Ubud, Ubud, Gianyar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Pranala luar: clean up, removed stub tag |
k fix |
||
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 28:
Penduduk kelurahan Ubud sampai dengan tahun 2020 berjumlah 11.137 jiwa terdiri dari 5.587 laki-laki dan 5.550 perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1.062 .<ref name="BPS Ubud 2017">{{cite web|year=2020|title=Data Pokok Kelurahan Ubud|url=http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id|publisher=|language=id|access-date=28 April 2021}}</ref>
== Sejarah ==
'''Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Ubud'''
Dalam perjalanan sejarah Guru Suci Mpu Markandya dari Gunung Raung Jawa ke Bali, dalam proses penyebaran Agama Hindu beliau tiba disebuah lereng atau bukit kecil yang memanjang ke arah utara dan selatan. Bukit ini diapit oleh dua buah sungai yang berliku yang mirip seperti dua ekor naga. Sungai yang berada disebelah barat bernama Sungai Wos Barat, sedangkan yang berada disebelah timur bernama Sungai Wos Timur. Mpu Markandya mendirikan sebuah pemukiman
Kedua Sungai Wos Barat dan Wos Timur bertemu menjadi satu di sebuah lokasi yang disebut dengan Campuhan. Di Campuhan inilah Mpu Markendya mengadakan tempat pertapaan dan beliau mulai merambas hutan untuk membuat pemukiman dan membagikan tanah pertanian bagi pengikutnya. Dengan demikian sempurnalah Yoga Sang Rsi, yang ditandai dengan dimulainya kehidupan masyarakat di desa ini dengan dianugrahinya tanah untuk pertanian sebagai sumber kehidupan.
Baris 37 ⟶ 38:
Sebutan Wos untuk kedua sungai yang telah bercampur ini melekat menjadi nama desa/pemukiman pada jaman itu. Sedangkan nama sungai ini sesuai dengan maknanya. Sesuai dengan isi lontar ''Markandya Purana, Wos'' ngaran “''Usadi''”, Usadi ngaran “''Usada''”, dan Usada ngaran “''Ubad''”. Dari kata ubad ini ditranskripsikan menjadi '''UBUD'''.
Selain tersebut di atas, Kelurahan Ubud juga memiliki sejarah
Sejak tanggal 31 Desember 1980 Keperbekelan Ubud berubah status menjadi kelurahan, dan perbekelnya Tjokorda Gde Rai Darmawan diangkat menjadi Kepala Kelurahan Ubud. (lahirnya Kelurahan Ubud tanggal 1 Januari tahun 1981.
Sejak jaman perang kemerdekaan putra-putri Ubud telah banyak yang ikut memberi andil demi kemajuan bangsa dan negara, seperti I Wayan Suweta, Nyoman Sunia, Ida Tjokorda Gde Putra
'''Perbekal/Kepala Kelurahan Ubud'''
Baris 47 ⟶ 48:
Dan dalam perkembangannya, Kelurahan Ubud pernah dipimpin oleh Perbekel/Kepala Kelurahan sebagai berikut :
# Pan Grya
# Anak Agung Gde Krepeg (1932-1942)
# Gusti Putu Leket (1942-1950)
# Tjokorda Alit Dalem (1950-1955)
# Anak
# Tjokorda Gde Rai Darmawan (1977-1983)
# Tjokorda Raka Sukawati (1983-1988)
Baris 93 ⟶ 94:
# Desa Pakraman Padangtegal
Masing-masing desa pakraman memiliki Pura Khayangan Tiga yang menjadi tanggung jawab dan sekaligus pemersatu warga masyarakatnya (krama desa). Selain Pura Khayangan Tiga yang merupakan parahyangan pokok dari desa pakraman, juga terdapat pura penyungsungan adat yang lain yang sudah diwarisi secara turun temurun diantaranya seperti di Desa Pakraman Ubud adalah Pura Gunung Lebah, Batukaru, Sakenan, dan sebagainya. Dari gambaran tersebut di atas, dapat dipastikan
Dan hubungan kerjasama antara Desa Pakraman yang ada di Kelurahan Ubud selama ini tetap terjalin dengan baik dengan menjungjung tinggi
== Batas Wilayah ==
Kelurahan Ubud merupakan satu–satunya kelurahan yang ada di antara 8 (delapan) Desa/Kelurahan di Kecamatan Ubud, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Di sebelah Utara
Di sebelah Timur
Di sebelah Selatan
Di sebelah Barat
== Pendidikan ==
Baris 140 ⟶ 141:
== Pranala luar ==
* {{id}} [https://gianyarkab.bps.go.id/publication.html BPS Kabupaten Gianyar]
* {{id}} [http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ Prodeskel Binapemdes Kemendagri] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220401173302/http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ |date=2022-04-01 }}
* {{id}} [https://gianyarkab.go.id/ Situs Resmi Kabupaten Gianyar]
{{Ubud, Gianyar}}
|