Reconquista: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(53 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 11:
*{{IPA-ast|rekoŋˈkista|lang}}
*{{IPA-ca|rəkuŋˈkestə|lang}} <small>atau</small> {{IPA-ca|rekoŋˈkesta|}}, dieja ''Reconquesta''. Dalam bahasa sehari-hari juga dikenal dan dieja sebagai ''Reconquista'' (<small>dilafalkan</small> {{IPA-ca|rəkuŋˈkistə|}} <small>atau</small> {{IPA-ca|rekoŋˈkista|}}).
*{{IPA-eu|erekoŋkis̺ta|lang}}, dieja ''Errekonkista''}} ("penaklukan kembali") merupakan suatu periode dalam sejarah [[Iberia|Semenanjung Iberia]], yang mana meliputi rentang waktu sekitar 770 tahun antara tahap awal [[Penaklukan Umayyah di Hispania|penaklukan oleh kaum Islam]] pada tahun 710-an dan [[Perang Granada|jatuhnya Granada]], negara Islam terakhir di peninsulasemenanjung tersebut, untuk perluasan kerajaan-kerajaan Kristen pada tahun 1492. ''Reconquista'' berakhir sesaat menjelang penemuan [[benua Amerika]]—yaitu "[[Dunia Baru]]"—oleh bangsa Eropa, yang kemudian pada era tersebut menimbulkan imperium [[Imperium Spanyol|kolonial Spanyol]] dan [[Imperium Portugal|Portugal]].
 
Para sejarawan biasanya menandai permulaan ''Reconquista'' dengan [[Pertempuran Covadonga]] (tahun 718 atau 722), di mana sejumlah kecil pasukan Kristen yang dipimpin oleh bangsawan bernama [[Pelayo dari Asturias|Pelayo]] mengalahkan pasukan [[Kekhalifahan Umayyah]] di pegunungan Iberia utara dan mendirikan suatu kepangeranan Kristen di [[Kerajaan Asturias|Asturias]].
Baris 20:
Konsep penaklukan kembali Jazirah Iberia oleh umat Kristen pertama kali mengemuka pada akhir abad ke-9<ref name=CambridgeMedieval>{{cite book |title= The New Cambridge Medieval. History 1|last=McKitterick |first=Rosamond |author-link= Rosamond McKitterick |author2=Collins, R. |year= 1990 |publisher= Cambridge University Press |isbn= 9780521362924|page= 289|access-date=26 Juli 2012|url=https://books.google.com/books?id=ZEaSdNBL0sgC&pg=PA272}}</ref> di dalam ''[[Chronica Prophetica]]'' (883–884), karya tulis yang mengungkit kesenjangan budaya dan agama di antara umat Kristen dan umat Islam di Hispania serta menandaskan perlunya mengusir umat Islam sebagai wujud upaya memulihkan [[kerajaan Visigoth|kedaulatan bangsa Visigoth]] di wilayah yang direbut kembali.<ref name="EB2020">{{cite web |title=Spain – The rise of Castile and Aragon |url=https://www.britannica.com/place/Spain/The-rise-of-Castile-and-Aragon |website=Encyclopedia Britannica |access-date=16 Agustus 2020 |language=en|quote=Pada kurun waktu inilah tawarikh-tawarikh Kristen tertua mengenai Reconquista ditulis. Tawarikh-tawarikh tersebut dengan sengaja berusaha menunjukkan keterkaitan sejarah antara monarki Visigoth dan monarki Asturias. Dengan mengaku sebagai ahli waris sah kewenangan dan adat-istiadat bangsa Visigoth, para menak Asturias secara sadar menyatakan diri sebagai pihak yang bertanggung jawab merebut kembali negeri Hispania dari umat Islam}}</ref>
 
[[File:Almohad1200.png|thumb|270px|[[Muwahhidun|Negara KhilafatulKhilafah Muwahidin]] dan negara-negara tetangganya, termasuk kerajaan Kristen [[Kerajaan Portugal|Portugal]], [[Kerajaan León|Leon]], [[Kerajaan Kastila|Kastila]], [[Kerajaan Navarra|Navara]], dan [[Mahkota Aragon|Aragon]], sekitar tahun 1200]]
Para penguasa Kristen di Jazirah Iberia saling berseteru, demikian pula para penguasa Islam. Tidak jarang terjalin persekutuan di antara penguasa Islam dan penguasa Kristen,<ref name=CambridgeMedieval/> malah ada prajurit-prajurit bayaran beragama Kristen maupun Islam yang rela berperang bagi pihak mana pun yang sanggup membayar paling banyak tanpa pandang agama. Masa-masa itu sekarang dipandang sebagai kurun waktu penuh babak-babak panjang toleransi relatif dalam kehidupan beragama.<ref>María Rosa Menocal, ''The Ornament of the World: How Muslims, Jews and Christians Created a Culture of Tolerance in Medieval Spain'', Back Bay Books, 2003, {{ISBN|0316168718}}, dan baca juga artikel [[Abad keemasan kebudayaan Yahudi di Spanyol]].</ref> Meskipun demikian, pandangan tersebut sudah disanggah para sarjana.<ref>{{Cite book|title=The Myth of the Andalusian Paradise: Muslims, Christians, and Jews under Islamic Rule in Medieval Spain|last=Fernandez-Morera|first=Dario}}</ref><ref>{{Cite book|title=Caliphs and Kings: Spain, 796-1031|last=Collins|first=Roger}}</ref><ref>{{Cite book|title=Reconquest and Crusade in Medieval Spain|year=2004|url=https://archive.org/details/reconquestcrusad0000ocal|last=O'Callaghan|first=Joseph F.}}</ref>
 
Perang-[[perang Salib]], yang bermula jelang akhir abad ke-11, melahirkan ideologi religius Kristen tentang penaklukan kembali, bertentangan dengan ideologi [[jihad]] Muslim di [[Al-Andalus|Al Andalus]] yang dicetuskan para penguasa [[Murabithun|Al Murabatin]] dan digembar-gemborkan para khalifah [[Muwahhidun|Al Muwahidin]]. Dokumen-dokumen yang lebih awal dari abad ke 10 dan ke-11 nyata-nyata tidak memuat gagasan "penaklukan kembali".<ref>{{cite book|last=O'Callaghan|first=Joseph F.|title=Reconquest and Crusade in Medieval Spain|url=https://books.google.com/books?id=6fPSBQAAQBAJ&pg=PA18|access-date=23 Oktober 2017|year=2013|publisher=University of Pennsylvania Press|isbn=978-0-8122-0306-6|page=18}}</ref> Keterangan-keterangan tertulis tentang perseteruan Muslim-Kristen baru belakangan dimunculkan untuk mendukung gagasan tersebut, teristimewa ''[[Chanson de Roland]]'', versi fiksifiktif Prancis abad ke-11 dari [[Pertempuran Jalur Gunung Roncevaux|riwayat pertempuran di Jalur Roncevaux]] melawan [[Saracen|orang Sarasen]] Iberia ([[moor|orang Moro]]) yang diajarkan sebagai fakta sejarah di sekolah-sekolah Prancis sejak tahun 1880.<ref>{{cite journal|title='Pagans are wrong and Christians are right': Alterity, Gender, and Nation in the ''Chanson de Roland''|last=Kinoshita|first=Sharon|s2cid=143132248|journal=Journal of Medieval and Early Modern Studies|volume=31|issue=1|date=Winter 2001|pages=79–111|doi=10.1215/10829636-31-1-79}}</ref><ref>{{cite journal |last1=DiVanna |first1=Isabel N. |year=2010 |title=Politicizing national literature: the scholarly debate around La Chanson de Roland in the nineteenth century |journal=Historical Research |volume=84 |issue=223 |pages=109–134 |doi=10.1111/j.1468-2281.2009.00540.x }}</ref>
 
== Latar belakang ==
Baris 32:
Pada tahun 711, saat perang saudara dan perpecahan menggerogoti [[kerajaan Visigoth|kedaulatan bangsa Visigoth di Hispania]], prajurit-prajurit [[bangsa Berber|Berber]] dari Afrika Utara bersama sekelompok [[bangsa Arab|orang Arab]] di bawah pimpinan [[Tariq bin Ziyad]] menyeberangi [[Selat Gibraltar]] dan bertempur melawan angkatan perang Visigoth di bawah pimpinan Raja [[Roderikus|Rodrigo]] di [[Pertempuran Guadalete|Guadalete]].
 
Sesudah Raja Rodrigo dikalahkan, wali negeri Bani Umayah untuk [[Ifriqiya|Ifriqiyah]]h, [[Musa bin NusairNushair]], bergabung dengan Tariq bin Ziyad dan melancarkan kampanye militer ke kota-kota maupun benteng-benteng di Hispania. Beberapa di antaranya dapat direbut pada tahun 712, misalnya kota [[Mérida, Spanyol|Mérida]], [[Córdoba, Spanyol|Kordoba]], [[Zaragoza]], dan mungkin juga kota [[Toledo, Spanyol|Toledo]], tetapi kebanyakan dikuasai melalui perjanjian dengan iming-iming otonomi, misalnya daerah kekuasaan [[Teodemir (Visigoth)|Teodomiro]] (daerah Tudmir) dan kota [[Pamplona]],<ref>{{cite book | author = Collins, Roger| year = 1989 | title = The Arab Conquest of Spain 710–797 | publisher = Blackwell |location = Oxford, Inggris / Cambridge, Amerika Serikat|isbn= 978-0-631-19405-7|pages=38–45}}</ref> mengingat jumlah prajurit Muslim yang menginvasi Hispania tidak lebih dari 60.000 orang.<ref>{{cite book|last=Fletcher|first=Richard|title=Moorish Spain|year=2006|publisher=Los Angeles: University of California Press|isbn=978-0-520-24840-3|page=[https://archive.org/details/moorishspain00rich/page/43 43]|url=https://archive.org/details/moorishspain00rich/page/43}}</ref>
 
=== Daulat Islam di Hispania ===
{{Main|Bangsa Berber dan agama Islam|Pemberontakan bangsa Berber|}}
Sesudah pemerintahan [[Emirat]] terbentuk di Hispania, kepala negara Khilafah Bani Umayah, [[Khalifah]] [[Al-Walid bin Abdul-Malik|Al Walid bin Abdul Malik]] mencopot banyak panglima Muslim yang berprestasi. Tariq bin Ziyad dipanggil pulang ke [[Damsyik]] dan diganti dengan Musa bin NusairNushair. Putra Musa, [[Abdul Aziz bin Musa bin Nushair|Abdul Aziz bin Musa]], memperistri [[Egilona]], janda Raja [[Roderikus|Rodrigo]], dan membentuk pemerintahan daerah di [[Sevilla|Seviya]]. Ia dicurigai tunduk di bawah kendali istrinya serta didakwa berniat masuk Kristen dan berencana makar. Kecurigaan dan dakwaan tersebut agaknya membuat Khalifah Al Walid I khawatir sehingga memerintahkan agar Abdul AzisAziz dibunuh. Khalifah Al Walid mangkat pada tahun 715 dan digantikan adiknya, [[Sulaiman bin Abdul-Malik|Sulaiman bin Abdul Malik]]. Agaknya Khalifah Sulaiman menghukum Musa bin NusairNushair, yang wafat saat berhaji pada tahun 716. Pada akhirnya yang menjadi ''Wali'' (wali negeri) Al Andalus adalah [[Ayyub bin Habib al-Lakhmi|Ayub bin Habibul Lakhmi]], saudara sepupu Abdul Aziz bin Musa.
 
Perusak persatuan pasukan Muslim di Hispania adalah ketegangan etnis antara bangsa Berber dan bangsa Arab.<ref>[[Chris Lowney]], ''A Vanished World: Muslims, Christians, and Jews in Medieval Spain'', (Oxford University Press, 2005), 40.</ref> Bangsa Berber adalah bangsa pribumi Afrika Utara yang belum lama memeluk agama Islam. Bangsa Berber berjasa memasok sebagian besar prajurit Muslim yang menginvasi Hispania, tetapi merasa didiskriminasi bangsa Arab.<ref>Roger Collins, ''Early Medieval Spain'', (St.Martin's Press, 1995), 164.</ref> Konflik internal laten ini mengancam keutuhan negara Khilafah Bani Umayah. Pada tahun 719, angkatan perang Bani Umayah mendarat di Hispania dan bergerak ke utara melintasi Pegunungan Pirenia. [[Ardo]], raja Visigoth terakhir di Jazirah Iberia, melawan dan menghambat pergerakan angkatan perang gabungan Berber-Arab itu di Septimania sampai tahun 720.<ref>{{cite book | author = Collins, Roger| year = 1989 | title = The Arab Conquest of Spain 710–797 | publisher = Blackwell |location = Oxford, Inggris / Cambridge, Amerika Serikat|isbn= 978-0-631-19405-7|page=45}}</ref>
 
Sesudah orang Moro berhasil menaklukkan sebagian besar Jazirah Iberia dan membentuk Emirat Al Andalus, angkatan perang Bani Umayah mengalami kekalahan besar dalam [[Pertempuran Toulouse (721)|Pertempuran Toulouse]] sehingga terpaksa menghentikan pergerakan ke utara untuk sementara waktu. [[Odo Agung]], Adipati Aquitania, mengawinkan putrinya dengan [[Munuza|Usman bin Naisa]], pemberontak asli Berber yang menguasai daerah [[Cerdanya]], demi mengamankan perbatasan selatan negerinya agar dapat leluasa membendung serangan [[Karl Martell|Karel Martel]] di perbatasan utara. Meskipun demikian, [[Abdurrahman Al-Ghafiqi|Abdurrahman Al Ghafiqi]], Emir Al Andalus yang terakhir, dalam [[Ekspedisi hukuman|ekspedisi penghukuman]] besar-besaran yang dipimpinnya, berhasil mengalahkan sekaligus menewaskan Usman. Emir Abdurrahman selanjutnya memimpin ekspedisi militer ke utara lewat bagian barat [[Pegunungan Pirenia]] sambil melancarkan aksi penjarahan sampai ke [[Bordeaux]], dan mengalahkan Adipati Odo dalam [[Pertempuran Sungai Garona]] pada tahun 732.
 
Dalam keadaan putus asa, Adipati Odo meminta pertolongan musuh besarnya, Karel Martel. Pada tahun itu juga, angkatan perang gabungan Franka-Aquitania di bawah pimpinan Karel Martel maju melawan dan mengalahkan angkatan perang Bani Umayah dalam [[Pertempuran Tours|Pertempuran Poitiers]] yang merenggut nyawa Emir Abdurrahman. Sekalipun mulai menyusut, wilayah kekuasaan orang Moro terus eksis di Jazirah Iberia sampai 760 tahun kemudian.
Baris 49:
[[File:Don Pelayo.jpg|thumb|Patung Don Pelayo di Covadonga.]]
[[File:Escudo de Alcanadre-La Rioja.svg|thumb|upright=0.9|Lambang kota [[Alcanadre]], Provinsi [[La Rioja]], bergambar [[Maure|kepala orang Moro yang dipancung]]]]
Keputusan Emir [[Anbasah bin Suhaim al-Kalbi|Anbasa bin Suhaimul Kalbi]] untuk menaikkan pajak secara drastis memicu timbulnya beberapa kali pemberontakan di Al Andalus. Emir-emir sesudah Anbasa yang tidak lagi sekuat pendahulu mereka bahkan tidak berdaya memadamkan pemberontakan-pemberontakan tersebut. Sekitar tahun 722, Emirat Al Andalus melancarkan ekspedisi militer ke utara menjelang akhir musim panas dalam rangka memadamkan pemberontakan yang dipimpin [[Pelayo dari Asturias|Don Pelayo]]. Historiografi tradisional menjadikan kemenangan Don Pelayo [[Pertempuran Covadonga|di Covadonga]] sebagai tonggak permulaan sejarah ''Reconquista''.
 
Meskipun tergolong negara kecil, dua kerajaan di utara Jazirah Iberia, Navara<ref>{{cite book | author = Collins, Roger| year = 1989 | title = The Arab Conquest of Spain 710–797 | publisher = Blackwell |location = Oxford, Inggris / Cambridge, Amerika Serikat|isbn= 978-0-631-19405-7|page=181}}</ref> dan Asturias, ternyata mampu mempertahankan kemerdekaannya. Karena para penguasa Bani Umayah di [[Córdoba, Spanyol|Kordoba]] tidak mampu melebarkan kekuasaan melewati Pegunungan Pirenia, kedua kerajaan ini akhirnya sepakat untuk menyatukan kekuatan tempurnya. Angkatan perang gabungan Arab-Berber secara berkala berusaha menerobos wilayah Asturias, tetapi wilayah itu merupakan kawasan ''cul-de-sac'' di pinggiran Dunia Islam yang penuh kesukaran pada masa perang dan tidak begitu menarik untuk dikuasai.<ref>{{cite book | author = Collins, Roger| year = 1989 | title = The Arab Conquest of Spain 710–797 | publisher = Blackwell |location = Oxford, Inggris / Cambridge, Amerika Serikat|isbn= 978-0-631-19405-7|page=156}}</ref>
Baris 58:
 
=== Keterlibatan bangsa Franka di Al Andalus ===
{{Main|Invasi BaniUmayyah Umayah kedi Galia|Marca Hispanica}}
Sesudah jantung wilayah kerajaan bangsa Visigoth di Jazirah Iberia berada di dalam cengkeraman Khilafah Bani Umayah, pasukan Muslim melanjutkan pergerakan ke utara melewati Pegunungan Pirenia dan sedikit demi sedikit menguasai daerah [[Septimania]], dimulai dengan merebut kota [[Narbonne]] pada tahun 719 dan akhirnya tuntas sesudah [[Carcassonne]] dan [[Nîmes]] dapat dikuasai pada tahun 725. Dengan menjadikan Narbonne sebagai pangkalan militer, pasukan Muslim berusaha menaklukkan [[Aquitaine|negeri Aquitania]], tetapi mengalami kekalahan telak dalam [[Pertempuran Toulouse (721)|Pertempuran Toulouse]].<ref name="Lewis AR 20-33">{{cite book|title=The Development of Southern French and Catalan Society, 718–1050|last=Lewis|first=Archibald R.|author-link=Archibald Ross Lewis|year=1965|publisher=The University of Texas Press|pages=20–33|access-date=28 Oktober 2017|url=http://libro.uca.edu/lewis/sfcatsoc.htm|archive-url=https://web.archive.org/web/20171211183903/http://libro.uca.edu/lewis/sfcatsoc.htm|archive-date=11 Desember 2017|url-status=live}}</ref>
 
Sepuluh tahun sesudah membendung gerak maju pasukan Muslim ke utara, [[Odo Agung]], Adipati Aquitania, mengawinkan putrinya dengan [[Munuza|Usman bin Naisa]], tokoh Berber pemberontak yang menguasai daerah [[Cerdanya]] (bahkan mungkin juga seluruh daerah yang sekarang disebut [[Katalunya]]), dengan maksud mengamankan perbatasan selatan Aquitania agar ia dapat leluasa membendung serangan [[Karl Martell|Karel Martel]] di utara. Meskipun demikian, [[Abdurrahman Al-Ghafiqi|Abdurrahmah Al Ghafiqi]], Emir Al Andalus yang terakhir, lewat [[ekspedisi hukuman|ekspedisi penghukuman]] besar-besaran yang dipimpinnya, berhasil mengalahkan sekaligus menewaskan Usman bin Naisa.<ref name="Lewis AR 20-33"/>
 
==== Pipin Muda dan Karel Agung ====
Sesudah mengusir pasukan Muslim [[Pengepungan Narbonne (752-759)|dari Narbonne pada tahun 759]] dan memaksa mereka mundur kembali ke selatan, Raja Franka dari wangsa Karoling, [[Pippin yang Pendek|Pipin Muda]], menaklukkan Aquitania lewat peperangan sengit selama delapan tahun. Meneruskan kebijakan ayahnya, Karel Agung menundukkan Aquitania dengan cara membentuk daerah-daerah kabupaten, bersekutu dengan Gereja, dan mengangkat bupati-bupati asli Franka atau Burgundia, misalnya dengan mengangkat [[Guilhèm dari Gellone|Guilelmus dari Gellone]] menjadi Bupati [[Toulouse]] dan menjadikan kota itu sebagai pangkalan bagi pelancaran ekspedisi-ekspedisi militer melawan Al Andalus.<ref name="Lewis AR 20-33"/> Karel Agung memutuskan untuk membentuk sebuah kerajaan bagian bernama [[Marca Hispanica]] dengan wilayah yang mencakup sebagian daerah [[Katalunya]] sekarang ini. Marca Hispanica didirikan untuk memantau gerak-gerik Aquitania sekaligus mencegah pasukan Muslim menerobos perbatasan selatan [[Kekaisaran Karoling|wilayah kedaulatan wangsa Karoling]]. Pada tahun 781, [[Ludwig yang Saleh|Ludovikus]], putra Karel Agung yang baru berumur tiga tahun, dinobatkan menjadi Raja [[Aquitaine|Aquitania]] di bawah bimbingan Guilelmus daro Gellone, orang kepercayaan Karel Agung. Ludovikus secara nominal ditugaskan merintis Marca Hispanica.<ref name="Lewis AR 20-33"/>
 
Sementara itu, pendaulatan ujung selatan Al Andalus oleh [[Abdurrahman I]] pada tahun 756 ditentang [[Yusuf bin Abdurrahman al-Fihri|Yusuf bin Abdurrahman]], wali negeri otonom (''[[wāli]]'') atau raja (''malik'') Al Andalus. Abdurrahman I mengusir Yusuf dari Kordoba,<ref>{{cite book | author = Collins, Roger| year = 1989 | title = The Arab Conquest of Spain 710–797 | publisher = Blackwell |location = Oxford, Inggris / Cambridge, Amerika Serikat|isbn= 978-0-631-19405-7|pages=118–126}}</ref> tetapi perlu waktu berpuluh-puluh tahun baginya untuk melebarkan kekuasaan ke daerah-daerah di bagian barat laut Al Andalus. Abdurrahman juga ditentang [[Kekhalifahan Abbasiyah|Khilafah Bani Abas]] di Bagdad yang berulang kali gagal menundukkannya. Pada tahun 778, angkatan perang Abdurrahman bergerak memasuki lembah Ebro. Para menak setempat memutuskan untuk meminta pertolongan bangsa Franka. Menurut [[Ali bin al-Athir|Ali bin Al Athir]], sejarawan Kurdi yang hidup pada abad ke-12, Karel Agung menerima duta-duta yang diutus [[Sulaiman Al Arabi]], Husain, dan [[Abu Taur dari Huesca|Abu Taur]] dalam sidang raya kekaisaran di Paderborn pada tahun 777. Para penguasa [[Zaragoza]], [[Girona]], [[Barcelona]], dan [[Huesca]] tersebut adalah musuh-musuh Abdurrahman. Mereka berjanji akan berprasetia kepada Karel Agung jika diberi bantuan militer.<ref name="Collins, Roger 1989 177–181">{{cite book | author = Collins, Roger| year = 1989 | title = The Arab Conquest of Spain 710–797 | publisher = Blackwell |location = Oxford, Inggris / Cambridge, Amerika Serikat|isbn= 978-0-631-19405-7|pages=177–181}}</ref>
 
[[File:Spain Reconquista cities.png|thumb|''Reconquista'' kota-kota utama (menurut tahun)]]
Baris 95:
Di Hispania pada Abad Pertengahan Awal, baju perang jamak terbuat dari kulit samakan dan sisik-sisik besi. Pelindung kepala terdiri atas tudung halkah dan ketopong bundar yang dilengkapi tameng hidung (dipengaruhi bentuk ketopong bangsa [[Viking]] yang menyerbu Hispania pada abad ke-8 dan ke-9). Perisai lazimnya berbentuk bundar atau oval bengkok seperti ginjal, kecuali perisai berbentuk layang-layang yang digunakan para kesatria kerajaan. Perisai-perisai tersebut biasanya terbuat dari kayu berlapis kulit samakan yang dihiasi corak-corak hias geometris, gambar salib, atau jumbai-jumbai.
 
Pedang-pedang baja merupakan senjata yang paling umum. Kavaleri menggunakan pedang panjang bermata dua, sementara infantri menggunakan pedang pendek bermata satu. Ganja pedang berbentuk setengah lingkaran atau persegi panjang, dan selalu dihiasi corak-corak hias geometris. Panjang gagang tombak dan lembing dapat mencapai 1,5 meter, dansementara matanya terbuat dari besi. Kapak ganda, yang terbuat dari besi dengan panjang 30 &nbsp;cm dengan mata yang diasah tajam, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai senjata lempar maupun alat bacok dalam pertarungan jarak dekat. Meskipun tidak lazim digunakan, gada dan palu termasuk senjata-senjata peninggalan zaman ''Reconquista'' dan diduga digunakan oleh prajurit-prajurit kavaleri.
 
Prajurit bayaran merupakan salah satu faktor penting, karena banyak raja tidak memiliki cukup banyak prajurit. Laskar [[suku bangsa Norse|Orang Utara]], penombak [[suku Flandria|Flandria]], kesatria Franka, pemanah berkuda Moro, dan kavaleri ringan Berber adalah laskar-laskar bayaran utama yang dapat dimanfaatkan pada masa itu.
Baris 105:
Perisai-perisai berbentuk bundar atau segitiga, terbuat dari kayu, dilapisi kulit samakan, dan dilindungi sabuk-sabuk besi. Perisai para kesatria dan kaum menak dihiasi gambar lambang keluarga masing-masing. Para kesatria dapat berkendara dengan cara Muslim (''a la jineta''), yakni dengan sanggurdi pendek dan lutut tertekuk (seperti cara duduk joki sekarang ini) yang meningkatkan laju dan daya kendali, maupun dengan cara Prancis (''a la brida''), yakni dengan sanggurdi panjang dan kaki terulur (seperti cara berkendara kavaleri modern) yang membuat penunggangnya sukar dijatuhkan dari pelana pada saat berlaga selaku prajurit kavaleri berat. Adakalanya tubuh kuda juga dilindungi dengan mantel halkah.
 
Sekitar abad ke-14 dan ke-15, kavaleri berat dijadikan pasukan utama, dan mencakupterdiri atas kesatria-kesatria berzirah lengkap.
 
== Negara-negara Kristen di utara Jazirah Iberia ==
Baris 132:
Sementara itu, negara [[Khilafah Kordoba]] tumbuh semakin kuat dan mulai memerangi Leon. Raja Ordoño bersekutu dengan Navara melawan Khalifah Abdurrahman III, tetapi mengalami kekalahan dalam [[Pertempuran Valdejunquera]] pada tahun 920. Selama 80 tahun selepas kekalahan tersebut, Kerajaan Leon didera perang saudara, serangan orang Moro, intrik internal dan pembunuhan tokoh-tokoh penting, serta kemerdekaan parsial Galisia dan Kastila, yang membuat usaha penaklukan kembali harus ditangguhkan dan angkatan perang Kristen menjadi lemah. Baru pada abad berikutnya umat Kristen mulai memandang usaha-usaha pernaklukan mereka sebagai bagian dari perjuangan jangka panjang memulihkan kesatuan kerajaan bangsa Visigoth.
 
Satu-satunya masa penuh harapan bagi Leon pada kurun waktu tersebut adalah masa pemerintahan [[Ramiro II dari León|Raja Ramiro II]]. Bersama-sama [[Fernán González dari Kastila|Bupati Kastila, Fernán González]], beserta para ''caballeros villanos''-nya, Raja Ramiro mengalahkan Khalifah [[Abdurrahman III]] di [[Pertempuran Simancas|Simancas]] pada tahun 939. Kalifah melarikan diri bersama pasukan pengawalnya, sementara angkatan perang Kordoba selebihnya habis ditumpasdihancurkan. Seusai Pertempuran Simancas, Ramiro menganugerahkan kemerdekaan kepada Kastila sebagai balas jasa Bupati Fernán González, dan serbuan-serbuan orang Moro terhenti sampai [[Muhammad_bin_Abi_Amir_AlMuhammad bin Abi Amir Al-Mansur|Al Mansyur]] mulai melancarkan kampanye-kampanye militernya. Seluruh wilayah Leon, Asturias, dan Galisia akhirnya dikuasai kembali pada tahun 1002 oleh [[Alfonso V dari León|Raja Alfonso V]]. Di lain pihak, Kerajaan Navara tetap utuh sekalipun digempur Al Mansyur.
 
Penaklukan Leon oleh Kastila tidak mencakup Galisia, yang dibiarkan merdeka untuk sementara waktu sesudah kemunduran Leon. sekitar tahun 1038, Galisia akhirnya ditaklukkan Kerajaan Navarra (oleh [[Fernando yang Agung|Fernando]], putra [[Sancho III dari Navarra|Sancho Agung]]). Kemerdekaan yang berlangsung singkat tersebut berarti Galisia tetap merupakan sebuah kerajaan yang tunduk di bawah Kerajaan Leon. Inilah sebabnya Galisia menjadi bagian dari negara Spanyol, bukan Portugal. Raja-raja selanjutnya menyandang gelar Raja Galisia dan Leon, alih-alih Raja Leon saja, karena kedua kerajaan tersebut tidak disatukan, tetapi diperintah secara terpisah oleh satu orang raja saja.
Baris 138:
=== Kerajaan Kastila (tahun 1037–1230) ===
{{Main|Kerajaan Kastila}}
[[File:Alfonso VI reconquista Toledo.JPG|thumb|TegelUbin keramik bergambar peristiwa penaklukan Toledo oleh [[Alfonso VI dari Kastilia|Raja Alfonso VI]]]]
[[Fernando I dari León|Fernando I dari Leon|Fernando I]] adalah raja yang memerintah Leon pada pertengahan abad ke-11. Ia menaklukkan [[Coimbra]] dan memerangi negara-negara [[Muluk ath-Thawaif|Mulukut Thawaif]]. Ia kerap menuntut negara-negara itu membayar upeti yang disebut [[parias]]. Strategi Fernando adalah terus-menerus memeras parias sampai negara-negara Mulukut Thawaif menjadi lemah secara militer maupun finansial. Ia juga merepopulasi daerah-daerah perbatasan dengan sejumlah besar ''fueros''. Sesuai adat-istiadat Navara, menjelang ajalnya pada tahun 1064, Fernando membagi-bagi wilayah kekuasaannya kepada putra-putranya. Karena ingin menyatukan kembali seluruh wilayah kekuasaan ayahnya, [[Sancho II dari Kastila|Raja Sancho II]] memerangi saudara-saudaranya. Kawan seperjuangannya adalah seorang menak muda bernama Rodrigo Díaz, yang kemudian hari terkenal dengan julukan [[El Cid|El Cid Campeador]] (Sayid Juara). Sewaktu mengepung [[Zamora (Spanyol)|Zamora]] pada tahun 1072, Sancho tewas dibunuh seorang pengkhianat bernama Bellido Dolfos atau Vellido Adolfo. Adik Sancho, [[Alfonso VI dari Kastilia|Alfonso VI]], mengambil alih pemerintahan Leon, Kastila, dan Galisia.<!--
 
Raja Alfonso VI thealias Alfonso BravePemberani gavememberi morelebih powerbanyak tokewenangan thekepada ''fueros'' andserta repopulatedmerepopulasi [[Segovia]], [[Ávila (provinceprovinsi)|Ávila]], anddan [[Salamanca]]. Once heSesudah hadmengamankan securedbatas-batas thewilayah BordersKastila, Kingia Alfonso conquered the powerfulmenaklukkan [[Taifa ofThaifah Toledo|Taifanegara kingdomthaifah ofdi Toledo]] inpada tahun 1085. [[Toledo, SpainSpanyol|Toledo]], whichbekas wasibu thekota formerkerajaan capitalbangsa of the VisigothsVisigoth, wasadalah akota veryyang importantsangat landmarkterpandang, andsehingga aksi penaklukan thetersebut conquestmembuat madenama Alfonso renownedtermasyhur throughoutke theseluruh ChristianDunia worldKristen. HoweverMeskipun demikian, this "conquestpenaklukan" wasini conductedsesungguhnya rather gradually,terjadi andsedikit mostlydemi peacefullysedikit, duringlebih thebanyak courselewat ofjalan severaldamai, decades.dan Itberlangsung wasselama notbeberapa untildasawarsa. afterToledo sporadicbaru andbenar-benar consistenttakluk population resettlements had taken place that Toledosesudah wasdirepopulasi decisivelywarga conqueredKristen.
 
Alfonso VI adalah kepala monarki yang memilih untuk memahami jalan pikiran raja-raja thaifah dan memprakarsai usaha-usaha diplomasi yang belum pernah dilakukan sebelumnya untuk meraih kemenangan politik sebelum menggunakan cara-cara kekerasan. Ia menyandang gelar ''[[Imperator totius Hispaniae]]'' (Kaisar Seluruh [[Hispania]], maksudnya seluruh kerajaan Kristen di Jazirah Iberia, bukan hanya negara Spanyol sekarang ini). Kebijakan Alfonso yang lebih agresif terhadap negara-negara thaifah menimbulkan kekhawatiran para kepala negaranya. Mereka akhirnya meminta pertolongan kaum [[Murabithun|Murabatin]] dari Afrika.
Alfonso VI was first and foremost a tactful monarch who chose to understand the kings of taifa and employed unprecedented diplomatic measures to attain political feats before considering the use of force. He adopted the title ''[[Imperator totius Hispaniae]]'' ("Emperor of all [[Hispania]]", referring to all the Christian kingdoms of the Iberian Peninsula, and not just the modern country of Spain). Alfonso's more aggressive policy towards the taifas worried the rulers of those kingdoms, who called on the African [[Almoravid]]s for help.
 
=== Kerajaan Navara (tahun 824–1620) ===
{{Main|Kerajaan Navara}}
[[Kerajaan Pamplona]] terletak di kedua sisi Pegunungan Pirenia di tepi Samudra Atlantik. Kerajaan ini terbentuk ketika Íñigo Arista, tokoh masyarakat setempat, memimpin pemberontakan melawan pemerintah penjajah Franka dan dipilih atau dimasyhurkan sebagai raja di Pamplona pada tahun 824, sehingga terbentuklah sebuah kerajaan yang ketika itu mau tidak mau harus bersekutu dengan kaum kerabat Íñigo yang beragama Islam, yakni [[Bani Qasi]], keluarga [[muwallad|muwalad]] yang berkuasa di Tudela.
The [[Kingdom of Pamplona]] primarily extended along either side of the Pyrenees on the Atlantic Ocean. The kingdom was formed when local leader Íñigo Arista led a revolt against the regional Frankish authority and was elected or declared King in Pamplona (traditionally in 824), establishing a kingdom inextricably linked at this stage to their kinsmen, the [[muwallad]] [[Banu Qasi]] of Tudela.
 
Kerajaan Pamplona relatif lemah sampai awal abad ke-11, tetapi mulai tampil mengemuka sesudah [[Sancho III dari Pamplona|Sancho Agung]] (1004–1035) naik takhta. Pada masa pemerintahannya, luas wilayah Kerajaan Pamplona meningkat pesat, bahkan menelan wilayah Kastila, Leon, dan daerah-daerah yang kelak menjadi wilayah Kerajaan Aragon. Selain itu Kerajaan Pamplona juga mencaplok kabupaten-kabupaten kecil yang kemudian hari bersatu membentuk negara [[Kepangeranan Katalunya]]. Ekspansi besar-besaran ini juga melahirkan kemerdekaan daerah Galisia dan kedaulatan atas daerah [[Gascogne|Gaskonia]].
Although relatively weak until the early 11th century, Pamplona took a more active role after the accession of [[Sancho III of Pamplona|Sancho the Great]] (1004–1035). The kingdom expanded greatly under his reign, as it absorbed Castile, Leon, and what was to be Aragon, in addition to other small counties that would unite and become the [[Principality of Catalonia]]. This expansion also led to the independence of Galicia, as well as gaining overlordship over [[Gascony]].
 
Meskipun demikian, pada abad ke-12, wilayah Kerajaan Pamplona menyusut kembali seperti sediakala, dan pada tahun 1162, [[Sancho VI dari Navarra|Raja Sancho VI]] menyatakan diri sebagai [[Kerajaan Navarra|Raja Navara]]. Sepanjang permulaan sejarahnya, Kerajaan Navara berulang kali melakukan perlawanan terhadap usaha kekaisaran wangsa Karoling untuk menjajahnya. Perlawanan-perlawanan yang tidak seberapa besar tersebut menjadi unsur utama yang mewarnai sejarah Kerajaan Navara sampai tahun 1513.
In the 12th century, however, the kingdom contracted to its core, and in 1162 King [[Sancho VI of Navarre|Sancho VI]] declared himself [[Kingdom of Navarre|king of Navarre]]. Throughout its early history, the Navarrese kingdom engaged in frequent skirmishes with the Carolingian Empire, from which it maintained its independence, a key feature of its history until 1513.-->
 
=== Kerajaan Aragon (tahun 1035–1706) ===
{{Main|Kerajaan Aragon|Kabupaten Barcelona|Kerajaan ValenciaValensia|Kerajaan MallorcaMayorka|Mahkota Aragon}}
[[File:Jaume I, Cantigas de Santa Maria, s.XIII.jpg|thumb|Orang Moro minta perkenanan [[Chaime I dari Aragon|Raja Jaime I]]]]
 
Kerajaan Aragon bermula sebagai pecahan Kerajaan Navara. Kerajaan ini terbentuk ketika [[Sancho III dari Navarra|Raja Sancho III]] memutuskan untuk membagi wilayah kekuasaannya yang luas kepada semua putranya. Wilayah Aragon diberikan kepada [[Ramiro I dari Aragon|Ramiro]], anak haramnya. Kerajaan Aragon dan Kerajaan Navara beberapa kali diperintah sekaligus oleh satu orang raja saja sampai dengan kemangkatan Raja [[Alifonso I dari Aragon|Alfonso el Batallador]] (Alfonso Pejuang) pada tahun 1135.<!--
 
InAhli 1137waris theperempuan heiressKerajaan of theAragon kingdomkawin married thedengan [[count ofBupati Barcelona]], andpada theirtahun son1137. Putra mereka, [[Alfonso II dari Aragon|Alfonso II]], ruledmenjadi fromkepala pemerintahan seluruh wilayah Kerajaan Aragon dan Kabupaten Barcelona sejak tahun 1162. thePemerintahan combinedyang possessionsmenaungi ofseluruh hiswilayah parents,Kerajaan resultingAragon indan whatBupati modernBarcelona historiansinilah callyang thedisebut para sejarawan modern sebagai [[Crown ofMahkota Aragon]].
 
Pada abad-abad selanjutnya, Mahkota Aragon menaklukkan sejumlah negeri di Jazirah Iberia maupun negeri-negeri lain di kawasan sekitar Laut Tengah, antara lain [[Kerajaan Valensia]] dan [[Kerajaan Mallorca|Kerajaan Mayorka]]. [[Chaime I dari Aragon|Raja Jaime I]] alias Jaime Penakluk, meluaskan wilayah kekuasaannya ke utara, selatan, maupun timur. Jaime Penakluk juga menandatangani [[Perjanjian Corbeil (1258)|Perjanjian Corbeil]] tahun 1258, yang melepaskannya dari ikatan pengabdian kepada Raja Prancis.
In the following centuries, the Crown of Aragon conquered a number of territories in the Iberian peninsula and the Mediterranean, including the [[kingdom of Valencia]] and the [[kingdom of Mallorca]]. [[James I of Aragon]], also known as James the Conqueror, expanded his territories to the north, south and east. James also signed the [[Treaty of Corbeil (1258)]], which released him from the nominal suzerainty of the King of France.
 
Pada awal masa pemerintahannya, Jaime Penakluk berusaha menyatukan Mahkota Aragon dan Mahkota Navara lewat perjanjian dengan Raja Navara, [[Sancho VII dari Navarre|Sancho VII]], yang tidak dikaruniani keturunan. Para menak Navara tidak bersedia diperintah Jaime dan memilih Bupati Sampanye, [[Thibaut I dari Navarra|Teobaldo]], menjadi Raja Navara.
Early in his reign, James attempted to reunite the Aragonese and Navarrese crowns through a treaty with the childless [[Sancho VII of Navarre]]. But the Navarrese nobles rejected him, and chose [[Theobald IV of Champagne]] in his stead.
 
Kemudian hari Raja Aragon, [[Fernando II dari Aragon|Raja Fernando II]], kawin dengan Ratu Kastila, [[Isabel dari Kastila|Isabel I]], sehingga terjadi penyatuan dua wangsa yang pada akhirnya melahirkan negara [[Spanyol]] modern, sesudah [[Kerajaan Navarra|daerah Navara Atas]] (wilayah Kerajaan Navara di sebelah selatan Pegunungan Pirenia) dan [[Kerajaan Granada]] ditaklukkan.
Later on, [[Ferdinand II of Aragon]], married [[Isabella of Castile]], leading to a dynastic union which eventually gave birth to modern [[Spain]], after the conquest of Upper [[kingdom of Navarre|Navarre]] (Navarre south of the Pyrenees) and the [[kingdom of Granada]].-->
 
=== Kerajaan Portugal (tahun 1139–1910) ===
{{Main|Kerajaan Portugal}}
[[File:GeraldoGeraldesSemPavor.jpg|thumb|left|upright=0.8|Patung [[Geraldo Si Megak|Geraldo Sem Pavor]] (Geraldo Si Megak), pahlawan rakyat Portugis, mengacungkan kepala orang Moro]]
Pada tahun 1139, sesudah menang telak darimelawan pasukan [[Murabitun|Al Murabatin]] dalam [[Pertempuran Ourique]], [[Afonso Henriques]] dimasyhurkan sebagai [[Daftar kepala monarki Portugis|Raja Portugal]] yang pertama oleh pasukannya. Menurut legenda, jasa-jasa besar Afonso diumumkan Kristus dari langit, oleh karena itu ia menggelar [[Cortes Portugal|''Cortes de Portugal'']] (Sidang Raya Portugal) yang pertama di [[Lamego]] dan dinobatkan menjadi Raja Portugal oleh [[Uskup Agung Braga]]. Di dalam [[Perjanjian Zamora]] tahun 1143, [[Alfonso VII dari León dan Kastila|Alfonso VII, Raja Leon dan Kastila]], mengakui kemerdekaan bangsa Portugis dari Kerajaan Leon.
 
Pada tahun 1147, Portugal [[Penaklukan Santarém|mendaulat kota Santarém]], dan berhasil merebut kota [[Pengepungan Lisboa |Lisboa]] tujuh bulan kemudian. Melalui [[bulla kepausan|bula]] [[Manifestis Probatum]], [[Paus Aleksander III]] mengakui Afonso Henriques sebagai Raja Portugal pada tahun 1179.
 
Dengan diakuinya [[Portugal]] sebagai negara merdeka oleh negara-negara tetangganya, [[Afonso Henriques]] dan para penggantinya, dengan bantuan [[Perang Salib|Laskar Salib]], [[Kesatria Kenisah|Tarekat Kesatria Haikal]], dan [[Bintang Aviz|Tarekat Aviz]] atau [[Ordo Santiago da Espada|Tarekat Santo Yakobus]], menyingkirkan [[Moor|orang Moro]] sampai ke [[Algarve]] di pesisir selatan Portugal. Sesudah beberapa kali melancarkan kampanye militer, perjuangan bangsa Portugis dalam ''Reconquista'' dituntaskan dengan merebut Algarve pada tahun 1249. Seluruh Portugal akhirnya dapat ditundukkan di bawah pemerintahan [[Afonso III dari Portugal|Raja Afonso III]], dan beragam kelompok keagamaan, budaya, maupun etnis di negara itu lambat laun menjadi homogen.
Baris 180:
Wilayah kedaulatan bangsa Portugis seusai ''Reconquista'' adalah sebuah wilayah Kristen Katolik. Meskipun demikian, [[Denis dari Portugal|Raja Denis]] memerangi [[Mahkota Kastila|Kastila]] demi merebut kota [[Serpa]] dan kota [[Munisipalitas Moura|Moura]]. Seusai perang singkat ini, Denis menghindari peperangan. Pada tahun 1297, Denis dan [[Fernando IV dari Kastilia|Fernando IV, Raja Kastila]], menandatangani [[Perjanjian Alcanizes]] yang menetapkan garis-garis perbatasan kedua negara sebagaimana adanya sekarang ini.
 
Ketika Tarekat Kesatria Haikal diberangus di seluruh [[Eropa]] sesudah dinyatakan sebagai organisasi terlarang oleh [[Philippe IV dari Prancis|Raja Prancis]] dan [[Paus Klemens V|Sri Paus]] pada tahun 1312, Raja Denis mengubah Tarekat Kesatria Haikal cabang [[Tomar]] menjadi [[Ordo Kristus (Portugal)|Tarekat Kristus]] pada tahun 1319. Denis berkeyakinan bahwa aset-aset Tarekat Kesatria HaikatHaikal mesti tetap dikuasai suatu tarekat, bukannya diambil alih raja, lebih-lebih karena Tarekat Kesatria Haikal sudah berjasa membantu perjuangan ''Reconqista'' maupun usaha pembangunan kembali Portugal seusai perang
 
Pengalaman tempur yang didapatkan dari ''Reconquista'' sangat berguna dalam perang [[penaklukan Ceuta]], yang merupakan langkah pertama menuju pembentukan [[Imperium Portugal|kemaharajaan bangsa Portugis]]. Demikian pula perkenalan dengan [[Zaman Kejayaan Islam|teknik-teknik dan ilmu navigasi Muslim]] memampukan bangsa Portugis untuk [[Renaisans Portugis|menciptakan karya-karya inovatif di bidang pelayaran]] seperti [[karavel]], jenis kapal utama yang digunakan bangsa Portugis dalam pelayaran-pelayaran penjajakan mereka pada [[Zaman Penjelajahan Bangsa Eropa|Abad Penjelajahan bangsa Eropa]].<ref>{{cite book|last1=Hobson|first1=John M.|title=The Eastern Origins of Western Civilisation|date=2004|publisher=[[Cambridge University Press]]|isbn=9780521547246|page=141|url=https://books.google.com/books?id=KQN85hrJyT4C&pg=PA141|language=en}}</ref>
 
=== Lain-lain ===
Negara-negara Kristen yang kecil adalah [[Kerajaan Viguera]] (tahun 970–1005), [[Pertuanan Albarracín]] (tahun 1167–1300), dan [[:es:Señorío de Valencia|Kepangeranan ValenciaValensia]] (tahun 1094–1102).
 
== Sengketa internal di pihak Kristen ==
Bentrok-bentrok dan aksi-aksi penyerbuan di daerah Andalusia tidak mampu menyadarkan kerajaan-kerajaan Kristen agar berhenti saling memerangi maupun bersekutu dengan raja-raja Muslim. Sejumlah raja Muslim memperistri atau dilahirkan perempuan yang terlahir Kristen. Beberapa pahlawan Kristen, misalnya [[El Cid]], diupah raja-raja [[taifa|thaifah]] untuk berperang melawan negeri-negeri tetangga mereka. Bahkan pengalaman tempur El Cid yang pertama didapatkannya lewat keikutsertaan sebagai pejuang di pihak salah satu negara Islam dalam perang melawan salah satu negara Kristen. Dalam [[Pertempuran Graus]] tahun 1063, El Cid dan sejumlah tokoh Kastila lainnya berjuang di pihak [[Ahmad al-Muqtadir|Al Muqtadir]], [[Sultan]] [[Zaragoza]], melawan [[Ramiro I dari Aragon|Ramiro I, Raja Aragon]]. Malah pernah ada Perang Salib melawan raja Kristen lain di Hispania.<ref name="JosephCallaghan">Joseph O'Callaghan (2003). ''Reconquest and Crusade in Medieval Spain'', Philadelphia: University of Philadelphia Press. hlm. 62.</ref>
 
Sesudah [[Alfonso VIII]], Raja Kastila, mengalami kekalahan dalam [[Pertempuran Alarcos]], [[Alfonso IX]], Raja Leon, dan [[Sancho VII]], Raja Navara, menjalin persekutuan dengan [[Muwahhidun|negara Khilafah Muwahidin]] dan menginvasi Kastila pada tahun 1196. Pada akhir tahun itu, Raja Sancho VII menarik diri dari keikutsertaan di dalam perang tersebut karena ditekan Sri Paus. Pada awal tahun 1197, atas permintaan [[Sancho I dari Portugal|Sancho I]], Raja Portugal, [[Paus Selestinus III]] memaklumkan perang melawan Raja Alfonso IX, dan membebaskan rakyat Leon dari ikatan pengabdian kepada raja mereka, dengan mengumumkan bahwa "orang-orang di negerinya akan dilepaskan dari ikatan prasetia mereka maupun dari kedaulatannya atas kewenangan Takhta Apostolik."<ref name="JosephCallaghan" /> Raja Portugal, Raja Kastila, dan [[Kerajaan Aragon|Raja Aragon]] bersama-sama menginvasi Leon. Invasi tersebut, ditambah lagi dengan tekanan Sri Paus, berhasil memaksa Raja Alfonso IX untuk mengupayakan kesepakatan damai pada bulan Oktober 1197.
 
Pada tahun-tahun terakhir ''Al Andalus'', Kastila cukup mampu menaklukkan sisa-sisa Kerajaan [[Granada]], tetapi raja-raja Kastila memutuskan untuk menahan diri dan hanya menuntut pembayaran ''[[parias]]'' dari pihak Muslim. ''Parias'' dan perdagangan barang-barang buatan Granada merupakan saluran-saluran utama yang mengalirkan emas Afrika ke bumi Eropa pada Abad Pertengahan.
 
== Repopulasi warga Kristen di Hispania ==
{{Further|Demografi Abad Pertengahan|Repoblación}}
''Reconquista'' bukan sekadar perang dan usaha penaklukan, melainkan juga usaha [[kolonisasi|repopulasi]]. Raja-raja Kristen memindahkan rakyat mereka ke daerah-daerah yang ditinggalkan umat Muslim dengan maksud membentuk populasi yang dapat diberdayakan untuk mempertahankan daerah-daerah perbatasan. Daerah-daerah utama yang direpopulasi adalah daerah Lembah [[Sungai Douro]] (dataran tinggi utara), Lembah [[Ebro]] ([[La Rioja (Spanyol)|La Rioja]]), dan kawasan tengah [[Katalunya]]. Repopulasi daerah Lembah Sungai Douro berlangsung dua kali, yakni antara abad ke-9 sampai abad ke-10 di daerah tepi utara dengan menerapkan sistem "serobot" lahan (''presura''), dan antara abad ke-10 sampai abad ke-11 di daerah tepi selatan dengan sistem yang sama tetapi berbuntut pada penerbitan "piagam-piagam" penguasaan lahan (''[[foral|forais]]'' atau ''[[fueros]]''). ''Fueros'' bahkan digunakan pula di daerah sebelah selatan kawasan tengah Pegunungan Pirenia.
 
''Presura'' mengacu kepada kelompok tani yang berpindah melintasi daerah pegunungan dan menduduki lahan-lahan terlantar di daerah Lembah Sungai Douro. Undang-undang Asturias mendukung sistem ini, misalnya dengan mengaruniakan lahan kepada seorang petani seluas yang mampu digarap dan dipertahankannya sebagai milik pribadi. Tentu saja para menak rendahan maupun kaum rohaniwan di Asturias dan Galisia memberangkatkan rombongan-rombongan kawula tani mereka ke daerah-daerah yang akan direpopulasi. Tindakan tersebut melahirkan daerah-daerah hasil repopulasi yang sangat terfeodalisasi, misalnya di [[León (provinsi)|Leon]] dan Portugal. Tanah negeri Kastila yang gersang dengan padang-padangnya yang luas dan iklimnya yang tidak bersahabat hanya menarik kaum tani dari Biscay yang sudah tidak punya pilihan lain. Konsekuensinya, seluruh Kastila hanya diperintah satu orang bupati, dan membawahi daerah-daerah non-feodal yang didiami para petani [[wikt:freeman|preman]]. ''Presura'' juga muncul di Katalunya, yakni ketika Bupati Barcelona memerintahkan Uskup Urgell dan Bupati Gerona untuk merepopulasi padang-padang belantara di [[Vic]].
 
Mulai abad ke-10, banyak kota besar maupun kecil semakin mengemuka dan berkuasa seiring kegiatan dagang yang kembali ramai dan jumlah populasi yang terus bertambah. ''[[Fuero]]'' adalah [[piagam]] berisi hak-hak istimewa dan hak-hak kelola yang diberikan kepada semua orang yang merepopulasi sebuah kota. ''Fuero'' menjadi sarana untuk melepaskan diri dari [[sistem feodal]], karena ''fuero'' hanya dikeluarkan kepala negara. Oleh karena itu dewan pemerintah kota hanya tunduk kepada kepala negara, dan sebagai imbal baliknya diwajibkan menyiapkan ''auxilium'' (bala bantuan atau pasukan) bagi kepentingan kepala negara. Pasukan-pasukan kota kecil kemudian hari menjadi ''caballeros villanos''. ''Fuero'' pertama kali diterbitkan Bupati [[Fernán González]] bagi warga kota [[Castrojeriz]] pada era 940-an. Kota-kota kecil yang terkemuka di Hispania pada Abad Pertengahan memiliki ''fueros'', atau ''forais''. Di Navara, ''fuero'' menjadi sistem repopulasi utama. Pada abad ke-12, Aragon juga menerapkan sistem ini. Contohnya adalah ''fuero'' di [[Teruel]], salah satu ''fuero'' terakhir, yang diterbitkan pada awal abad ke-13.
 
Mulai pertengahan abad ke-13, tidak ada lagi piagam-piagam semacam itu, karena tidak ada lagi tekanan demografi dan sudah ditemukan cara-cara lain untuk melakukan repopulasi. ''Fuero'' terus menjadi piagam kota sampai abad ke-18 di Aragon, Valensia, dan Katalunya, dan sampai abad ke-19 di Kastila dan Navara. ''Fuero'' sangat dihargai pemegangnya. Mereka harus siap sedia untuk berangkat ke medan perang demi membela hak-hak mereka yang diatur di dalam piagam tersebut. Penghapusan ''fuero'' di Navara pada abad ke-19 merupakan salah satu faktor penyebab meletusnya [[Perang Carlistas]]. Sengketa-sengketa terkait sistem ''fuero'' di Kastila merupakan salah satu faktor penyulut [[Pemberontakan Comuneros|pemberontakan terhadap Raja Carlos I]].
 
== Kemunduran daulat Islam ==
=== Runtuhnya negara khilafah ===
[[File:Batalla del Puig por Marzal de Sas (1410-20).jpg|thumb|[[Pertempuran El Puig|Pertempuran]] di [[El Puig|El Puig de Santa Maria]] pada tahun 1237]]
Pada abad ke-9, bangsa Berber pulang ke Afrika Utara sesudah pemberontakan-pemberontakan berakhir. Banyak kepala pemerintahan kota-kota besar yang jauh dari ibu kota Kordoba sudah berancang-ancang mendirikan negara sendiri. Pada tahun 929, [[Keamiran Kordoba|Emir Kordoba]] ([[Abdurrahman III]]), pimpinan Bani Umayah, menyatakan diri sebagai [[khalifah]], lepas dari negara [[Kekhalifahan Abbasiyah|Khilafah Bani Abas]] yang berpusat di [[Bagdad]]. Ia mengambil alih seluruh kewenangan militer, agama, maupun politik, serta menata ulang angkatan bersenjata dan birokrasi.
 
Sesudah berhasil mengekang para kepala daerah pembangkang, Abdurrahman III mencoba menaklukkan kerajaan-kerajaan Kristen yang tersisa di Jazirah Iberia. Ia beberapa kali menyerang kerajaan-kerajaan Kristen dan berhasil mendesak mundur kerajaan-kerajaan tersebut ke seberang [[Pegunungan Cantabria]]. Cucu Abdurrahman kemudian hari menjadi pemimpin boneka di tangan [[Wazir]] [[Al-Mansur bin Abi Aamir|Al Mansyur]] (artinya "yang berjaya"). Wazir Al Mansyur sempat beberapa kali melancarkan kampanye militer ke [[Burgos]], Leon, [[Pamplona]], [[Barcelona]], dan [[Santiago de Compostela]] sebelum wafat pada tahun 1002.
 
== Catatan ==
Baris 193 ⟶ 217:
{{reflist|2}}
 
== BibliografiDaftar pustaka ==
* Bishko, Charles Julian, 1975. ''The Spanish and Portuguese Reconquest, 1095–1492'' in ''A History of the Crusades, vol. 3: The Fourteenth and Fifteenth Centuries'', edited by Harry W. Hazard, (University of Wisconsin Press) [http://digicoll.library.wisc.edu/cgi-bin/History/History-idx?type=header&id=History.CrusThree online edition]
* Fletcher, R. A. "Reconquest and Crusade in Spain c. 1050-1150", Transactions of the Royal Historical Society 37, 1987. pp.