'''Sunaryati Hartono''' atau Prof. Dr.CFG Sunaryati Hartono, SH memiliki nama lengkap Carolina Felicita Gerardine Sunaryati Sastrowardoyo. Ia merupakan putri pertama pasangan Prof. Mr. [[Sunario Sastrowardoyo]], SH dan Dina Maria Geraldine Maranta Pantouw. Meskipun Sunaryati lahir di Medan, namun ia berada dikota itu sampai umur 4 bulan saja karena setelah itu, Sunaryati dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke [[Kota Makassar|Makassar]]. Selama tinggal disana, ayahnya yang merupakan salah satu anggota pendiri [[Partai Nasional Indonesia]] meneruskan upaya sosialisasi untuk mengajak dan menyadarkan masyarakat disana agar mau bersama-sama menganggap dirinya sebagai orang [[Indonesia]]. Tidak hanya itu, ayah Sunaryati juga berharap agar masyarakat bersedia menjadi anak bangsa Indonesia (''Indonesian nation building'') dan memupuk kesadaran berbangsa satu untuk kelak mendirikan negara Indonesia.<ref>{{Cite web|url=https://www.myedisi.com/p/820-sunaryati-hartono-prof-dr-cfg-sh|title=Sunaryati Hartono, Prof. Dr. C.F.G. S.H.|website=www.myedisi.com|access-date=2020-01-19}}</ref> Sunaryati hartono atau yang biasa dipanggil Prof Sunaryati atau Dr. Hartono adalah seseorang yang memiliki banyak keahlian yang membuatnya disegani oleh banyak pihak. Beberapa pekerjaan yang dijalani oleh Sunaryati Hartono adalah beliau menjadi seorang pengacara Landraad dan Hoog Gerechtshof di Makassar, Sunaryati juga berprofesi sebagai profesor hukum, diplomat, [[penulis]] dan juga sebagai pejabat pemerintah Indonesia. Sejak tahun 2000 beliau terpilih menjadi wakil ketua [[Komisi Ombudsman Nasional Indonesia]].
== Biografi ==
Carolina Felicita Gerardine Sunaryati Sastrowardoyo atau yang lebih dikenal dengan panggilan Prof. Dr.CFG Sunaryati Hartono, SH lahir di Medan Sumatera Utara, pada tanggal 7 Juli 1931. Ia memiliki orangtua kandung yang bernama Prof. Mr. [[Sunario Sastrowardoyo]], SH Dina Maria Geraldine Maranta Pantouw. Ayahnya Prof. Mr. [[Sunario Sastrowardoyo]] adalah tokoh penting di Indonesia, Prof Sunario merupakan tokoh yang berperan aktif dalam dua peristiwa yang menjadi tonggak sejarah nasional yaitu [[Sumpah Pemuda|Konggres Pemuda II]]<nowiki/>dan [[Indische Vereeniging|Manifesto 1925]]. Selain itu Prof Sunario juga merupakan mantan [[Menteri Luar Negeri Indonesia]], pernah menjabat pada pertengahan 1990an, tepatnya 9 April 1957 – 10 Juli 1959 .<ref>{{Cite journal|date=1999-10|title=Surgery Today April–Juli 1999|url=http://dx.doi.org/10.1007/s001040050873|journal=Der Chirurg|volume=70|issue=10|pages=1123–1125|doi=10.1007/s001040050873|issn=0009-4722}}</ref>. Sunaryati memiliki adik perempuan bernama Astrid Susanto atau lebih dikenal dengan sebutan Prof Dr. Maria Antonia Astrid Sunarti Susanto yang pernah menjabat sebagai Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. Suami dari Prof. Dr.CFG Sunaryati Hartono, SH adalah Antonius Borromaeus Hartono Sosroseputro.
== Pendidikan ==
[[Pendidikan]] adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan semua orang di dunia ini. Pada saat ini, pendidikan tidak hanya ditunjukan kepada laki-laki, tapi juga untuk perempuan. Kesetaraan gender menuntut menuntut setiap wanita untuk dapat meningkatkan kualitas dirinya agar mampu bersaing dengan laki-laki .<ref>{{Cite webnews|url=https://www.idntimes.com/life/women/martaria-1/7-alasan-kenapa-pendidikan-itu-penting-bagi-wanita-c1c2|title=Bukan Formalitas, 7 Alasan Kenapa Pendidikan itu Penting bagi Wanita|last=TimesYohana|first=I. D. N.Martaria|last2=Yohana|first2=Martaria|websitework=[[IDN Times]]|language=id|access-date=2020-01-21|date=2018-11-10}}</ref>. Pendidikan sangat dibutuhkan oleh setiap wanita karena akan memberikan banyak manfaat, adapun beberapa manfaat yang akan didapatkan dari seseorang yang mempunyai pendidikan adalah sebagai berikut :
# Pendidikan dapat membantu membentuk pola pikir yang kritis, sehingga dalam mengambil sebuah keputusan sudah dipertimbangkan dengan seksama baik buruknya.
== Pekerjaan ==
Menilik sosok [[Raden Ajeng Kartini]] yang merupakan pejuang emansipasi wanita yang memperjuangkan haknya sejajar dengan kaum pria. Selain itu, perempuan asal [[Kabupaten Jepara|Jepara]] ini menjadi inspirasi bagi wanita Indonesia hingga sekarang.<ref>{{Cite web|url=https://www.malangtimes.com/baca/18129/20170421/110428/kartini-mengangkat-martabat-kaum-wanita|title=Kartini Mengangkat Martabat Kaum Wanita|website=Malang TIMES|language=id|access-date=2020-01-21}}</ref>. Sekarang sudah terbukti bahwa jenjang pendidikan dan jabatan kaum hawa memiliki kesamaan yang tinggi dengan kaum adam. Hak generasi Kartini sekarang ini dalam menempuh pendidikan juga tak mengalami hambatan dan diskriminasi. Selain itu, Kartini juga memberikan pembelajaran contoh menjadi ibu rumah tangga yang baik. Serta menjadikan kedudukan wanita beriringan dengan laki-laki dalam hal bersaing dalam bidang pekerjaan. Prof. Dr.CFG Sunaryati Hartono, SH adalah Kartini pada zaman sekarang itu dibuktikan melalui kakir beliau yang dipercaya menjadi Kepala Badan pembinaan [[hukum]] Nasional [[Departemen Kehakiman RI.|departemen kehakiman RI]]. Selain itu Prof. Dr.CFG Sunaryati Hartono, SH juga merupakan seorang [[pengacara]] Landraad dan Hoog Gerechtshof di Makassar, guru besar tetap di Fakultas Hukum dan Program Pascasarjana Universitas Padjajaran. Tidak hanya sampai disana, beliau juga terpilih menjadi Anggota Panel of Arbitrations American Arbitration Association New York, Anggota AALCC Arbitration Center Kuala Lumpur, dan AALCC Arbitration Center Kairo. Karier Prof Sunaryati masih terus berlanjut, pada tahun 1985, Prof. Dr.CFG Sunaryati Hartono, SH menjadi bagian dari Program Pertukaran Profesional Hukum Asosiasi Hukum [[Asean|ASEAN]]. Dalam kegiatan itu beliau mengunjungi negara-negara anggota ASEAN untuk berbagi ilmu tentang sistem hukum yang ada di [[Indonesia]]. Prof. Dr.CFG Sunaryati Hartono, SH tidak sendirian, beliau ditemani oleh dua dosen lainnya yaitu Ricardo Puno yang merupakan Menteri Kehakiman [[Filipina]] dan Dr. Apirat Petchsiri yang berasal dari [[Thailand]]. Kemudian pada tahun 1998, Dr. Hartono adalah delegasi Indonesia ke CEDAW . Setelah itu pada 20 Maret 2000, Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan dekrit presiden untuk membentuk Komisi Ombudsman Nasional . Komisi tersebut diketuai oleh Antonius Sujata dan Prof. Dr.CFG Sunaryati Hartono, SH sebagai wakil ketua.
== Hasil Karya ==
Prof Dr CFG Sunaryati Hartono, SH mengabdikan dirinya dalam berbagai hal mulai dari bidang [[hukum]], [[kampus]] hingga [[birokrat]] .<ref>{{Cite web|url=https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4f0a6cd96292e/album-hukum-bernama-liber-amicorum/|title=Album Hukum Bernama Liber Amicorum|date=2012-01-09|website=hukumonline.com|language=Indonesia|access-date=2020-01-21}}</ref>. Dalam jangka waktu selama itu, Prof Sunaryati menuangkan segala hal yang ada di dalam pikirannya hingga menjadi sebuah buku atau artikel - artikel. Belasan buku telah berhasil beliau persembahkan bagi dunia, salah satunya adalah adalah Konpedium Etika Kehidupan Berbangsa. Buku tersebut terbit pada tahun 2008.<ref>{{Cite web|url=http://www.jdih.banjarbarukota.go.id/home/buku/10/|title=Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kota Banjarbaru|website=www.jdih.banjarbarukota.go.id|access-date=2020-01-21}}</ref>. Pemikirannya tentang ''rule of law'' dan konsep pembangunan hukum nasional telah mewarnai dinamika hukum di Tanah Air, oleh karena itu kolega dan muridnya mempersembahkan sebuah ''liber amicorum'' berupa buku setebal 404 halaman. Buku tersebut berisi tentang beberapa pemikiran - pemikiran Prof Sunaryati beserta kolega dan muridnya tentang pembangunan hukum Nasional Indonesia.
== Referensi ==
[[Kategori:Pengacara Indonesia]]
[[Kategori:Guru besarProfesor Indonesia]]
|