Tajdid: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ЁЛФ (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Imam Saja (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
(7 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Tajdid''' ({{lang-ar|تجديد|tajdīd}}) adalah kata dalam [[bahasa Arab]] yang berakar dari kata ''jaddada-yujaddidu-tajdiidan'' yang artinya "menjadi baru" atau "terbarukan". Tajdid adalah pembaruan dalam ajaran [[Islam]] agar terlepas dari tiga kebatilan yaitu [[takhayul]], [[bid'ah]] dan [[khurafat]].
{{Unreferenced|date=29 May 2020}}
 
'''Tajdid''' atau '''Tajdid''' adalah kata yang diambil dari [[bahasa Arab]] ini berakar dari kata "jaddada-yujaddidu-tajdiidan" yang artinya "terbaru / manjadi baru". Kata ini kemudian dijadikan jargon dalam gerakan pembaruan Islam agar terlepas dari [[Bidah]], [[Takhayul]] dan [[khurafat]].{{Efn|Untuk Lebih Lengkapnya Perihal Kitab Pemurnian ibadah (Tauhid), karya muhammad bin Abdul Wahab, dapat dirujuk disini:
Dalam bidang akidah, Tajdid bermakna menghidupkan kembali [[akidah Islam]] kepada kemurniannya sesuai dengan tuntunan nabi [[Muhammad SAW]].
 
{{ar}} https://ar.m.wiki-indonesia.club/wiki/%D9%83%D8%AA%D8%A7%D8%A8_%D8%A7%D9%84%D8%AA%D9%88%D8%AD%D9%8A%D8%AF}}
== Pengertian Tajdid ==
At-Tajdid menurut bahasa, maknanya berkisar pada menghidupkan, membangkitkan dan mengembalikan. Makna-makna ini memberikan gambaran tentang tiga unsur yaitu keberadaan sesuatu kemudian hancur atau hilang kemudian dihidupkan tanpa kecacatan.
 
Kata ini kemudian dijadikan jargon dalam gerakan pembaruan Islam agar terlepas dari Bid'ah, Takhayyul dan Khurafat. Gerakan ini diilhami dari [[Muhammad bin Abdul Wahab]] di [[Arab Saudi]] dan Pemikiran Al-Afghani yang dibuang di Mesir. Gerakan ini kemudian menjadi ruh dalam beberapa Organisasi seperti [[Sarekat Islam]], Muhammadiyyah dan Al-Irsyad juga Persatuan Islam di Jawa. Gerakan ini pula pernah menjadi ruh perjuangan Tuanku Imam Bonjol dalam menggerakkan kaum Paderi. Gerakan ini kemudian mengalami Kanter dari Akademisi Jawa Kejawen yang kemudian menggabungkan diri dalam Budhi Oetomo dan Ulama Jawa yang bergabung dalam Nahdhatul Ulama.
Meski gerakan ini kini sudah mulai melemah, tetapi semangatnya kini terus diwariskan pada generasi berikutnya hingga muncullah [[Jaringan Islam Liberal]] yang memiliki visi Tajdid ini meski kemudian ditentang oleh para Tokoh ummat Islam yang aktif dalam Organisasi yang dulunya mengusung ruh Tajdid.
 
== Tajdid dalam Muhammadiyah ==
pertama?'''tajdîd''' dalam aliran Muhammadiyah di abad awal, Kedua persoalan ini perlu dianalisis berdasarkan periodesasi
{{Wikify}}
Apa yang dimaksud dengan tajdîd
dalam Muhammadiyah dan bagaimana perkembangannya selama satu abad
pertama? Kedua persoalan ini perlu dianalisis berdasarkan periodesasi
dan kurun waktu yang telah ada. Secara garis besar, perkembangan tajdid
dalam Muhammadiyah dapat dibedakan menjadi tiga pase, yakni pasefase:
aksi# Aksi-reaksi,
# konsepsionalisasi dan pase
# rekonstruksi.
 
Ketika Muhammadiyah didirikan, para tokoh Muhammadiyah, termasuk [[Ahmad Dahlan|K.H. Ahmad Dahlan]], belum memikirkan landasan konseosional dan teoretis tentang apa yang akan dilakukannya. Yang terjadi adalah, upaya mereka untuk secara praktis dan pragmatis menyebarkan ajaran Islam yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan [[Rasulullah]]. Konsentrasi mereka difokuskan pada bagaimana praktik keagamaan yang dilakukan masyarakat waktu itu disesuaikan dengan apa yang dilakukan oleh Rasulullah di satu sisi, tapi juga memperhatikan tradisi agama lain, khususnya [[kristen]], yang kebetulan disebarkan oleh penjajah negeri ini. Kecenderungan yang bersifat reaktif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi mulai terlihat. Pembetulan arah kiblat dalam pelaksanaan shalat, misalnya, menjadi bukti betapa reaktifnya tokoh Muhammadiyah saat itu. Jargon yang diusung saat itu adalah “Kembali Kepada [[Al-Qur'an|Al-Qur’an]] dan Al-Sunnah” secara apa adanya terutama dalam masalah aqidah dan ibadah mahdlah. Munculnya istilah TBC (TakhayyulTakhayul, Bid’ah dan ChurafatKhurafat) merupakan akibat dari gerakan pemurnian periode ini. Produk pemikiran yang dihasilkan oleh Majlis Tarjih didominasi oleh upaya memurnikan bidang akidah dan ibadah itu. Periode ini berlangsung sampai tahun enam puluhan.
 
Kemudian pada awal tahun enam puluhan sampai tahun sembilan puluhan sudah mulai terasa bagaimana pentingnya untuk membuat dasar dan teori penyelesaian masalah yang dihadapi oleh umat Islam yang didominasidi-dominasi oleh persoalanbahasan ''mu’amalah dunyawiyyah'', baik dalam bidang [[ekonomi]], [[sosial budaya]] dan bahkan masalah politikpolitis sekalipun. Pedoman bertarjih dalam bentuk kaidah lajnah tarjih mulai disusun pada awal tahun tujuh puluhan. Dalam kaidah ini disebutkan, bahwa tugas pokok lajnha tarjih adalah melakukan pemurnian dalam bidan aqidah dan ibadah serta menyusun rumusan dan
tuntunan dalam bidang ''mu’amalah dunyawiyyah'''. Tentu kaidah ini belum mencakup konsep dan metode penyelesaian masalah secara komprehensif.
 
Sebenarnya sejak tahun 1968 rumusan tajdîd di kalangan Muhammadiyah telah ada, dan bahkan tidak pernah ada wargapenganut Muhammadiyah yang menggugatnya. Akan tetapi, rumusan tersebut sangat sederhana, tanpa disertai penjelasan yang memadai. Masalah tersebut baru dibahas pada muktamar tarjih XXII di Malang, tahun 1989. AgaknyaNamun, pembicaraan ini menjadi agenda muktamar tarjih disebabkan semakin gencarnya kritik yang ditujukan kepada organisasi yang berorientasi pada pemurnian dan pembaharuan ini. Kemudian hasil muktamar tarjih itu ditanfizkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjadi rumusan yang resmi dan berlaku untuk seluruh warga Muhammadiyah.
Adapun rumusan tajdîd yang resmi dari Muhammadiyah itu adalah sebagai berikut:
Dari segi bahasa, tajdid berarti pembaharuan, dan dari segi istilah, tajdîd memiliki dua arti, yakni:
Baris 142 ⟶ 141:
bahasa atau logika. Metode dan pendekatan seperti ini tentu tidak
terbatas kepada pendekatan secara [[Normatif]], tetapi lebih dari itu mengarah pada
pendekatan [[Filosofis]] dan [[Sofistik Kedua|Sufistik]], yang sebelumnya tidak dikenal dalam
Muhammadiyah.
Kelihatannya, upaya rekonstruksi pola fikir dan konsep
Baris 149 ⟶ 148:
menafsirkan sumber ajaran Islam dalam dunia modern.
 
== Kutipan ==
{{Notelist}}
== Lihat pula ==
* [[Mujaddid]]
== Tautan Referensi ==
{{Portal|islam}}
* [[Mujaddid]]
 
== Tautan Referensi ==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Islam di Indonesia]]