Budaya Bugis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k fix
 
(17 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
Suku Bugis berada di Provinsi Sulawesi Selatan banyak tersebar daerah pegunungan dan bagian lainnya, teluk dan selat yaitu [[Laut Flores]] di sebelah Selatan, [[teluk Bone]] di sebelah Timur, dan [[selat Makassar]] di sebelah Barat. Di daerah ini terdapat dua buah gunung yang cukup tinggi yaitu [[gunungGunung LompobattangLatimojong]] dan [[gunung Rantekombola]]. Terdapat dua buah danau yaitu [[danau Tempe]] dan [[danau Sidenreng]].
 
Sulawesi Selatan merupakan wilayah yang dikelilingi oleh berbagai macam pulau. Wilayah kepulauan tersebut membuat Sulawesi Selatan memiliki banyak keunikan tradisional, salah satunya adalah budaya. Suku yang banyak mendiami di Sulawesi Selatan. Terdapat beberapa kebudayaan yang dimiliki oleh [[Suku Bugis]], seperti pakaian adat, rumah tradisional,  tari tradisional, alat musik tradisional, senjata tradisional, dan lagu daerah tradisional.<ref>{{Cite book|title=Pewarisan Nusantara|last=Name|first=No|publisher=Direktorat Jenderal Pariwisata|year=1988|isbn=|location=Jakarta|pages=168|url-status=live}}</ref>
 
== Pakaian adat. ==
Baris 7:
 
Suku Bugis merupakan suku yang banyak tersebar di kepulauan Sulawesi Selatan.Pakaian adat Bugis yang ada di Sulawesi Selatan memiliki corak dan motif khas ketimur-timuran dengan dipadukan dengan corak dan motif khas lokal masyarakat setempat. Masing-masing pakaian adat memiliki keunikan tersendiri yang dapat dikenakan pada acara-acara tertentu.<ref>{{Cite book|title=Suku Makassar, Pewaris Keberanian Leluhur|last=Darmapoetra|first=Juma|publisher=Arus Timur|year=|isbn=978-602-9057-72-0|location=Makassar|pages=85|url-status=live}}</ref>
 
=== Pakaian Adat untuk laki-laki. ===
Untuk pakaian adat penganting bagi laki-laki mengenakan baju belah dada dengan bentuk kerah tertutup. Untuk pakaian bagian bawah, digunakan kain sarung atau dikenal dengan nama ''[[lipa garusuk]].'' Untuk kelengkapan bagian kepala dikenal dengan tutup kepala dengan nama ''[[passapu]]''
 
Sedangkan pakaian adat untuk kaum laki-laki dalam keseharian suku Bugis-Makassar  disebuah pesta disebut dengan ''Tutu''. Jenis pakaian ini adalah jas dan biasa disebut dengan ''[[Jas Tutu]]''. Pakaian adat ini dipadukan dengan celana atau ''[[paroci]]'', dan juga kain sarung atau lipa garusuk, serta tutup kepalanya yakni berupa ''[[songkok]]''.
 
Jas Tutu berlengan panjang dengan leher yang berkerah dan dihiasi dengan kancing yang dibuat dari emas atau perak, yang mana dipasangkan pada leher baju tersebut. Sedangkan untuk kain lipa garusuk atau ''[[Lipa' Sabbe|lipa sabbe]]'' terlihat polos namun berwarna mencolok, dengan ciri khas merah dan hijau<ref>{{Cite book|title=Mengenal Budaya Daerah Indonesia|last=Bahari|first=Hamid|publisher=Mutiar Kids|year=2013|isbn=|location=Depok Jawa Barat|pages=165-170|url-status=live}}</ref>
 
=== Pakaian Adat untuk perempuan. ===
Baris 23 ⟶ 16:
· Jingga, memiliki arti yaitu pemakai adalah anak perempuan berusia sekitar 10 tahun.
 
·  Jingga dan Merah, memiliki arti yaitu pemakai adalah anak perempuan yang berusia sekitar 10 hingga 14 tahun.
 
·  Merah, memiliki arti yaitu pemakai adalah perempuan berusia sekitar 17 sampai 25 tahun.
 
·  Putih, memiliki arti yakni pemakai ialah perempuan dari kalangan pembantu dan dukun.
 
·  Hijau, memiliki arti yakni pemakai ialah perempuan dari kalangan bangsawan.
 
·  Ungu, memiliki arti yakni pemakai ialah seluruh janda yang bertempat tinggal di Sulawesi Selatan.
 
=== Aksesoris pendukung. ===
1. Untuk laki-laki
 
Akseseoris pendukung untuk laki-laki terdiri dari , gelang (pontopotto naga), ''[[pontopotto naga]]'' adalah gelang terbuat dari bahan emas yang motif seperti naga. [[Keris Passatimpo|Keris ''Passatimpo'']]
 
adalah sebuah jenis keris terlihat seperti mewah dan indah, selempang yang terbuat dari kain senada dengan warna pakaian yang dihiasi dengan benang sulam emas, dan
 
  ''[[rante sembang]]'' sebuah kalung yang bermotif burung dikalungkan sepanjang dada.
 
2. Untuk Perempuan
Baris 49 ⟶ 42:
 
== Rumah Tradisional. ==
Rumah adat Bugis – Makassar, memiliki nilai arsitektur dan keunikan tersendiri dengan rumah adat lainnya. Bentuk rumah Bugis – Makassar biasanya memanjang ke belakang, dengan tambahan disamping bangunan utama dan bagian depan. Masyarakat Bugis – Makassar menyebut bagian ini dengan sebutan [[lego-lego]] (bugis), [[dego-dego]] (makassar)Bugis.
Secara arsitektur bangunan rumah adat Bugis – Makassar memiliki beberapa bagian penting seperti tiang utama (''[[alliri]]'' = bugis, ''[[benteng tangnga]]'' = makassar)Bugis. Tiang utama terdiri dari empat batang disetiap barisnya. Rumah adat Bugis – Makassar biasanya memiliki kolong-kolong sehingga dikenal dengan nama ''Rumah Panggung''.
 
== Tari Tradisional. ==
Sebuah tarian yang dilakukan oleh masyarakat Bugis, memiliki makna tersendiri.
Sebuah tarian yang dilakukan oleh masyarakat Bugis –Makassar, memiliki makna tersendiri. Para penari tradisional Bugis – Makassar memakai baju bodo, tope (sarung) yang berbagai macam curak (corak) dan warnanya. Ada ''curak labba, curak caddi, curak sattulu’'' dan ''curak bunga barrang''. Pakaian tersebut tetap dilengkapi dengan perhiasan seperti ''ponto'' (gelang tangan) dan ''rante'' (kalung), ''bangkara'' (anting-anting), ''kutu-kutu'' ( mahkota), ''salepe'' ( ikat pinggang), ''pinang goyang'' (kembang goyang), ''passapu'' dengan ''iruk-irukang'' dan ''kipasa'' (kipas)<ref>{{Cite book|title=Monografi Kebudayaan Makassar di Sulawesi Selatan|last=dkk|first=Rachmah|publisher=Pemerintah Daerah Tk I Sul-Sel|year=1984|isbn=|location=Makassar|pages=91-101|url-status=live}}</ref>
 
[[Tari Paddupa]] merupakan tarian tradisional Bugis yang ditujukan untuk memberikan sambutan kepada tamu atau pejabat yang hadir dalam suatu acara. Tari
=== Tari Pakarena. ===
[[Tari Pakarena]] merupakan tarian tradisional yang dibawakan oleh perempuan, yang mengisahkan sebuah mitos mengenai perpisahan penghuni ''boting langi'' (negeri kayangan)
 
Paddupa ini dibawakan oleh tujuh orang. Tarian ini dapat pula ditarikan pada acara pernikahan dan pesta adat. Masyarakat Bugis percaya bahwa tarian Paddupa
dengan penghuni ''lino'' (bumi) pada zaman dulu. Dalam tarian Pakarena ini digambarkan bahwa sebelum detik-detik perpisahan boting langi mengajarkan penghuni lino
 
merupakan simbol dari penghormatan dan keterbukaan terhadap perubahan tanpa menghilangkan nilai estetika moral dan etika suku Bugis.
mengenai tata cara hidup bercocok tanam, beternak, hingga cara berburu. Tarian ini dipentaskan sebagai bentuk rasa syukur kepada penghuni botting langi.
 
=== Tari Paddupa. ===
[[Tari Paddupa]] merupakan tarian tradisional Bugis – Makassar yang ditujukan untuk memberikan sambutan kepada tamu atau pejabat yang hadir dalam suatu acara. Tari
 
Paddupa ini dibawakan oleh tujuh orang. Tarian ini dapat pula ditarikan pada acara pernikahan dan pesta adat. Masyarakat Bugis-Makassar percaya bahwa tarian Paddupa
 
merupakan simbol dari penghormatan dan keterbukaan terhadap perubahan tanpa menghilangkan nilai estetika moral dan etika suku Bugis – Makassar.
 
=== Tari Paraga. ===
[[Tari Paraga]] merupakan sejenis permainan yang dibawakan oleh enam orang laki-laki yang menggunakan pakaian adat passapu, dipadu dengan ''baju kantiu'' dengan ''celana''
 
''barocci''. Tari Paraga ini menggunakan ''bola raga'' (bola takrow) dengan konstruksi bola berpindah-pindah dari kaki ke kaki. Gerakan ini merupakan aktualisasi ''a’ rannu-rannu''.
 
Keahlian para pemain tari Paraga ini merupakan atraksi tersendiri. Sambil bergerak bola raga terus dimainkan dari satu pemain ke pemain yang lain tanpa jatuh menyentuh
 
tanah. Atraksinya menarik perhatian penonton, bola raga terus dimainkan sambil berdiri diatas pundak dua orang rekannya.
<br />
 
== Alat Musik Tradisional. ==
Alat musik tradisional,merupakan alat musik khusu yang dimiliki oleh suku Bugis-Makassar . Biasanya alat musik tradisional ini dimainkan ketika waktu senggang atau waktu istirahat sekedar menghibur diri, atau dimainkan ketika ada acara atau pesta adat tertentu. Berbagai macam alat musik tradisional yang dimiliki oleh suku Bugis Makassar, diantaranya :
 
=== Kecapi. ===
[[Kecapi (alat musik)|Kecapi]] adalah alat musik petik tradisional yang berbentuk seperti perahu dengan dua dawai. Konon bentuk tersebut dikarenakan orang yang menciptakanannya adalah
 
pelaut. Keunikan dari alat musik kecapi terletak pada isi lagu dan instrumennya. Kecapi menjadi alat musik yang sangat dekat dengan rakyat. Kecapi menjadi alat musik petani
 
yang sedang menunggu sawah atau para pelaut yang sedang berlayar. Suara yang dihasilkan dianggap mampu memberikan ketenangan jiwa bagi pendengarnya. Kecapi
 
dapat dimainkan oleh satu orang atau kelompok dalam bentuk ansambel, atau dimainkan bersama dengan alat musik tradisional lainnya seperti gendang, suling, lea-lea, gong,
 
biola, mandoliang, katto-katto dan lain sebagainya.
 
=== pui'. ===
[[Suling]] atau seruling suku Makassar memiliki berbagai macam bentuk. Berbagai macam bentuk tersebut memiliki nilai dan fungsi masing-masing bagi masyarakat.
 
-      ''pui' ca’di'' , adalah suling pendek yang memiliki enam lubang nada.
 
-      ''pui' lompo’'' , adalah suling panjang yang memiliki lima lubang nada. Pada ujungnya ditambahkan tanduk kerbau yang berfungsi sebagai corong pembesar suara.
 
-      ''pui lontarak'', adalah suling yang memiliki empat lubang nada. Suling lontarak dibunyikan bersamaan dengan nyanyian-nyanyian yang syairnya berisikan tentang
 
petuah-petuah dan nasihat leluhur.
 
-      ''pui' bula ta'', adalah suling yang digunakan sebagai alat pengiring tari dan pengiring lagu. Biasa juga digunakan sebagai pelipur lara untuk menghibur diri.
 
-      ''pui' baliu'', adalah suling yang menyerupai suling ponco’ tetapi lebih pendek terdiri dari empat lubang nada.
 
=== Ganrang. ===
[[Ganrang]] atau [[gendang]] dibuat dari bahan yang terdiri dari kayu, seperti batang kayu cendana, batang kayu nangka dan batang pohon kelapa dan jati. Gendang disekat
 
dengan kulit hewan sebagai sumber bunyi dan rautan rotan kecil yang dibelah empat sebagai penarik sekat atau sebagai pembentang kulit, fungsinya agar bunyi yang
 
dihasilkan sesuai keinginan.
 
=== Sinrilik ===
[[Sirilik|Sinrilik]] adalah alat musik gesek yang menyerupai biola. Bahan untuk membuat alat musik tersebut terdiri atas kayu dari pohon nangka, kulit kambing dan tiga buah senar yang
 
terbuat dari kuningan. Sedangkan alat yang digunakan untuk menggesek terbuat dari ekor kuda.
 
 
'''Mandoling'''
Baris 132 ⟶ 68:
 
== Senjata Tradisional. ==
Salah satu senjata tradisional yang dikenal adalah [[BadikGecong]]. Oleh masyarakat Bugis lebih mengenal senjata ini dengan sebutan ''kawaliGecong '' , selain sebagai senjata, kawaliGecong juga menjadi perlambang status pemiliknya. BadikJawaki memiliki berbagai macam bentuk, diantaranya ;
 
-   ''BadikGecong lamalomo sugi,'' adalah badikgecong yang bermotif kaitan pada bilahnya dan digunakan sebagai senjata. BadikGecong ini juga dipercaya memiliki kekuatan berupa dapat memberikan
 
kekayaan dan kesejahteraan bagi pemiliknya.
 
-   ''BadikGecong lataring Tellu'', adalah badik yang memiliki motif berupa tiga noktah dalam posisi tungku. BadikGecong ini dipercaya memiliki nilai dan kekuatan yang akan membawa
 
keberuntungan bagi pemiliknya. Orang yang memegang badikgecong ini dianggap tidak akan kekurangan makanan dan tidak akan mengalami duka nestapa. BadikGecong ini dianggap
 
sangat cocok bagi mereka yang berprofesi sebagai petani.
''- BadikGecong Lade’ Nateyai'', adalah jenis badik yang memiliki pamor bulatan kecil pada bagian pangkal dan guratan bejajar dibagian matanya. BadikGecong bede’ nateyai memiliki motif
berbentuk gala pada pangkalnya. BadikGecong ini dipercaya memiliki kekuatan dalam mendatangkan rezeki bagi pemiliknya.
 
== Lagu Daerah Tradisional. ==
Beberapa lagu tradisional suku Bugis yang terkenal
Beberapa lagu tradisional suku Bugis - Makassar yang terkenal <ref>{{Cite web|url=https://www.liriklaguplus.com/2019/03/lirik-lagu-angin-mamiri-dan-artinya.html|title=Lagu Anging Mammiri|last=Manis|first=Kinanti|date=|website=https://www.liriklaguplus.com|access-date=}}</ref>:<ref>{{Cite web|url=https://liriklaguindonesia.net/sulawesi-selatan-angin-mamiri.htm|title=Sulawesi selatan Anging Mammiri|last=Aranda|first=Cosa|date=20 November 2010|website=https://liriklaguindonesia.net|access-date=20 November 2010}}</ref>
 
-         '''“ [[Anging Mamiri|Anging Mammiri]] “ (Suku Makassar)'''
 
Angin mammiri ku pasang
 
Pitujui tongtongana
 
Tusarua takka luppa
 
Eaule... na mangngu rangi
 
Tutenayya, tutenayya parisina
 
 
Battumi angin mammiri
 
Angin ngerang dinging-dinging
 
Nama lantangsa ri buku
 
Eaule...  mangngerang nakku
 
Nallorang, nallolorang jenemata
 
                                                 (Pencipta; Bora Dg. Ngirate)
 
 
-         '''“ [[Ma Rencong-rencong]] “ (suku Makassar)'''
 
Marencong rencong kelongku
 
marencong rencong marencong rencong
 
Kelong nipassama riya, nakukelongang atu dendang baule
 
Nakupare pangurangi, lontaja eja menjo
 
Owe dendanga da dum ba owe para mata bengko na<ref>{{Cite web|url=https://lagudaerah.id/ma-rencong/|title=Ma-rencong|last=Nusantara|first=Kisah|date=4 November 2016|website=https://lagudaerah.id|access-date=4 November 2016}}</ref>
 
 
-         '''“ [[Pakarena]] “ (Suku Makassar)'''
Ikatte ri tu ra tea bau
Adatta ma rio loang sayang
E aule pakarenaya
Pakarenaya labiriri pagaukang
<br />Ikatte butta ra teang sayang
Punania pagaukang sayang
E aule sukku bajina
sukku bajina punna nia pakarena
<br />Pura raba piu rukang sayang
Baju Bodo kain lolo sayang
E aule sukku bajina
Suku Bajina punna niakki anggada<ref>{{Cite web|url=http://musiklib.org/lagu_sulawesi_selatan-pakarena-lirik_lagu.htm|title=lagu_sulawesi_selatan-pakarena-lirik_lagu|last=Name|first=No|date=|website=http://musiklib.org|access-date=}}</ref>
 
 
-         '''“ [[Indo Logo]] “ (Suku Bugis)'''
Dua bulu' samanna mate tongeng, Indo' Logo
Dua bulu' samanna mate tongeng, Indo' Logo
Baris 214 ⟶ 97:
 
 
-         '''“ [[Bulu alauna Tempe]] ” (suku Bugis)'''
 
Bulu' Alua'na Tempe (2x)
Baris 241 ⟶ 124:
 
 
-         '''“ [[Ana Mali’e]] (Suku Bugis)'''
 
U kucapu kucampa’ko