Ahmad Z Ujung
Bergabung 29 Januari 2023
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Upacara Mardang Dalam Masyarakat Pakpak: bagian baru Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis Topik baru |
k fix |
||
Baris 71:
Pong kirpong lepong kirpong
Memasuki gerbang kota Sidikalang, sesayup lagu Cikala le pongpong singgah di pendengaran. Lagu sarat nasehat karya musisi tradisional Pakpak, Daulat Padang ini sangat dikenal masyarakat.
Inilah Indonesiaku, Negeri subur makmur, gemah lipah loh jinawi. Terbentang dari Sabang di belahan barat, hingga ujung timur Merauke. Negara kaya raya dengan potensi kekayaan alam, dihuni
Sidikalang adalah salah satu lingkup kecil dari belahan negeri Indonesia. Sebuah distrik di Kabupaten Dairi Sumatra Utara.
Udara sejuk nyaman dengan secangkir kopi Sidikalang, nikmatnya tak terbilang. Sidikalang dan kopi adalah satu kesatuan
Melirik potensi alam berupa destinasi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Dairi lainnya adalah Sungai Lae Renun. Sungai yang terbentang dari Kecamatan Parbuluan hingga Kecamatan Tanah Pinem yang
Lain Sidikalang, lain juga Sungai Lae Renun, dan lain lagi dengan wisata Danau Tao Silalahi. Pantai terpanjang yang masih tampak natural, dengan berbagai kekayaan alam hayati serta keaneka ragaman flora fauna. Menjadikan lokasi ini tak hanya menjadi kekayaan wisata Kabupaten Dairi,
Tao Silalahi, menawarkan paket wisata alam, dengan bermalam di pinggir danau menggunakan
So, jangan hanya berfantasi, mari kita ke Dairi, untuk menikmati secangkir kopi, di tengah
Sidikalang, Februari 2023
Baris 95:
== Upacara Mardang Dalam Masyarakat Pakpak ==
RANGKAIAN KEGIATAN DALAM ACARA RITUS MARDANG
MARDANG
Baris 103:
Proses menanam padi diladang dikenal dengan istilah mardang yang terbagi atas dua jenis pekerjaan yaitu Mertutak dan mengenah.
Mertutak
Mertutak “menugal” dilakukan sekitar 3- 4 orang sesuai dengan luas lahannya, sedangkan Mengenah “menabur” biasanya dilakukan sekitar 6-8 orang sesuai dengan luas lahannya. Biasanya pekerjaan Mardang “menanam” diawali waktu yang lebih cepat yakni sekitar jam 07.00 wib dan biasanya juga akan selesai sebelum pukul 14.00 wib.
Baris 111:
Pertama: Dalam tradisi Mardang, masyarakat Pakpak memelihara rasa dan sikap saling membantu secara suka rela, membina hubungan sosial yang baik serta kebersamaan keluarga dengan masyarakat sekitar. Sehingga kegiatan ini tidak hanya untuk mempercepat selesainya suatu pekerjaan tetapi juga menjalin silaturahim dengan lingkungan. Inilah kearifan lokal yang harus tetap kita pelihara.
Kedua: Setelah sebidang ladang selesai dikerjakan pemilik lahan dan
Ketiga: Pada saat mardang, daholi (laki-laki) biasanya manutak (membuat lubang kecil-kecil berbaris-baris untuk tempat benih padi) sedangkan daberru (perempuan) membagi-bagikan benih yang sudah dicampur dengan insektisida serta pupuk pada lubang kecil tersebut. Semua pekerja turut
Keempat: Dalam kerja mardang para pekerja akan berjalan maju dalam menanam padi, di depan adalah para penutak(membuat lubang tempat di masukkannya padi untuk di tanam) dan di belakang akan di ikuti oleh pengenah.
Baris 159:
Isi dialog
Dalam hal ini dialog
Contoh:
Baris 167:
(salam selamat kepada kita semua yang hadir disni , terima kasih banyak kami ucapkan kepada para kerabat yang sudah hadir dan turut membantu pekerjjann kami dalam membuka/ mengerjakan lahan ini )
Pekerja
(Salam selamat juga, kami juga sangat senang karena telah di undang dan di percayakan ikut membantu dan memberikan tenaga dalam pekerjan kita ini)
Baris 175:
(meminta kepada Tuhan agar di berikan hasil yang melimpah dan juga para leluhur yang telah mendahului kita agar tetap ikut menjaga. )
Pekerja
( semoga semua berjalan dengan baik)
Baris 181:
Setting lokasi
Dalam acara merambusi
List property
Baris 191:
Pakain khusus
Dalam acara mardang
Mpama-mpama
Dalam acara menoto biasanya mpama yang digunakan bersifat bebas
Contoh mpama dalam masa proses menoto adalah
Baris 211:
Kain panjang i babo ganjela
keranjang
Laus meronan
Ncuak kayu merdahan,
Baris 283:
Penjelasan
orotdaerah.com – Mardang adalah suatu tradisi kebersamaan menanam page (padi) yang dilakukan masyarakat suku Pakpak di Sumatera Utara. Tradisi mardang identik dengan budisaya padi darat dengan menabur benih padi secara bergotong-royong oleh keluarga dan sekelompok masyarakat. Kegiatan ini bisa
Dalam tradisi Mardang, masyarakat Pakpak memelihara rasa dan sikap saling membantu secara suka rela, membina hubungan sosial yang baik serta kebersamaan keluarga dengan masyarakat sekitar. Sehingga kegiatan ini tidak hanya untuk mempercepat selesainya suatu pekerjaan tetapi juga menjalin silaturahim dengan lingkungan. Inilah kearifan lokal yang harus tetap kita pelihara.
Setelah sebidang ladang selesai dikerjakan pemilik lahan dan
Pada saat mardang, daholi (laki-laki) biasanya manutak (membuat lubang kecil-kecil berbaris-baris untuk tempat benih padi) sedangkan daberru (perempuan) membagi-bagikan benih yang sudah dicampur dengan insektisida serta pupuk pada lubang kecil tersebut. Semua pekerja turut
Setelah selesai mardang, sukut biasnya menjamu pekerja makan siang di ladangnya tersebut. Jamuan yang sangat
Mardang tidak hanya kegiatan menabur dan menanam benih padi, tapi juga berlanjut ke tahap memelihara benih hingga tumbuh. Semangat bergotong-royong, saling membantu, kebersamaan, silaturahmi dan kepedulian sosiallah yang ditonjolkan. Inilah alasan sehingga tradisi mardang ini patut tetap dipelihara dan diwariskan kepada generasi berikutnya sebagai wujud kerja sama yang baik dan rasa perduli.
Baris 308:
== Upacara Mardang Dalam Masyarakat Pakpak ==
RANGKAIAN KEGIATAN DALAM ACARA RITUS MARDANG
MARDANG
Baris 316:
Proses menanam padi diladang dikenal dengan istilah mardang yang terbagi atas dua jenis pekerjaan yaitu Mertutak dan mengenah.
Mertutak
Mertutak “menugal” dilakukan sekitar 3- 4 orang sesuai dengan luas lahannya, sedangkan Mengenah “menabur” biasanya dilakukan sekitar 6-8 orang sesuai dengan luas lahannya. Biasanya pekerjaan Mardang “menanam” diawali waktu yang lebih cepat yakni sekitar jam 07.00 wib dan biasanya juga akan selesai sebelum pukul 14.00 wib.
Baris 324:
Pertama: Dalam tradisi Mardang, masyarakat Pakpak memelihara rasa dan sikap saling membantu secara suka rela, membina hubungan sosial yang baik serta kebersamaan keluarga dengan masyarakat sekitar. Sehingga kegiatan ini tidak hanya untuk mempercepat selesainya suatu pekerjaan tetapi juga menjalin silaturahim dengan lingkungan. Inilah kearifan lokal yang harus tetap kita pelihara.
Kedua: Setelah sebidang ladang selesai dikerjakan pemilik lahan dan
Ketiga: Pada saat mardang, daholi (laki-laki) biasanya manutak (membuat lubang kecil-kecil berbaris-baris untuk tempat benih padi) sedangkan daberru (perempuan) membagi-bagikan benih yang sudah dicampur dengan insektisida serta pupuk pada lubang kecil tersebut. Semua pekerja turut
Keempat: Dalam kerja mardang para pekerja akan berjalan maju dalam menanam padi, di depan adalah para penutak(membuat lubang tempat di masukkannya padi untuk di tanam) dan di belakang akan di ikuti oleh pengenah.
Baris 372:
Isi dialog
Dalam hal ini dialog
Contoh:
Baris 380:
(salam selamat kepada kita semua yang hadir disni , terima kasih banyak kami ucapkan kepada para kerabat yang sudah hadir dan turut membantu pekerjjann kami dalam membuka/ mengerjakan lahan ini )
Pekerja
(Salam selamat juga, kami juga sangat senang karena telah di undang dan di percayakan ikut membantu dan memberikan tenaga dalam pekerjan kita ini)
Baris 388:
(meminta kepada Tuhan agar di berikan hasil yang melimpah dan juga para leluhur yang telah mendahului kita agar tetap ikut menjaga. )
Pekerja
( semoga semua berjalan dengan baik)
Baris 394:
Setting lokasi
Dalam acara merambusi
List property
Baris 404:
Pakain khusus
Dalam acara mardang
Mpama-mpama
Dalam acara menoto biasanya mpama yang digunakan bersifat bebas
Contoh mpama dalam masa proses menoto adalah
Baris 424:
Kain panjang i babo ganjela
keranjang
Laus meronan
Ncuak kayu merdahan,
Baris 496:
Penjelasan
orotdaerah.com – Mardang adalah suatu tradisi kebersamaan menanam page (padi) yang dilakukan masyarakat suku Pakpak di Sumatera Utara. Tradisi mardang identik dengan budisaya padi darat dengan menabur benih padi secara bergotong-royong oleh keluarga dan sekelompok masyarakat. Kegiatan ini bisa
Dalam tradisi Mardang, masyarakat Pakpak memelihara rasa dan sikap saling membantu secara suka rela, membina hubungan sosial yang baik serta kebersamaan keluarga dengan masyarakat sekitar. Sehingga kegiatan ini tidak hanya untuk mempercepat selesainya suatu pekerjaan tetapi juga menjalin silaturahim dengan lingkungan. Inilah kearifan lokal yang harus tetap kita pelihara.
Setelah sebidang ladang selesai dikerjakan pemilik lahan dan
Pada saat mardang, daholi (laki-laki) biasanya manutak (membuat lubang kecil-kecil berbaris-baris untuk tempat benih padi) sedangkan daberru (perempuan) membagi-bagikan benih yang sudah dicampur dengan insektisida serta pupuk pada lubang kecil tersebut. Semua pekerja turut
Setelah selesai mardang, sukut biasnya menjamu pekerja makan siang di ladangnya tersebut. Jamuan yang sangat
Mardang tidak hanya kegiatan menabur dan menanam benih padi, tapi juga berlanjut ke tahap memelihara benih hingga tumbuh. Semangat bergotong-royong, saling membantu, kebersamaan, silaturahmi dan kepedulian sosiallah yang ditonjolkan. Inilah alasan sehingga tradisi mardang ini patut tetap dipelihara dan diwariskan kepada generasi berikutnya sebagai wujud kerja sama yang baik dan rasa perduli.
|