Kekuatan pangan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Agung Snd (bicara | kontrib)
k fix
 
(29 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Under construction}}
[[File:Iowa harvest 2009.jpg|thumb|300px|Panen jagung di Iowa, Amerika Serikat]]
'''Kekuatan pangan''' dalam politik internasional adalah penggunaan sumber daya [[pertanian]] sebagai alat kontrol politik di mana satu negara atau kelompok negara menawarkan komoditas kepada, atau menahannya dari negara atau kelompok negara lain untuk kepentingan tertentu. PotensiKemungkinan penggunaannya sebagai senjata diakui setelah penggunaan minyaknegara-negara [[Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi|OPEC]] sebelumnya pernahmemanfaatkan digunakanminyak sebagai senjata politik. Pangan memiliki pengaruh besar terhadap tindakan politik suatu bangsa. Mengantisipasi kekuatan pangan sebagai senjata, suatu negara akan berusaha bertindak untuk memenuhi [[Ketahanan pangan|ketersediaan pangan]] warganya.<ref name=":07">{{Cite journal|last=Wallensteen|first=Peter|date=1976|title=Scarce Goods as Political Weapons: The Case of Food|url=https://www.jstor.org/stable/422495|journal=Journal of Peace Research|volume=13|issue=4|doi=10.1177/002234337601300402}}</ref><ref name=":2">{{Cite book|last=Thompson|first=Paul B.|last2=MacLean ·|first2=‎DougDoug|date=1992|url=https://www.google.co.id/books/edition/The_Ethics_of_Aid_and_Trade/W1hrXuuGt-UC?hl=en&gbpv=1&dq=The+Ethics+of+Aid+and+Trade+U.S.+Food+Policy,+Foreign+Competition,+and+the+Social+Contract&printsec=frontcover|title=The Ethics of Aid and Trade: U.S. Food Policy, Foreign Competition, and Social Contract|publisher=Cambridge University Press|pages=20-40|url-status=live}}</ref>
 
Kekuatan pangan merupakan bagian integraltak terpisahkan dari politik pangan. Gagasan penggunaanpenggunaannya kekuatan pangan telah digunakan dalam [[embargo]], lapanganstrategi kerjakekuatan, dan politik pangan. Agar suatu negara dapat memanfaatkan kekuatanKekuatan pangan secara efektif, negaradapat tersebutditerapkan harusjika mampukondisi secaraberikut efektif menerapkan danterpenuhi, menampilkanyakni kelangkaan, penguasaan pasokan, penyebaran permintaan, dan kemandirian tindakan.<ref name=":1">{{Cite web|last=Владимирович|first=ринкевич Владислав|date=3 April 2014|title=Food as a Weapon|url=https://iq.hse.ru/en/news/177667822.html|website=HSE University|access-date=31 Januari 2022}}</ref> Pada tahunera 1970-an, empat negara pengekspor [[komoditas]] pertanian dalam jumlah yang dianggap cukup sebagai sebuah pengerahan kekuatan pangan adalah Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan [[Selandia Baru]].<ref name=":0">{{Cite journal|last=Wallensteen|first=Peter|date=1976|title=Scarce Goods as Political Weapons: The Case of Food|url=https://www.jstor.org/stable/422495|journal=Journal of Peace Research|volume=13|issue=4|doi=10.1177/002234337601300402}}</ref><ref name=":12">{{Cite web|date=November 1996|title=Food and international trade|url=https://www.fao.org/3/w2612e/w2612e12.htm|website=FAO|access-date=4 Februari 2022}}</ref> Saat ini empat negara yang mendominasi produk pangan dunia yaitu Amerika Serikat, Brazil, India, dan China.<ref name=":13">{{Cite web|last=Ross|first=Sean|date=29 April 2021|title=4 Countries That Produce the Most Food|url=https://www.investopedia.com/articles/investing/100615/4-countries-produce-most-food.asp|website=Investopedia|access-date=31 Januari 2022}}</ref> Dalam skala yang lebih kecil, khususnya di beberapa negara Afrika, kekuatan pangan telah digunakan sebagai senjata oleh pihak-pihak yang berseberanganbertikai dalam [[perang saudara]] dan konflik melawan rakyatnya sendiri.<ref name=":1">{{Cite web|last=Владимирович|first=ринкевич Владислав|date=3 April 2014|title=Food as a Weapon|url=https://iq.hse.ru/en/news/177667822.html|website=HSE University|access-date=31 Januari 2022}}</ref><ref name=":8">{{Cite web|last=Human Rights Watch|date=8 Februari 1999|title=Famine in Sudan 1998|url=https://www.hrw.org/reports/1999/sudan/SUDAWEB2.htm#P374_19682|website=Human Right Watch|access-date=31 Januari 2022}}</ref><ref>{{Cite web|last=Grunwald|first=Michael|date=1 Januari 2003|title=In Hungry Zimbabwe, Food Used as Political Weapon|url=https://www.washingtonpost.com/archive/politics/2003/01/01/in-hungry-zimbabwe-food-used-as-political-weapon/57d7742e-5bb8-4916-a2ae-e3899f761e4f/|website=Washington Post|access-date=31 Januari 2022}}</ref>
 
== Latar belakang sejarah ==
Pada era 1970-an, empat negara ini memiliki kemampuan mengekspor komoditas pertanian dalam skala yang dianggap cukup sebagai kekuatan pangan hipotetis, yaitu: Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.<ref name=":0" /><ref name=":212" /><ref name=":13" />Ketergantungan negara-negara yang kekurangan pangan kepada negara pengekspor utama itu mungkin akan menyebabkan krisis pangan seandainya pasokan dihentikan. Akan tetapi, sementara para pemimpin politik di negara-negara pengimpor pangan dilanda kekhawatiran atas ketergantungan mereka, negara-negara pengekspor tadi umumnya tidak menahan karena [[produsen]] pertanian di negara-negara tersebut menekan pemerintah mereka untuk terus mengekspor.<ref name=":3">{{Cite book|last=Paarlberg|first=Robert L.|date=2015|url=https://books.google.co.id/books?id=8D3KBQAAQBAJ&printsec=frontcover&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false|title=Hard Case: What Blocks Improvement agriculture in Africa? Dalam Ronald J. Herring (ed.). The Oxford Handbook of Food, Politics, and Society|location=Oxford|publisher=Oxford University Press|editor-last=|pages=|url-status=live}}</ref>
 
== Kebijakan ==
[[File:2005food import.png|thumb|300px|Impor pangan dunia pada tahun 2005]]
Politik pangan adalah aspek politik produksi, pengendalian, pengaturan, pemeriksaan, dan [[Distribusi (bisnis)|distribusi]] pangan. Politik pangan itu sendiri dapat dipengaruhi oleh perdebatan [[etika]], [[budaya]], [[Kedokteran|medis]] dan [[lingkungan]] tentang bagaimana bercocok tanam yang tepat, metode pertanian dan, pemasaran, juga [[Regulasi|regulasi-regulasi]] yang mengaturnyatepat. Kekuatan pangan merupakan bagian integraltak terpisahkan dari politik pangan.<ref name=":0" /><ref name=":2" />
 
Pada tahun 1974 Earl Butz, Sekretaris[[Kementerian DepartemenPertanian Amerika Serikat|Menteri Pertanian Amerika Serikat]], mengatakan bahwa “''Pangan adalah senjata''” pada tahun 1974.<ref name=":4">{{Cite book|last=McDonald|first=Bryan L.|date=2017|url=https://www.google.co.id/books/edition/Food_Power/m7ZjDQAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=Wallensteen,+Peter+food+(1976).+Scarce+Goods+as+Political+Weapons&pg=PT166&printsec=frontcover|title=Food Power: The Rise and Fall of the Postwar American Food System.|isbn=9780190600686|doi=10.1093/acprof:oso/9780190600686.001.0001|url-status=live}}</ref> Politik minyak OPEC menginspirasi Amerika untuk menggunakan pangan sebagai alat dalam menghadapi negara-negara lain demiuntuk tercapainyameraih tujuan-tujuan merekatujuannya.<ref name=":4">{{Cite book|last=McDonald|first=Bryan L.|date=2017|url=https://www.google.co.id/books/edition/Food_Power/m7ZjDQAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=Wallensteen,+Peter+food+(1976).+Scarce+Goods+as+Political+Weapons&pg=PT166&printsec=frontcover|title=Food Power: The Rise and Fall of the Postwar American Food System.|isbn=9780190600686|doi=10.1093/acprof:oso/9780190600686.001.0001|url-status=live}}</ref>Beberapa Terdapat beberapa alternatif penggunaan kekuatan pangan bisa terjadi. Seorang importir dapat menolak untuk melanjutkanmengimpor imporbarang kecuali ada konsesiimbalan-imbalan politik tertentu. Efeknya sama dengan kasus eksportir yang menolak untuk mengekspor.<ref name=":0" /> Salah satu contoh yaitu pengurangan kuota impor gula [[Kuba]] oleh Amerika.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|title=Foreign Relations of the United States, 1952–1954, The American Republics, Volume IV|url=https://history.state.gov/historicaldocuments/frus1952-54v04/d343|website=Office of The Historian|access-date=31 Januari 2022}}</ref> Secara sederhana, dalam kondisi permintaan yang terpusat (satu importir menjadi pembeli dominan) sementara sumber pasokannya tersebar (beberapa eksportir bersaing untuk menjual produk yang sama), importir dapat memanfaatkan kesenjangan ini secara politis demi meraih keuntungan. Hal itu akan sangat efektif terutama jika eksportir tidak punya banyak pilihan kecuali mengekspor (kemandirian rendah).<ref name=":7">{{Cite book|last=Wallensteen|first=Peter|date=2021|url=https://books.google.co.id/books?id=n5YwEAAAQBAJ&pg=PA509&lpg=PA509&dq=peter+wallensteen+the+demand+concentration+(one+importer+being+the+dominant+buyer)+and+supply+dispersion&source=bl&ots=uwLtCuKooR&sig=ACfU3U0Epg8IovChcTl3wegotiu9cQLhkw&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj8hti8_Nr1AhXmILcAHU7_Ap4Q6AF6BAgeEAM#v=onepage&q=peter%20wallensteen%20the%20demand%20concentration%20(one%20importer%20being%20the%20dominant%20buyer)%20and%20supply%20dispersion&f=false|title=Peter Wallensteen: A Pioneer in Making Peace Researchable|publisher=Springer, Cham|isbn=978-3-030-62848-2|url-status=live}}</ref>
 
=== Kekuatan pangan dan ketahanan pangan ===
[[Ketahanan pangan]] dan kekuatan pangan tidaklah sama. Namun, keduanyakedua hal itu sering berhubungan secara langsung satu sama lain. Ketahanan pangan adalah kondisi ketika semuaseluruh orangpenduduk di suatu wilayah pada senantiasa tercukupi kebutuhan makanannyapangannya untuk tetap hidup aktifsecara dan sehatnormal.<ref name=":5">{{Cite journal|last=Maxwell|first=Simon|date=Mei 1996|title=Food security: a post-modern perspective|url=https://opendocs.ids.ac.uk/opendocs/handle/20.500.12413/3787|journal=Food Policy|volume=21|issue=2|pages=157-158|doi=10.1016/0306-9192(95)00074-7}}</ref> Kekuatan pangan yaituberkaitan padadengan saatkondisi tersebut ketika pemerintah, perusahaan, pemimpin, negara, dan semuanyakomponen-komponen lain, menggunakanbersama-sama faktormenggunakannya ketahanansebagai pangandaya initawar untuk memperoleh sesuatu sebagaidari negara balasanasing. Banyak negara mengeksploitasi kekuatan pangan untuk mengancam ketahanan pangan negara lain. Kesejahteraan suatu negara berkorelasiterkait langsungerat dengan kesejahteraan rakyatrakyatnya; oleh karena itu setiap negara tentu menginginkan [[Penawaran dan permintaan|suplai]] pangan yang layak bagi warganya. KeinginanKebutuhan tersebut selanjutnya dapat menjadi pengungkitdimanfaatkan dalam strategi politik pangan yang menunjukkan peran kekuatan pangan.<ref name=":5">{{Cite journal|last=Maxwell|first=Simon|date=Mei 1996|title=Food security: a post-modern perspective|url=https://opendocs.ids.ac.uk/opendocs/handle/20.500.12413/3787|journal=Food Policy|volume=21|issue=2|pages=157-158|doi=10.1016/0306-9192(95)00074-7}}</ref>
 
=== Kekuatan pangan dan embargo ===
[[Image:Fidel Castro - UN General Assembly 1960.jpg|thumb|180px|right|[[Fidel Castro]] dalam sebuah pertemuan Sidang Umum PBB]]
[[Embargo]] tidak sama dengan kekuatan pangan tetapi kekuatan pangan bisa digunakan dalam embargo. Faktanya, embargo yang tidak memasukkan komoditas pangan dalam daftar barang yang terlaranglarangan sering kali tidakgagal mencapai berhasilsasaran.<ref name=":6">{{Cite journal|last=Doughty|first=Robert A.|last2=Raugh Jr.|first2=Harold E.|date=1991|title=Embargo in Historical Perspective|url=https://www.google.co.id/books/edition/Parameters/4cu4iUnNHiMC?hl=en&gbpv=1&dq=Embargoes+in+Historical+Perspective&pg=PA21&printsec=frontcover|journal=The US Army War College Quarterly: ParametersThe US Army War College Quarterly: Parameters|volume=21|issue=1|pages=21-30|issn=0031-1723}}</ref> Contohnya, pada 20 Agustus 1914 negara-negara Sekutu mulai mengembargo barang-barang penting yang biasanya dikirim ke [[Jerman]]. Namun, embargo itu tidak lengkap dan tidak efektif sampai komoditas pangan ditambahkan ke dalam daftar embargo.<ref name=":6">{{Cite journal|last=Doughty|first=Robert A.|last2=Raugh Jr.|first2=Harold E.|date=1991|title=Embargo in Historical Perspective|journal=The US Army War College Quarterly: ParametersThe US Army War College Quarterly: Parameters|volume=21|issue=1|pages=21-30|issn=0031-1723}}</ref> Pangan memiliki kekuatan yang nyata. Setelah pasokan pangan dihentikan, blokade mulai mencekik ekonomi Jerman karena kebutuhan pangan mereka bergantung pada impor. Karena Sekutu menggunakan kekuatan pangan dalam embargo mereka, Jerman terpaksa melakukan tindakanberbagai putus asaupaya meskipun pada akhirnya tetap saja gagal.<ref name=":6">{{Cite journal|last=Doughty|first=Robert A.|last2=Raugh Jr.|first2=Harold E.|date=1991|title=Embargo in Historical Perspective|journal=The US Army War College Quarterly: ParametersThe US Army War College Quarterly: Parameters|volume=21|issue=1|pages=21-30|issn=0031-1723}}</ref>
 
Pada awal 1980-an, Amerika Serikat mengembargo komoditas gandum terhadap [[Uni Soviet]]. Hal ini adalah tindakan AS dalam memanfaatkan kekuatan pangan meskipun hal itu tidak terkonfirmasi. Soviet kemudian mengimpor biji-bijian dari pemasok yang berbeda; embargo menyebabkan peningkatan impor biji-bijian selama periode waktu itu tetapi dengan biaya yang lebih tinggi.<ref name=":3" /> Upaya embargo pangan yang gagal lainnya yaitu yang diterapkan oleh [[Dewan Keamanan PBBPerserikatan padaBangsa-Bangsa|Dewan tahunKeamanan 1990PBB]] terhadap [[Irak]] pada tahun 1990.<ref name=":3" />
 
Contoh lain lagi yaitu embargo Amerika Serikat terhadap Kuba.<ref>{{Cite book|last=Kaplowitz|first=Donna Rich|date=1998|url=https://archive.org/details/anatomyoffailede0000kapl/page/n10/mode/1up|title=Anatomy of a failed embargo : U.S. sanctions against Cuba|location=Boulder|publisher=Lynne Rienner Publishers|url-status=live}}</ref> Embargo ini masih berlangsung, dan, karena situasi dan kondisi kesehatan masyarakat Kuba yang menurun, embargo tersebut menuai banyak kecaman.<ref>{{Cite news|last=Chaguaceda|first=Armando|last2=Fusco|first2=Coco|date=7 Agustus 2021|title=Cubans Want Much More Than an End to the U.S. Embargo|url=https://www.nytimes.com/2021/08/07/opinion/sunday/cuba-embargo-protest.html|work=New York Times|access-date=31 Januari 2022}}</ref>
 
== PenerapanStrategi penerapan ==
 
=== Kondisi struktural ===
Kekuatan pangan hanya dapat digunakan secara efektif jika kondisi struktural tertentu berlaku:<ref>{{Cite namebook|last="Zhang|first=Hangzhou|date=2018|url=https:0" /><ref name/www.google.co.id/books/edition/Securing_the_Rice_Bowl/O-tiDwAAQBAJ?hl=":7"en&gbpv=1&dq=wallensteen+Scarcity+Supply+Concentration+Demand+Dispersion+Action+Independence&pg=PA219&printsec=frontcover|title=Securing the ‘Rice Bowl’|location=Singapura|publisher=Springer|pages=219|url-status=live}}</ref>
 
# ''[[Kelangkaan]]'': Jika [[permintaan]] tinggi dan [[penawaran]] terbatas, nilai komoditas tertentu meningkat. Harga seringkali mencerminkan potensi barang sebagai senjata karena menunjukkan nilai penting yang melekat padanya. Contoh: Jika seorang konsumen bersedia membayar mahal sesuatu dari segi keuangan, dia juga mungkin bersedia membayar mahal dalam konsesi-konsesi politik.
# ''[[Penawaran dan permintaan|Suplai]] yang terpusat'': Pasokan seharusnya hanya berada di tangan segelintir produsen/penjual, yang memungkinkan persaingan terbatas, penetapan harga, atau potensi monopoli.
# ''Permintaan'' ''yang tersebar'': Penjual memiliki kemampuan untuk mengendalikan konsumen satu sama lain serta menaikkan harga, atau membuat persyaratan tertentu. Hal ini mendukung penggunaan pangan sebagai senjata ekonomi.
# ''Kemandirian tindakan'': Untuk memastikan efektivitas, penjual/produsen harus dapat mengontrol asetnya sendiri. Penjual/produsen juga harus dapat mengendalikan [[Produksi|proses produksi]] (mungkin melalui kontrol pemerintah atas perusahaan produsen), atau dia harus memiliki akses ke sarana di ranah yang berbeda untuk memastikan bahwa dia dapat mempertahankan atau memperluas kendali atas asetnya.
 
Keempat kondisi di atas harus hadir bersamaan untuk mengubah aset ekonomi pangan menjadi sebuah instrumen politik. IniHal ini tidak berarti bahwa aset ekonomi akan digunakan setiap kali empat kondisi di atas adamuncul. Keputusan seperti itu dipertimbangkan hanya jika adasesuai kondisi lebih lanjut, misalnya, pertimbangan sifat alami konflik yang terjadi danbeserta penilaiannya, tujuan, pilihan-pilihan alternatif, dan penilaian manfaat.<ref name=":0" /><ref name=":7" />
 
=== Penggunaan kekuatan pangan sebagai senjata ekonomi ===
Ada beberapa bentukstrategi penggunaan kekuatan pangan sebagai senjata ekonomi dalam menghadapi satu negara atau untuk yanghubungan  lainantarnegara. Pertama, penggunaan sebagai  senjata ekonomi yang berkaitan dengan tawar-menawar oleh penjual/pembeli dalam sebuah kontrak [[bisnis]]. PenerapanStrategi dalam bentuk ini menyangkut  soal [[harga]] barang, [[transportasi]], jadwal pengiriman dan pembayaran, dll. Meskipun hal ini adalah contoh penerapan kekuatan pangan yang berhasil, tetapi bukan merupakan tujuan politik.<ref name=":07" /><ref name=":714">{{Cite book|date=1986|url=https:/> Penerapan kedua menyangkut tujuan ekonomi tetapi tidak berkaitan dengan transaksi barang, yaitu yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi umum negara pembeli/www. Kaitannya yaitu dengan neraca pembayaran, masalah umum, seperti inflasi atau perpajakan dan penguasaan tanahgoogle.co.id/books/edition/Global_Resources_and_International_Confl/Xpypu9qqDncC?hl=en&gbpv=1&dq=scarce+goods+wallensteen&pg=PA146&printsec=frontcover|title=Global PerbedaannyaResources  denganand yangInternational pertamaConflict|publisher=Oxford yaitu.University tidak ada hubungan antara kondisiPress|editor-last=Westing|editor-kondisifirst=Arthur yang ditetapkan dengan proses transfer produkH.|pages=146|url-status=live}}</ref name=":0" /><ref name=":7" />
 
Penerapan kedua menyangkut [[kebijakan ekonomi]] negara pembeli yang tidak berkaitan dengan [[Kontrak serah|transaksi]] barang. Kaitannya yaitu dengan keseimbangan [[neraca pembayaran]], masalah umum seperti [[inflasi]] atau [[Pajak|perpajakan]] dan [[penguasaan tanah]]. Perbedaannya dengan yang pertama yaitu tidak ada hubungan antara latar belakang kondisi-kondisi yang terjadi dengan proses transfer produk.<ref name=":0" /><ref name=":7" />
Kondisi tersebut di atas mengacu pada ranah ekonomi kehidupan. Sebuah bentuk penerapan dalam ranah politik berkaitan dengan pembeli  luar negeri dan kebijakan pertahanan. Banyak yang percaya adanya ambang batas moral antara ekonomi dan politik sehingga  penggunaan sarana ekonomi untuk keuntungan politik akan dipertanyakan. Contoh penggunaan senjata ekonomi untuk tujuan politik yaitu  pemboikotan  terhadap negara tertentu serta pembelian suara di PBB.<ref name=":0" /><ref name=":7" />
 
KondisiKedua tersebutpenggunaan dikekuatan ataspangan mengacusebagai pada ranahsenjata ekonomi kehidupan.di Sebuahatas bentukberkaitan penerapandengan dalambidang ranahekonomi. Dalam politik, penerapannya berkaitan dengan pembeli[[kebijakan  luar negeri]] dan kebijakan[[Pertahanan negara|pertahanan]] negara pembeli. Banyak yang percaya adanya ambang batas [[moral]] antara [[ekonomi]] dan [[politik]] sehingga   penggunaan sarana ekonomi untuk keuntungan politik akan dipertanyakan. Contoh penggunaan senjata ekonomi untuk tujuan politik yaitu  [[Boikot|pemboikotan]]  terhadap negara tertentu serta pembelian suara di [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|PBB]].<ref name=":0" /><ref name=":7" />
Penerapan  keempat berkaitan dengan asumsi dasar kategori ketiga: pemerintah tidak lagi menerima satu sama lain sebagai yang sah. Tujuan ekonomi tidak lagi dilihat sebagai sarana untuk mempengaruhi pemerintah negara lawan, melainkan untuk merangsang oposisi dan mencapai penggulingan atau penyerahan pemerintah.<ref name=":0" /><ref name=":7" />
 
Penerapan   keempat berkaitan dengan asumsi dasar kategori ketiga: pemerintah tidak lagimengakui menerima[[rezim]] satunegara sama lainlawan sebagai pemerintah yang sah. Tujuan ekonomi tidak lagi dilihat sebagai sarana untuk mempengaruhi pemerintahkebijakan pemerintahan negara lawan, melainkan untuk merangsangmendukung oposisipihak dan[[Oposisi mencapai penggulingan(politik)|oposisi]] atau penyerahan[[Kudeta|menjatuhkan]] pemerintahrezim pemerintahan.<ref name=":0" /><ref name=":7" />
 
=== Amerika Serikat ===
[[File:Barley.jpg|thumb|right|240px|Ladang jelai sebagai pakan ternak yang utama.]]
Pada saat Amerika Serikat menjadi negara yang paling dominan di semuaberbagai bidang seperti [[militer]], [[energi]], ekspor, dll. kekuatan pangan tidak terlalu dihiraukan. Namun, karena dominasi beberapa aspek telah berkurang, wacana kekuatan pangan kemudian mengemuka. Dalam bidang pangan pun AS unggul dan tak tertandingi.<ref name=":9">{{Cite journalbook|last=PaarlbergMcDonalds|first=RobertBryan LR.|date=1982|title=Food as an Instrument of Foreign Policy2017|url=https://www.jstorgoogle.orgco.id/stablebooks/edition/Food_Power/1173726m7ZjDQAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=scarce+goods+wallensteen&pg=PT166&printsec=frontcover|journaltitle=ProceedingsFood ofPower, theThe AcademyRise and Fall of PoliticalThe SciencePostwar American Food System|volumelocation=34Oxford|issuepublisher=3Oxford University Press|pagesisbn=259780190600686|url-39|doistatus=10.2307/1173726|jstor=1173726live}}</ref>Namun, karena beberapa dari kekuatan telah berkurang, wacana kekuatan pangan kemudian mencuat ke permukaan. Dalam bidang pangan pun AS tetap berada di puncak dan tak tertandingi.<ref name=":9">{{Cite journal|last=Paarlberg|first=Robert L.|date=1982|title=Food as an Instrument of Foreign Policy|url=https://www.jstor.org/stable/1173726|journal=Proceedings of the Academy of Political Science|volume=34|issue=3|pages=25-39|doi=10.2307/1173726|jstor=1173726}}</ref> Amerika Serikat memiliki posisi sebagai produsen dan pengekspor makanan terbesar.<ref name=":9">{{Cite journal|last=Paarlberg|first=Robert L.|date=1982|title=Food as an Instrument of Foreign Policy|url=https://www.jstor.org/stable/1173726|journal=Proceedings of the Academy of Political Science|volume=34|issue=3|pages=25-39|doi=10.2307/1173726|jstor=1173726}}</ref> Sementara itu negara-negara lain, terutama negara-[[negara berkembang]] dan bahkan beberapa negara eksportir minyak terkaya, mulai mengalami kekurangan pangan dan semakin tergantung pada impor dari Amerika SerikatAS. Kondisi ini memberikan kekuatandaya tawar yang semakin bertambah besar kepada negara tersebut. Amerika SerikatAS bisa berharap bahwa negara-negara yang pengimpor makanan itu menjadi lebih ramahkooperatif terhadap kepentingannya. Hal ini juga berarti memungkinkan bagi AS untuk memiliki beberapa bentukmenggunakan pengaruhpengaruhnya atas negara-negara itu. Ketika beberapa negara OPEC termiskin menjadi tergantung pada impor gandum yang menjadi komoditinyakomoditasnya,<ref name=":3" /> Amerika SerikatAS di sisi lain dapat memanfaatkan pembatasan ekspor untuk tujuan politik. Kekuatan pangan memungkinkan untuk dapat digunakan sebagai sarana untuk menekan negara-negara OPEC. Kekuatan ini akan efektif penggunaannya pada saat terjadi kekurangan pangan atau kelaparan melanda karena pada saat tersebut negara-negara yangtersebut memiliki ketergantungan pada Amerika Serikatberada dalam keadaan putusposisi asasulit.<ref name=":9">{{Cite journal|last=Paarlberg|first=Robert L.|date=1982|title=Food as an Instrument of Foreign Policy|url=https://www.jstor.org/stable/1173726|journal=Proceedings of the Academy of Political Science|volume=34|issue=3|pages=25-39|doi=10.2307/1173726|jstor=1173726}}</ref>
 
AS kerapada menggunakankalanya kekuatanmemberlakukan ekonomilarangan untukekspor menghukum negarakomoditas lainpangan.[perlu<ref pembahasanname=":14" lebih/> lanjut]Tujuan Salah satu caranya yaitu dengan menahan ekspor makanan. Alasan pemberian hukuman kepada negarakebijakan laintersebut berbeda-beda, tetapi secara umum dapat dipecahdibagi menjadi dua, kelompokyaitu utama:untuk bertujuanmembendung sebagai penahanankekuatan negara asing dan untuk pengembanganmemperluas pasar/kemanusiaan.<ref name=":0"atau /><refalasan name=":7"[[Humanisme|kemanusiaan]]. />Tujuan penahanankebijakan negara asing[[pembendungan]] yaitu untuk menghukum negara-negara yang mengancam AS. Contoh ancaman semacam itu adalah negara-negara yang bentuk pemerintahannya berbeda. Contoh yang terkait dengan tujuan penahananpembendungan yaitu tidak ada bantuan untuk [[negara komunis]], pemerintah [[Negara sosialis|sosialis]], negara yang mendukung rezim radikal, rezim dengantidak demokrasinya[[Demokrasi|demokratis]] terlalu lemah untukyang bersikap anti-komunislemah (secaraterhadap efektif)komunisme, dan negara-negara yang tidak menerima perjanjian AS.<ref name=":0" /> Contoh tujuan pengembangan pasar dan kemanusiaan yaitu untuk kategori negara yang mencoba bersaing dengan AS secara ekonomi. AS akan mengeksekusi hukumanmenghentikan bantuan asing terhadap negara-negara yang mencoba menasionalisasi properti perusahaan AS, negara yang ingin mengambil alih fungsi perusahaan AS, dan negara yang mencoba memulai kebijakan ekonomi nasionalistik.<ref name=":9">{{Cite journal|last=Paarlberg|first=Robert L.|date=1982|title=Food as an Instrument of Foreign Policy|url=https://www.jstor.org/stable/1173726|journal=Proceedings of the Academy of Political Science|volume=34|issue=3|pages=25-39|doi=10.2307/1173726|jstor=1173726}}</ref>
 
AS telah mengubah pendiriannya sejak tahun 1970-an, ketika [[Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat|Departemen Luar Negeri]] dan [[Badan Intelijen Pusat|CIA]] mengeluarkan laporan yang mengeksplorasi potensi embargo pangan.<ref>{{Cite book|last=Butler|first=Nick|date=1986|url=https://archivewww.orggoogle.co.id/detailsbooks/internationalgra0000butledition/The_International_Grain_Trade/H-NBDgAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=The+international+grain+trade:+problems+and+prospects&printsec=frontcover|title=The international grain trade: problems and prospects|publisher=Routledge|isbn=978-0-7099-4218-4|pages=27|archive-url=|archive-date=|url-status=live}}</ref> Rancangan UU 5426, tentang ''Reformasi Sanksi Perdagangan dan Undang-Undang Peningkatan Ekspor 2000'', menghapus sanksi perdagangan produk pertanian yang diterapkan atas [[Libya]], [[Sudan]], dan [[Korea Utara]] (perdagangan dengan Kuba dipertahankantetap denganterdapat beberapa pembatasan), dan memberi [[Kongres Amerika Serikat|Kongres]] [[hak veto]] atas tindakan sepihak presiden dalam hal ini.<ref>{{Cite journal|last=Jurenas|first=Remy|date=18 April 2006|title=Exempting Food and Agriculture Products from U.S. Economic Sanctions: Status and Implementation|url=https://digital.library.unt.edu/ark:/67531/metacrs8748/|journal=Congressional Research Service}}</ref><ref>{{Cite web|title=Trade in Goods with Cuba|url=https://www.census.gov/foreign-trade/balance/c2390.html|website=US Census|access-date=31 Januari 2022}}</ref>
 
=== Afrika ===
Politik pangan di [[Afrika]] berbeda dengan kasus di [[Amerika Utara]] dan [[Eropa]], di mana terdapat penggunaan kekuatan pangan dalam skala kecil di Afrika, khususnya di Sudan.<ref name=":10">{{Cite journal|last=Bush|first=Ray|date=1996|title=The Politics of Food and Starvation|journal=Review of African Political Economy|volume=23|issue=68|pages=169-195|doi=10.1080/03056249608704194}}</ref> Beberapa ahli mengatakan bahwa [[kelaparan]] dan [[Ketahanan pangan|kerawanan pangan]] di Afrika disebabkan oleh produksi pangan yang tidak konsistenstabil dan hubunganfaktor yang[[pertumbuhan teruspenduduk]] memburukyang antaraberdampak pertumbuhanburuk penduduk danterhadap kelestarian lingkungan. Namun, setelah dicermati lebih dekat, terungkap fakta bahwa alam bukanlah satu-satunya faktor yang menjadi penyebab berbagai masalah kerawanan pangan di Afrika.<ref name=":10">{{Cite journal|last=Bush|first=Ray|date=1996|title=The Politics of Food and Starvation|journal=Review of African Political Economy|volume=23|issue=68|pages=169-195|doi=10.1080/03056249608704194}}</ref>
 
==== Sudan ====
[[Image:Sudan sat.jpg|thumb|right|Citra satelit wilayah negara [[Sudan]]]]
Kelaparan umumnya dibentuk oleh dua teori. Yang pertama adalah terjadinya Penurunan Ketersediaan Pangan (FAD: ''Food Availability Decline'' atau FAD).<ref name=":10">{{Cite journal|last=Bush|first=Ray|date=1996|title=The Politics of Food and Starvation|journal=Review of African Political Economy|volume=23|issue=68|pages=169-195|doi=10.1080/03056249608704194}}</ref> Penyebabnya yaitu [[kekeringan]], perang, atau perubahan drastis lain pada sistem pertanian lainnya. IniFaktor-faktor adalahtersebut merupakan penyebab alamiumum terjadinya kelaparan. Teori lain terutama berkaitan dengan kemampuan penduduk untuk mengakses atau mendapatkan hak-hak atas pemenuhan kebutuhan pangan.<ref name=":10">{{Cite journal|last=Bush|first=Ray|date=1996|title=The Politics of Food and Starvation|journal=Review of African Political Economy|volume=23|issue=68|pages=169-195|doi=10.1080/03056249608704194}}</ref> Dalam kasus di [[Sudan]], penggunaan kekuatan pangan menjadi lazim dalam skala kecil, karena kekuatankelompok-kekuatan kelompok politik yang berlawanan bersaing untuk mendapatkan suara rakyat dengan cara menghasut atau mengkondisikan terjadinya kelaparan.<ref name=":10">{{Cite journal|last=Bush|first=Ray|date=1996|title=The Politics of Food and Starvation|journal=Review of African Political Economy|volume=23|issue=68|pages=169-195|doi=10.1080/03056249608704194}}</ref>
 
Sebagai contoh, ada unsur kesengajaan dalam peristiwa kelaparan di Sudan tahun 1980-an benar-benaryang disengaja,juga dandimanfaatkan hanyaoleh menjadibeberapa pion bagi kepentingan sekumpulankelompok elit yang berbeda untuk meningkatkan status politik dan ekonomi mereka.<ref name=":11">{{Cite web|title=Making Famine in Sudan|url=https://www.ennonline.net/fex/6/making|website=Emergency Nutrition Network|access-date=4 Februari 2022}}</ref><ref name=":10">{{Cite journal|last=Bush|first=Ray|date=1996|title=The Politics of Food and Starvation|journal=Review of African Political Economy|volume=23|issue=68|pages=169-195|doi=10.1080/03056249608704194}}</ref> Namun, partai-[[partai politik]] ini bukanbukanlah satu-satunya kelompok yang diuntungkan. Para pedagang juga diketahui menimbun biji-bijian dan membeli ternak dengan harga sangat rendah ketika kelaparan telah mengubah syarat-syarat perdagangan. PedagangSejumlah Sudanoknum Baratpedagang selamadi kelaparanSudan tahun 1987Barat diketahui tanpa perikemanusiaan telah menolak menjual gandumnya ke desa-desa yang membutuhkan di [[Darfur]] dengan harga yang masukterjangkau akalpada saat terjadi kelaparan tahun 1987. Kelaparan Sudan adalah contoh lain dari kekuatan pangan di mana makanan dijadikan sebagai alat kebijakan yang sepenuhnya mengabaikan kebutuhan rakyat dan justru memupuk kekuatan-kekuatan politik yang saling bertentangan di negara tersebut.<ref name=":10">{{Cite journal|last=Bush|first=Ray|date=1996|title=The Politics of Food and Starvation|journal=Review of African Political Economy|volume=23|issue=68|pages=169-195|doi=10.1080/03056249608704194}}</ref>
 
Kelaparan di Sudan pada tahun 1998 adalah bencana kemanusiaan yang disebabkan terutama oleh pelanggaran [[Hak asasi manusia|Hak Asasi Manusia]], kekeringan, dan kegagalankelambanan reaksi masyarakat internasional untukdalam bereaksi terhadapmengantisipasi potensi risiko kelaparan dengan kecepatan yang memadai. Daerah yang terkena dampak paling buruk adalah [[Bahrul Ghazal Utara|Bahr El Ghazal]] di barat daya Sudan.<ref name=":8" /> Di wilayah ini tercatat lebih dari 70.000 orang meninggal selama bencana kelaparan itu.<ref name=":11">{{Cite web|title=Making Famine in Sudan|url=https://www.ennonline.net/fex/6/making|website=Emergency Nutrition Network|access-date=4 Februari 2022}}</ref><ref>{{Cite book|last=Ó Gráda|first=Cormac|date=2009|title=(2009), Famine: a short history, , p. 24, ISBN|url=https://archive.org/details/famineshorthisto00grda|publisher=Princeton University Press|isbn=978-0-691-12237-3|pages=[https://archive.org/details/famineshorthisto00grda/page/n36 24]|url-status=live}}</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
== Daftar pustaka ==
* {{cite journal|author=Joseph D. Coffey|title=The Role of Food in the International Affairs of the United States|journal=Southern Journal of Agricultural Economics|date=Februari 1981|volume=13|issue=1|pages=29–37|doi=10.1017/S0081305200024523|url=http://ageconsearch.umn.edu/record/30065/files/13010029.pdf}}
* {{cite journal|author1=Kevin Danaher|title=US food power in the 1990s|journal=Race & Class|date=Januari 1989|volume=30|issue=3|pages=31–46|doi=10.1177/030639688903000304|s2cid=145333070}}
* {{cite journal|author=Robert L. Paarlberg|title=The Failure of Food Power|journal=Policy Studies Journal|date=Juni 1978|volume=6|issue=4|pages=537–542|doi=10.1111/j.1541-0072.1978.tb01428.x}}
* Robert L. Paarlberg, ''Food, Oil and Coercive Power'', in Mark W. Zacher (ed.), ''The International political economy of natural resources.'', Edward Elgar Publishing, 1993, {{ISBN|1-85278-602-7}}, [https://archive.org/details/internationalpol0000unse_b0q7/page/n9/mode/2up]
* {{cite journal|author1=Thorald K. Warley|title=Agriculture in International Economic Relations|journal=American Journal of Agricultural Economics|date=Desember 1976|volume=58|issue=5|pages=820–830|doi=10.2307/1239978|jstor=1239978|url=http://ageconsearch.umn.edu/record/283828/files/19-00105AAEA_0474.pdf}}
{{Kekuasaan internasional}}
[[Kategori: Politik pangan]]
[[Kategori: Ilmu pangan]]