Pemberontakan Rakyat Tolitoli 1919: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menghapus Kategori:Abdoel Moeis menggunakan HotCat
k fix
 
(5 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
 
== Latar Belakang ==
Sarekat Islam sendiri masuk ke Sulawesi Tengah sejak tahun 1916, di ikuti dengan masuknya para bangsawan dan Raja penguasa lokal, Tokohnya adalah Raja Binol, seorang bangsawan lokal yang pernah menjadi anggota [[Sarekat Dagang Islam|Sarekat Dagang Islamiyah]]iyah (SDI). Di tangan Raja Binol, penyebaran SI melalui jejaring para pedagang dan bangsawan. Termasuk ke kalangan bangsawan di Toli-Toli. walaupun dipegang oleh bangsawan, SI Toli-Toli cukup kritis terhadap persoalan kerja-paksa. Karena itu, penguasa kolonial Belanda untuk menjinakkan pimpinan SI, menyuap para bangsawan dengan jabatan. Ini terbukti dengan penunjukan Haji Mogi sebagai Raja. Sejak itu, Haji Mogi tidak lagi kritis terhadap persoalan kerja paksa. Bahkan, penguasa kolonial di Toli-Toli saat itu, kontrolir ''onderafdeling'' J.P de Kat Angelino, menggunakan Haji Mogi untuk menggencarkan kerja-paksa.
 
Pada bulan Mei 1919, [[Abdoel Moeis]], seorang pimpinan pusat [[Sarekat Islam]] (CSI) sekaligus anggota [[Volksraad]], melakukan kunjungan ke Toli-Toli. Di sana ia bertemu dengan anggota SI lokal dan menyampaikan pidato di sejumlah vergadering/rapat akbar.
 
Abdoel Moeis juga membuat seruan:
Baris 17:
== Meletusnya Pemberontakan ==
 
seiringSeiring dengan datangnya controlir tanggal 5 Juni 1919, di temani kepala [[Salumpaga, Tolitoli Utara, Tolitoli|distrik Salumpaga]], Raja Tolitoli dan empat orang polisi di distrik Salumpaga. rakyat menggelar pertemuan besar di rumah seorang tokoh SI bernama Haji Hayun. Pertemuan itu menghasilkan keputusan berupa permintaan penundaan hukuman terhadap para ''heerendienst''. Alasannya, waktu pelaksanaan hukuman itu bersamaan dengan ibadah puasa. Namun, permintaan itu ditolak oleh controlir. Ia memerintahkan empat orang polisi pengawalnya untuk tetap menangkapi para heerendienst. Orang hukuman itu kemudian digiring oleh polisi menuju tempat hukuman. Situasi itulah yang memicu kemarahan rakyat Salumpaga. Dengan teriakan “[[Allahu Akbar]]”, Haji Hayun memimpin rakyat Salumpaga menyerang Controlir dan pengawalnya. Controlir de Kat Angelino mendapat bacokan klewang berkali-kali dan meninggal di tempat. Raja Haji Ali, yang turut mendampingi controlir, tidak lepas dari amukan massa-rakyat. Sebuah lemparan tombak mengenai lambung kanannya. Lalu, massa rakyat yang marah menebas lehernya. Sebagian besar pengirim dan pasukan pengawal juga turut tewas. hanya kepala distrik Mohamad Saleh dan seorang pengawalnya yang selamat. Saat itu ia berhasil bersembunyi dari massa. Dialah yang kemudian membawa kabar pemberontakan ke Toli-Toli.
 
Pemberontakan rakyat Salumpaga berlangsung beberapa hari. Tak hanya menyasar controlir dan pengiringnya, tetapi juga orang-orang [[Tionghoa]]. Sejumlah toko milik orang Tionghoa dijarah oleh massa-rakyat yang marah.
 
Pada tanggal 12 Juni 1919, [[Keresidenan Manado|Asisten Residen]] di [[Manado]] datang ke Salumpaga disertai dua brigade infanteri. walaupun kedatangan pasukan ini mendapat perlawanan, tetapi tidak berlangsung lama. Seratusan orang berhasil ditangkap karena pemberontakan tersebut dan digiring ke Manado untuk diadili dan diberi hukuman. Pemimpin pemberontakan dijatuhi hukuman gantung, sedangkan sisanya menjalani penjara puluhan tahun.
 
== Pasca Perang ==
 
Pemberontakan Toli-Toli menyita perhatian penguasa kolonial. Termasuk di [[Batavia]]. Sebagai tindak lanjut peristiwa itu, penyelidikan kolonial kemudian menyeret nama Abdoel Moeis. Asisten [[Keresidenan Manado|Residen Manado]] Van Der Jagt, yang membawahi Toli-Toli, menuntut agar pengadilan tidak hanya menyeret para ‘pelaku yang berkelewang’, tetapi juga pelaku-pelaku intelektual yang menyulut pemberontakan yang secara tidak langsung langsung menunjuk Abdoel Moeis.
 
Upaya kaum konservatif Belanda untuk menjerat Abdoel Moeis berhasil. Ia diseret ke pengadilan raad van justice. Tuduhannya menyampaikan pidato yang provokatif sehingga menyebabkan kerusuhan. Tak hanya itu, SI kemudian dianggap bertanggung jawab atas kerusuhan.
Baris 32:
 
== Rujukan ==
<ref>''Besluit  Resident  Menado''  11  Juli  1917.  nomer  488.  dalam  ''bundel  Aglemeene  Secretarie'',  Koleksi  ANRI</ref>
<ref>''Besluit  van  den  Gouverneur  General  van  Nederlandsch­Indie''  19  Februari  1863  nomer  30.  dalam bundel  ''Aglemeene  Secretarie'',  Koleksi  ANRI.
</ref>
<ref>''Geheim  Resident  Menado''  16  Juli  1917  Nomer  238  dalam  bundel  ''Aglemeene  Secretarie'',  Koleksi  ANRI</ref>
<ref>''Sarekat  Islam  Conggres''  (1e­4e  National  Conggres).  Batavia  1916­1920,­4o.  No  katalog  2505,  ''geheim  voor  den  dienst''.  Koleksi  perpustakaan  Sana  Budaya  Yogyakarta.
</ref>
<ref>''Encyclopaedi  van  Nederlandsch­Indie'',  S­Gravenhage,  1916­1935.
Kolonial  Verslag  1920­1921</ref>
  <ref>''Regeerings  Almanak  van  Nederlandsch  Indie.''</ref>
<ref>''Staatsblad  van  Nederlandsch  Indie''  tahun  1912  Nomer  771.</ref>
<ref>''Staatsblad  van  Nederlandsch  Indie''  tahun  1904  Nomer  478</ref>
<ref>Djurait  Abdoel  Latif,  1996,  Pemberontakan  SI  Salumpaga,  Toli­toli  1919,  Tesis,  Yogyakarta:  Pasca  Sarjana  UGM
</ref>
 
[[Kategori:Pemberontakan di Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Sulawesi Tengah]]
[[Kategori:Kabupaten Tolitoli]]