Museum Tani Jawa Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.9
k fix
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 32:
 
== Sejarah ==
Pendirian [[Museum]] Tani [[Jawa]] yaitu sebagai [[objek]] [[Pariwisata|wisata]] pelengkap yang ada di [[Desa]] Wisata Candran yang telah memberikan kegiatan-kegiatan positif. [[Museum]] ini diharapkan untuk memperjuangan kesejahteraan perekonomian [[petani]] pada saat mereka tidak panen. Museum ini dapat digunakan sebagai  tempat untuk  belajar tradisi budaya  tani untuk para [[Pariwisata|wisatawan]] yang ada di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri. Kerja sama yang diadakan bersama Asia Link dan Accor group telah membantu Museum Tani Jawa untuk mendatangkan pengunjung yang ada di berbagai negara, yang jumlahnya mencapai 1000 orang setiap tahunnya.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://direktorionlinemuseumdiindonesia.wordpress.com/museum-tani-jawa-indonesia/|title=Museum Tani Jawa Indonesia|date=2017-04-11|website=direktori online museum di indonesia|language=id-ID|access-date=2020-06-17}}</ref>
 
== Museum ==
Gagasan awal untuk mendirikan [[Museum]] ini adalah untuk memberikan [[penghargaan]] dan sebagai bentuk penghormatan bagi pertanian [[Jawa]] yang dimulai pada tahun 1998. Pada saat itu, alat-alat pertanian tradisional dikumpulkan untuk dilestarikan. Pengumpulan alat-alat [[tradisional]] dilakukan oleh masyarakat yang berada di desa Candran yang dipimpin langsung oleh [[Kepala desa|Kepala Desa]]. Pada tanggal 27 Mei 2007, museum ini didirikan, tepat satu tahun setelah gempa bumi besar yang melanda Yogyakarta waktu itu. Museum ini dibangun di atas tanah yang dimiliki oleh Ki Condro yang berperan sebagai pendiri [[Desa]] Candran. Pendanaan untuk pembangunan museum Tani Jawa dikumpulkan oleh [[Bupati]] [[Kabupaten Bantul|Bantul]] dari penduduk desa di sekitarnya. Tujuan dibuatnya museum ini adalah untuk memungkinkan pengunjung agar dapat belajar mengenai [[budaya]] bercocok tanam. Museum Tani Jawa telah dimasukkan ke dalam [[Dewan Pengawas Museum]] sebagai sebuah [[organisasi]] yang mengawasi museum di [[Indonesia]]. Museum Tani Jawa diawasi langsung oleh [[Departemen Pariwisata]], [[Pendidikan]], dan [[Budaya|Kebudayaan]] Indonesia.<ref>{{Cite web|url=http://www.panoramapariwisata.com/museum-tani-jawa-indonesia-di-kebon-agung-imogiri-bantul-yogyakarta|title=Museum Tani Jawa Indonesia Di Kebon Agung, Imogiri, Bantul, Yogyakart…|date=2012-08-01|website=archive.vn|access-date=2020-06-17|archive-date=2012-08-01|archive-url=https://archive.today/20120801014326/http://www.panoramapariwisata.com/museum-tani-jawa-indonesia-di-kebon-agung-imogiri-bantul-yogyakarta|dead-url=unfit}}</ref>
 
== Koleksi ==
[[Museum]] Tani [[Jawa]] telah menampung berbagai macam koleksi [[Alat|peralatan]] [[Tradisi|tradisionaltradisi]]onal yang telah digunakan oleh [[petani]] Jawa, berupa pertanian padi. Ada juga koleksi benda-benda yang terkait dengan pertanian, [[produksi]] [[makanan]], dan bentuk [[transportasi]] tradisional. Museum Tani Jawa yang didirikan sejak tahun 1998 sampai sekarang telah memiliki berbagai macam koleksi sekurangnya 620 alat pertanian tradisional. Beberapa diantaranya adalah ''[[garu]]'', yaitu alat yang digunakan untuk meratakan [[tanah]], alat bajak tradisional seperti [[cangkul]], [[sabit]] dan ''gosrok'' yaitu alat yang digunakan untuk menyiangi rumput.<ref>{{Cite web|url=https://travel.tempo.co/read/1032783/museum-tani-bantul-terus-melengkapi-koleksi-dari-pelosok-jawa|title=Museum Tani Bantul Terus Melengkapi Koleksi dari Pelosok Jawa|last=Wijanarko|first=Tulus|date=2017-11-11|website=Tempo|language=en|access-date=2020-06-17}}</ref>
 
Di antara alat-alat pertanian Jawa yang telah disimpan rapi di dalam museum seperti [[bajak]] , [[cangkul]] , [[Bakul|keranjang]], batu [[Lumpang&usg=ALkJrhjdr1oCm78H4W6i4lqvPnAAGRpFzg|lumpang]] , ani-ani , caping , [[Penggorengan|wajan]] , kuali, terra cotta [[Anglo&usg=ALkJrhjCSSgZTIUNWwaZXLl924iBh apjQ|anglo]] , [[kompor]], mortar dan alu , benda-benda ritual seperti wiwitan dan merti, dan benda yang berbentuk orangan [[sawah]] seperti ''memedi sawah'' dan ''nini thowong'' . Selain alat pertanian tradisional, di museum juga terdapat beberapa koleksi alat yang dipakai [[petani]] untuk mengolah hasil tani seperti kendil atau alat yang digunakan untuk menanak [[nasi]], dan juga koleksi untuk berkesenian yaitu [[lesung]].<ref>{{Cite web|url=https://lifestyle.okezone.com/read/2017/11/05/406/1808606/segudang-koleksi-museum-tani-jawa-dari-lesung-sampai-bajak-kuno|title=Segudang Koleksi Museum Tani Jawa, dari Lesung Sampai Bajak Kuno : Okezone Lifestyle|last=Okezone|first=|date=2017-11-05|website=lifestyle.okezone.com|language=id-ID|access-date=2020-06-17}}</ref>
Baris 49:
<br />
 
[[Kategori:Museum di Yogyakarta|T]]