Kesenjangan digital di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Artikel masih dalam proses penyusunan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Internet1.jpg|jmpl|363x363px|Ilustrasi melakukan akses internet]]
'''Kesenjangan digital''' atau sering disebut ''digital divide'' merupakan ketidak adilan yang dirasakan individu dalam dalam memanfaatkan kemajuan [[Teknologi Informasi dan Komunikasi|tenkologi Informasi dan Komunikasi]]. Kesenjangan digital sendiri tidak hanya pada faktor memanfaatkan saja, akan tetapi kemampuan antara orang dengan yang lain dalam mekaksesmengakses teknologi yang ada. Kemampuan mengakses sendiri dapat mengacu kepada cara memanfaatkan dengan baik atau tidak dari kemajuan tenknologiteknologi informasi dan komunikasi. [[Kesenjangan digital]] dapat diartikan pula sebagai kondisi dimana terdapat adanya kesenjangan pada masyarakat terkait pengetahuan dan juga kemampuan dalam melakukan akses segala bentuk teknologi informasi dan komunikasi.<ref name=":1">{{Cite web|last=Amanda|first=Nabilla J|title=Adilkah Upaya Digitalisasi Di Indonesia?|url=https://vutura.io/blog/kesenjangan-digital-di-indonesia/|website=Vatura|access-date=4 Desember 2021|archive-date=2021-12-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20211203182243/https://vutura.io/blog/kesenjangan-digital-di-indonesia/|dead-url=yes}}</ref>
 
Adanya kesenjangan digital dapat menunjukkan ketidakmerataan akses dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat dilihat dengan perbedaan [[Usia (disambiguasi)|usia]], [[gender]], wilayah [[Geografi|geografis]] dan juga tempat kerja.<ref>{{Cite journal|last=Putra|first=Syopiansyah Jaya|date=2009|title=Digital Divide: Implikasi Sosial Ekonomi Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi|url=http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/sisteminformasi/article/view/2956/2307|journal=Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi|volume=2|issue=1|pages=8|doi=}}</ref> Kesenjangan digital dapat dikatakan sebagai suatu masalah yang terjadi di masyarakat sehingga menimbulkan adanya gap atau ketimpangan dan perbedaan yang menyebabkan ketidakseimbangan.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Fadilla|first=Nurul|date=2020|title=Kesenjangan Digital di Era Revolusi Industri 4.0 dan Hubungannya dengan Perpustakaan sebagai Penyedia Informasi|url=https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/libria/article/view/7674|journal=LIBRIA|volume=12|issue=1|pages=6}}</ref> Dalam konteks yang lebih luas, kesenjangan digital dapat melemahkan sebuah negara untuk ikut bersaing secara [[global]].
 
Sebagai negara ke-4 terbesar dalam penggunaan internet pada tahun 2021,<ref>{{Cite web|date=5 November 2021|title=Menkominfo: Indonesia Jadi Negara Keempat Pengguna Internet Terbesar Dunia|url=https://www.merdeka.com/teknologi/menkominfo-indonesia-jadi-negara-keempat-pengguna-internet-terbesar-dunia.html|website=Merdeka.com|access-date=4 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite web|last=Prasasti|first=Giovani Dio|date=4 November 2021|title=Menkominfo: Indonesia Negara dengan Pengguna Internet Terbesar ke-4 di Dunia|url=https://www.liputan6.com/tekno/read/4702435/menkominfo-indonesia-negara-dengan-pengguna-internet-terbesar-ke-4-di-dunia|website=Liputan 6|access-date=4 Desember 2021}}</ref> masyarakat Indonesia masih mengalami adanya kesenjangan digital. Hal tersebut dapat terlihat masih banyaknya berita atau informasi wilayah Indonesia yang masih belum bisa merasakan akses internet di wilayah nya.<ref name=":1" /> Persoalan kesenjangan digital masih tetap menjadi permasalahan bahkan negara maju yang notabenya mayoritas masyaratmasyarakat sudah paham dalam penggunaan dan pemanfaatan teknologi.<ref name=":1" />
 
== Latar Belakang ==
Negara [[Indonesia]] sebagai negara kepulauan serta luasnya wilayah negara tentunya memperlukanmemerlukan infrastukturinfrastruktur [[Teknologi Informasi dan Komunikasi|teknologi informasi dan komunikasi]] untuk adanya interkoneksivitasinterkonektivitas antar pulau, antar daerah, antar masyarakat, ataupun antar instansi. Terlebih [[topografi]] wilayah berbentuk pengununganpegunungan dan lembah sehingga lokasi pedesaan menyebar yang mengakibatkan pembangunan sarana komunikasi dan informasi cukup sulit dilakukan serta perlu dukungan biaya yang tidak murah.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Hadiyat|first=Yayat D|date=2014|title=Kesenjangan Digital di Indonesia (Studi Kasus di Kabupaten Wakatobi)|url=https://media.neliti.com/media/publications/222391-kesenjangan-digital-di-indonesia-studi-k.pdf|journal=Jurnal Pekommas|volume=17|issue=2|pages=81}}</ref> Akibatnya infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi terpusat di wilayah daratan dan perkotaan itupun mayoritas ada di pulau Jawa dan Sumatera. Sehingga terjadilah ketidakmerataan infrastukturinfrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang berakibat adanya [[kesenjangan digital]].
 
Secara sederhana kesenjangan digital dapat dipahami sebagai perbedaan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi.<ref name=":0" /> Terjadinya kesenjangan digital di Negara Indonesia terjadi terutama pada wilayah barat dan timur serta wilayah perkotaan dan wilayah pedesaan.
 
== Dampak Kesenjangan Digital ==
DampakKemajuan poositifteknologi darimampu kesenjanganmemudahkan digitalmanusia bagiberkomunikasi antara satu dengan lainnya serta memperoleh informasi dengan cepat.<ref name=":3" /> Bagi yang mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi pula tentu dapat meningkatkan kesejahteraan dari keluarga,.<ref>{{Cite book|last=Bachtiar|first=Palmira Permata|last2=Diningrat|first2=Rendy A|last3=Kusuma|first3=Ahmad Zuhdi Dwi|last4=Izzati|first4=Ridho Al|last5=Diandra|first5=Abella|date=2020|url=https://smeru.or.id/sites/default/files/publication/rr_ecdi_id_0.pdf|title=Ekonomi Digital untuk Siapa? Menuju Ekonomi Digital yang Inklusif di Indonesia|location=Jakarta|publisher=The SMERU Research Institute|isbn=978-623-7492-52-8|editor-last=Handoko|editor-first=Gunardi|pages=45|url-status=live}}</ref> dimana seorang perempuan dengan mudah bekerja dari rumah dan tidak meninggalkan tanggung jawab sebagai seorang ibu rumah tangga. Secara umum dampak positif dari kemajuan teknologi mampu memudahkan manusia berkomunikasi antara satu dengan lainnya serta memperoleh informasi dengan cepat.<ref name=":3" />
Adanya kesenjangan digital berdampak semakin tertinggal dan semakin jauh dari kemampuan untuk menguasai informasi bagi mereka yang lemah kondisi ekonominya.<ref name=":2" /> Selain itu pula dampak dari kesenjangan digital akan mampu membawa kesenjangan ekonomi antara yang miskin dan yang kaya, seseorang yang mampu memanfaatkan teknologi dengan baik tentunya akan mampu meningkatkan kekayaan yang dimiliki,<ref name=":3">{{Cite journal|last=Nasution|first=Robby Darwis|title=Pengaruh Kesenjangan Digital Terhadap Pembangunan Pedesaan (Rural Development)|url=https://media.neliti.com/media/publications/123364-ID-none.pdf|journal=Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik|volume=20|issue=1|pages=36}}</ref> sebalinya bila seseorang tidak mampu memanfaatkan teknologi dengan baik maka akan tetap dalam kondisi ekonomi yang kurang atau miskin. Adanya kesenjangan digital juga dapat dikatakan sebagai hilangnya hak untuk meningkatkan pengetahuan serta akses pengetahuan yang lebih luas.
 
AdanyaNamun kesenjanganbagi digitalmereka berdampakyang tidak bisa mengaksesnya, biasanya dari kelompok ekonomi lemah, akan semakin tertinggal dan semakin jauh dari kemampuan untuk menguasai informasi bagi mereka yang lemah kondisi ekonominya.<ref name=":2" /> Selain itu pula dampak dari kesenjangan digital akan mampu membawa kesenjangan ekonomi antara yang miskin dan yang kaya, seseorang yang mampu memanfaatkan teknologi dengan baik tentunya akan mampu meningkatkan kekayaan yang dimiliki,.<ref name=":3">{{Cite journal|last=Nasution|first=Robby Darwis|title=Pengaruh Kesenjangan Digital Terhadap Pembangunan Pedesaan (Rural Development)|url=https://media.neliti.com/media/publications/123364-ID-none.pdf|journal=Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik|volume=20|issue=1|pages=36}}</ref> sebalinyaSebaliknya bila seseorang tidak mampu memanfaatkan teknologi dengan baik maka akan tetap dalam kondisi ekonomi yang kurang atau miskin. Adanya kesenjangan digital juga dapat dikatakan sebagai hilangnya hak untuk meningkatkan pengetahuan serta akses pengetahuan yang lebih luas.
Dampak yang timbulkan adanya kesenjangan digital tidak selalu negatif, terdapat pula dampak positif adanya kesenjagan digital. beberapa dampak positif adnaya kesenjangan digital dimana seseorang yang belum mengenal dan terbiasa akan internet tentunya akan termotivasi untuk mencari tau dan terus belajar. Secara ekonomi juga tentunya dapat membuka kesempatan untuk melakukan [[Wirausahawan|wirausaha]] serta kesempatan mendapatkan pekerjaan yang bersifa [[tradisional]]. Sektor pendidikan pula memiliki dampak yang positif adanya kesenjagan digital, bagi mereka yang belajar ilmu agama di [[pondok pesantren]], [[santri]] akan lebih fokus dalam mempelajari ilmu agama dan tidak tergiyur dengan kemerlap duniawi.<ref>{{Cite web|last=Saputra|first=Adrian|date=Ahad 29 Agustus 2021|title=Jangan Niatkan Belajar Ilmu Agama Raih Dunia|url=https://republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/qyk2ww313/jangan-niatkan-belajar-ilmu-agama-raih-dunia|website=Republika.co.id|access-date=4 Desember 2021}}</ref>
 
Dampak poositif dari kesenjangan digital bagi yang mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi pula tentu dapat meningkatkan kesejahteraan dari keluarga,<ref>{{Cite book|last=Bachtiar|first=Palmira Permata|last2=Diningrat|first2=Rendy A|last3=Kusuma|first3=Ahmad Zuhdi Dwi|last4=Izzati|first4=Ridho Al|last5=Diandra|first5=Abella|date=2020|url=https://smeru.or.id/sites/default/files/publication/rr_ecdi_id_0.pdf|title=Ekonomi Digital untuk Siapa? Menuju Ekonomi Digital yang Inklusif di Indonesia|location=Jakarta|publisher=The SMERU Research Institute|isbn=978-623-7492-52-8|editor-last=Handoko|editor-first=Gunardi|pages=45|url-status=live}}</ref> dimana seorang perempuan dengan mudah bekerja dari rumah dan tidak meninggalkan tanggung jawab sebagai seorang ibu rumah tangga. Secara umum dampak positif dari kemajuan teknologi mampu memudahkan manusia berkomunikasi antara satu dengan lainnya serta memperoleh informasi dengan cepat.<ref name=":3" />
 
== Penyebab Terjadinya Kesenjangan Digital di Indonesia ==
Kesenjangan digital tentunya merupakan masalah yang perlu diperhatikan, faktor permasalahan terjadinya kesenjagankesenjangan digital yaitu:
 
# '''Infrastruktur,''' Infrastruktur merupakan fasilitas pendukung dalam melakukan akses atau menggunakan suatu teknologi informasi dan komunikasi, infrastruktur yang dimaksud seperti tersedianya jaringan listrik, internet, maupun perangkat keras seperti komputer, laptop ataupun smartphoneponsel pintar.<ref name=":4" />
# '''Kekurangan skillkeahlian (SDM),''' Sumber daya manusia merupakan faktor yang paling berpengaruh di dunia ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi karena sejatinya SDM yang dapat membagikan keilmuannya untuk masyarakat.<ref name=":4" />
# '''Kekurangan isi (konten) materi bahasa Indonesia''', Konten berbahasa Indonesia menentukan bisa tidaknya seorang dalam pemahaman akses internet, yang mana konten dapat disesuaikan dengan daerah masing-masing, misalnya di daerah pedesaan yang rentan berbahasa indonesia bahkan berbahasa kesehariaan mereka sesuai suku dan adat istiadat mereka<ref name=":4" />
# '''Kurangnya pemanfaatan akan internet itu sendiri,''' Tidak memanfaatkan internet secara baik sehingga tidak menghasilkan apapun dari internet, dan tidak mendapatkan keuntungan apapun.<ref name=":4">{{Cite journal|last=Ariyanti|first=Sri|date=2013|title=Studi Pengukuran Digital Divide di Indonesia Study Of Digital Divide Measurement In Indonesia|url=https://media.neliti.com/media/publications/41183-ID-studi-pengukuran-digital-divide-di-indonesia.pdf|journal=Buletin Pos dan Telekomunikasi|volume=11|issue=4|pages=281-282}}</ref>
Baris 31 ⟶ 29:
# Kemampuan (''Skill and Training'')
# Isi informasi (''Content/Resource'').<ref>{{Cite journal|last=Tyas|first=Dyah Listianing|last2=Budiyanto|first2=A. Djoko|last3=Santoso|first3=Alb. Joko|date=2015|title=Pengaruh Kekuatan Media Sosial dalam Pengembangan Kesenjangan Digital|url=https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji/article/view/5083|journal=Scientific Journal of Informatics|volume=2|issue=2|pages=149|issn=2460-0040}}</ref>
 
== Upaya Mengatasi Kesenjangan Digital di Indonesia ==
Sebagai upaya untuk mempersempit kesenjangan digital di Indonesia, Pemerintah Indonesia melakukan membangun infrastruktur digital yang kuat dan inklusif untuk meningkatkan konektivitas [[telekomunikasi]]. Transformasi digital sendiri merupakan perubahan dalam cara beroperasi dan dalam memberikan nilai-nilai kepada klien atau pelanggan.<ref>{{Cite web|title=Mengapa Transformasi Digital itu Penting?|url=https://www.lp3i.ac.id/mengapa-transformasi-digital-itu-penting/|website=LP3I|access-date=5 Desember 2021}}</ref> Strategi yang dilakukan Pemerintah untuk mengatasi kesenjangan digital melalui penguatan infrastruktur digital, pengembangan talenta digital, dan pembentukan hukum yang tepat untuk melengkapi regulasi primer.<ref name=":5">{{Cite web|date=6 Agustus 2021|title=Atasi Kesenjangan Digital, Menkominfo Dorong Transformasi Digital Inklusif|url=https://www.kominfo.go.id/content/detail/36185/siaran-pers-no-268hmkominfo082021-tentang-atasi-kesenjangan-digital-menkominfo-dorong-transformasi-digital-inklusif/0/siaran_pers|website=Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indinesia|access-date=5 Desember 2021}}</ref>
 
Implementasi dalam mengatasi kesenjangan digital akan dilaksanakan dalam Program ''Universal Service Obligation'' (USO) oleh pemerintah.<ref>{{Cite web|date=5 Maret 2015|title=Suspensi (Penghentian Sementara) Layanan Kewajiban Pelayanan Universal/ Universal Service Obligation (KPU/USO)|url=https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/4532/Siaran-Pers-No-11-PIH-KOMINFO-3-2015-tentang-Suspensi--Penghentian-Sementara--Layanan-Kewajiban-Pelayanan-Universal--Universal-Service-Obligation--KPU-USO-/0/siaran_pers|website=Kementerian Kounikasi dan Informatika|access-date=5 Desember 2021}}</ref><ref name=":5" /> Program tersebut dengan melakukan pembangunan infrastruktur di semua level secara masif di wilayah yang belum terjangkau akses internet. Indonesia juga merencanakan peluncuran Satelit ''High-Throughput'' SATRIA-1 pada tahun 2023 untuk penyediaan akses internet di seluruh titik layanan publik Indonesia yang belum tersedia akses internet.<ref>{{Cite web|last=Haryanto|first=Agus Tri|date=26 April 2021|title=Pemerintah Pede Satelit Satria 1 Meluncur Sebelum 31 Oktober 2023|url=https://inet.detik.com/law-and-policy/d-5546311/pemerintah-pede-satelit-satria-1-meluncur-sebelum-31-oktober-2023|website=detikinet|access-date=5 Desember 2021}}</ref>
 
Perluasan akses akses internet nantinya akan bersinergi dengan pengembangan sumber daya manusia. Sehingga Pemerintah Negara Indonesia juga akan mengupayakan membekali masyarakat Indonesia dengan [[literasi digital]].<ref name=":5" />
 
== Daftar Referensi ==
<references />
 
[[Kategori:Internet di Indonesia]]