Reconquista: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(35 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 11:
*{{IPA-ast|rekoŋˈkista|lang}}
*{{IPA-ca|rəkuŋˈkestə|lang}} <small>atau</small> {{IPA-ca|rekoŋˈkesta|}}, dieja ''Reconquesta''. Dalam bahasa sehari-hari juga dikenal dan dieja sebagai ''Reconquista'' (<small>dilafalkan</small> {{IPA-ca|rəkuŋˈkistə|}} <small>atau</small> {{IPA-ca|rekoŋˈkista|}}).
*{{IPA-eu|erekoŋkis̺ta|lang}}, dieja ''Errekonkista''}} ("penaklukan kembali") merupakan suatu periode dalam sejarah [[Iberia|Semenanjung Iberia]], yang mana meliputi rentang waktu sekitar 770 tahun antara tahap awal [[Penaklukan Umayyah di Hispania|penaklukan oleh kaum Islam]] pada tahun 710-an dan [[Perang Granada|jatuhnya Granada]], negara Islam terakhir di peninsulasemenanjung tersebut, untuk perluasan kerajaan-kerajaan Kristen pada tahun 1492. ''Reconquista'' berakhir sesaat menjelang penemuan [[benua Amerika]]—yaitu "[[Dunia Baru]]"—oleh bangsa Eropa, yang kemudian pada era tersebut menimbulkan imperium [[Imperium Spanyol|kolonial Spanyol]] dan [[Imperium Portugal|Portugal]].
 
Para sejarawan biasanya menandai permulaan ''Reconquista'' dengan [[Pertempuran Covadonga]] (tahun 718 atau 722), di mana sejumlah kecil pasukan Kristen yang dipimpin oleh bangsawan bernama [[Pelayo dari Asturias|Pelayo]] mengalahkan pasukan [[Kekhalifahan Umayyah]] di pegunungan Iberia utara dan mendirikan suatu kepangeranan Kristen di [[Kerajaan Asturias|Asturias]].
Baris 20:
Konsep penaklukan kembali Jazirah Iberia oleh umat Kristen pertama kali mengemuka pada akhir abad ke-9<ref name=CambridgeMedieval>{{cite book |title= The New Cambridge Medieval. History 1|last=McKitterick |first=Rosamond |author-link= Rosamond McKitterick |author2=Collins, R. |year= 1990 |publisher= Cambridge University Press |isbn= 9780521362924|page= 289|access-date=26 Juli 2012|url=https://books.google.com/books?id=ZEaSdNBL0sgC&pg=PA272}}</ref> di dalam ''[[Chronica Prophetica]]'' (883–884), karya tulis yang mengungkit kesenjangan budaya dan agama di antara umat Kristen dan umat Islam di Hispania serta menandaskan perlunya mengusir umat Islam sebagai wujud upaya memulihkan [[kerajaan Visigoth|kedaulatan bangsa Visigoth]] di wilayah yang direbut kembali.<ref name="EB2020">{{cite web |title=Spain – The rise of Castile and Aragon |url=https://www.britannica.com/place/Spain/The-rise-of-Castile-and-Aragon |website=Encyclopedia Britannica |access-date=16 Agustus 2020 |language=en|quote=Pada kurun waktu inilah tawarikh-tawarikh Kristen tertua mengenai Reconquista ditulis. Tawarikh-tawarikh tersebut dengan sengaja berusaha menunjukkan keterkaitan sejarah antara monarki Visigoth dan monarki Asturias. Dengan mengaku sebagai ahli waris sah kewenangan dan adat-istiadat bangsa Visigoth, para menak Asturias secara sadar menyatakan diri sebagai pihak yang bertanggung jawab merebut kembali negeri Hispania dari umat Islam}}</ref>
 
[[File:Almohad1200.png|thumb|270px|[[Muwahhidun|Negara KhilafatulKhilafah Muwahidin]] dan negara-negara tetangganya, termasuk kerajaan Kristen [[Kerajaan Portugal|Portugal]], [[Kerajaan León|Leon]], [[Kerajaan Kastila|Kastila]], [[Kerajaan Navarra|Navara]], dan [[Mahkota Aragon|Aragon]], sekitar tahun 1200]]
Para penguasa Kristen di Jazirah Iberia saling berseteru, demikian pula para penguasa Islam. Tidak jarang terjalin persekutuan di antara penguasa Islam dan penguasa Kristen,<ref name=CambridgeMedieval/> malah ada prajurit-prajurit bayaran beragama Kristen maupun Islam yang rela berperang bagi pihak mana pun yang sanggup membayar paling banyak tanpa pandang agama. Masa-masa itu sekarang dipandang sebagai kurun waktu penuh babak-babak panjang toleransi relatif dalam kehidupan beragama.<ref>María Rosa Menocal, ''The Ornament of the World: How Muslims, Jews and Christians Created a Culture of Tolerance in Medieval Spain'', Back Bay Books, 2003, {{ISBN|0316168718}}, dan baca juga artikel [[Abad keemasan kebudayaan Yahudi di Spanyol]].</ref> Meskipun demikian, pandangan tersebut sudah disanggah para sarjana.<ref>{{Cite book|title=The Myth of the Andalusian Paradise: Muslims, Christians, and Jews under Islamic Rule in Medieval Spain|last=Fernandez-Morera|first=Dario}}</ref><ref>{{Cite book|title=Caliphs and Kings: Spain, 796-1031|last=Collins|first=Roger}}</ref><ref>{{Cite book|title=Reconquest and Crusade in Medieval Spain|year=2004|url=https://archive.org/details/reconquestcrusad0000ocal|last=O'Callaghan|first=Joseph F.}}</ref>
 
Perang-[[perang Salib]], yang bermula jelang akhir abad ke-11, melahirkan ideologi religius Kristen tentang penaklukan kembali, bertentangan dengan ideologi [[jihad]] Muslim di [[Al-Andalus|Al Andalus]] yang dicetuskan para penguasa [[Murabithun|Al Murabatin]] dan digembar-gemborkan para khalifah [[Muwahhidun|Al Muwahidin]]. Dokumen-dokumen yang lebih awal dari abad ke 10 dan ke-11 nyata-nyata tidak memuat gagasan "penaklukan kembali".<ref>{{cite book|last=O'Callaghan|first=Joseph F.|title=Reconquest and Crusade in Medieval Spain|url=https://books.google.com/books?id=6fPSBQAAQBAJ&pg=PA18|access-date=23 Oktober 2017|year=2013|publisher=University of Pennsylvania Press|isbn=978-0-8122-0306-6|page=18}}</ref> Keterangan-keterangan tertulis tentang perseteruan Muslim-Kristen baru belakangan dimunculkan untuk mendukung gagasan tersebut, teristimewa ''[[Chanson de Roland]]'', versi fiksifiktif Prancis abad ke-11 dari [[Pertempuran Jalur Gunung Roncevaux|riwayat pertempuran di Jalur Roncevaux]] melawan [[Saracen|orang Sarasen]] Iberia ([[moor|orang Moro]]) yang diajarkan sebagai fakta sejarah di sekolah-sekolah Prancis sejak tahun 1880.<ref>{{cite journal|title='Pagans are wrong and Christians are right': Alterity, Gender, and Nation in the ''Chanson de Roland''|last=Kinoshita|first=Sharon|s2cid=143132248|journal=Journal of Medieval and Early Modern Studies|volume=31|issue=1|date=Winter 2001|pages=79–111|doi=10.1215/10829636-31-1-79}}</ref><ref>{{cite journal |last1=DiVanna |first1=Isabel N. |year=2010 |title=Politicizing national literature: the scholarly debate around La Chanson de Roland in the nineteenth century |journal=Historical Research |volume=84 |issue=223 |pages=109–134 |doi=10.1111/j.1468-2281.2009.00540.x }}</ref>
 
== Latar belakang ==
Baris 32:
Pada tahun 711, saat perang saudara dan perpecahan menggerogoti [[kerajaan Visigoth|kedaulatan bangsa Visigoth di Hispania]], prajurit-prajurit [[bangsa Berber|Berber]] dari Afrika Utara bersama sekelompok [[bangsa Arab|orang Arab]] di bawah pimpinan [[Tariq bin Ziyad]] menyeberangi [[Selat Gibraltar]] dan bertempur melawan angkatan perang Visigoth di bawah pimpinan Raja [[Roderikus|Rodrigo]] di [[Pertempuran Guadalete|Guadalete]].
 
Sesudah Raja Rodrigo dikalahkan, wali negeri Bani Umayah untuk [[Ifriqiya|Ifriqiyah]]h, [[Musa bin NusairNushair]], bergabung dengan Tariq bin Ziyad dan melancarkan kampanye militer ke kota-kota maupun benteng-benteng di Hispania. Beberapa di antaranya dapat direbut pada tahun 712, misalnya kota [[Mérida, Spanyol|Mérida]], [[Córdoba, Spanyol|Kordoba]], [[Zaragoza]], dan mungkin juga kota [[Toledo, Spanyol|Toledo]], tetapi kebanyakan dikuasai melalui perjanjian dengan iming-iming otonomi, misalnya daerah kekuasaan [[Teodemir (Visigoth)|Teodomiro]] (daerah Tudmir) dan kota [[Pamplona]],<ref>{{cite book | author = Collins, Roger| year = 1989 | title = The Arab Conquest of Spain 710–797 | publisher = Blackwell |location = Oxford, Inggris / Cambridge, Amerika Serikat|isbn= 978-0-631-19405-7|pages=38–45}}</ref> mengingat jumlah prajurit Muslim yang menginvasi Hispania tidak lebih dari 60.000 orang.<ref>{{cite book|last=Fletcher|first=Richard|title=Moorish Spain|year=2006|publisher=Los Angeles: University of California Press|isbn=978-0-520-24840-3|page=[https://archive.org/details/moorishspain00rich/page/43 43]|url=https://archive.org/details/moorishspain00rich/page/43}}</ref>
 
=== Daulat Islam di Hispania ===
{{Main|Bangsa Berber dan agama Islam|Pemberontakan bangsa Berber|}}
Sesudah pemerintahan [[Emirat]] terbentuk di Hispania, kepala negara Khilafah Bani Umayah, [[Khalifah]] [[Al-Walid bin Abdul-Malik|Al Walid bin Abdul Malik]] mencopot banyak panglima Muslim yang berprestasi. Tariq bin Ziyad dipanggil pulang ke [[Damsyik]] dan diganti dengan Musa bin NusairNushair. Putra Musa, [[Abdul Aziz bin Musa bin Nushair|Abdul Aziz bin Musa]], memperistri [[Egilona]], janda Raja [[Roderikus|Rodrigo]], dan membentuk pemerintahan daerah di [[Sevilla|Seviya]]. Ia dicurigai tunduk di bawah kendali istrinya serta didakwa berniat masuk Kristen dan berencana makar. Kecurigaan dan dakwaan tersebut agaknya membuat Khalifah Al Walid I khawatir sehingga memerintahkan agar Abdul AzisAziz dibunuh. Khalifah Al Walid mangkat pada tahun 715 dan digantikan adiknya, [[Sulaiman bin Abdul-Malik|Sulaiman bin Abdul Malik]]. Agaknya Khalifah Sulaiman menghukum Musa bin NusairNushair, yang wafat saat berhaji pada tahun 716. Pada akhirnya yang menjadi ''Wali'' (wali negeri) Al Andalus adalah [[Ayyub bin Habib al-Lakhmi|Ayub bin Habibul Lakhmi]], saudara sepupu Abdul Aziz bin Musa.
 
Perusak persatuan pasukan Muslim di Hispania adalah ketegangan etnis antara bangsa Berber dan bangsa Arab.<ref>[[Chris Lowney]], ''A Vanished World: Muslims, Christians, and Jews in Medieval Spain'', (Oxford University Press, 2005), 40.</ref> Bangsa Berber adalah bangsa pribumi Afrika Utara yang belum lama memeluk agama Islam. Bangsa Berber berjasa memasok sebagian besar prajurit Muslim yang menginvasi Hispania, tetapi merasa didiskriminasi bangsa Arab.<ref>Roger Collins, ''Early Medieval Spain'', (St.Martin's Press, 1995), 164.</ref> Konflik internal laten ini mengancam keutuhan negara Khilafah Bani Umayah. Pada tahun 719, angkatan perang Bani Umayah mendarat di Hispania dan bergerak ke utara melintasi Pegunungan Pirenia. [[Ardo]], raja Visigoth terakhir di Jazirah Iberia, melawan dan menghambat pergerakan angkatan perang gabungan Berber-Arab itu di Septimania sampai tahun 720.<ref>{{cite book | author = Collins, Roger| year = 1989 | title = The Arab Conquest of Spain 710–797 | publisher = Blackwell |location = Oxford, Inggris / Cambridge, Amerika Serikat|isbn= 978-0-631-19405-7|page=45}}</ref>
 
Sesudah orang Moro berhasil menaklukkan sebagian besar Jazirah Iberia dan membentuk Emirat Al Andalus, angkatan perang Bani Umayah mengalami kekalahan besar dalam [[Pertempuran Toulouse (721)|Pertempuran Toulouse]] sehingga terpaksa menghentikan pergerakan ke utara untuk sementara waktu. [[Odo Agung]], Adipati Aquitania, mengawinkan putrinya dengan [[Munuza|Usman bin Naisa]], pemberontak asli Berber yang menguasai daerah [[Cerdanya]], demi mengamankan perbatasan selatan negerinya agar dapat leluasa membendung serangan [[Karl Martell|Karel Martel]] di perbatasan utara. Meskipun demikian, [[Abdurrahman Al-Ghafiqi|Abdurrahman Al Ghafiqi]], Emir Al Andalus yang terakhir, dalam [[Ekspedisi hukuman|ekspedisi penghukuman]] besar-besaran yang dipimpinnya, berhasil mengalahkan sekaligus menewaskan Usman. Emir Abdurrahman selanjutnya memimpin ekspedisi militer ke utara lewat bagian barat [[Pegunungan Pirenia]] sambil melancarkan aksi penjarahan sampai ke [[Bordeaux]], dan mengalahkan Adipati Odo dalam [[Pertempuran Sungai Garona]] pada tahun 732.
 
Dalam keadaan putus asa, Adipati Odo meminta pertolongan musuh besarnya, Karel Martel. Pada tahun itu juga, angkatan perang gabungan Franka-Aquitania di bawah pimpinan Karel Martel maju melawan dan mengalahkan angkatan perang Bani Umayah dalam [[Pertempuran Tours|Pertempuran Poitiers]] yang merenggut nyawa Emir Abdurrahman. Sekalipun mulai menyusut, wilayah kekuasaan orang Moro terus eksis di Jazirah Iberia sampai 760 tahun kemudian.
Baris 49:
[[File:Don Pelayo.jpg|thumb|Patung Don Pelayo di Covadonga.]]
[[File:Escudo de Alcanadre-La Rioja.svg|thumb|upright=0.9|Lambang kota [[Alcanadre]], Provinsi [[La Rioja]], bergambar [[Maure|kepala orang Moro yang dipancung]]]]
Keputusan Emir [[Anbasah bin Suhaim al-Kalbi|Anbasa bin Suhaimul Kalbi]] untuk menaikkan pajak secara drastis memicu timbulnya beberapa kali pemberontakan di Al Andalus. Emir-emir sesudah Anbasa yang tidak lagi sekuat pendahulu mereka bahkan tidak berdaya memadamkan pemberontakan-pemberontakan tersebut. Sekitar tahun 722, Emirat Al Andalus melancarkan ekspedisi militer ke utara menjelang akhir musim panas dalam rangka memadamkan pemberontakan yang dipimpin [[Pelayo dari Asturias|Don Pelayo]]. Historiografi tradisional menjadikan kemenangan Don Pelayo [[Pertempuran Covadonga|di Covadonga]] sebagai tonggak permulaan sejarah ''Reconquista''.
 
Meskipun tergolong negara kecil, dua kerajaan di utara Jazirah Iberia, Navara<ref>{{cite book | author = Collins, Roger| year = 1989 | title = The Arab Conquest of Spain 710–797 | publisher = Blackwell |location = Oxford, Inggris / Cambridge, Amerika Serikat|isbn= 978-0-631-19405-7|page=181}}</ref> dan Asturias, ternyata mampu mempertahankan kemerdekaannya. Karena para penguasa Bani Umayah di [[Córdoba, Spanyol|Kordoba]] tidak mampu melebarkan kekuasaan melewati Pegunungan Pirenia, kedua kerajaan ini akhirnya sepakat untuk menyatukan kekuatan tempurnya. Angkatan perang gabungan Arab-Berber secara berkala berusaha menerobos wilayah Asturias, tetapi wilayah itu merupakan kawasan ''cul-de-sac'' di pinggiran Dunia Islam yang penuh kesukaran pada masa perang dan tidak begitu menarik untuk dikuasai.<ref>{{cite book | author = Collins, Roger| year = 1989 | title = The Arab Conquest of Spain 710–797 | publisher = Blackwell |location = Oxford, Inggris / Cambridge, Amerika Serikat|isbn= 978-0-631-19405-7|page=156}}</ref>
Baris 58:
 
=== Keterlibatan bangsa Franka di Al Andalus ===
{{Main|Invasi BaniUmayyah Umayah kedi Galia|Marca Hispanica}}
Sesudah jantung wilayah kerajaan bangsa Visigoth di Jazirah Iberia berada di dalam cengkeraman Khilafah Bani Umayah, pasukan Muslim melanjutkan pergerakan ke utara melewati Pegunungan Pirenia dan sedikit demi sedikit menguasai daerah [[Septimania]], dimulai dengan merebut kota [[Narbonne]] pada tahun 719 dan akhirnya tuntas sesudah [[Carcassonne]] dan [[Nîmes]] dapat dikuasai pada tahun 725. Dengan menjadikan Narbonne sebagai pangkalan militer, pasukan Muslim berusaha menaklukkan [[Aquitaine|negeri Aquitania]], tetapi mengalami kekalahan telak dalam [[Pertempuran Toulouse (721)|Pertempuran Toulouse]].<ref name="Lewis AR 20-33">{{cite book|title=The Development of Southern French and Catalan Society, 718–1050|last=Lewis|first=Archibald R.|author-link=Archibald Ross Lewis|year=1965|publisher=The University of Texas Press|pages=20–33|access-date=28 Oktober 2017|url=http://libro.uca.edu/lewis/sfcatsoc.htm|archive-url=https://web.archive.org/web/20171211183903/http://libro.uca.edu/lewis/sfcatsoc.htm|archive-date=11 Desember 2017|url-status=live}}</ref>
 
Sepuluh tahun sesudah membendung gerak maju pasukan Muslim ke utara, [[Odo Agung]], Adipati Aquitania, mengawinkan putrinya dengan [[Munuza|Usman bin Naisa]], tokoh Berber pemberontak yang menguasai daerah [[Cerdanya]] (bahkan mungkin juga seluruh daerah yang sekarang disebut [[Katalunya]]), dengan maksud mengamankan perbatasan selatan Aquitania agar ia dapat leluasa membendung serangan [[Karl Martell|Karel Martel]] di utara. Meskipun demikian, [[Abdurrahman Al-Ghafiqi|Abdurrahmah Al Ghafiqi]], Emir Al Andalus yang terakhir, lewat [[ekspedisi hukuman|ekspedisi penghukuman]] besar-besaran yang dipimpinnya, berhasil mengalahkan sekaligus menewaskan Usman bin Naisa.<ref name="Lewis AR 20-33"/>
 
==== Pipin Muda dan Karel Agung ====
Sesudah mengusir pasukan Muslim [[Pengepungan Narbonne (752-759)|dari Narbonne pada tahun 759]] dan memaksa mereka mundur kembali ke selatan, Raja Franka dari wangsa Karoling, [[Pippin yang Pendek|Pipin Muda]], menaklukkan Aquitania lewat peperangan sengit selama delapan tahun. Meneruskan kebijakan ayahnya, Karel Agung menundukkan Aquitania dengan cara membentuk daerah-daerah kabupaten, bersekutu dengan Gereja, dan mengangkat bupati-bupati asli Franka atau Burgundia, misalnya dengan mengangkat [[Guilhèm dari Gellone|Guilelmus dari Gellone]] menjadi Bupati [[Toulouse]] dan menjadikan kota itu sebagai pangkalan bagi pelancaran ekspedisi-ekspedisi militer melawan Al Andalus.<ref name="Lewis AR 20-33"/> Karel Agung memutuskan untuk membentuk sebuah kerajaan bagian bernama [[Marca Hispanica]] dengan wilayah yang mencakup sebagian daerah [[Katalunya]] sekarang ini. Marca Hispanica didirikan untuk memantau gerak-gerik Aquitania sekaligus mencegah pasukan Muslim menerobos perbatasan selatan [[Kekaisaran Karoling|wilayah kedaulatan wangsa Karoling]]. Pada tahun 781, [[Ludwig yang Saleh|Ludovikus]], putra Karel Agung yang baru berumur tiga tahun, dinobatkan menjadi Raja [[Aquitaine|Aquitania]] di bawah bimbingan Guilelmus daro Gellone, orang kepercayaan Karel Agung. Ludovikus secara nominal ditugaskan merintis Marca Hispanica.<ref name="Lewis AR 20-33"/>
 
Sementara itu, pendaulatan ujung selatan Al Andalus oleh [[Abdurrahman I]] pada tahun 756 ditentang [[Yusuf bin Abdurrahman al-Fihri|Yusuf bin Abdurrahman]], wali negeri otonom (''[[wāli]]'') atau raja (''malik'') Al Andalus. Abdurrahman I mengusir Yusuf dari Kordoba,<ref>{{cite book | author = Collins, Roger| year = 1989 | title = The Arab Conquest of Spain 710–797 | publisher = Blackwell |location = Oxford, Inggris / Cambridge, Amerika Serikat|isbn= 978-0-631-19405-7|pages=118–126}}</ref> tetapi perlu waktu berpuluh-puluh tahun baginya untuk melebarkan kekuasaan ke daerah-daerah di bagian barat laut Al Andalus. Abdurrahman juga ditentang [[Kekhalifahan Abbasiyah|Khilafah Bani Abas]] di Bagdad yang berulang kali gagal menundukkannya. Pada tahun 778, angkatan perang Abdurrahman bergerak memasuki lembah Ebro. Para menak setempat memutuskan untuk meminta pertolongan bangsa Franka. Menurut [[Ali bin al-Athir|Ali bin Al Athir]], sejarawan Kurdi yang hidup pada abad ke-12, Karel Agung menerima duta-duta yang diutus [[Sulaiman Al Arabi]], Husain, dan [[Abu Taur dari Huesca|Abu Taur]] dalam sidang raya kekaisaran di Paderborn pada tahun 777. Para penguasa [[Zaragoza]], [[Girona]], [[Barcelona]], dan [[Huesca]] tersebut adalah musuh-musuh Abdurrahman. Mereka berjanji akan berprasetia kepada Karel Agung jika diberi bantuan militer.<ref name="Collins, Roger 1989 177–181">{{cite book | author = Collins, Roger| year = 1989 | title = The Arab Conquest of Spain 710–797 | publisher = Blackwell |location = Oxford, Inggris / Cambridge, Amerika Serikat|isbn= 978-0-631-19405-7|pages=177–181}}</ref>
 
[[File:Spain Reconquista cities.png|thumb|''Reconquista'' kota-kota utama (menurut tahun)]]
Baris 95:
Di Hispania pada Abad Pertengahan Awal, baju perang jamak terbuat dari kulit samakan dan sisik-sisik besi. Pelindung kepala terdiri atas tudung halkah dan ketopong bundar yang dilengkapi tameng hidung (dipengaruhi bentuk ketopong bangsa [[Viking]] yang menyerbu Hispania pada abad ke-8 dan ke-9). Perisai lazimnya berbentuk bundar atau oval bengkok seperti ginjal, kecuali perisai berbentuk layang-layang yang digunakan para kesatria kerajaan. Perisai-perisai tersebut biasanya terbuat dari kayu berlapis kulit samakan yang dihiasi corak-corak hias geometris, gambar salib, atau jumbai-jumbai.
 
Pedang-pedang baja merupakan senjata yang paling umum. Kavaleri menggunakan pedang panjang bermata dua, sementara infantri menggunakan pedang pendek bermata satu. Ganja pedang berbentuk setengah lingkaran atau persegi panjang, dan selalu dihiasi corak-corak hias geometris. Panjang gagang tombak dan lembing dapat mencapai 1,5 meter, dansementara matanya terbuat dari besi. Kapak ganda, yang terbuat dari besi dengan panjang 30 &nbsp;cm dengan mata yang diasah tajam, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai senjata lempar maupun alat bacok dalam pertarungan jarak dekat. Meskipun tidak lazim digunakan, gada dan palu termasuk senjata-senjata peninggalan zaman ''Reconquista'' dan diduga digunakan oleh prajurit-prajurit kavaleri.
 
Prajurit bayaran merupakan salah satu faktor penting, karena banyak raja tidak memiliki cukup banyak prajurit. Laskar [[suku bangsa Norse|Orang Utara]], penombak [[suku Flandria|Flandria]], kesatria Franka, pemanah berkuda Moro, dan kavaleri ringan Berber adalah laskar-laskar bayaran utama yang dapat dimanfaatkan pada masa itu.
Baris 105:
Perisai-perisai berbentuk bundar atau segitiga, terbuat dari kayu, dilapisi kulit samakan, dan dilindungi sabuk-sabuk besi. Perisai para kesatria dan kaum menak dihiasi gambar lambang keluarga masing-masing. Para kesatria dapat berkendara dengan cara Muslim (''a la jineta''), yakni dengan sanggurdi pendek dan lutut tertekuk (seperti cara duduk joki sekarang ini) yang meningkatkan laju dan daya kendali, maupun dengan cara Prancis (''a la brida''), yakni dengan sanggurdi panjang dan kaki terulur (seperti cara berkendara kavaleri modern) yang membuat penunggangnya sukar dijatuhkan dari pelana pada saat berlaga selaku prajurit kavaleri berat. Adakalanya tubuh kuda juga dilindungi dengan mantel halkah.
 
Sekitar abad ke-14 dan ke-15, kavaleri berat dijadikan pasukan utama, dan mencakupterdiri atas kesatria-kesatria berzirah lengkap.
 
== Negara-negara Kristen di utara Jazirah Iberia ==
Baris 132:
Sementara itu, negara [[Khilafah Kordoba]] tumbuh semakin kuat dan mulai memerangi Leon. Raja Ordoño bersekutu dengan Navara melawan Khalifah Abdurrahman III, tetapi mengalami kekalahan dalam [[Pertempuran Valdejunquera]] pada tahun 920. Selama 80 tahun selepas kekalahan tersebut, Kerajaan Leon didera perang saudara, serangan orang Moro, intrik internal dan pembunuhan tokoh-tokoh penting, serta kemerdekaan parsial Galisia dan Kastila, yang membuat usaha penaklukan kembali harus ditangguhkan dan angkatan perang Kristen menjadi lemah. Baru pada abad berikutnya umat Kristen mulai memandang usaha-usaha pernaklukan mereka sebagai bagian dari perjuangan jangka panjang memulihkan kesatuan kerajaan bangsa Visigoth.
 
Satu-satunya masa penuh harapan bagi Leon pada kurun waktu tersebut adalah masa pemerintahan [[Ramiro II dari León|Raja Ramiro II]]. Bersama-sama [[Fernán González dari Kastila|Bupati Kastila, Fernán González]], beserta para ''caballeros villanos''-nya, Raja Ramiro mengalahkan Khalifah [[Abdurrahman III]] di [[Pertempuran Simancas|Simancas]] pada tahun 939. Kalifah melarikan diri bersama pasukan pengawalnya, sementara angkatan perang Kordoba selebihnya dihancurkan. Seusai Pertempuran Simancas, Ramiro menganugerahkan kemerdekaan kepada Kastila sebagai balas jasa Bupati Fernán González, dan serbuan-serbuan orang Moro terhenti sampai [[Muhammad_bin_Abi_Amir_AlMuhammad bin Abi Amir Al-Mansur|Al Mansyur]] mulai melancarkan kampanye-kampanye militernya. Seluruh wilayah Leon, Asturias, dan Galisia akhirnya dikuasai kembali pada tahun 1002 oleh [[Alfonso V dari León|Raja Alfonso V]]. Di lain pihak, Kerajaan Navara tetap utuh sekalipun digempur Al Mansyur.
 
Penaklukan Leon oleh Kastila tidak mencakup Galisia, yang dibiarkan merdeka untuk sementara waktu sesudah kemunduran Leon. sekitar tahun 1038, Galisia akhirnya ditaklukkan Kerajaan Navarra (oleh [[Fernando yang Agung|Fernando]], putra [[Sancho III dari Navarra|Sancho Agung]]). Kemerdekaan yang berlangsung singkat tersebut berarti Galisia tetap merupakan sebuah kerajaan yang tunduk di bawah Kerajaan Leon. Inilah sebabnya Galisia menjadi bagian dari negara Spanyol, bukan Portugal. Raja-raja selanjutnya menyandang gelar Raja Galisia dan Leon, alih-alih Raja Leon saja, karena kedua kerajaan tersebut tidak disatukan, tetapi diperintah secara terpisah oleh satu orang raja saja.
Baris 141:
[[Fernando I dari León|Fernando I]] adalah raja yang memerintah Leon pada pertengahan abad ke-11. Ia menaklukkan [[Coimbra]] dan memerangi negara-negara [[Muluk ath-Thawaif|Mulukut Thawaif]]. Ia kerap menuntut negara-negara itu membayar upeti yang disebut [[parias]]. Strategi Fernando adalah terus-menerus memeras parias sampai negara-negara Mulukut Thawaif menjadi lemah secara militer maupun finansial. Ia juga merepopulasi daerah-daerah perbatasan dengan sejumlah besar ''fueros''. Sesuai adat-istiadat Navara, menjelang ajalnya pada tahun 1064, Fernando membagi-bagi wilayah kekuasaannya kepada putra-putranya. Karena ingin menyatukan kembali seluruh wilayah kekuasaan ayahnya, [[Sancho II dari Kastila|Raja Sancho II]] memerangi saudara-saudaranya. Kawan seperjuangannya adalah seorang menak muda bernama Rodrigo Díaz, yang kemudian hari terkenal dengan julukan [[El Cid|El Cid Campeador]] (Sayid Juara). Sewaktu mengepung [[Zamora (Spanyol)|Zamora]] pada tahun 1072, Sancho tewas dibunuh seorang pengkhianat bernama Bellido Dolfos atau Vellido Adolfo. Adik Sancho, [[Alfonso VI dari Kastilia|Alfonso VI]], mengambil alih pemerintahan Leon, Kastila, dan Galisia.
 
Raja Alfonso VI alias Alfonso Pemberani memberi lebih banyak kewenangan kepada ''fueros'' serta merepopulasi [[Segovia]], [[Ávila (provinsi)|Ávila]], dan [[Salamanca]]. Sesudah mengamankan batas-batas wilayah Kastila, ia menaklukkan [[Taifa ofThaifah Toledo|negara taifathaifah di Toledo]] pada tahun 1085. [[Toledo, Spanyol|Toledo]], bekas ibu kota kerajaan bangsa Visigoth, adalah kota yang sangat terpandang, sehingga aksi penaklukan tersebut membuat nama Alfonso termasyhur ke seluruh Dunia Kristen. Meskipun demikian, "penaklukan" ini sesungguhnya terjadi sedikit demi sedikit, lebih banyak lewat jalan damai, dan berlangsung selama beberapa dasawarsa. Toledo baru benar-benar takluk sesudah terlaksananyadirepopulasi pemukimanwarga kembaliKristen.
 
Alfonso VI adalah kepala monarki yang memilih untuk memahami jalan pikiran raja-raja taifathaifah dan memprakarsai usaha-usaha diplomasi yang belum pernah dilakukan sebelumnya untuk meraih kemenangan politik sebelum menggunakan cara-cara kekerasan. Ia menyandang gelar ''[[Imperator totius Hispaniae]]'' (Kaisar Seluruh [[Hispania]], maksudnya seluruh kerajaan Kristen di Jazirah Iberia, bukan hanya negara Spanyol sekarang ini). Kebijakan Alfonso yang lebih agresif terhadap negara-negara taifathaifah menimbulkan kekhawatiran para kepala negaranya. Mereka akhirnya meminta pertolongan kaum [[Murabithun|Al Murabatin]] dari Afrika.
 
=== Kerajaan Navara (tahun 824–1620) ===
Baris 154:
 
=== Kerajaan Aragon (tahun 1035–1706) ===
{{Main|Kerajaan Aragon|Kabupaten Barcelona|Kerajaan ValenciaValensia|Kerajaan Mayorka|Mahkota Aragon}}
[[File:Jaume I, Cantigas de Santa Maria, s.XIII.jpg|thumb|Orang Moro minta perkenanan [[Chaime I dari Aragon|Raja Jaime I]]]]
 
Baris 161:
Ahli waris perempuan Kerajaan Aragon kawin dengan [[Bupati Barcelona]] pada tahun 1137. Putra mereka, [[Alfonso II dari Aragon|Alfonso II]], menjadi kepala pemerintahan seluruh wilayah Kerajaan Aragon dan Kabupaten Barcelona sejak tahun 1162. Pemerintahan yang menaungi seluruh wilayah Kerajaan Aragon dan Bupati Barcelona inilah yang disebut para sejarawan modern sebagai [[Mahkota Aragon]].
 
Pada abad-abad selanjutnya, Mahkota Aragon menaklukkan sejumlah negeri di Jazirah Iberia maupun negeri-negeri lain di kawasan sekitar Laut Tengah, antara lain [[Kerajaan ValenciaValensia]] dan [[Kerajaan Mallorca|Kerajaan Mayorka]]. [[Chaime I dari Aragon|Raja Jaime I]] alias Jaime Penakluk, meluaskan wilayah kekuasaannya ke utara, selatan, maupun timur. Jaime Penakluk juga menandatangani [[Perjanjian Corbeil (1258)|Perjanjian Corbeil]] tahun 1258, yang melepaskannya dari ikatan pengabdian kepada Raja Prancis.
 
Pada awal masa pemerintahannya, Jaime Penakluk berusaha menyatukan Mahkota Aragon dan Mahkota Navara lewat perjanjian dengan Raja Navara, [[Sancho VII dari Navarre|Sancho VII]], yang tidak dikaruniani keturunan. Para menak Navara tidak bersedia diperintah Jaime dan memilih Bupati Sampanye, [[Thibaut I dari Navarra|Teobaldo]], menjadi Raja Navara.
Baris 170:
{{Main|Kerajaan Portugal}}
[[File:GeraldoGeraldesSemPavor.jpg|thumb|left|upright=0.8|Patung [[Geraldo Si Megak|Geraldo Sem Pavor]] (Geraldo Si Megak), pahlawan rakyat Portugis, mengacungkan kepala orang Moro]]
Pada tahun 1139, sesudah menang telak darimelawan pasukan [[Murabitun|Al Murabatin]] dalam [[Pertempuran Ourique]], [[Afonso Henriques]] dimasyhurkan sebagai [[Daftar kepala monarki Portugis|Raja Portugal]] yang pertama oleh pasukannya. Menurut legenda, jasa-jasa besar Afonso diumumkan Kristus dari langit, oleh karena itu ia menggelar [[Cortes Portugal|''Cortes de Portugal'']] (Sidang Raya Portugal) yang pertama di [[Lamego]] dan dinobatkan menjadi Raja Portugal oleh [[Uskup Agung Braga]]. Di dalam [[Perjanjian Zamora]] tahun 1143, [[Alfonso VII dari León dan Kastila|Alfonso VII, Raja Leon dan Kastila]], mengakui kemerdekaan bangsa Portugis dari Kerajaan Leon.
 
Pada tahun 1147, Portugal [[Penaklukan Santarém|mendaulat kota Santarém]], dan berhasil merebut kota [[Pengepungan Lisboa |Lisboa]] tujuh bulan kemudian. Melalui [[bulla kepausan|bula]] [[Manifestis Probatum]], [[Paus Aleksander III]] mengakui Afonso Henriques sebagai Raja Portugal pada tahun 1179.
 
Dengan diakuinya [[Portugal]] sebagai negara merdeka oleh negara-negara tetangganya, [[Afonso Henriques]] dan para penggantinya, dengan bantuan [[Perang Salib|Laskar Salib]], [[Kesatria Kenisah|Tarekat Kesatria Haikal]], dan [[Bintang Aviz|Tarekat Aviz]] atau [[Ordo Santiago da Espada|Tarekat Santo Yakobus]], menyingkirkan [[Moor|orang Moro]] sampai ke [[Algarve]] di pesisir selatan Portugal. Sesudah beberapa kali melancarkan kampanye militer, perjuangan bangsa Portugis dalam ''Reconquista'' dituntaskan dengan merebut Algarve pada tahun 1249. Seluruh Portugal akhirnya dapat ditundukkan di bawah pemerintahan [[Afonso III dari Portugal|Raja Afonso III]], dan beragam kelompok keagamaan, budaya, maupun etnis di negara itu lambat laun menjadi homogen.
Baris 185:
 
=== Lain-lain ===
Negara-negara Kristen yang kecil adalah [[Kerajaan Viguera]] (tahun 970–1005), [[Pertuanan Albarracín]] (tahun 1167–1300), dan [[:es:Señorío de Valencia|Kepangeranan ValenciaValensia]] (tahun 1094–1102).
 
== Sengketa internal di kubupihak Kristen ==
Bentrok-bentrok dan aksi-aksi penyerbuan di daerah Andalusia tidak mampu menyadarkan kerajaan-kerajaan Kristen agar berhenti saling memerangi maupun bersekutu dengan raja-raja Muslim. Sejumlah raja Muslim memperistri atau dilahirkan perempuan yang terlahir Kristen. Beberapa pahlawan Kristen, misalnya [[El Cid]], diupah raja-raja [[taifa|thaifah]] untuk berperang melawan negeri-negeri tetangga mereka. Bahkan pengalaman tempur El Cid yang pertama didapatkannya lewat keikutsertaan sebagai pejuang di pihak salah satu negara Islam dalam perang melawan salah satu negara Kristen. Dalam [[Pertempuran Graus]] tahun 1063, El Cid dan sejumlah tokoh Kastila lainnya berjuang di pihak [[Ahmad al-Muqtadir|Al Muqtadir]], [[Sultan]] [[Zaragoza]], melawan [[Ramiro I dari Aragon|Ramiro I, Raja Aragon]]. Malah pernah ada Perang Salib melawan raja Kristen lain di Hispania.<ref name="JosephCallaghan">Joseph O'Callaghan (2003). ''Reconquest and Crusade in Medieval Spain'', Philadelphia: University of Philadelphia Press. hlm. 62.</ref>
 
Sesudah [[Alfonso VIII]], Raja Kastila, mengalami kekalahan dalam [[Pertempuran Alarcos]], [[Alfonso IX]], Raja Leon, dan [[Sancho VII]], Raja Navara, menjalin persekutuan dengan [[Muwahhidun|neraganegara KhilafatulKhilafah Muwahidin]] dan menginvasi Kastila pada tahun 1196. Pada akhir tahun itu, Raja Sancho VII menarik diri dari keikutsertaan di dalam perang tersebut karena ditekan Sri Paus. Pada awal tahun 1197, atas permintaan [[Sancho I dari Portugal|Sancho I]], Raja Portugal, [[Paus Selestinus III]] memaklumkan perang melawan Raja Alfonso IX, dan membebaskan rakyat Leon dari ikatan pengabdian kepada raja mereka, dengan mengumumkan bahwa "orang-orang di negerinya akan dilepaskan dari ikatan prasetia mereka maupun dari kedaulatannya atas kewenangan Takhta Apostolik."<ref name="JosephCallaghan" /> Raja Portugal, Raja Kastila, dan [[Kerajaan Aragon|Raja Aragon]] bersama-sama menginvasi Leon. Invasi tersebut, ditambah lagi dengan tekanan Sri Paus, berhasil memaksa Raja Alfonso IX untuk mengupayakan kesepakatan damai pada bulan Oktober 1197.
 
Pada tahun-tahun terakhir ''Al Andalus'', Kastila cukup mampu menaklukkan sisa-sisa Kerajaan [[Granada]], tetapi raja-raja Kastila memutuskan untuk menahan diri dan hanya menuntut pembayaran ''[[parias]]'' dari pihak Muslim. Perdagangan''Parias'' dan perdagangan barang-barang buatan Granada dan ''parias'' merupakan saluran-saluran utama pada Abad Pertengahan yang mengalirkan emas Afrika ke bumi Eropa pada Abad Pertengahan.
 
== Repopulasi warga Kristen di Hispania ==
{{Further|Demografi Abad Pertengahan|Repoblación}}
''Reconquista'' bukan sekadar perang dan usaha penaklukan, melainkan juga usaha [[kolonisasi|repopulasi]]. Raja-raja Kristen memindahkan wargarakyat mereka ke lokasidaerah-lokasidaerah yang ditinggalkan umat Muslim dalamdengan rangkamaksud membentuk populasi yang dapat diberdayakan untuk mempertahankan daerah-daerah perbatasan. Daerah-daerah utama yang direpopulasi adalah daerah Lembah [[Sungai Douro]] (dataran tinggi utara), Lembah [[Ebro]] ([[La Rioja (Spanyol)|La Rioja]]), dan kawasan tengah [[Katalunya]].<!-- TheRepopulasi repopulationdaerah ofLembah theSungai [[Douro]] Basinberlangsung tookdua placekali, inyakni twoantara distinctabad phases.ke-9 Northsampai ofabad theke-10 river,di betweendaerah thetepi 9thutara anddengan 10th centuries,menerapkan thesistem "pressureserobot" (orlahan (''presura''), systemdan wasantara employed.abad Southke-10 ofsampai theabad [[Douro]],ke-11 indi thedaerah 10thtepi andselatan 11thdengan centuries,sistem theyang ''presura''sama ledtetapi toberbuntut thepada penerbitan "charterspiagam-piagam" penguasaan lahan (''[[foral|forais]]'' oratau ''[[fueros]]''). ''Fueros'' werebahkan useddigunakan evenpula southdi ofdaerah thesebelah selatan kawasan tengah CentralPegunungan RangePirenia.
 
''Presura'' mengacu kepada kelompok tani yang berpindah melintasi daerah pegunungan dan menduduki lahan-lahan terlantar di daerah Lembah Sungai Douro. Undang-undang Asturias mendukung sistem ini, misalnya dengan mengaruniakan lahan kepada seorang petani seluas yang mampu digarap dan dipertahankannya sebagai milik pribadi. Tentu saja para menak rendahan maupun kaum rohaniwan di Asturias dan Galisia memberangkatkan rombongan-rombongan kawula tani mereka ke daerah-daerah yang akan direpopulasi. Tindakan tersebut melahirkan daerah-daerah hasil repopulasi yang sangat terfeodalisasi, misalnya di [[León (provinsi)|Leon]] dan Portugal. Tanah negeri Kastila yang gersang dengan padang-padangnya yang luas dan iklimnya yang tidak bersahabat hanya menarik kaum tani dari Biscay yang sudah tidak punya pilihan lain. Konsekuensinya, seluruh Kastila hanya diperintah satu orang bupati, dan membawahi daerah-daerah non-feodal yang didiami para petani [[wikt:freeman|preman]]. ''Presura'' juga muncul di Katalunya, yakni ketika Bupati Barcelona memerintahkan Uskup Urgell dan Bupati Gerona untuk merepopulasi padang-padang belantara di [[Vic]].
The ''presura'' referred to a group of peasants who crossed the mountains and settled in the abandoned lands of the Douro Basin. Asturian laws promoted this system, for instance granting a peasant all the land he was able to work and defend as his own property. Of course, Asturian and Galician minor nobles and clergymen sent their own expeditions with the peasants they maintained. This led to very feudalised areas, such as [[León (province)|Leon]] and Portugal, whereas Castile, an arid land with vast plains and harsh climate, only attracted peasants with no hope in Biscay. As a consequence, Castile was governed by a single count, but had a largely non-feudal territory with many [[wikt:freeman|free]] peasants. ''Presuras'' also appear in Catalonia, when the count of Barcelona ordered the Bishop of Urgell and the count of Gerona to repopulate the plains of [[Vic]].
 
DuringMulai theabad 10thke-10, centurybanyak andkota onwards,besar citiesmaupun andkecil townssemakin gainedmengemuka moredan importanceberkuasa andseiring power,kegiatan dagang yang askembali commerceramai reappeareddan andjumlah thepopulasi populationyang keptterus growingbertambah. ''[[Fuero]]s'' wereadalah [[charterpiagam]]s documentingberisi thehak-hak privilegesistimewa anddan usageshak-hak givenkelola toyang alldiberikan thekepada peoplesemua repopulatingorang ayang town.merepopulasi Thesebuah kota. ''fuerosFuero'' providedmenjadi asarana meansuntuk ofmelepaskan escapediri from thedari [[feudalsistem systemfeodal]], askarena ''fuerosfuero'' werehanya onlydikeluarkan grantedkepala by the monarchnegara. AsOleh akarena result,itu thedewan townpemerintah councilkota washanya dependenttunduk onkepada thekepala monarch alone andnegara, indan turn,sebagai wasimbal requiredbaliknya todiwajibkan providemenyiapkan ''auxilium'' (bala aidbantuan oratau troopspasukan) bagi forkepentingan theirkepala monarchnegara. ThePasukan-pasukan militarykota forcekecil ofkemudian thehari towns became themenjadi ''caballeros villanos''. The first ''fueroFuero'' waspertama givenkali byditerbitkan countBupati [[Fernán González]] tobagi thewarga inhabitants ofkota [[Castrojeriz]] inpada theera 940's-an. TheKota-kota mostkecil importantyang townsterkemuka of medievaldi Hispania hadpada Abad Pertengahan memiliki ''fueros'', oratau ''forais''. InDi NavarreNavara, ''fuerosfuero'' weremenjadi thesistem mainrepopulasi repopulating systemutama. Later on, in thePada 12thabad centuryke-12, Aragon alsojuga employedmenerapkan thesistem system;ini. forContohnya example, theadalah ''fuero'' ofdi [[Teruel]], whichsalah wassatu one of the''fuero'' lastterakhir, fueros,yang inditerbitkan thepada earlyawal 13thabad centuryke-13.
 
Mulai pertengahan abad ke-13, tidak ada lagi piagam-piagam semacam itu, karena tidak ada lagi tekanan demografi dan sudah ditemukan cara-cara lain untuk melakukan repopulasi. ''Fuero'' terus menjadi piagam kota sampai abad ke-18 di Aragon, Valensia, dan Katalunya, dan sampai abad ke-19 di Kastila dan Navara. ''Fuero'' sangat dihargai pemegangnya. Mereka harus siap sedia untuk berangkat ke medan perang demi membela hak-hak mereka yang diatur di dalam piagam tersebut. Penghapusan ''fuero'' di Navara pada abad ke-19 merupakan salah satu faktor penyebab meletusnya [[Perang Carlistas]]. Sengketa-sengketa terkait sistem ''fuero'' di Kastila merupakan salah satu faktor penyulut [[Pemberontakan Comuneros|pemberontakan terhadap Raja Carlos I]].
From the mid-13th century on, no more charters were granted, as the demographic pressure had disappeared and other means of re-population were created. ''Fueros'' remained as city charters until the 18th century in Aragon, Valencia and Catalonia and until the 19th century in Castile and Navarre. ''Fueros'' had an immense importance for those living under them, who were prepared to go to war to defend their rights under the charter. In the 19th century, the abolition of the ''fueros'' in Navarre would be one of the causes of the [[Carlist Wars]]. In Castile, disputes over the system contributed to the war against Charles I ([[Castilian War of the Communities]]).-->
 
== Kemunduran daulat Islam ==
=== Runtuhnya negara khilafah ===
[[File:Batalla del Puig por Marzal de Sas (1410-20).jpg|thumb|[[Pertempuran El Puig|Pertempuran]] di [[El Puig|El Puig de Santa Maria]] pada tahun 1237]]
Pada abad ke-9, bangsa Berber pulang ke Afrika Utara sesudah pemberontakan-pemberontakan berakhir. Banyak kepala pemerintahan kota-kota besar yang jauh dari ibu kota Kordoba sudah berancang-ancang mendirikan negara sendiri. Pada tahun 929, [[Keamiran Kordoba|Emir Kordoba]] ([[Abdurrahman III]]), pimpinan Bani Umayah, menyatakan diri sebagai [[khalifah]], lepas dari negara [[Kekhalifahan Abbasiyah|Khilafah Bani Abas]] yang berpusat di [[Bagdad]]. Ia mengambil alih seluruh kewenangan militer, agama, maupun politik, serta menata ulang angkatan bersenjata dan birokrasi.
 
Sesudah berhasil mengekang para kepala daerah pembangkang, Abdurrahman III mencoba menaklukkan kerajaan-kerajaan Kristen yang tersisa di Jazirah Iberia. Ia beberapa kali menyerang kerajaan-kerajaan Kristen dan berhasil mendesak mundur kerajaan-kerajaan tersebut ke seberang [[Pegunungan Cantabria]]. Cucu Abdurrahman kemudian hari menjadi pemimpin boneka di tangan [[Wazir]] [[Al-Mansur bin Abi Aamir|Al Mansyur]] (artinya "yang berjaya"). Wazir Al Mansyur sempat beberapa kali melancarkan kampanye militer ke [[Burgos]], Leon, [[Pamplona]], [[Barcelona]], dan [[Santiago de Compostela]] sebelum wafat pada tahun 1002.
 
== Catatan ==
Baris 210 ⟶ 217:
{{reflist|2}}
 
== BibliografiDaftar pustaka ==
* Bishko, Charles Julian, 1975. ''The Spanish and Portuguese Reconquest, 1095–1492'' in ''A History of the Crusades, vol. 3: The Fourteenth and Fifteenth Centuries'', edited by Harry W. Hazard, (University of Wisconsin Press) [http://digicoll.library.wisc.edu/cgi-bin/History/History-idx?type=header&id=History.CrusThree online edition]
* Fletcher, R. A. "Reconquest and Crusade in Spain c. 1050-1150", Transactions of the Royal Historical Society 37, 1987. pp.