Sidamulya, Jalaksana, Kuningan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rastono (bicara | kontrib)
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan
k fix
 
(7 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Tempat lain|Sidamulya}}
{{desa
|nama = Sidamulya
Baris 37 ⟶ 38:
 
Untuk tingkat pemerintahan terendah Desa Sidamulya terdiri dari 5 RK / RW dan 10 RT antara lain:
Dusun I: <blockquote>RK I terdiri dari RT 1 dan RT 2</blockquote><blockquote>RK II terdiri dari RT 3 dan RT 4</blockquote>Dusun II: <blockquote>RK III terdiri dari RT 5 dan RT 6</blockquote><blockquote>RK IV terdiri dari RT 7 dan RT 8</blockquote><blockquote>RK V terdiri dari RT 9 dan RT 10</blockquote>
 
'''Dusun I :'''
 
RK I terdiri dari RT 1 dan RT 2
 
RK II terdiri dari RT 3 dan RT 4
 
'''Dusun II:'''
 
RK III terdiri dari RT 5 dan RT 6
 
RK IV terdiri dari RT 7 dan RT 8
 
RK V terdiri dari RT 9 dan RT 10
=== 1. Sejarah Pemerintahan Desa ===
Bapak Buyut Bodas dikenal sebagai Pupuhu Desa Tegaljugul, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Sejarah Kecamatan Jalaksana pada umumnya. Ceritera yang beredar di kalangan sesepuh bahwa Buyut Bodas merupakan anak bungsu dari 21 bersaudara anak sesepuh desa jalaksana, nama panggilan anak2 tersebut adalah Buyut, dan ke 21 Buyut tersebut dikenal dengan sebutan Buyut Salikur (makam peninggalan ada di Astana Gede). Namun ceritera ini hanya jadi legenda dikarenakan tidak terdokumentasi secara tertulis dalam masing-masing sejarah desa. Desa Tegaljugul / Sidamulya dari zaman dahulu sampai sekarang sudah beberapa kali mengalami pergantian kepala desa. Buyut Bodas / Suradijaya (Pupuhu Desa Tegaljugul), yang kemudian dilanjutkan tapuk kepemimpinan desa dengan jabatan Kuwu / Kepala Desa sebagai berikut :
Desa Tegaljugul / Sidamulya dari zaman dahulu sampai sekarang sudah beberapa kali mengalami pergantian kepala desa. Yang penulis ingat sampai sekarang hanya beberapa saja diantaranya:
# Kuwu Kidam Mertadiprana (Alm).... s/d 1803, awal pengangkatan tidak terdokumentasi
# Buyut Bodas / Suradijaya (Pupuhu Desa Tegaljugul)
# Kuwu SujanaTinjom Mertadiprana (Alm)1803 s/d 1852 Menjabat 5 periode
# Kuwu AnglarMardi (Alm) 1852 s/d 1891 Menjabat 4 periode
# Kuwu Kasim (Alm) 1891 s/d 1896 Menjabat 1 periode
# Kuwu Maskar (alm)
# Kuwu UpenArja SuparnoPerwata (Alm) 1896 s/d 1923 Menjabat 3 periode
# Kuwu Rahman (Alm) 1923 s/d 1937 Menjabat 1 periode
# Kuwu Sarkim
# Kuwu JaimanSastra Perwata (Alm) 1937 s/d 1957 Menjabat 2 periode
# Kuwu Maskar (Alm) 1957 s/d 1968 Menjabat 1 periode
# Kuwu Kendi
# Kuwu Upen Suparno (Alm) 1968 s/d 1999 Menjabat 2 periode
# Kuwu Sarkim Yudi Santosa 1999 s/d 2007 Menjabat 1 periode
# Kuwu Jaiman (Alm) 2007 s/d 2013 07-07-2012 meninggal dunia
# Kuwu Kendi 2013 s/d 2019 menjabat 1 periode TMT 27-12-2013
# Kuwu Omon (Elmondes Omon)(Kuwu Ngadeg)
(Update 2 November 2021, kintunan ti Kasepuhan Bp. H. Djadja Sudradjat, sumber Bale Desa Sidamulya... Hatur nuhun)
Antara Buyut Bodas dan Kuwu Sujana ada nama Kuwu yang belum tercantum karena minimnya sumber. Apabila ada rekan2 yang mengetahuinya mohon untuk memberitahukan kepada kami selaku penulis.
 
=== ''2. Motto Desa Sidamulya'' ===
Baris 57 ⟶ 74:
''"TEGALJUGUL PINUNJUL - SIDAMULYA WALUYA"''
 
Merupakan Motto yang menyemangati pemimpin desa beserta seluruh perangkat desa Sidamulya juga kepada seluruh masyarakat Sidamulya, bahwa desa Tegaljugul yang sudah menorehkan sejarah unggul dalam setiap aspek menjadi semangat untuk mengembangkan Desa Sidamulya, sehingga seluruh masyaraktnya akan ''WALUYA'' (mulus, rahayu, berkah, salamet).
 
(Bagi para kontributor yang ingin melengkapi silahkan kirim e-mailmelalui keWA rastono32@yahoo.comGroup diantosTegaljugul. Hatur nuhuh)
 
== ''Mata Pencaharian'' ==
Baris 119 ⟶ 136:
 
=== ''2. Kesenian'' ===
Kesenian yang ada di Desa Sidamulya / Tegaljugul relatif beragam rupa dan bentuknya, namun sayangnya yang masih bertahan hingga kini hanya tinggal sedikit lagi. Saat ini banyak kesenian yang punah karena dikalahkan oleh kesenian modern seperti HP, Game Online, PS, Permainan Dinding, Film DVD, Kartun di TV dan masih banyak lagi. Diantara kesenian khas Tegaljugul adalah:
 
# '''Pencak Silat:''' Seni Pencak Silat merupakan seni unggulan di desa Tegaljugul, pada masa dipimpin oleh kasepuhan Bapak Imong Mintarja (Alm) nama kelompoknya adalah Sirung Karuhun, merupakan salah satu kelompok Pencak Silat yang diperhitungkan di Kabupaten Kuningan dalam setiap kompetisi. Kini namanya berubah menjadi Putera Ciremai, karena terlambat mendaftarkan nama SIrung Karuhun ke Dinas Kebudayaan yang ternyata sudah dipakai kelompok lain. Dahulu pencak silat seperti pohon hidup enggan mati tak mau, dikatakan punah tetapi masih ada tetapi aktivitasnya tidak kelihatan. Seni Pencak Silat pernah mencapai puncak prestasi pada zaman almarhum Pak Kumis / Pa Imong / Pa Mintarja (alm) yaitu orang tua Abah Udi yang kini menjadi pewaris Putera Ciremai. Seni Pencak Silat sebaiknya dimasukan dalam kurikulum bermuatan daerah mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi agar tidak punah seperti kesenian lainnya. Kini alhamdulillah, berkat semangat para sesepuh di antara Abah Udi, Abah Amin dan sesepuh lainnya, Pencak Silat Putera Ciremai telah membuktikan prestasinya yang luar biasa di beberapa perlombaan hingga menjadi juara.
Baris 132 ⟶ 149:
 
=== ''4. Budaya Antri'' ===
Budaya Antri, salah satu budaya yang mencerminkan jiwa orang Tegaljugul yaitu  mau ANTRI, Budaya ANTRI ini sangat terlihat terutama dalam hal : pembagian jatah air untuk nyiram tanaman (ngaboyor) saat musim kemarau (halodo) dikarenakan air tidak mencukupi maka untuk menyiram tanaman digilir untuk masing-masing desa mendapat jatah 1 hari dan desa lain tidak boleh mengganggu,  pembagian giliran mengantar penumpang (ojeg), pembayaran rekening listrik. dan lain-lain.
 
=== ''5. Kaulinan'' ===
Baris 177 ⟶ 194:
Selain berdo’a, lanjut biasanya petani pun membaca mantra dengan menggunakan bahasa Sunda yang antara lain berbunyi, Seja titip ka nu kagungan bumi, nu kagungan poe tujuh, sim abdi putuna Sang Kuwu Cirebon Girang seja melak Nyi. Pohaci, nyaeta akarna kawat, tangkalna beusi, daunna waja.
 
Boh bilih aya nu ngaganggu ti sisi ti gigir, neda pangjagakeun, pangraksakeun, siang sinareng wengina. Margi upami ieu pepelakan aya nu ngagunasika, tangtos Susuhunan Pangeran Cirebon bendu.
 
Usai membaca do’a dan mantra, bibit padi yang sudah dibagi tiga sampai tujuh bagian itu mulai ditanam di sawah. Setelah mupuhun selesai, baru bibit padi secara keseluruhan di tanam di sawah sesuai luasnya lahan tersebut.
Baris 202 ⟶ 219:
# Dedeblag
# Ulen
# Kupat
# Leupeut
# Tangtang Angin
# Sagon Tipung
# Sorabi
Baris 212 ⟶ 229:
# Kiripik Gadung
# Sayur Asin
# Jampang ngora dicoel kana sambel badag
# Makanan Legenda (Goreng Kasir, Goreng Lege, Goreng Gaang, Goreng Keuyeup, Cangkilung)
 
== ''Transportasi'' ==
Baris 238 ⟶ 256:
 
{{Authority control}}
 
 
{{Kelurahan-stub}}