Balia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →top: Perubahan kosmetika |
k fix |
||
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Balia''' adalah salah satu tari ritual dalam kepercayaan lama masyarakat suku [[Suku Kaili|Kaili]], Sulawesi Tengah. Kepercayaan ini merupakan pemujaan kepada dewa-dewa dan roh nenek moyang. Kepercayaan kepada kekuatan gaib, roh leluhur dan nenek moyang sangat kental meskipun sampai agama Islam sudah masuk dalam kehidupan mereka. Mitos menjadi hal yang turun temurun. Ini merupakan upaya pengakuan terhadap kekuatan yang mereka anggap suci, yang dianggap bisa mendatangkan berkah dan musibah. Karena kepercayaan ini, tradisi pengobatan Balia terus ada dan menjadi ritual turun temurun, sebagai salah satu bentuk hubungan dengan kekuatan yang dianggap suci tersebut. Menyembuhkan penyakit karena kemarahan kekuatan tersebut.
Orang Kaili percaya keharusan menjaga hubungan baik dengan kekuatan yang menguasai alam. Dimana penguasa alam ini dipersonifikasikan ke dalam bentuk leluhur dan dewa-dewa. Ketika manusia tidak mampu menjaga hubungan baik tersebut, maka sang penguasa marah sehingga mendatangkan musibah sakit. Sehingga mesti disembuhkan dengan memuja-muja lagi dewa yang memberi sakit.
Tradisi Balia ini bisa diadakan secara individu ataupun kelompok. Ritual Tari Balia diadakan di rumah pemujaan yang disebut Lobo. Dan dilakukan setelah upaya medis tak berhasil menyembuhkan penyakit. Prosesi ini dimulai dengan menyiapkan bahan-bahan seperti dupa, keranda, buah-buahan hingga hewan yang akan dikorbankan, seperti; ayam, kambing atau kerbau, tergantung latar belakang dan kasta yang mengadakan ritual. Tuan rumah ritual Balia juga mesti membayar jasa lelah sang peritual.
Baris 13 ⟶ 11:
== Referensi ==
{{reflist}}
* Dawing, Darlis. (2017). Living Qur'an di Tanah Kaili (Analisis Interaksi Suku Kaili Terhadap Alquran dalam Tradisi Balia di Kota Palu, Sulawesi Tengah). Palu; Institut Agama Islam Negeri Palu.
{{budaya-stub}}
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
|