Akalasia Esofagus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambahkan referensi Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
k fix |
||
(4 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Akalasia Esofagus''' merupakan jenis kelainan pada [[esofagus]](kerongkongan)
Pada pasien yang sehat, normalnya ''lower eshopageal sphincter''(LES) akan mengendur jika ada makanan sehingga makanan masuk ke perut. Namun, berbeda pada penderita akalasia, LES tidak mengendur dengan baik, sehingga makanan tertahan di bagian bawah kerongkongan kemudian naik kembali(muntah).<ref name=":1">{{Cite book|last=Endris|first=Atma|date=2021|title=Ensiklopedi Macam-Macam Penyakit|publisher=Hikam Pustaka|pages=3-4|url-status=live}}</ref>
Berdasarkan data dari ''International Society for Disease of Esophagu''s(ISDE) angka kejadian akalasia berada di 0,7-1,6 kasus tiap 100.000 populasi. Di Indonesia sendiri hanya ada 48 kasus pada rentang tahun 1984-1988 di RSCM. Sedangkan pada tahun 2009-2010 di RSUD Dr. Soetomo hanya terdapat 5 kasus. Oleh karena itu, penyakit akalasia dikategorikan sebagai penyakit yang langka.<ref name=":2">{{Cite web|date=2021-02-09|title=Manajemen Akalasia dengan Kandidiasis dan Bradikardi|url=https://news.unair.ac.id/2021/02/09/manajemen-akalasia-dengan-kandidiasis-dan-bradikardi/?lang=id|website=Unair News|language=en-US|access-date=2022-06-23}}</ref><ref name=":1" /><ref name=":0" />
== Faktor dan Gejala ==
Faktor penyebab akalasia belum diketahui secara pasti. Namun faktor genetika, penuan, kerusakan saraf, autoimun(''Sjogren'', lupus dan uveitis) dan infeksi penyakit diduga ada kaitannya dengan munculnya akalasia. Gejala khusus dari penyakit akalasia adalah kesulitan menelan baik berupa padatan maupun cair. Terjadi pula regurgitasi, nyeri dada substernal, penuruan berat badan serta dispepsia. Gejala lain yang ditunjukkan berupa bantuk di malam hari, aspirasi dan [[Pneumonia pneumocystis|pneumonia]].<ref name=":0" /><ref name=":2" /><ref name=":1" />
== Penanganan Medis ==
Sebagai penanganan awal, biasanya penderita menjalani pemeriksaan radiologi dan endoskopi. Bagi rumah sakit yang sudah lengkap, biasanya dilakukan juga manometri sebagai standar baku. Setelah menjalani pemeriksaan, barulah dilakukan terapi. Terapi yang bisa dijalani ada terapi medik, terapi businasi/dilatasi, injeksi botolium tiep A dan operasi Heller.<ref name=":2" />
== Komplikasi ==
Baris 22:
• Perforasi esophagus yaitu robeknya dinding kerongkongan
• Kanker esofagus<ref name=":1" />
== Referensi ==
|