Konten dihapus Konten ditambahkan
←Mengganti halaman dengan 'Saya adalah seorang mahasiswa disalah satu Sekolah Tinggi Teologi. saya berasal dari Kecamatan Tarutung, Kab.Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Saya anak ke-7...'
k fix
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
= '''ALLAH MENURUT SUKU BATAK''' =
Saya adalah seorang mahasiswa disalah satu Sekolah Tinggi Teologi. saya berasal dari Kecamatan Tarutung, Kab.Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Saya anak ke-7 dari Tujuh bersaudara. ayah saya adalah seorang petani dan ibu saya adalah seorang guru. saya memiliki cita-cita yaitu menjadi seorang Pendeta.
# ''' Pendahuluan'''
Dunia pada dewasa ini ditandai dan diwarnai oleh pluralisme keagamaan. Agama-agama secara berbeda mengekspresikan imannya akan yang ilahi dan membentuk dasar bagi keyakinan mereka akan kehadiran yang ilahi itu. Agama-agama tentu saja berbeda dan plural. Setiap orang, kelompok, kultur, atau tradisi religius memiliki praasumsi, konsep, dan representasi yang berbeda-beda tentang Allah. Siapakah Allah? Apakah Allah? Dan bagaimanakah Allah?
 
Didunia ini sangat beragam suku dan bangsa, di Indonesia pun sangat banyak memiliki suku-suku. Dimana setiap suku bangsa pasti mengenal Allah sang penciptanya. Pandangan terhadap Allah setiap suku pasti berbeda-beda, seperti suku batak mengenal Allah dengan Debata Mulajadinabolon.
M_150
 
2. ''' Sejarah Singkat Suku Bangsa Batak'''
Orang-orang India masuk ke Tanah Batak melalui kota Barus (Baros) dan Tapanuli Selatan yang pada waktu itu merupakan kota perniagaan yang sangat penting dalam perdagangan gading badak, gading gajah, kapur barus, kemenyan, emas, dsb. Untuk memperlancar dan mempermudah penyaluran barang-barang dagangan ke luar negeri, mereka membentuk kongsi perdagangan dan sekaligus mendirikan sebuah perkampungan di daerah Barus. Diketahui bahwa orang-orang India Selatan ini datang dari daerah Cola, Pandya, Malayalam, dan lain sebagainya. Mereka dari turunan-turunan orang Tamil yang kemudian hari tinggal menetap di Barus dan Kalasan. Lambat laun sebagian dari mereka mulai masuk ke daerah pedalaman Tapanuli dan melakukan kontak dengan penduduk yang ada di sana.<ref>N. Siahaan, B. A., '''''Sejarah Kebudayaan Batak: Suatu Studi tentang Suku Batak (Toba-Angkola-Mandailing-Simalungun-Pakpak Dairi-Karo),''''' Medan: CV. Napitupulu & Sons, 1964, hlm 22.</ref> Pengaruh orang India di tanah Batak juga dapat dilihat melalui Candi Portibi yang ada di Padang Lawas (Tapanuli Selatan) sebagai salah satu saksi sejarah bekas peninggalan orang India (Hindu) di Tanah Batak. Di samping itu, pengaruh orang India juga telah sampai ke Balige (Toba-Samosir).
 
Kontak yang cukup lama antara orang India dengan orang Batak mengakibatkan terjadinya percampuran kebudayaan sehingga kebudayaan yang satu saling mempengaruhi kebudayaan yang lain. Di tanah Batak misalnya akibat pengaruh orang India beberapa perubahan-perubahan terdapat dalam kehidupan orang Batak seperti: tulisan Batak itu adalah tulisan India (mungkin langsung ditiru dari orang India di Barus, tetapi mungkin juga dari tulisan Jawa Kuno di Tapanuli Selatan dan tulisan Jawa Kuno sendiri ditiru dari tulisan India), astrologi (perbintangan), beberapa alat berguna tentang pertanian, pertenunan, kesenian, kesusastraan berupa kata-kata atau istilah-istilah Sansekerta (India), bahkan kepercayaan-kepercayaan.<ref>Lih. N. Siahaan, B. A., '''''Sejarah Kebudayaan Batak'''….''hlm. 23.</ref>
 
bersambung
{{peserta kompetisi Proyek Ganesha}}