Budaya kehidupan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 3 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20230609)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(3 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 27:
 
== Dalam politik Amerika Serikat ==
Setelah dikeluarkannya ensiklik Paus Yohanes Paulus II, para pendukung budaya kehidupan mendirikan Culture of Life Foundation (CLF) di Amerika Serikat untuk memajukan konsep-konsep yang terkandung dalam ''[[Evangelium vitae]]''. Paus Yohanes Paulus II memberikan pengakuan dan [[Berkat (Kristen)|berkatnya]] pada organisasi tersebut pada tahun 1997.<ref>{{en}} {{cite book|last1=Fox|first1=Renée Claire|last2=Swazey|first2=Judith P.|title=Observing Bioethics|url=https://archive.org/details/observingbioethi0000foxr|date=2008|publisher=Oxford University Press|isbn=9780195365559|page=[https://archive.org/details/observingbioethi0000foxr/page/n334 319]}}</ref> "Budaya kehidupan" memasuki arus utama politik Amerika Serikat pada tanggal 3 Oktober, pada saat kampanye [[Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2000|pemilu presiden Amerika Serikat]]. Gubernur Texas [[George W. Bush]] mengutip istilah ini pada suatu acara debat di televisi melawan [[Daftar Wakil Presiden Amerika Serikat|Wakil Presiden]] [[Al Gore]]; Bush menyatakan keprihatinannya kalau [[Mifepriston]], yang baru disetujui di A.S. sebagai pil abortifasien, akan menyebabkan lebih banyak wanita menggugurkan kehamilan mereka, sedangkan Bush bermaksud menurunkan tingkat aborsi dan "memajukan suatu budaya kehidupan". Bush mengatakan:
 
{{quote|Tentunya bangsa ini dapat turut bersama-sama memajukan nilai kehidupan. Tentunya kita dapat menyingkirkan hukum-hukum yang akan mendorong para dokter atau memungkinkan para dokter untuk mengambil kehidupan kaum lansia kita. Tentu, kita dapat bekerja sama untuk menciptakan suatu budaya kehidupan sehingga beberapa anak muda ini yang merasa seolah-olah mereka dapat mengambil kehidupan sesamanya dengan sepucuk senjata api akan memahami bahwa bukan itu yang dimaksud sebagai cara Amerika.<ref>{{en}} {{cite web|title=Presidential Candidates Debates: "Presidential Debate in Boston"|url=http://www.presidency.ucsb.edu/ws/?pid=29418|website=The American Presidency Project}}</ref>}}
Baris 38:
Kardinal [[Cormac Murphy-O'Connor]] menegaskan kembali ''Evangelium vitae'', misalnya dalam perkataannya yang menyebutkan bahwa, tanpa moralitas, "adalah yang kuat yang memutuskan nasib yang lemah", dan "oleh karena itu manusia menjadi alat manusia lainnya. ... Kita telah berada di jalan tersebut: untuk apa lagi pengakhiran jutaan kehidupan di dalam rahim sejak Undang-Undang Aborsi diluncurkan, dan pemilihan embrio berdasarkan jenis kelamin dan gen?"<ref>{{en}} {{cite web|last1=Pook|first1=Sally|title=Cardinal attacked over abortion link to Nazi eugenics|url=http://www.telegraph.co.uk/news/uknews/1486574/Cardinal-attacked-over-abortion-link-to-Nazi-eugenics.html|website=The Telegraph}}</ref>
 
Para pendukung "budaya kehidupan" berpendapat bahwa "budaya kematian" menyebabkan pembunuhan karena faktor [[eugenika]], ekonomi, ataupun politik. Mereka menunjuk peristiwa-peristiwa historis seperti [[Pembersihan Besar-Besaran]] yang dilakukan [[Uni Soviet]], [[Holokaus]] yang dilakukan [[Nazi]], [[Lompatan Jauh ke Depan]] yang dilakukan [[Tiongkok]], dan [[Khmer Merah]] pimpinan [[Pol Pot]] sebagai contoh-contoh devaluasi kehidupan manusia yang dibawa menuju suatu akhir yang ekstrem. Istilah "budaya kematian" digunakan oleh mereka yang tergabung dalam gerakan pro-kehidupan untuk menunjuk para pendukung penelitian sel punca embrionik, legalisasi aborsi dan eutanasia.<ref>{{en}} {{cite web|last1=Dennehy|first1=Raymond|title=Liberal Democracy as a Culture of Death: Why John Paul II Was Right|url=http://www.ignatiusinsight.com/features2008/Dennehy_TELOS%20ARTICLE.pdf|website=IgnatiusInsight.com}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{en}} {{cite book|last1=Blanke|first1=Hermann-Josef|last2=Villalón|first2=Pedro Cruz|last3=Klein|first3=Tonio|last4=Ziller|first4=Jacques|title=Common European Legal Thinking|date=2015|publisher=Springer|isbn=9783319193007|pages=391-402}}</ref><ref>{{en}} {{cite book|last1=Smith|first1=Wesley J.|title=Culture of Death: The Assault on Medical Ethics in America|url=https://archive.org/details/cultureofdeath00wesl|date=2000|publisher=Encounter Books|isbn=9781893554061}}</ref><ref>{{en}} {{cite book|last1=Watson|first1=Bradley C. S.|title=Courts and the Culture Wars|date=2002|publisher=Lexington Books|isbn=9780739104156|pages=45-62}}</ref><ref>{{en}} {{cite book|last1=Pasquini|first1=John J.|title=Pro-Life: Defending the Culture of Life Against the Culture of Death|date=2003|publisher=iUniverse|isbn=9780595297795}}</ref><ref>{{en}} {{cite book|last1=Dietrich|first1=David R.|title=Rebellious Conservatives: Social Movements in Defense of Privilege|date=2014|publisher=Springer|isbn=9781137429186|page=155-165}}</ref> Sebagai penganjur pro-kehidupan, para pedukung "budaya kehidupan" terkadang membandingkan para penentang mereka dengan para pelaku [[genosida]] Nazi.<ref>{{en}} {{citeweb|url=http://www.abortionno.org/gap.html|title=College Campus Outreach|access-date=2016-11-29|archive-date=2007-01-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20070104190710/http://www.abortionno.org/gap.html|dead-url=yes}}</ref> Mereka mengklaim bahwa para penentang mereka itu berbagi ketidakpedulian yang sama atas kehidupan manusia.<ref>{{en}} {{cite book|last1=Dowbiggin|first1=Ian|title=A Merciful End: The Euthanasia Movement in Modern America|url=https://archive.org/details/maercifulend0000unse|date=2003|publisher=Oxford University Press|isbn=9780198035152|page=i-xix}}</ref><ref>{{en}} {{cite book|last1=Hartman|first1=Andrew|title=A War for the Soul of America|url=https://archive.org/details/warforsoulofamer0000hart|date=2015|publisher=University of Chicago Press|isbn=9780226254647|page=[https://archive.org/details/warforsoulofamer0000hart/page/155 155]}}</ref><ref>{{en}} {{cite book|last1=Slane|first1=Andrea|title=A Not So Foreign Affair|url=https://archive.org/details/notsoforeignaffa00slan|date=2001|publisher=Duke University Press|isbn=9780822380849|page=[https://archive.org/details/notsoforeignaffa00slan/page/n92 80]}}</ref><ref>{{en}} {{cite book|last1=Mason|first1=Carol|title=Killing for Life: The Apocalyptic Narrative of Pro-life Politics|url=https://archive.org/details/killingforlifeap0000maso|date=2002|publisher=Cornell University Press|isbn=9780801488191|page=[https://archive.org/details/killingforlifeap0000maso/page/124 124]}}</ref>
 
Gereja Katolik membela [[hak untuk hidup|hak hidup]] semua pribadi sejak dari pembuahan sampai wafatnya yang wajar. Konsekuensinya, Gereja tidak menyetujui prosedur medis tertentu yang dapat membahayakan ataupun membunuh janin, yang diyakini Gereja sebagai pribadi dengan hak hidup yang tidak dapat diganggu gugat. Sejumlah lembaga kesehatan dan rumah sakit Katolik secara berkala menolak prosedur tersebut. Gereja Katolik juga senantiasa menentang kontrasepsi dan aborsi. Hal ini dapat diverifikasi dalam ''[[Humanae vitae]]'', ensiklik yang ditulis pada tahun 1968 saat kepemimpinan [[Paus Paulus VI]].<ref>{{en}} {{citeweb|url=http://www.vatican.va/holy_father/paul_vi/encyclicals/documents/hf_p-vi_enc_25071968_humanae-vitae_en.html|title=HUMANAE VITAE OF THE SUPREME PONTIFF}}</ref>