Penalaran abduktif: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Kondisi: Mengganti isi dan referensi |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
(13 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Penalaran abduktif''' (dikenal dengan sebutan penalaran abduksi atau dalam bahasa Latin "''abduction''") adalah proses mempelajari suatu peristiwa atau fenomena untuk menghasilkan hipotesis penjelasan yang mungkin.<ref>{{Cite web|last=APA Dictionary of Psychology|title=Abduction|url=https://dictionary.apa.org/abduction|website=dictionary.apa.org|access-date=2021-12-15}}</ref> Abad ke-18 seorang pemikir pragmatis [[Charles Sander Pierce]] (1893) asal Amerika<ref name=":0" /> menemukan sebuah pemikiran penalaran baru yang diberi nama abduksi. Pemikiran yang konon sesungguhnya bagian dari pemikiran Aristoteles yang dikenal dengan sebutan "''apagoge''". Berbeda dengan [[Metode deduksi|penalaran deduktif]], penalaran abduktf menghasilkan kesimpulan yang masuk akal tetapi tidak memverifikasinya secara positif. Kesimpulan abduktif dengan demikian memenuhi syarat sebagai memiliki sisa ketidakpastian atau keraguan, yang dinyatakan dalam istilah mundur seperti "terbaik tersedia" atau "paling mungkin".<ref name=":1">{{Cite book|last=Sober|first=Elliott|date=2004|url=https://cloudflare-ipfs.com/ipfs/bafykbzacecpjrejihd5bwoevu6bvqcpycmevjysvcou4utffnopl6lrwyxjc6?filename=Elliott%20Sober%20-%20Core%20Questions%20in%20Philosophy-Prentice%20Hall%20%282004%29.pdf|title=Core Questions in Philosophy|location=London|publisher=Pearson College Div|isbn=978-0131898691|edition=4|pages=20|url-status=live}}</ref> Seseorang dapat memahami penalaran abduktif sebagai kesimpulan untuk penjelasan terbaik meskipun tidak semua penggunaan istilah tersebut sama persis.<ref name=":1" />
== Definisi ==
Penalaran abduktif merupakan sudut pandang lain yang tidak kontroversial penalaran induksi dan deduksi karena bentuk penalaran yang berasal dari akar yang sama. Namun, penalaran abduktif mencakup proses penjelasan terbaik yang lebih luas.<ref>{{Cite book|last=Kurnia|first=Novi|last2=Savirani|first2=Amalinda|date=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/BIG_DATA_UNTUK_ILMU_SOSIAL/yHxJEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0|title=Big Data Untuk Ilmu Sosial: Antara Metode Riset Dan Realitas Sosial|publisher=UGM PRESS|isbn=978-602-386-951-0|pages=51|url-status=live}}</ref> Penalaran abduktif disebut juga penalaran abduksi adalah suatu konsep-konsep pengamatan atau serangkaian yang dimulai dengan pengamatan dan kemudian mencari kesimpulan yang paling sederhana dan paling mungkin dari pengamatan secara eksklusif.<ref>{{Cite book|last=Sober|first=Elliott|date=2004|url=https://cloudflare-ipfs.com/ipfs/bafykbzacecpjrejihd5bwoevu6bvqcpycmevjysvcou4utffnopl6lrwyxjc6?filename=Elliott%20Sober%20-%20Core%20Questions%20in%20Philosophy-Prentice%20Hall%20%282004%29.pdf|title=Core Questions in Philosophy|location=London|publisher=Pearson College Div|isbn=978-0131898691|edition=4|pages=9|url-status=live}}</ref> Penalaran ini memungkinkan menyimpulkan <math>a</math> sebagai penjelasan dari <math>b</math>. Sebagai hasil dari kesimpulan ini, penculikan memungkinkan prasyarat <math>a</math> untuk diculik dari konsekuensinya <math>b</math>. Misalnya, dalam permainan bilyar, setelah mengukur dan melihat ''bola delapan'' bergerak ke arah kita, kita dapat menduga bahwa bola ''cue'' (isyarat) mengenai bola delapan.<ref>{{Cite journal|last=Dussault|first=Jean-Pierre|last2=Landry|first2=Jean-François|last3=Mahey|first3=Philippe|date=2010|title=Computational pool: an OR-optimization point of view|url=https://hal.archives-ouvertes.fr/hal-01653443/document|journal=Encyclopedia of Operations Research and Management Science|pages=3|doi=10.1002/9780470400531.eorms0108|id=hal-01653443}}</ref> Pukulan bola cue akan menjelaskan pergerakan bola delapan. Ini berfungsi sebagai hipotesis yang menjelaskan pengamatan kita. Mengingat banyak penjelasan yang mungkin untuk pergerakan bola delapan, penculikan kita tidak membuat kita yakin bahwa bola cue benar-benar mengenai bola delapan, tetapi dengan asumsi kita dapat mengarahkan yang ada disekitar kita. Meskipun banyak kemungkinan penjelasan untuk setiap proses fisik yang kita amati, kita cenderung memberikan satu penjelasan atau beberapa penjelasan untuk proses itu dengan harapan bahwa kita dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik di sekitar kita dan mengabaikan beberapa kemungkinan. Digunakan dengan benar, penalaran abduktif dapat menjadi sumber prioritas berguna dalam [[Statistika Bayes|statistik Bayesian]].
Baris 7 ⟶ 6:
=== Abduktif berbasis logika ===
Abduktif berbasis logika
: Kondisi pertama ialah <math>O</math> mengikuti dari <math>E</math> dan <math>T</math> dan
: Kondisi kedua ialah <math>E</math> konsisten dengan <math>T</math>.
Pada logika formal, <math>O</math> dan <math>E</math> diasumsikan sebagai set [[literal]]<ref>{{Cite journal|last=Eiter|first=Thomas|last2=Gottlob|first2=Georg|date=1995|title=The Complexity of Logic-Based Abduction|url=https://www.dbai.tuwien.ac.at/staff/pichler/complexity/eiter1995.pdf|journal=Journal of the ACM|language=en|volume=42|issue=1|pages=3|doi=10.1145/200836.200838}}</ref> dengan dua syarat untuk <math>E</math> menjadi penjelasan dari <math>O</math> sesuai teori <math>T</math> yakni
: <math>T \cup E \models O;</math>
Baris 24 ⟶ 23:
=== Peirce ===
Charles Sanders Peirce (1839–1914) adalah seorang filsuf Amerika<ref name=":0">{{Cite web|last=Stanford Encyclopedia of Philosophy|date=2001|title=Charles Sanders Peirce|url=https://plato.stanford.edu/entries/peirce/|website=plato.stanford.edu|access-date=2021-12-12}}</ref> yang memperkenalkan abduksi ke dalam logika modern berfungsi untuk menawarkan suatu hipotesis yang tentunya mampu memberikan penjelasan terhadap seluruh peristiwa secara akurat dan mendekati kebenaran. Selang waktu bertahun-tahun ia disebut seperti ''hipotesis'' inferensi, ''abdutif'', ''praduga'', dan ''retroduksi''. Ia menganggapnya bahwa topik dalam logika sebagai bidang normatif dalam filsafat, bukanlah suatu logika formal atau [[matematika murni]], dan akhirnya sebagai topik juga dalam ekonomi penelitian. Silogisme abduksi ini biasanya diwali oleh sebuah fakta atau peristiwa, kemudian disimpulkan dalam bentuk hipotesis unyuk menjelasakan peristiwa tersebut. Dalam hal ini charles memberikan 2 macam ciri dari metode abduksi ini. Ciri yang '''pertama''', abduksi menawarkan suatu hipotesis yang memberikan penjelasan atau eksplanasi yang ''probable''. ''Probable'' disini maksudnya adalah untuk menjelaskan dan menegaskan bahwa hipotesis itu merumakan satu kemungkinan penjelasan. Sifat dari hipotesis itu adalah sebagai konjektur, atau sering disebut sebagai dugaan. Ilmuwan yang menjelaskan suatu pengetahuan harus benar-benar tahu bahwa, jika pengetahuannya benar, maka fakta yang diobservasi akan dapat dijelaskan secara benar pula. Kebenaran yang terkandung di dalam hipotesis itu harus diuji melalui proses verifikasi. Ciri yang '''kedua''', abduksi pun dapat memberikan eksplanasi atau penjelasan bagi fakta yang mungkin belum dijelaskan atau bahkan tidak dapat dijelaskan dan tidak dapat diobservasi secara langsung. Berdasarkan ciri yang kedua ini, sedikit ada pertentangan dari seorang tokoh Auguste Comte dengan positivisme-nya yang beranggapan bahwa semua hipotesis seharusnya dapat secara langsung menjelaskan fakta. Tapi bagi Pierce, jika hipotesis itu mampu menjelaskan fakta yang bisa diamati, sekaligus juga fakta-fakta yang tidak bisa diamati, itu sudah cukup untuk dianggap sebagai teori.
Karena dua tahap pengembangan dan perluasan dari hipotesis dalam [[Pertanyaan|penyelidikan]] ilmiah antara abdusi dan juga [[Pembuktian melalui induksi|induksi]] sering dipecah menjadi satu konsep menyeluruh dalam suatu hipotesis. Itulah sebabnya, dalam [[metode ilmiah]] yang dikenalan oleh [[Galileo Galilei|Galileo]] dan [[Francis Bacon|Bacon]] yakni tahap abduktif dari pembentukan hipotesis yang dikonsepkan secara sederhana sebagai induksi. Jadi, pada abad kedua puluh, penalaran ini diperkuat oleh penjelasan [[Karl Popper]] tentang model [[Model hipotetis-deduktif|hipotetis-deduktif]], di mana hipotesis dianggap hanya "dugaan" terhadap semangat Peirce.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Rossi|first=Roberto|date=2017|title=Confidence-based Representation in Decision Making|url=https://core.ac.uk/download/pdf/82961835.pdf|journal=Edinburgh Research Explorer|location=Edinburgh|pages=1}}</ref> Namun, ketika pembentukan hipotesis dianggap sebagai hasil dari suatu proses, menjadi jelas bahwa "tebakan" ini telah dicoba dan dibuat lebih kuat dalam pemikiran sebagai tahap yang diperlukan untuk memperoleh status hipotesis. Memang, banyak abduksi yang ditolak atau diubah secara besar-besaran oleh abduksi berikutnya sebelum mencapai tahap ini.
Sebelum tahun 1900, Peirce<ref name=":2" /> memperlakukan abduksi sebagai penggunaan aturan yang diketahui untuk menjelaskan suatu pengamatan. Misalnya, sudah menjadi aturan umum bahwa, jika hujan, rumput menjadi basah. Jadi, untuk menjelaskan fakta bahwa rerumputan di halaman ini basah, orang ''mengatakan'' bahwa telah turun hujan. Abduksi dapat menyebabkan kesimpulan yang salah jika aturan lain yang mungkin menjelaskan pengamatan tidak diperhitungkan karena bisa saja rumput basah karena [[embun]]. Hal Ini tetap menjadi penggunaan umum istilah "abduksi" dalam [[ilmu sosial]] dan [[kecerdasan buatan]].
Baris 41 ⟶ 40:
=== Kecerdasan buatan ===
Dalam kecerdasan buatan
=== Pengobatan ===
Baris 47 ⟶ 46:
=== Perencanaan otomatis ===
Dalam perencanaan otomatis
=== Analisis intelijen ===
Dalam analisis intelijen
=== Filsafat ilmu ===
Dalam [[filsafat ilmu]], abduktif telah menjadi metode inferensi kunci bagi filosofis untuk mendukung realisme ilmiah dan banyak perdebatan tentang realisme ilmiah difokuskan pada apakah abduktif adalah metode inferensi yang dapat diterima. Teori filosofis yang diartikulasikan dengan baik dapat terdiri dari beberapa prinsip, sebagai informatif, sederhana, dan konsisten sehingga lebih kuat dan lebih mendasar untuk sains daripada logika lainnya teori, hal ini
=== Linguistik sejarah ===
Baris 59 ⟶ 58:
=== Linguistik terapan ===
Dalam penelitian linguistik terapan, penalaran abduktif mulai digunakan sebagai penjelasan alternatif untuk penalaran induktif yang digunakan sebagai pengakuan atas hasil<ref name=":3"
=== Pemrograman komputer ===
Dalam metode formal, logika digunakan untuk menentukan dan membuktikan properti program komputer. Abduktif telah digunakan dalam alat [[penalaran mekanis]] untuk meningkatkan tingkat otomatisasi aktivitas pembuktian. Sebuah teknik yang dikenal sebagai bi-abduksi ialah dengan menggabungkan abduktif dan masalah topik yang digunakan untuk menskalakan teknik penalaran untuk properti memori hingga jutaan baris kode.<ref>{{Cite journal|last=Calcagno|first=Cristiano|last2=O’Hearn|first2=Peter W.|last3=Distefano|first3=Dino|last4=Yang|first4=Hongseok|date=2011|title=Compositional Shape Analysis by Means of Bi-Abduction|url=
== Referensi ==
{{Reflist}}
[[Kategori:Penalaran]]
|