Sidamulya, Jalaksana, Kuningan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rastono (bicara | kontrib)
k fix
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Tempat lain|Sidamulya}}
{{desa
|nama = Sidamulya
Baris 38 ⟶ 39:
Untuk tingkat pemerintahan terendah Desa Sidamulya terdiri dari 5 RK / RW dan 10 RT antara lain:
 
'''Dusun I :'''
 
RK I terdiri dari RT 1 dan RT 2
 
RK II terdiri dari RT 3 dan RT 4
 
'''Dusun II:'''
 
RK III terdiri dari RT 5 dan RT 6
 
RK IV terdiri dari RT 7 dan RT 8
 
RK V terdiri dari RT 9 dan RT 10
Baris 73 ⟶ 74:
''"TEGALJUGUL PINUNJUL - SIDAMULYA WALUYA"''
 
Merupakan Motto yang menyemangati pemimpin desa beserta seluruh perangkat desa Sidamulya juga kepada seluruh masyarakat Sidamulya, bahwa desa Tegaljugul yang sudah menorehkan sejarah unggul dalam setiap aspek menjadi semangat untuk mengembangkan Desa Sidamulya, sehingga seluruh masyaraktnya akan ''WALUYA'' (mulus, rahayu, berkah, salamet).
 
(Bagi para kontributor yang ingin melengkapi silahkan kirim melalui WA Group Tegaljugul. Hatur nuhuh)
Baris 135 ⟶ 136:
 
=== ''2. Kesenian'' ===
Kesenian yang ada di Desa Sidamulya / Tegaljugul relatif beragam rupa dan bentuknya, namun sayangnya yang masih bertahan hingga kini hanya tinggal sedikit lagi. Saat ini banyak kesenian yang punah karena dikalahkan oleh kesenian modern seperti HP, Game Online, PS, Permainan Dinding, Film DVD, Kartun di TV dan masih banyak lagi. Diantara kesenian khas Tegaljugul adalah:
 
# '''Pencak Silat:''' Seni Pencak Silat merupakan seni unggulan di desa Tegaljugul, pada masa dipimpin oleh kasepuhan Bapak Imong Mintarja (Alm) nama kelompoknya adalah Sirung Karuhun, merupakan salah satu kelompok Pencak Silat yang diperhitungkan di Kabupaten Kuningan dalam setiap kompetisi. Kini namanya berubah menjadi Putera Ciremai, karena terlambat mendaftarkan nama SIrung Karuhun ke Dinas Kebudayaan yang ternyata sudah dipakai kelompok lain. Dahulu pencak silat seperti pohon hidup enggan mati tak mau, dikatakan punah tetapi masih ada tetapi aktivitasnya tidak kelihatan. Seni Pencak Silat pernah mencapai puncak prestasi pada zaman almarhum Pak Kumis / Pa Imong / Pa Mintarja (alm) yaitu orang tua Abah Udi yang kini menjadi pewaris Putera Ciremai. Seni Pencak Silat sebaiknya dimasukan dalam kurikulum bermuatan daerah mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi agar tidak punah seperti kesenian lainnya. Kini alhamdulillah, berkat semangat para sesepuh di antara Abah Udi, Abah Amin dan sesepuh lainnya, Pencak Silat Putera Ciremai telah membuktikan prestasinya yang luar biasa di beberapa perlombaan hingga menjadi juara.
Baris 148 ⟶ 149:
 
=== ''4. Budaya Antri'' ===
Budaya Antri, salah satu budaya yang mencerminkan jiwa orang Tegaljugul yaitu  mau ANTRI, Budaya ANTRI ini sangat terlihat terutama dalam hal : pembagian jatah air untuk nyiram tanaman (ngaboyor) saat musim kemarau (halodo) dikarenakan air tidak mencukupi maka untuk menyiram tanaman digilir untuk masing-masing desa mendapat jatah 1 hari dan desa lain tidak boleh mengganggu,  pembagian giliran mengantar penumpang (ojeg), pembayaran rekening listrik. dan lain-lain.
 
=== ''5. Kaulinan'' ===
Baris 193 ⟶ 194:
Selain berdo’a, lanjut biasanya petani pun membaca mantra dengan menggunakan bahasa Sunda yang antara lain berbunyi, Seja titip ka nu kagungan bumi, nu kagungan poe tujuh, sim abdi putuna Sang Kuwu Cirebon Girang seja melak Nyi. Pohaci, nyaeta akarna kawat, tangkalna beusi, daunna waja.
 
Boh bilih aya nu ngaganggu ti sisi ti gigir, neda pangjagakeun, pangraksakeun, siang sinareng wengina. Margi upami ieu pepelakan aya nu ngagunasika, tangtos Susuhunan Pangeran Cirebon bendu.
 
Usai membaca do’a dan mantra, bibit padi yang sudah dibagi tiga sampai tujuh bagian itu mulai ditanam di sawah. Setelah mupuhun selesai, baru bibit padi secara keseluruhan di tanam di sawah sesuai luasnya lahan tersebut.
Baris 255 ⟶ 256:
 
{{Authority control}}
 
 
{{Kelurahan-stub}}