Nggua: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k fix |
||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Yatim|Oktober 2022}}
'''Nggua''' merupakan seremoni adat yang yang berkaitan langsung dengan kehidupan manusia dengan dirinya demi kesejahteraan hidup dan hubungan dengan alam dan sang pencipta sebagai ucapan rasa syukur seusai panen. '''''Nggua''''' sendiri berasal dari kata ''Nggu'' yang artinya bunyi dan ''a'' yang artinya ada atau sudah ada, kami ada. Arti umumnya adalah ''ola tau, ola meko utu bheni tebo.''<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.cendananews.com/2016/12/nggua-syukuran-panen-komunitas-adat-saga-ntt.html|title=Nggua, Syukuran Panen Komunitas Adat Saga NTT|date=2016-12-04|website=Cendana News|language=id-ID|access-date=2019-09-30}}</ref>
Ritual adat
Seremonial Nggua biasanya dilaksanakan selama sepekan yang dimulai dari ''Nggua Uta'', ''Nguua uwi, Tu are, Roro uwi'' dan puncaknya adalah ''Gawi sodha'' atau menari bersama dengan senandung-senandung adat yang dipimpin seorang ''Mosalaki.''<ref name=":0" />
Baris 9 ⟶ 10:
Setelah ladang disipakan maka akan dilakukan kegiatan penanaman yang disebut ''Tedo'' yang dipimpin langsung oleh ''Mosalaki.'' Setelah berumur tiga bulan dilaksanakanlah upacara ''Nggua Uta Bue''. Apabila telah siap panen maka dilaksankan kegiatan memanen atau ''Keti pare'' yang selanjutnya akan disimpan dalam lumbung atau ''Bengge.''<ref name=":1" />
Seluruh rangkaian kegiatan itulah yang disebut Nggua yakni diawali dengan upacara membuka lahan baru dan diakhiri dengan menari atau ''Gawi sodha'' bersama pada sebagai puncak kegiatan seremonial Nggua. Rangkain Nggua ini bermakna atau
== Referensi ==
|