Ataili, Wulandoni, Lembata: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(27 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{desa
|peta =
|nama = Ataili
|provinsi = Nusa Tenggara Timur
|dati2 = Kabupaten
|nama dati2 = Lembata
|kecamatan = Wulandoni
|kode pos = 86685
|luas = ... km<sup>2</sup>
|penduduk = 300 jiwa
|kepadatan = ... jiwa/km<sup>2</sup>
}}
== Asal usul ==
'''Ataili''' adalah [[desa
Orang Ataili memang tinggal di gunung. Pada zaman penjajahan Belanda, gunung menjadi tempat persembunyian. Orang Belanda menerapkan politik "devide et impera"
== Penduduk ==
Orang Ataili awalnya adalah orang nomaden. Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.Beberapa tempat yang pernah di tempati yaitu: Ili, Bakalerek, Roga, Belgele, Smuki, Bakaor dan Waikomo. Sisa penduduk yang masih bertahan di Ataili kurang lebih 300 orang. Rata-rata mereka adalah petani. ▼
==Sosial Ekonomi==▼
▲Orang Ataili awalnya adalah orang nomaden. Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.Beberapa tempat yang pernah di tempati yaitu: Ili, Bakalerek, Roga, Belgele, Smuki, Bakaor dan Waikomo. Sisa penduduk yang masih bertahan di Ataili kurang lebih 300 orang. Rata-rata mereka adalah petani.
▲== Sosial Ekonomi ==
Orang Ataili rata-rata mereka adalah petani tradisional dengan cara ladang berpindah-pindah.<ref>http://akalbae.blogspot.com/2013/06/sistem-pertanian-di-ataili-lembata.html</ref> Penghasilan utama adalah: padi,jagung, kacang-kacangan, umbi-umbian, jambu mente, kemiri, dan kopra. Curah hujan sangat rendah sehingga mereka selalu gagal panen. Banyak orang juga pergi merantau ke Malaysia.
=== Sistem Kekrabatan ===
Desa Ataili menganut sistem kekrabatan Patrilineal (perempuan meninggalkan sukunya
=== Batas Wilayah ===
Bagian Utara berbatasan dengan Desa Belobao-Belobatang dan Mudalerek. Bagian Selatan berbatasan dengan Desa Mulankera dan Desa Pantai Harapan, Bagian Barat berbatasan dengan Kampung Smuki/Bakaor-Desa Wulandoni dan Bagian Timur berbatasan dengan desa Mulankera. Batas wilayah desa Ataili mengacuh pada Surat Keputusan perjanjian batas wilayah ditanda tangani bersama pada tanggal 12 Oktober 1936. Ketika itu Indonesia belum merdeka. Indonesia masih dalam zaman penjajahan belanda, maka pihak Belanda sebagai mediator dalam perjanjian tersebut. Struktur pemerintahan pada waktu itu masih memakai sistem Kerajaan. Raja Kerajaan Larantuka dan Raja Kerajaan Sagu di Adonara yang ada pada saat itu berkuasa di wilayah suku Lamaholot meliputi Flores bagian Timur, Adonara, Solor dan Lembata. Oleh karena itu, Wilayah Lamaholot tersebut di atas dibagi atas 2 wilayah kekuasaan yaitu kekuasan raja Larantuka meliputi Demong Lewo pulo yaitu 10 Hamente dan Kerajaan Sagu Adonara menguasa wilayah Paji Watan lema meliputi 5 Hamente pantai. Desa Ataili pada waktu itu termasuk dalam wilayah Kerajaan Larantuka Hamente Lamalera. Di bawah ini adalah dokumen surat perjanjian dan peta batas wilayah yang ditandatangani oleh pihak desa-desa Hamente Lamalera kerajaan Larantuka dan desa-desa Hamente Labala, Kerajaan Sagu, Adonara. Desa Ataili pada waktu itu diwakili oleh kepala Emi Kekon (almahrum). Sampai saat ini wilayah desa Ataili tidak berubah sejak penandatanganan surat keputusan perjanjian itu. ▼
[[Berkas:Peta Batas wilayah Hamente Lamalera dengan Hamente Labala.jpg|jmpl|Sumber asli dari Hamente Lamalera dan menjadi dokumen resmi pemerintah Kabupaten Lembata]]
▲Bagian Utara berbatasan dengan [[Desa]] [[Belobao
=== Religiositas ===
[[Berkas:Nubar.JPG|jmpl|Nubar]]
Masyarakat desa ataili, semuanya beragama Katolik. Misionaris pertama di Lamalera yaitu P. Bernardus Bode, SVD datang dan menyebarkan agama Katolik di sana sehingga umat paroki Lamalera telah merayakan 125 tahun agama Katolik masuk di sana. Ataili yang pada waktu itu bernama "Ili" juga termasuk dalam bagian paroki Lamalera sehingga semua masyarakat dibaptis menjadi orang Katolik.
Sebelum beragama Katolik orang Ataili menyembah kepada Nuba Nara (Nubar).<ref>https://wiki-indonesia.club/wiki/Berkas:Nubar.JPG</ref> Nubar adalah batu penyembahan yang dianggap memiliki kekuatan supra natural. Sampai sekarang "nubar" milik orang Ataili masih ada tetapi tidak dirawat lagi.
==Pranala luar==▼
*[http://organisasi.org/daftar-nama-kecamatan-kelurahan-desa-kodepos-di-kota-kabupaten-lembata-nusa-tenggara-timur Organisasi.org]▼
*[http://lembata.dapodik.org/sekolah.php?data=guru&status=depag&npsn=50304341 Lembata.dapodik.org]▼
▲== Pranala luar ==
▲* [http://organisasi.org/daftar-nama-kecamatan-kelurahan-desa-kodepos-di-kota-kabupaten-lembata-nusa-tenggara-timur Organisasi.org] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120531021003/http://organisasi.org/daftar-nama-kecamatan-kelurahan-desa-kodepos-di-kota-kabupaten-lembata-nusa-tenggara-timur |date=2012-05-31 }}
▲* [http://lembata.dapodik.org/sekolah.php?data=guru&status=depag&npsn=50304341 Lembata.dapodik.org]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
== Referensi ==
{{reflist}}
{{desa-stub}}
{{Navigasi ID Desa
|provinsi=Nusa Tenggara Timur
Baris 56 ⟶ 63:
|d11=Wulandoni
|d12=Ataili
}}<noinclude>▼
▲<noinclude>
</noinclude>
|