Pengendalian diri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Dampak pengendalian diri: Fixed typo Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
WanaraLima (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan. |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 12:
Baumister (2002 dalam Gandawijaya, 2017) mengatakan paling tidak terdapat tiga aspek utama dalam pengendalian diri. Standar-standar, pengawasan, dan kapasitas untuk berubah, merupakan tiga aspek utama untuk mengendalikan perilaku seseorang. Jika salah satu dari tiga aspek itu hilang, maka akan berakibat pada berkurangnya pengendalian diri. Dapat disimpulkan bahwa ketiga aspek tersebut membentuk kemampuan seseorang untuk melakukan pengendalian diri.<ref name=Gandawijaya2017/>
=== Standar-standar ===
Standar-standar mengacu pada adanya tujuan-tujuan, persepsi-persepsi ideal, norma-norma yang ada, dan pedoman lainnya yang akan menentukan secara spesifik respon perilaku yang diinginkan. Standar-standar tersebut biasanya sesuai dan tidak berkonflik dengan lingkungan sosialnya. Seseorang yang memiliki standar-standar dan tidak berkonflik dengan lingkungan sosialnya mengetahui secara pasti apa yang ia inginkan, sehingga tidak akan mudah jatuh pada perilaku impulsif. Orang tersebut akan berusaha mengendalikan perilakunya untuk mengejar standar-standar yang tinggi dan sesuai dengan lingkungannya. Hal yang berbeda akan terjadi jika seseorang tidak memiliki standar-standar. Ia akan mudah mengikuti impuls yang muncul dalam dirinya tanpa ada kemauan untuk mengendalikan keinginan tersebut karena ia tidak memiliki tujuan-tujuan, persepsi ideal, norma-norma, atau standar yang ada. Begitu pula ketika individu memiliki standar-standar, tetapi terdapat konflik antara standar diri dan standar lingkungan sosialnya. Standar diri yang berkonflik dengan standar [[lingkungan sosial]] akan membuat tujuan seseorang menjadi tidak jelas.
=== Pengawasan ===
Pengawasan mengacu pada bagaimana seseorang menjaga perilakunya sesuai dengan standar-standar yang telah ia miliki. Seseorang yang memiliki pengawasan terhadap perilakunya akan mampu memperkirakan secara tepat konsekuensi dari perilaku yang ia lakukan. Seseorang yang kehilangan acuan, lupa akan standar-standar yang telah ia miliki, atau tidak tepat dalam memperkirakan konsekuensi dari perilakunya, akan menurunkan pengendalian diri dan jatuh dalam perilaku impulsif. Salah satu hal yang mampu membuat seseorang melepaskan pengawasan terhadap perilakunya adalah konsumsi alkohol. Seseorang yang mabuk alkohol akan berhenti mengawasi perilakunya dari menghabiskan uang, makan-makan, merokok, bahkan untuk minum lagi.
Baris 25:
pengendalian diri juga memiliki kontribusi terhadap pengendalian impuls. Seseorang yang memiliki pengendalian diri rendah akan mudah berperilaku impulsif dan difungsional. Tochkov juga menyebutkan bahwa kurangnya pengendalian diri ini disebut impulsivitas, yaitu ketidaksabaran seseorang untuk memuaskan keinginannya.<ref name=Tangney2004/> Seseorang yang impulsif akan lebih memilih penghargaan yang kecil namun langsung dapat diterima daripada penghargaan yang besar namun tidak langsung diberikan. Kurangnya pengendalian diri menyebabkan berbagai perilaku bermasalah seperti perilaku makan berlebihan, konsumsi alkohol, diskriminasi, dan kekerasan.<ref name=Baumeister2007/>
=== Penyesuaian psikologis ===
Seseorang yang memiliki pengendalian diri akan mampu melakukan penyesuaian psikologis, memiliki harga diri, dan stabilitas harga diri. Pengendalian diri yang rendah berhubungan dengan [[Kegelisahan|kecemasan]], permusuhan, kemarahan, ketakutan, dan pikiran paranoid. Pengendalian diri juga berhubungan dengan penghargaan diri dan kemampuan untuk mempertahankan harga diri.<ref name=Tangney2004/>
=== Hubungan interpersonal ===
=== Pereda agresivitas ===
Penelitian yang dilakukan oleh Denson, DeWall, dan Finkel menunjukkan bahwa pengendalian diri menjadi salah satu hal yang menghambat perilaku [[agresi]]. Penelitian tersebut mengulas hasil penelitian-penelitian sebelumnya tentang mekanisme pengendalian diri dan hubungannya dengan agresi. Dari hasil ulasan tersebut disimpulkan bahwa mengurangi pengendalian diri akan meningkatkan agresi, dan meningkatkan pengendalian diri akan mengurangi agresi.<ref>Denson, T. F., DeWall, C. N., & Finkel, E. J. (2012). Self-Control and Aggression. Psychological Science, 21(1), 20-25. doi:10.1177/0963721411429451</ref>
|