Kedisan, Tegallalang, Gianyar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k fix |
||
(15 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{untuk|[[desa]] di [[Kabupaten Bangli]]|Kedisan, Kintamani, Bangli}}
{{Coord|-8.420265|115.292594|display=title}}
{{Desa
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|penduduk = 5.470 jiwa (2014)<ref name="BPS Tegallalang
▲ 5.652 jiwa (2010)<ref>[https://www.bps.go.id/website/fileMenu/Penduduk-Indonesia-Menurut-Desa-2010.pdf Penduduk Indonesia Menurut Desa 2010], hal.1379</ref>
▲| kepadatan = 822 jiwa/km²(2010)
▲| kemendagri = 51.04.06.2004
|
|KK
|
▲| APBDesa =
▲| situs web =
}}
'''Desa Kedisan''' adalah salah satu desa di [[Tegallalang, Gianyar|kecamatan Tegallalang]], [[Kabupaten Gianyar]], provinsi [[Bali]], [[Indonesia]].<ref name="Permendagri-137-2017">{{cite web|url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017 |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 3 Oktober 2019 |archive-url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017/mode/2up |archive-date= 29 Desember 2018}}</ref>
== Sejarah desa ==
Desa Kedisan berdiri sekitar tahun 808 Masehi. Pada masa itu, bertahta seorang raja yang pusat pemerintahannya berada di pinggir selatan danau Batur. Nama raja itu ''I Langlang Tanda Patih''. Sang raja dibantu oleh 2 juru perang yang tangguh yaitu ''I Guna'' dan ''I Gana''. Begitu raja menempati wilayah ini, bersama juru perang dan pengiringnya, ia merombak hutan yang ada di sekitar pinggiran selatan Danau Batur untuk memperluas daerah pemerintahannya.
Diantara sekian banyak pohon yang ditebang, terdapat pohon Cempaka Putih yang tidak ditebang dan dibiarkan begitu saja, karena pohon itu mempunyai kelainan, dimana batang, daun sampai pucuknya berwarna putih. Pohon cempaka ini selalu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna putih yang lebat sekali. Diatas pohon ini, bertengger seekor ''Burung Manuk Ulun'' yang oleh raja di beri nama ''Desa Manuk Tunggal''. Pemerintahan Raja ''I Langlang Tanda Patih'' semakin hari semakin lebar dan mendirikan beberapa pura persembahyangan.
Pada tahun 1117 Masehi, Bali diperintah [[Kerajaan Kadiri]]. Karena ada pergantian pemerintahan, ''I Sri Budi'' dari Buahan dan ''I Sri Budi Sara'' dari Abang meminta agar pemerintahan itu tidak berpusat lagi di Desa Manuk Tunggal. Permintaan itu dikabulkan oleh ''Sri Jayaraya''. Mulai saat itu, pusat pemerintahan Manuk Tunggal diganti menjadi ''Desa Kedisan''.<ref>{{Cite web|url= https://kedisan.desa.id/index.php/first/artikel/99 |title= Sejarah Desa |website=Desa Kedisan |access-date=2019-12-12}}</ref>
== Demografi ==
Penduduk desa Kedisan sampai dengan tahun 2014 (proyeksi BPS) berjumlah 5.470 jiwa terdiri dari 2.826 laki-laki dan 2.644 perempuan dengan [[Sex ratio manusia|sex rasio]] 106,88.<ref name="BPS Tegallalang 2017">
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala
* {{id}} [https://gianyarkab.bps.go.id/publication.html BPS Kabupaten Gianyar]
* {{id}} [http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ Prodeskel Binapemdes Kemendagri] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220401173302/http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ |date=2022-04-01 }}
* {{id}} [https://gianyarkab.go.id/ Situs Resmi Kabupaten Gianyar]
{{Tegallalang, Gianyar}}
{{
{{desa-stub}}▼
|