Mari longa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
k fix
 
(19 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Yatim|Oktober 2022}}
{{Infobox person
|native_name= Leba Longa
|name= Mari Longa
|birth_date= 1855
Baris 6 ⟶ 8:
|death_place= {{flagicon|Belanda}} Watunggere, Ende, [[Nusa Tenggara Timur]], [[Hindia Belanda]]
|death_cause= Gugur dalam perang melawan Belanda
|fatherparents= Longa Rowa (ayah) <br>Kemba Kore (ibu)
|mother= Kemba Kore
|occupation= Pahlawan dalam perjuangan melawan Belanda
|years_active= 1890-19071890—1907
|spouse=Nderu Ndoki<br>Kapi Mbipi<br>Weti Nduru<br>Fai Bilo<br>Weti Atu<br>Tidhu<br>Aru Atu<br>Bela Badjo
|children= Nduru Mari}}
|opponents= {{flagicon|Belanda}} Belanda}}
'''Mari Longa''' (skt.1855-19071855—1907) adalah seorang pejuang besar Bangsabangsa [[Indonesia]] yang dengan tegas melawan Penjajahpenjajah Belanda. Darah pemimpin dan ksatriakesatria mengalir dari darah ayahnya yaitu, Longa Rowa. Longa Rowa merupakan seorang panglima besar dan penjaga perbatasan tanahTanah persekutuanPersekutuan Nida. Mari Longa dilahirkan dari rahim seorang ibu bernama Kemba koreKore di [[Watunggore Marilonga, Detukeli, Ende|Watunggere]], [[Lio Timur, Ende|Lio Timur]], [[Kabupaten Ende]], [[Nusa Tenggara Timur]]. Pada awalnya, Mari Longa diberi nama ''Leba Longa'' oleh ayahnya. Dalam bahasa Ende, ''Lebaleba'' adalah nama sayur pare yang sangat pahit rasanya. Ayah Mari Longa memilih nama ''Leba'' yang bermakna pahit, berharap anaknya dapat memiliki sifat yang tegas. Namun, seiring berjalan waktu, Leba Longa mengalami sakit-sakitan dan selalu cengeng. Suatu malam, Longa Rowa bermimpi bahwa anaknya harus diganti namanya menjadi ''Mari. Mari'' adalah sejenis pohon yang kulitnya sangat pahit dan keras kayunya. Dengan dihadiri oleh tokoh adat setempat, Leba secara resmi diganti namanya menjadi Mari Longa. Sejak saat itu, Mari Longa tumbuh dengan sangat sehat.<ref name=":0">{{Cite book|title=Perang Mari Longa (1893-1907)|last=Patty, Lasa, Wake|first=Servas, Frans, Piet|publisher=Yayasan Servas Mario|year=2001|isbn=979-9547-10-5|location=Ende|pages=59|url-status=live}}</ref>
 
Sejak usianya yang sekitar empat tahun, Mari Longa sudah belajar memanah. Kepemimpinan Mari Longa sudah terlihat ketika Ia bermain perang-perangan bersama teman-temannya. Pada usia delapan tahun, Mari Longa sudah terbiasa ikut berburu di hutan bersama orang-orang desa. Mari Longa juga dikenal sebagai seorang pengembara. Ia mengembara dari ujung Flores, bahkan sampai ke beberapa pulau terdekat Flores. Pengalamannya sejak kecil membuat cara pandang dan wawasannya semakin luas.<ref name=":0" />
 
Selama melakukan perjalanan, Mari Longa melihat dengan matanya sendiri penderitaan orang Flores dari ujung barat hingga timur. Bagi yang melawan Belanda, akanmereka ditangkap, dipukul, ditendang, bahkan dimasukkan ke dalam bui. Dengan modal kepemimpinan dan pemberaninyakeberaniannya, Mari Longa bertekad untuk melakukan revolusi menentang Belanda. Langkah awalnya adalah mencari simpatisan dengan mengadakan gerakan moral dari kampung ke kampung. <ref name=":0" />
 
Mari Longa sangat disegani oleh masyarakat [[Kabupaten Ende|Ende]], karena ia juga memiliki rasa sosial yang tinggi terhadap sesama manusia. Ia suka menolong dan mendahulukan kepentingan orang banyak. Mari Longa bergaul dengan siapa saja, tanpa memandang bulu., Tidaktidak ada perbedaan perlakuan antara satu orang dengan orang lainnya. Hal inilah yang membuat Mari Longa dapat diakui sebagai sosok pemimpin yang tangguh dan menjadi idola masyarakat saat itu. Mari Longa tiba diujungdi ujung masa pengembaraannya ketika ia bertemu dengan ''Nderu Ndoki'' yang menjadi  istrinya. Selain ''Nderu Ndoki'', Mari Longa juga memiliki enam orang selir yaitu ''Kapi Mbipi'','' Weti Nduru, Fai Bilo, Weti Atu, Tidhu, Aru Atu, dan Bela Badjo''.<ref name=":0" />
 
==Gugur==
Pada tahun 1907, Mari Longa gugur di tangan [[Hans Christoffel|Kapten Christoffel]] di depan Benteng Watunggere. Meski Mari Longa. Kini, kisah Mari Longa dengan masa kejayaannya tinggal cerita lusuh dan usang. Kesaktian dan kepemimpinan Mari Longa hanya selembar sejarah yang kini masih terlukis pada nama salah satu jalan di kotaKota Ende, Jalan Mari Longa. SekiranyaIa memberikan roh dan semangat bagi generasi penerusnya untuk terus membangun negeri ini dengan „toposemboyan ''“topo doga, ae bere iwa sele“'' (tanpa menyerah dan tak kenal lelah), tidak bermental instan dan malas dan tidak menjadi pemimpin malas. Sebab korupsi (mencuri uang negara) akan selalu lahir dari kemalasan.
 
==Pertempuran/Perang==
[[Perang Mari Longa]]
===Perang melawan suku Mego dan suku-suku lainnya (1870-an—1880-an)===
{{Infobox Military Conflict
| conflict = Perang melawan orang Mego dan suku-suku lainnya yang ada di Nusa Tenggara Timur
| date = 1870-an - 1880-an
| image =
| caption =
| place = [[Watunggere]], [[Ende]], [[Nusa Tenggara Timur]], [[Indonesia]]
| result = Kemenangan suku Ende<br>• Suku Mego, Lise Lande, Londi Lala, Detukeli, dan Diko Lawi bersatu
| combatant1 = Suku Ende
| combatant2 = Suku Mego, Lise Lande, Londi Lala, Detukeli, dan Diko Lawi<br> {{flagicon|Belanda}} [[Belanda]]
| commander1 = Mari Longa
| commander2 =
| strength1 = Tentara-tentara Ende
| strength2 = Tentara-tentara dan pasukan suku Mego, Lise Lande, Londi Lala, Detukeli, dan Diko Lawi<br> Tentara-tentara Belanda}}
===Perang melawan Belanda (1890—1907)===
{{Infobox Military Conflict
| conflict = Perang Mari Longa
| date = 1890-1902,1905-1907
| image =
| caption = Pasukan Perang Mari Longa dengan senjatanya
| place = [[Watunggere]], [[Ende]], [[Nusa Tenggara Timur]], [[Indonesia]]
| result = '''Perang Koloni I:'''<br>• Kemenangan Mari Longa<br>'''Perang Koloni II:'''<br>• Kemenangan Mari Longa<br>'''Perang Koloni III:'''<br>• Kemenangan Mari Longa<br>'''Perang Koloni IV:'''<br>• Kemenangan Mari Longa<br>'''Perang Koloni V:'''<br>• Gugurnya Mari Longa<br>• Kemenangan Belanda
| combatant1 = {{flagicon|Belanda}} [[Belanda]]
| combatant2 = [[Mari Longa dengan pasukan dan tentara-tentara Ende]]
| commander1 = {{flagicon|Belanda}} [[Hans Christoffel|Kapten Hans Christoffel]]
| commander2 = Mari Longa {{KIA}}<br>[[Bhara Nuri]]<br>[[Nduru Mari]] {{WIA}}
| strength1 = Serdadu-serdadu Belanda
| strength2 = Rakyat-rakyat Ende
| casualties1 = Banyak korban tewas dan terluka
| casualties2 = Tidak diketahui
}}
*[[Perang Koloni I]] ''disebut juga “Ae Mesi Nuka Tana Lala''” yang artinya dalam [[Bahasa Indonesia]] “Air laut naik,tanah runtuh” (1893-1897)
*[[Perang Koloni II]] (1898-1902)