|15:40}}, which pairs Joses with a James, as in {{bibleverse||Mark|6:3}}, and says that their mother, another woman called Mary, was present at the Crucifixion and so was then still alive.
 
=== Para reformator awal ===
Josephe Blinzler, in his study ''Die Bruder und Schwestern Jesu'', concluded that the "brothers" and "sisters" of Jesus were cousins of his. For Simon and Jude, their relationship with Jesus came from their father Cleophas/Clopas, a brother of Joseph and thus a descendant of David. Their mother's name is unknown. The mother of James and Joses was a Mary, distinct from Jesus’ mother; she (or her husband) was related in some unspecifiable way to Jesus' family. There are indications that the father of James (and Joses) was of sacerdotal or Levitical origin and was a brother of Mary. The silence of the Gospels about Joseph after [[Gospel of Luke|Luke 2]] indicates that the putative father of Jesus died soon, after which Mary and her son joined the family of her (their?) closest relative. The children of this family (these families?), grew up with Jesus and were called his brothers and sisters, since in [[Aramaic language|Aramaic]] there was no other term for them. The early Church kept this term even in [[Greek language|Greek]] to honour in this way these relatives who had meanwhile become eminent members of the Church, and as a way of distinguishing them from the many others in the early Church that had the same names.<ref>J. Blinzler, ''I fratelli e le sorelle di Gesù'' (Italian translation of ''Die Bruder und Schwestern Jesu''), Paideia, Brescia, 1974, quoted in Giuseppe De Rosa, ''Gli Anni «Oscuri» di Gesù a Nazaret'' in La Civiltà Cattolica, 7 June 2008, p. 435</ref>
[[Berkas:StPierreJeuneP156.JPG|jmpl|kiri|Patung Maria di [[:en:Saint-Pierre-le-Jeune Protestant Church|Gereja Protestan Saint-Pierre-le-Jeune]] (Lutheran), [[Strasbourg]]]]
[[Martin Luther]] mempercayai bahwa Maria tidak memiliki anak lain, selain Yesus, dan tidak melakukan hubungan suami istri dengan Yusuf. Naskah [[bahasa Latin|Latin]] dari ''[[:en:Smalcald Articles|Smalcald Articles]]'', yang ditulis oleh Luther, menggunakan istilah "Tetap Perawan" (''Ever Virgin'') untuk merujuk Maria.<ref name=Ted150/> Keperawanan abadi Maria merupakan keyakinan Luther sepanjang hidupnya, walau ia menolak doktrin-doktrin lain mengenai Maria selain "[[Bunda Allah]]".<ref name=Ted150/><ref>''Luther's Works'', 22:214-215</ref><ref>{{en}} "Sermon on the Presentation of Christ in the Temple", ''Luthers Werke'' 52:688- 99, quoted in Jaroslav Pelikan, ''Mary through the Ages'', 158, and [http://www.ntrmin.org/Luthers%20Theology%20of%20Mary.htm#V Martin Luther's Theology of Mary] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100425063202/http://www.ntrmin.org/Luthers%20Theology%20of%20Mary.htm#V |date=2010-04-25 }}</ref><ref>''Luther's Works'', 21:326, cf. 21:346.</ref>
 
[[Ulrich Zwingli]] mendukung keperawanan abadi dan menulis: "Saya sangat percaya bahwa [Maria], ... selamanya tetap seorang Perawan yang utuh, murni."<ref>{{de}} {{cite book|last=Zwingli|first=Ulrich|author2=Egli, Emil|author3=Finsler, Georg|author4=Zwingli-Verein, Georg|author5= Zürich|title=Huldreich Zwinglis sämtliche Werke|publisher=C. A. Schwetschke und Sohn|year=1905|volume=1|page=385|chapter=Eini Predigt von der ewig reinen Magd Maria.|url=http://books.google.com/books?vid=061hIvsQOvuF3d5-UhkJID}}</ref> Para reformator dari Inggris juga mendukung konsep keperawanan abadi, tapi alasan mereka beragam atas dukungan tersebut.<ref name=McKim237/> Dukungan Luther dan Zwingli atas keperawanan abadi disahkan oleh [[Heinrich Bullinger]] dan dimasukkan dalam ''[[:en:Helvetic Confessions|Helvetic Confessions]]''.<ref name=Blessed119>{{en}} {{citation |title=Blessed one: Protestant perspectives on Mary |author=Beverly Roberts Gaventa, Cynthia L. Rigby |year=2002 |ISBN=0-664-22438-5 |page=119}}</ref>
== Spiritual significance ==
Many Catholic and Orthodox hymns and prayers mention Mary's perpetual virginity.
 
Pandangan [[Yohanes Calvin]] tidaklah sejelas Luther mengenai keperawanan abadi Maria,<ref name=McKim237/> dan ia mewaspadai apa yang ia anggap "spekulasi fasik" pada topik tersebut.<ref name=Blessed119/> Dalam komentarnya atas Lukas 1:34, ia menolak dan menganggap "tidak berdasar dan sama sekali tidak masuk akal" gagasan bahwa Maria telah membuat sumpah keperawanan abadi, dengan mengatakan bahwa "Ia, dalam hal itu, tentu akan melakukan pengkhianatan dengan membiarkan dirinya dipersatukan dengan seorang suami, dan tentu akan mencurahkan penghinaan pada janji suci perkawinan; yang mana tidaklah mungkin dilakukan tanpa cemoohan Allah" dan menambahkan bahwa tidak ada bukti keberadaan sumpah tersebut pada masa itu.<ref>Calvin. "Commentary on Luke 1:34". ''Harmony of Matthew, Mark, and Luke'' vol. 1.</ref> Meski [[selibat]] atau [[abstinensi]] dalam perkawinan bukannya tidak dikenal dalam tradisi Yahudi dalam menanggapi perintah Allah dan partisipasi dalam pelayanan-Nya.<ref>{{en}} {{citation |url=http://www.cin.org/users/james/files/talmud.htm |title=Perpetual Virginity of Mary |author=Br. Anthony Opisso, M.D. |publisher=Association of Hebrew Catholics (retrieved from CIN)}}</ref><ref>{{en}} {{citation |url=http://www.andrews.edu/library/car/cardigital/Periodicals/AUSS/1987-2/1987-2-02.pdf |chapter=Celibacy in Judaism at the Time of Christian Beginnings |page=172 |author=Harvey McArthur |publisher=Andrews University Press |title=Andrews University Seminary Studies |year=Summer 1987 |others=Vol. 25, No. 2}}</ref> Calvin juga menolak pendapat yang mendasarkan pada teks Matius 1:25 (Helvidius menyimpulkan Maria memiliki anak lagi karena frasa ''firstborn son'') bahwa Maria mempunyai anak yang lain.<ref>Harmony of Matthew, Mark & Luke, sec. 39 (Geneva, 1562), / From Calvin's Commentaries, tr. William Pringle, Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1949 (vol. 2, p. 215; vol. I, p. 107)</ref>
In some modern spiritual writings, Mary's virginity is cited as a counter-example to current sexual [[mores]]. In spiritual writings more generally, her virginity is cited as an expression of holiness, devotion and loving self-denial. In some of [[Augustine of Hippo|St. Augustine]]'s writings, he gives her virginity as an example of the mystery of God. Other spiritual writings have mentioned Mary's great humility, which is connected with the sparse mention of her in Scripture and with her willingness to be virginal in order to carry out a part of God's plan. Some writers give Mary as an example of spiritual integrity, of which her virginal integrity is a sign. Over the centuries, it has been a tradition for some of the faithful to consecrate themselves to God, partly by remaining virgins, which is called the "charism of virginity" (or "gift of virginity").
 
Para reformator [[Anglikan]] dari abad ke-16 dan 17, misalnya Hugh Latimer dan [[Thomas Cranmer]],<ref name=Bradshaw/> mendukung keperawanan abadi "atas dasar otoritas Kekristenan zaman dulu".<ref name=Ted150/> Pada abad ke-18, [[John Wesley]], salah satu pendiri [[Metodisme]], juga mendukung doktrin keperawanan abadi maria dan menuliskan bahwa: "... lahir dari Perawan Maria yang terberkati, yang juga setelahnya seperti sebelum ia melahirkan-Nya, melanjutkan suatu keperawanan yang murni dan tak ternoda."<ref name=Ted150/><ref>{{en}} {{citation |title=The works of the Rev. John Wesley, Volume 15 |author=John Wesley, Joseph Benson |publisher=Thomas Cordeux |location=London |year=1812 |chapter=A Letter to a Roman Catholic |page=110 |url=http://books.google.com/books?vid=OCLC09022224}}</ref><ref>{{en}} {{citation |url=http://wesley.nnu.edu/john_wesley/letters/1749b.htm |title=Letter to a Roman Catholic |date=July 18, 1749 |accessdate=2008-09-18 |archive-date=2006-09-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20060903061336/http://wesley.nnu.edu/john_wesley/letters/1749b.htm |dead-url=yes }}</ref>
In many [[iconography|icons]], Mary's perpetual virginity is signified by three stars that appear on her left, her right, and above her or on her head, which represent her virginity before, during and after giving birth.
 
=== Ajaran Protestan kemudian ===
[[Berkas:OL Walsingham IV.jpg|jmpl|"Rumah Suci" untuk menghormati Maria, tempat ziarah Anglikan di [[Walsingham]]]]
Diarmaid MacCulloch, seorang sejarawan Reformasi Protestan, menuliskan bahwa alasan mengapa para reformis awal menjunjung keperawanan awal Maria adalah karena ia merupakan "jaminan atas [[Inkarnasi]] Kristus", suatu ajaran yang ditolak oleh kalangan radikal lainnya yang menyangkal keperawanan abadi Maria.<ref>[[#MacCulloch|MacCulloch (2003)]] p. 613-614.</ref><ref name=Schihl>{{en}} {{citation |author=Robert Schihl |url=http://www.ewtn.com/faith/teachings/maryc2.htm |chapter=The Perpetual Virginity of Mary |title=A Biblical Apologetic of the Catholic Faith |others=retrieved from EWTN |accessdate=2008-09-18 |archive-date=2019-07-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190709234555/http://www.ewtn.com/faith/teachings/maryc2.htm |dead-url=yes }}</ref> Namun, tidak adanya pernyataan yang meyakinkan dari Alkitab, bersama dengan prinsip ''[[sola scriptura]]'' dan kecenderungan yang mengaitkan penghormatan pada Maria dengan penyembahan berhala, membuat acuan-acuan atas doktrin tersebut tidak masuk dalam pengakuan-pengakuan iman Reformasi.<ref>[[#MacCulloch|MacCulloch (2003)]] p. 558-563.</ref> Semua hal tersebut, dan penolakan atas selibat kaum [[rohaniwan]],<ref>{{en}} John Calvin, [http://www.vor.org/rbdisk/calvin/ci_html/4_12.htm#4.12.27 ''Institutes of the Christian Religion IV,12,27-28''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080724155424/http://www.vor.org/rbdisk/calvin/ci_html/4_12.htm#4.12.27 |date=2008-07-24 }}</ref> pada akhirnya menyebabkan penolakan atas doktrin ini di banyak kalangan Protestan yang memandang kata "saudara" ({{lang-el|ἀδελφοί}}) Yesus dalam Perjanjian Baru sebagai anak kandung Maria, yang mengakibatkan sulitnya menjawab pertanyaan mengapa Yesus menyerahkan ibu-Nya kepada murid yang dikasihinya (Yohanes 19:26-27) dengan asumsi bahwa ibu-Nya masih memiliki anak-anak kandung lain.<ref>{{en}} {{cite book|author=Robert Jamieson, A. R. Fausset, David Brown|title=Commentary, Critical and Explanatory, on the Whole Bible|chapter=Commentary on Matthew 13:56|chapterurl=http://www.ccel.org/ccel/jamieson/jfb.xi.i.xv.html#xi.i.xv-p102.3|publisher=CCEL}}</ref>
 
Namun beberapa cendekiawan Lutheran yang konservatif, seperti Franz Pieper (1852-1931), menolak untuk mengikuti kecenderungan di antara kalangan Protestan ''[[:en:Nonconformist|Nonconformist]]'' yang bersikeras bahwa Maria dan Yosef menjalin hubungan suami istri dan mempunyai anak-anak lain setelah melahirkan Yesus. Hal ini tersirat dalam karyanya, ''Christian Dogmatis'', yang menyatakan bahwa kepercayaan atas keperawanan abadi Maria merupakan pandangan yang sudah lebih lama dan menjadi tradisi di kalangan Lutheran.<ref>{{en}} {{citation |author=Francis Pieper |title=Christian Dogmatics |others=4 vols, 2:308-09 |location=St. Louis |publisher=CPH |year=1950-53}}</ref> Ia mengatakan: "seharusnya cukuplah kita berpegang bahwa [Maria] tetap seorang perawan setelah kelahiran Kristus karena Alkitab tidak menyatakan atau menunjukkan bahwa ia kemudian kehilangan keperawanannya".<ref>{{en}} {{citation |chapter=That Jesus Christ Was Born a Jew |year=1523 |title=Luther’s Works |others=1962, American Edition |editor=Walther I. Brandt |location=St. Louis |publisher=Concordia Publishing House |ISBN=0-8006-0345-1 |page=205-206}}</ref><ref>{{en}} {{citation |author=James Swam |url=http://www.ntrmin.org/Luthers%20Theology%20of%20Mary.htm#V |title=Martin Luther's Theology of Mary |accessdate=2008-09-18 |archive-date=2010-04-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100425063202/http://www.ntrmin.org/Luthers%20Theology%20of%20Mary.htm#V |dead-url=yes }}</ref> Ia mengajarkan bahwa "Kristus, Juruselamat kita, adalah buah nyata dan alami dari rahim suci Maria ... Ini tanpa andil seorang laki-laki, dan Perawan Maria tidak melahirkan anak-anak selain Dia ... Saya cenderung untuk setuju dengan mereka yang menyatakan bahwa 'saudara' benar-benar berarti 'sepupu' di sini, sebab Kitab Suci dan orang-orang Yahudi selalu menyebut sepupu sebagai saudara".<ref>Luther's Works, eds. Jaroslav Pelikan (vols. 1-30) & Helmut T. Lehmann (vols. 31-55), St. Louis: Concordia Pub. House (vols. 1-30); Philadelphia: Fortress Press (vols. 31-55), 1955, v.22:23 / Sermons on John, chaps. 1-4 (1539), quoted in [http://www.davidmacd.com/catholic/martin_luther_on_mary.htm Martin Luther on Mary's Perpetual Virginity] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081221185440/http://www.davidmacd.com/catholic/martin_luther_on_mary.htm |date=2008-12-21 }}{{citation broken|date=July 2015}}</ref> Vincent Taylor menentang pandangan ini dengan menekankan bahwa apabila mereka benar-benar sepupu, kata 'adelphoi' (saudara) tidaklah diperlukan secara [[linguistik]] dan tidak layak secara [[metafora]], sebab ada kata 'anepsios' (sepupu, [[Kolose 4]]:10).<ref name=Taylor248>[[#Taylor|Taylor (1952)]] p. 248.</ref> Meski kata 'anepsios' juga digunakan untuk menyebut keponakan atau kemenakan.<ref>{{en}} {{citation |url=http://journals.cambridge.org/action/displayAbstract?fromPage=online&aid=8672217 |author=M. Miller |year=1953 |chapter=Greek Kinship Terminology |title=The Journal of Hellenic Studies, 73 |page=46-52 |doi=10.2307/628235. |publisher=Cambridge University Press }}</ref><ref>{{en}} {{citation |url=http://biblehub.com/greek/431.htm |title=431. anepsios |publisher=Bible Hub}}</ref> Namun sebagaimana dikutip oleh [[Eusebius]] dalam ''[[Sejarah Gereja (Eusebius)|Historia Ecclesiastica]]'' (III.39.14), bahasa ibu dari Yesus dan [[Matius]] bukanlah bahasa Yunani, tetapi [[Aramaik]] (seperti pada Matius 27:46; Markus 5:41, 15:34) yang tidak memiliki kosakata khusus untuk "sepupu",<ref name=Schihl/> sehingga membuat penerjemahannya lebih rumit, terlebih jika hanya mengandalkan apa yang tertulis dalam Alkitab.
 
Banyak gereja Protestan saat ini mengajarkan [[kelahiran Yesus dari perawan]] tanpa mengajarkan bahwa Maria tetap seorang perawan selama sisa hidupnya di dunia.<ref name=Ted47/><ref name=McNally170/> Tetapi beberapa kalangan Protestan menjadi lebih terbuka bagi [[Mariologi]], terutama sejak [[Konsili Vatikan II]], ditandai dengan terbentuknya "Ecumenical Society of Our Lady" pada tahun 1967.<ref name=McNally170/>
 
== Menurut Kitab Suci ==
Kitab-kitab [[Perjanjian Baru]] (PB) menuliskan mengenai saudara-saudara perempuan dan laki-laki dari Yesus; mereka disebutkan dalam sejumlah ayat seperti [[Markus 6]]:3, [[Matius 13]]:55, [[Yohanes 7]]:3, [[Kisah Para Rasul 1]]:14 dan [[1 Korintus 9]]:5<ref name=ODCC>{{en}} {{citation |title=Oxford Dictionary of the Christian Church |publisher=Oxford University Press |year=2005 |ISBN=978-0-19-280290-3 |chapter=Brethren of the Lord}}</ref> dan termasuk juga [[Yakobus Muda|Yakobus]], [[Yoses]] (disebut demikian dalam Markus 6:3, namun disebut "Yusuf" dalam Matius 13:55), [[Simon (saudara Yesus)|Simon]], dan [[Yudas (saudara Yesus)|Yudas]]. Ayat-ayat tersebut terkesan membantah keperawanan abadi [[Maria]], tetapi ada kemungkinan penjelasan-penjelasan yang mengarah pada kesimpulan bahwa "tidak dapat dikatakan kalau PB mengidentifikasi [saudara-saudara Yesus] tanpa keraguan sebagai saudara-saudara sedarah dan karenanya sebagai anak-anak Maria".<ref name=Raymond_et_al72>[[#Raymond_et_al|Brown et al. (1978)]] pp. 72.</ref><ref>{{en}} {{citation |url=http://campus.udayton.edu/mary/Rossier.html |author=François Rossier |title=The "Brothers and Sisters" of Jesus: Anything New? |accessdate=2008-09-18 |archive-date=2011-08-13 |archive-url=https://wayback.archive-it.org/all/20110813195554/http://campus.udayton.edu/mary/Rossier.html |dead-url=yes }}</ref>
 
=== Sepupu, saudara tiri, saudara kandung? ===
Sehubungan dengan Markus 6:3, [[Hieronimus]] sepertinya menyuarakan opini umum mengenai keperawanan abadi Maria untuk menentang pandangan di sekitar tahun 382 oleh Helvidius yang menyatakan bahwa mereka adalah anak-anak Yusuf dan Maria;<ref name=ODCC/> Hieronimus mengajukan kemungkinan bahwa mereka adalah sepupu Yesus, anak-anak [[Maria (istri Klopas)|Maria]] istri [[Kleopas]]. Pandangan yang didasari dari keyakinan Hieronimus ini hampir secara umum ditolak, kecuali oleh Gereja Katolik Roma.<ref name=Taylor248/> Pandangan yang paling banyak didukung oleh para [[Bapa Gereja]], dan didukung beberapa penulis modern seperti Lightfoot, adalah pandangan [[Epifanius]]: bahwa mereka adalah anak-anak Yusuf dari perkawinan sebelumnya, di mana pandangan ini umum diterima di kalangan Kekristenan Timur.<ref name=ODCC/> Sebuah hipotesis yang lebih baru mengatakan bahwa mereka adalah anak-anak Kleopas, seorang saudara dari [[Yusuf (santo)|Yusuf]] (menurut [[Hegesippus]]), dan "[[Maria (istri Klopas)|Maria]], ibu [[Yakobus Muda|Yakobus]] dan [[Yoses]]"; sehingga merupakan saudara ipar dari Maria ibu Yesus.<ref name=ODCC/>
 
Leon Morris mengatakan bahwa, dalam kaitan dengan 1 Korintus 9:5, "penafsiran yang paling alamiah adalah bahwa ["saudara-saudara Tuhan"] merupakan anak-anak Yusuf dan Maria".<ref>{{en}} {{citation |author=Leon Morris |title=1 Corinthinas, an Introduction and Commentary |year=1958 |publisher=IVP |location=Leicester |page=133}}</ref> CK Barrett sependapat dengan alasan bahwa bagian ini "paling wajar diambil untuk merujuk pada anak-anak Maria dan Yusuf", namun ia menyatakan juga kemungkinan bahwa mereka "dapat dipahami ... anak-anak Yusuf dari istri yang sebelumnya".<ref>{{en}} {{citation |author=C K Barrett |title=A Commentary on the First Epistle to the Corinthians |edition=2nd |year=1971 |publisher=A&C Black |location=London |page=203}}</ref> Konsep tersebut, bahwa mereka adalah anak-anak Yusuf dan Maria, sangat mungkin bersumber dari pandangan Helvidius sebagaimana dituliskan oleh Vincent Taylor. Dan menurut Taylor, pandangan ini didukung oleh {{citation needed span |text=setidaknya beberapa Bapa Gereja |reason=Opini spekulatif, seharusnya nama-nama mereka disebutkan dan mencantumkan tulisan asli mereka}} dan oleh "banyak ahli modern"; Taylor juga menganggap pandangan ini sebagai "yang paling sederhana dan paling alamiah".<ref name=Taylor248/>
 
Karl Keating menolak pandangan tersebut; dalam bukunya ''Catholicism and Fundamentalism'' ia menuliskan bahwa Helvidius adalah orang pertama selama lebih dari 380 tahun yang mengklaim secara langsung bahwa Maria mempunyai lebih dari satu anak dan Helvidius juga tidak dapat menemukan jawaban atas pembelaan dari Hieronimus. Selain itu, dua [[Bapa Gereja]] yang dikutip Helvidius untuk mendukung klaimnya adalah [[Tertulianus]], seorang [[bidat]], dan Viktorinus, yang mana dalam tulisan-tulisannya ternyata ada kesalahan kutipan.<ref name=Keating286-287>[[#Keating|Keating (1988)]] p. 286-287.</ref> Keating membela hipotesis Hieronimus dan menyimpulkan dari berbagai teks Alkitab dengan merujuk para perempuan yang ada di bawah Salib, seiring dengan kesaksian Hegesippus, bahwa [[Yakobus Muda]] dan Yusuf ([[Yoses]]), setidaknya tentu anak-anak dari [[Kleopas]]; sementara, menurut Keating, Maria yang disebut dalam Matius 27:56 dan Markus 15:40 tentu adalah [[Maria (istri Klopas)|Maria istri Klopas]]. Menurutnya Yakobus, yang sebelumnya disebut Yakobus Muda dan Yakobus anak Klopas, disebut juga [[Yakobus anak Alfeus]] (Matius 10:3); Klopas dan [[Alfeus]] dianggap sebagai penyebutan yang berbeda saja dari nama yang sama, seperti pada Saulus dan Paulus.<ref name=Keating287-288>[[#Keating|Keating (1988)]] p. 287-288.</ref>
 
=== "Sampai" ===
[[Matius 1]]:25 menyatakan bahwa [[Yusuf (santo)|Yusuf]] tidak melakukan hubungan suami istri dengan [[Maria]] "sampai" ({{lang-el|ἕως οὗ}}) ia melahirkan Yesus. Penulis seperti R.V. Tasker<ref>{{en}} {{citation |author=Tasker, R.V. |title=The Gospel according to Saint Matthew |publisher=InterVarsity Press |year=1961 |page=36}}</ref> dan D. Hill<ref>{{en}} {{citation |author=Hill D. |title=The Gospel of Matthew |page=80 |year=1972 |publisher=Marshall, Morgan and Scott |location=London}}</ref> berpendapat bahwa hal ini menyiratkan kalau Maria dan Yusuf melakukan hubungan suami istri sebagaimana lazimnya setelah kelahiran Yesus. Penulis lainnya, seperti K. Beyer, menjelaskan bahwa kata Yunani ἕως οὗ setelah suatu rangkaian kata negatif kerap kali tidak ada implikasi sama sekali mengenai apa yang terjadi setelah batas waktu yang diindikasikan, dan Raymond E. Brown juga melihat bahwa konteks tersebut cenderung pada tiadanya implikasi masa depan sebab [[Matius]] hanya menyorot dengan penekanan pada keperawanan Maria sebelum kelahiran Yesus.<ref name=BrownMessiah>{{en}} {{citation |url=http://books.google.com/books?ei=2WBjTsXVCMLG8QPs0rmQCg |author=Raymond E. Brown |title=The Birth of the Messiah |publisher=Doubleday |year=1999 |ISBN=978-0-385-49447-2}}</ref>{{rp|132}} Teks lainnya seperti [[2 Samuel 6]]:23, [[Kejadian 8]]:7, dan [[Ulangan 34]]:6 menunjukkan penggunaan yang serupa dengan kata "sampai". Karl Keating menekankan bahwa jika penggunaan modern dari kata "sampai" dipaksakan pada ayat-ayat seperti itu maka akan menghasilkan berbagai makna yang aneh.<ref name=Keating285>[[#Keating|Keating (1988)]] p. 285.</ref> Dalam peristiwa [[Yesus ditemukan di Bait Allah]] ([[Lukas 2]]:41-51), Keating menuliskan bahwa tidak ada indikasi kehadiran 'adik-adik' Yesus saat itu; sebaliknya, Maria dan Yusuf tanpa keraguan bergegas kembali ke Yerusalem, yang mana —menurutnya— mereka tentu akan berpikir dua kali untuk melakukan hal itu seandainya ada anak-anak lain yang perlu diperhatikan juga. Ia juga memperhatikan bahwa "saudara-saudara" Yesus tidak pernah disebut sebagai anak [[Maria]] bahkan pada saat Yesus disebut demikian, dan ia juga berpendapat bahwa para adik dalam budaya Yahudi tidak pernah menegur, atau bahkan memberi nasihat, kepada kakaknya, sebab hal itu dianggap sebagai sikap yang sangat tidak menghormati, sementara "saudara-saudara" Yesus tercatat melakukan hal tersebut di beberapa kesempatan (misalnya: [[Yohanes 7]]:3-4).<ref name=Keating284>[[#Keating|Keating (1988)]] p. 284.</ref>
 
[[Berkas:The Annunciation, by Francesco Albani.jpg|jmpl|kiri|180 px|''The Annunciation'', karya [[Francesco Albani]]. "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?", Lukas 1:34]]
=== Anunsiasi ===
[[Gregorius dari Nyssa]] menafsirkan tanggapan Maria kepada malaikat [[Gabriel]] saat diberitahu bahwa ia akan mengandung ([[Lukas 1]]:34, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?") sebagai tanda bahwa Maria telah mengucapkan [[kaul]] (sumpah) keperawanan untuk seumur hidupnya, bahkan dalam perkawinan: "Seandainya Yusuf telah mengambilnya untuk menjadi istrinya dengan tujuan memiliki anak, mengapa ia bertanya-tanya saat pengumuman kehamilannya, sebab ia sendiri akan menerima untuk menjadi seorang ibu sesuai hukum kodrat?".<ref>Gregory of Nyssa, ''On the Holy Generation of Christ'', 5.</ref> Howard Marshall terang-terangan menolaknya: "Tidaklah mungkin untuk mengetahui bagaimana teks tersebut dapat menghasilkan makna tersebut".<ref>{{en}} {{citation |author=Howard Marshall, I. |title=The Gospel of Luke |publisher=Paternoster Press |year=1978 |page=68}}</ref> Taylor memiliki pandangan yang serupa dengan Marshall dan merujuk pada pernyataan Lightfoot bahwa ungkapan yang digunakan di sini dan [[Lukas 2]]:7 "akan dihindari oleh para penulis yang percaya pada keperawanan abadi Maria".<ref name=Taylor249>[[#Taylor|Taylor (1952)]] p. 249.</ref>
 
Namun Keating membela Gregorius dari Nyssa dan mengatakan, "Tidak ada alasan untuk mengasumsikan bahwa Maria sepenuhnya tidak mengetahui dasar-dasar ilmu biologi. Ia kiranya mengetahui cara yang normal mengenai bagaimana anak dikandung. Jika ia mengantisipasi untuk mempunyai anak dan tidak berniat untuk mempertahankan kaul keperawanan, ia hampir pasti tidak perlu bertanya 'bagaimana' ia bisa memiliki seorang anak, karena memiliki seorang anak dengan cara yang normal akan diharapkan oleh seorang pengantin baru."<ref name=Keating283>[[#Keating|Keating (1988)]] p. 283.</ref> [[Scott Hahn]] mengatakan [[Naskah Laut Mati]] memberikan bukti bahwa [[selibat]] merupakan suatu praktik umum di beberapa sekte Israel, sehingga adalah hal yang masuk akal jika Maria telah berkaul keperawanan untuk selamanya sebelum mengandung Yesus.<ref>{{en}} {{citation |url=https://books.google.co.id/books?id=bP44JfB4evIC |title=Hail, Holy Queen |author=Scott Hahn |publisher=Crown Publishing Group |year=2005 |ISBN=9780385516914 |page=106-107}}</ref>
 
Raymond E. Brown menggali permasalahan bagaimana seandainya peristiwa pewartaan kabar gembira oleh malaikat ([[Anunsiasi]]) tidak benar-benar terjadi sebagaimana digambarkan secara [[harafiah]] dalam Injil Lukas, dan menyimpulkan bahwa Injil tetap dapat dilihat sebagai landasan iman yang tidak mungkin salah.<ref name=BrownMessiah/>
 
[[Berkas:Gentile da Fabriano, Kreuzigung.jpg|jmpl|180px|"Ibu, inilah anakmu!", karya [[Gentile da Fabriano]], {{circa}}1400]]
 
=== Ibu, inilah anakmu! ===
Bagian lain dari Alkitab yang digunakan untuk mendukung doktrin keperawanan abadi adalah [[Tujuh Perkataan Salib|perkataan Yesus di kayu salib]], yaitu perkataan-Nya kepada ibu-Nya "Ibu, inilah anakmu!" dan kepada murid yang dikasihi-Nya: "Inilah ibumu!" dalam Injil [[Yohanes 19]]:26-27.<ref name=Burke308/><ref name=Miravalle62-63/><ref name=KBaker334>{{en}} {{citation |title=Fundamentals of Catholicism |author=Kenneth Baker |year=1983 |ISBN=0-89870-019-1 |page==334-335}}</ref> [[Injil Yohanes]] kemudian menyatakan bahwa "sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya". Sejak zaman [[patristik]] pernyataan ini telah digunakan sebagai alasan yang masuk akal bahwa sejak [[kematian Yesus]] tidak ada orang lain lagi di keluarga dekatnya yang dapat merawat Maria, dan ia perlu dipercayakan kepada sang murid mengingat bahwa ia tidak memiliki anak-anak lain.<ref name=Burke308/><ref name=Miravalle62-63/><ref name=KBaker334/> Bagian ini merupakan salah satu argumen yang disampaikan oleh Paus [[Yohanes Paulus II]] untuk mendukung doktrin keperawanan abadi.<ref name=Miravalle62-63/><ref>{{en}} Pope John Paul II's General Audience of 28 August 1996, printed in ''[[L'Osservatore Romano]]'', Weekly Edition in English, 4 September 1996 [http://www.ewtn.com/library/papaldoc/jp960828.htm The article at EWTN] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150924045923/http://www.ewtn.com/library/papaldoc/jp960828.htm |date=2015-09-24 }}</ref> Sang Paus juga beralasan bahwa perkataan "Ibu, inilah anakmu!" bukan sekadar mempercayakan Maria kepada murid tersebut, tetapi juga mempercayakan sang murid kepada Maria demi mengisi kekosongannya sebagai seorang ibu akibat kematian putra tunggalnya di kayu salib.<ref>{{en}} ''[[L'Osservatore Romano]]'', Weekly Edition in English, 30 April 1997, page 11 [http://www.ewtn.com/library/papaldoc/jp2bvm49.htm Article at EWTN] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150924045920/http://www.ewtn.com/library/papaldoc/jp2bvm49.htm |date=2015-09-24 }}</ref><ref>{{en}} [http://www.vatican.va/holy_father/john_paul_ii/audiences/1997/documents/hf_jp-ii_aud_23041997_en.html Vatican website: ''Pope John Paul II's General Audience of 28 April 1997''] reprinted in ''[[L'Osservatore Romano]]'', Weekly Edition in English, 30 April 1997, page 11</ref> Sementara Taylor mengemukakan kesulitan dalam penafsiran ini dari teks tersebut, yaitu bahwa itu mengabaikan kenyataan atas posisi kehormatan [[Yohanes]] sebagai 'murid yang dikasihi-Nya'.<ref name=Taylor248/> Namun tampak aneh dan sangat di luar kebiasaan, menurut Keating, bahwa Yesus akan menempuh cara tersebut untuk mengabaikan ikatan keluarga dan meninggalkan suatu aib besar bagi "saudara-saudara"-Nya dengan mempercayakan ibu mereka kepada orang lain: "Sulit untuk dibayangkan mengapa Yesus akan mengabaikan ikatan keluarga dan membuat keputusan ini bagi ibu-Nya apabila keempatnya [Yakobus, Yoses/Yusuf, Yudas, Simon] adalah juga anak-anaknya".<ref name=Keating284/>
 
== Sudut pandang Islam ==
Dalam [[Surah]] 19 ([[Surah Maryam]]),<ref>{{en}} [[s:en:The Holy Qur'an (Maulana Muhammad Ali)/19. Mary|The Holy Qur'an: 19. Mary (Translation by Maulana Muhammad Ali)]]</ref> [[Al-Qur'an]] menuliskan bahwa [[Isa]] (Yesus) dilahirkan secara ajaib tanpa ayah dan [[Maryam]] (Maria) belum pernah digauli oleh seorang laki-laki sehingga Isa merupakan hasil pembuahan dari seorang perawan (ayat 20-22). Tidak ada keyakinan doktrinal yang jelas atas satu atau yang lainnya, tetapi beberapa memperluas hal ini untuk mengartikan keperawanan Maryam untuk selamanya.<ref name=Emir>{{en}} {{citation |title=The Truth about Islam & Jesus |author=John Ankerberg, Emir Caner |year=2009 |ISBN=0-7369-2502-3 |page=65 |url=http://books.google.com/books?id=-XgH1R2AhbgC}}</ref><ref name=McNally161>[[#McNally|McNally (2009)]] p. 161.</ref><ref>{{en}} {{citation |title=Women in the Qur'ān, traditions, and interpretation |author=Barbara Freyer Stowasser |publisher=Oxford University Press |year=1994 |page=78-70, 163}}</ref><ref>{{en}} {{citation |title=The Virgin Mary in Islamic tradition and commentary |author=J. I. Smith et al. |publisher=Muslim World (Hartford, Conn.) v. 79 (July/October 1989) |page=161-87}}</ref><ref name=Sarker>{{en}} {{citation |author=Abraham Sarker |title=Understand My Muslim People |year=2004 |ISBN=1-59498-002-0 |page=260}}</ref>
 
===Islam ===
While, in [[Sura]] 19,<ref>[http://en.wikisource.org/wiki/The_Holy_Qur%27an/Maryam The Holy Qur'an: Maryam (Mary), Sura 19 (Translation by A. Yusuf Ali)]</ref> the [[Qur'an]] declares that Jesus was the result of a virgin conception (verses 20-22), it does not say that Mary would remain a virgin perpetually: in speaking of her suffering "the pains of childbirth" (verse 23) it seems to deny her virginity ''in partu'' (in giving birth).
-->
== Lihat pula ==
* [[MariaBunda Allah]]
* [[Maria DiangkatDikandung keTanpa SurgaNoda]]
* [[PembuahanMaria Diangkat Takke BernodaSurga]]
* [[TheotokosMariologi]]
* [[Seni rupa Bunda Maria dalam agama Katolik Roma]]
* [[Theotokos]]
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
== BibliografiSumber kutipan ==
* {{en}} {{citation |url=http://books.google.com/books?id=ML1mnUBwmhcC |editor1=Raymond E. Brown |editor2=Karl P. Donfried |editor3=Joseph Fitzmyer |editor4=John Reumann |title=Mary in the New Testament |publisher=Fortress Press and Paulist Press |year=1978 |ISBN=978-0-80912168-7 |ref=Raymond_et_al}}
*{{cite book |first=William A.|last=Jurgens |title=Faith of the Early Fathers, |publisher=Liturgical Press|year=1998 |id= vol.1 ISBN 0-8146-0432-3 vol 2 ISBN 0-8146-1007-2 vol 3 ISBN 0-8146-1021-8}}
* {{en}} {{citation |title=What Every Catholic Should Know about Mary |author=Terrence J. McNally |year=2009 |ISBN=1-4415-1051-6 |publisher=Xlibris Corporation |url=http://books.google.com/books?id=IlJRXgcBVvoC |ref=McNally}}
*{{cite book |first=Ludwig |last=Ott |title=Fundamentals of Catholic Dogma |publisher=Tan Books|year=1974|id= ISBN 0-89555-009-1}}
* {{en}} {{citation |author=Mark Miravalle |url=https://books.google.com/books?id=8RBQWc9fWacC |year=1993 |title=Introduction to Mary |publisher=Queenship Publishing |ISBN=978-1-882972-06-7 |ref=Miravalle}}
*{{cite book |last=Quasten |first=Johannes |title=Patrology |publisher= Thomas More Pr |year=1983 |id=ISBN 0-87061-084-8}}
* {{citeen}} book{{citation |firstauthor=ThomasVincent |last=Dubay, S.M.Taylor |title=...AndThe YouGospel AreAccording Christ's''to St Mark |year=19871952 |idpublisher=ISBNMacMillan 0-89870-161-9|location=London |ref=Taylor}}
* {{en}} {{citation |url=https://books.google.com/books?id=qn37ImknvSAC |title=Catholicism and Fundamentalism: The Attack on "Romanism" by "Bible Christians" |author=Karl Keating |publisher=Ignatius Press |year=1988 |ISBN=9780898701777 |ref=Keating}}
*{{cite book |first=Peter M. J.|last=Stravinskas |title=Mary and the Fundamentalist Challenge |publisher=Our Sunday Visitor|year=1998|id= ISBN 0-87973-611-9}}
* {{en}} {{citation |url=https://books.google.co.id/books?id=dikJzCnL7eUC |author=Diarmaid MacCulloch |title=The Reformation: a History |publisher=Penguin Books |year=2003 |isbn=9781101563953 |ref=MacCulloch}}
 
== Bacaan lanjutan ==
* {{en}} {{cite book|first=William A.|last=Jurgens|title=Faith of the Early Fathers,|publisher=Liturgical Press|year=1998|id= vol.1 ISBN 0-8146-0432-3 vol 2 ISBN 0-8146-1007-2 vol 3 ISBN 0-8146-1021-8}}
* {{en}} {{cite book|first=Ludwig|last=Ott|title=Fundamentals of Catholic Dogma|url=https://archive.org/details/fundamentalsofca0000ottl_z4v1|publisher=Tan Books|year=1974|id= ISBN 0-89555-009-1}}
* {{en}} {{cite book|last=Quasten|first=Johannes|title=Patrology|publisher= Thomas More Pr|year=1983|id=ISBN 0-87061-084-8}}
* {{en}} {{cite book|first=Thomas|last=Dubay, S.M.|title=...And You Are Christ's''|year=1987|id=ISBN 0-89870-161-9}}
* {{en}} {{cite book|first=Peter M. J.|last=Stravinskas|title=Mary and the Fundamentalist Challenge|url=https://archive.org/details/maryfundamentali0000stra|publisher=Our Sunday Visitor|year=1998|id= ISBN 0-87973-611-9}}
 
== Pranala luar ==
* {{citation |chapter=The Perpetual Virginity of Blessed Mary - Against Helvidius |author=St. Jerome |chapter-url=http://www.newadvent.org/fathers/3007.htm |others=Translated by W.H. Fremantle, G. Lewis and W.G. Martley |title=Nicene and Post-Nicene Fathers, Second Series, Vol. 6 |editor=Philip Schaff and Henry Wace |location=Buffalo, NY |publisher=Christian Literature Publishing Co. (retrieved from New Advent) |edition=1893}}
*[http://www.goarch.org/en/ourfaith/articles/article9174.asp The Ever-Virginity of the Mother of God]
* [http://www.catholicorthodoxinfo.com/libraryinquirers/Mary_Ever_Virginevervirgin.aspaspx AncientWhy Church:is Mary EverConsidered Ever-Virgin?]
* [http://www.orthodoxinfonewadvent.comorg/inquirerscathen/evervirgin15464b.aspxhtm Why''Catholic isEncyclopedia'': Mary, Consideredthe Blessed Ever-Virgin?, section on Perpetual Virginity of Mary]
* [http://www.cin.org/users/james/files/talmud.htm Evidence from the Old Testament and Talmud for Celibacy]
*[http://www.catholic.com/library/Brethren_of_the_Lord.asp Catholic Answers: ''Brethren of the Lord'']
* [http://cin.org/users/jgallegos/virgin.htm Church Fathers and Perpetual Virgin]
*[http://www.newadvent.org/cathen/15458a.htm ''Catholic Encyclopedia'': Virginity; the Roman Catholic doctrine]
{{catholicism}}
*[http://www.newadvent.org/cathen/15464b.htm ''Catholic Encyclopedia'': Mary, the Blessed Virgin, section on Perpetual Virginity of Mary]
*[http://newadvent.org/summa/402802.htm Thomas Aquinas, ''Summa Theologiae'': III.28.2]
*[http://www.mariology.com/ Mariology.com]
*[http://www.newadvent.org/fathers/3007.htm St. Jerome on the Perpetual Virginity of Mary]
*[http://www.cin.org/users/james/files/talmud.htm Evidence from the Old Testament and Talmud for Celibacy]
*[http://cin.org/users/jgallegos/virgin.htm Church Fathers and Perpetual Virgin]
*[http://www.ourladyweb.com/mary-defended.html#7 A Defense of Marian Doctrines]
{{katolik-stub}}
 
[[Kategori:Gereja Ortodoks Oriental]]
[[Kategori:Gereja Ortodoks Timur]]
[[Kategori:Lutheranisme]]
[[Kategori:Anglikanisme]]
[[Kategori:Methodisme]]
[[Kategori:Doktrin dan teologi Katolik]]
[[Kategori:Maria]]
[[Kategori:Gereja Asiria dari Timur]]
 
[[de:Jungfräulichkeit Mariens]]
[[en:Perpetual virginity of Mary]]
[[fr:Virginité perpétuelle de Marie]]
[[it:Verginità di Maria]]