Pengguna:Altair Netraphim/Bookmark5: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 42:
<small>Hendaklah kita mengekalkan baris persaoedaraan dengan kokoh. Sesoenggoehnja, demit sjaithan itoe mengetahoei bahwa kita dalam persaoedaraan itoe sangat rapatnja, maka boekan main ichtiar si sjaithan itoe akan memetjah persatoean, sebab itoe wadjib kita ingat djangan sampai terdjadi bertjerai-berai atas gangoeannja. Boeat menolak ini maka ichtiarnja:</small>
 
<small>a.     Radjin mengoesahakan diri mentjari obat dengan tidak memilih-milih ilmoe pengetahoean, banjak tauladan, dan lebar pandangannja.</small>
 
<small>b.    Bekerdja dengan sabar artinja tidak djemoe melakoekan sesoeatoe pekerdjaan itoe dengan tjerdik dan berhati-hati.</small>
 
<small>Semoea itoe hendaknjalah kita kerdjakan dengan soenggoeh-soenggoeh lagi bidjaksana. Sesoeatoe oesaha melakoekan pekerdjaan bila mengabaikan kesoenggoehan hati, bidjaksana dan soetji, maka djangan mengharap akan berhasilnja, lebih-lebih bila hanja dikerdjakan dengan sesoeka-soeka dan dipermoedah.</small>
Baris 56:
<small>Pada hematnja adalah tingkat “kemoeliaan” kederadjatan itoe terbagi djadi tiga bagian:</small>
 
# <small>1.    Tinggi boedinja,</small>
# <small>Banjak ilmoenja, dan</small>
 
# <small>2Baik kelakoeannja.    Banjak ilmoenja, dan</small>
 
<small>3.    Baik kelakoeannja.</small>
 
<small>Konon sekiranja kita dengan sesama memeriksai boekoe-boekoe tambo Doenia, maka lantaslah dapat mengerti dengan sendiri sampai kemanakah deradjat kita perempoean ini. Sebagian besar dari bangsa-bangsa itoe berkepertjajaan bahwa bangsa kami itoe adalah hamba Toehan jang sangat daripada manoesia biasa, sehingga dipandangnja seperti hewan belaka. Dengan begitoe maka soedah selajaknja bahwa bangsa kami perempoean itu wadjib menoeroet dan setia barang apa jang diperintahkan oleh orang lelaki.</small>
Baris 76 ⟶ 74:
<small>Oentoeng benar bahwa orang-orang jang bangsawan fikiran soedah bernasehat pada kita djalah: S.T. Bernard, S.T. Anthonij, S.T. Bonaventure, S.T. Jerome, S.T. Gregorij the great, dan S.T. Cijprian.</small>
 
<small>Adat-istiadat orang mempelaikan ada di tanah Europa, maka professor Holland bersabda demikian: bahwa faedahnja orang berlaki bini itoe jalah hendak mempersatoean dari antaranja orang lelaki dan perempoean, dan jang akan mengikat keroekoenan antara satoe sama lain dengan kokoh. Dalam pada perseroan ini maka adalah hak jang lebih besar atasnja ada pada fehak lelaki; si istri tidak berhak mendjoeal atau lain-lainnja atas harta benda, dan tidak berkoeasa memboeat sesoeatu wasijat, ataoe memboeat sesoeatoe perdjandjian (contract) atas tanggoengannja sendiri. Oendang-oendang hoekoem jang menentoekan bahwa fehak istri tidak berhak sesoeatoe apa itoe pada galibnja berlaku di  negeri Inggris.</small>
 
<small>Toean Hepworth berkata demikian: peratoeran-peratoeran jang soedah lazim kita djalankan itoe, maka si istri adalah dalam pengoeasannja soeaminja. Oleh karena itoe walaoepoen orang perempoean jang masih moeda, soetji, tjantik dan jang kaja sekalipoen moengkin mendjadi genggamannja seorang soeami jang kedjam ................................................</small>
Baris 130 ⟶ 128:
<small>Ketahoeilah, bahwa orang perempoean dilahirkan di doenia itoe memang soedah membawa kodrat berbeda dengan orang lelaki. Oempamanja: fehak lelaki mempoenjai kekoeatan badan, sehingga dengan itoe maka dapatlah ia mengerdjakan sesoeatoe pekerdjaan jang berat-berat; tetapi fehak perempoean tidak demikian halnja, kekoeatan badannja haloes. Begitoelah seteroesnja. Bahwasanja kaoem perempoean itoe soedah mempoenjai koewadjiban sendiri, jang tidak dapat dikerdjakan oleh kaoem lelaki, ja’ni:</small>
 
<small>a.      Boenting;</small>
 
<small>b.      Melahirkan anak dari kandoengannja; dan</small>
 
<small>c.      Memberi air soesoe, memelihara, dan mendidik.</small>
 
<small>Tidak tjelanja orang perempoean tidak tjakap mengerdjakan sesoeatoe pekerdjaan dari bagiannja lelaki, sebaliknja poen tidak tertjertja sekiranja orang lelaki itoe tidak dapat mengerdjakan dari koewadjibannja orang perempoean. Inilah memang soedah ada haknja masing-masing jang tidak dapat dipoengkiri.</small>
Baris 163 ⟶ 161:
 
<small>Wassalamoe ‘alaikoem warochmatoellohi wabarakatoeh.</small>
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Ibnu Al Qadhi Ibnu Suraij
Jump to navigation
Jump to search
 
Nama lengkap Abu al-'Abbas Ahmad bin Umar bin Suraij al-Baghdadi. Dia merupakan imam besar mazhab Syafi'i serta menjadi rujukan para pengikut mazhab Syafi'i di zamannya. Dia berperan dalam penyebaran Madzhab Syafi’i serta menjadi pembela yang tangguh untuk madzhab ini. Sehingga dia diberi gelar asy-Syafi’i ats-Tsani (Syafi'i kedua).
Contents
 
1 Riwayat Hidup
1.1 Lahir
1.2 Wafat
2 Pendidikan dan Sanad Keilmuan
3 Penerus
4 Perkataan Para Ulama tentang Ibnu Al Qadhi Ibnu Suraij
5 Karya
 
Riwayat Hidup
Lahir
 
Lahir di Baghdad pada tahun 248 H.
Wafat
 
Wafat pada bulan Jumadil Ula tahun 306 H. Dia wafat di usia 57 tahun lebih 6 bulan.
Pendidikan dan Sanad Keilmuan
 
Ibnu Al Qadhi Ibnu Suraij belajar fiqih kepada Al Muzani, dan Abu Al Qasim Al Anmathi. Belajar hadits kepada Hasan bin Muhammad Azza'farani, Abu 'Abbas bin Muhammad Ad Duri, Muhammad bin Abdul Malik Ad Daqiqi, Abu Daud As Sijistani. Selain belajar kepada mereka, dia juga belajar kepada ulama yang lain. Berikut ini adalah daftar guru-gurunya:
 
Al Muzani
Abu Al Qasim Al Anmathi
Hasan bin Muhammad Azza'farani
Abu 'Abbas bin Muhammad Ad Duri
Muhammad bin Abdul Malik Ad Daqiqi
Abu Daud As Sijistani
Ali Ibnu Asykab
Ar Ramadi
 
Penerus
 
Ibnu Al Qadhi Ibnu Suraij menjadi hakim di Syiraz, dan menjadi teladan dengan penegakan keadilan dan moral. Dalam keilmuan ia mengungguli pendahulu-pendahulunya termasuk Al Muzani (gurunya) sendiri. Dia merupakan penulis yang produktif, karyanya mencapai 400 buah. Keilmuan yang tinggi dan kepribadiannya yang patut diteladani membuat para pencari ilmu berbondong-bondong datang untuk berguru kepadanya dan meneruskan sanda keilmuannya. Di antara para muridnya adalah:
 
Abu al-Qasim Ath-Thabrani
Abu Ahmad al-Ghithraifi
Abu al-Walid Hassan bin Muhammad al-Faqih
 
Perkataan Para Ulama tentang Ibnu Al Qadhi Ibnu Suraij
 
Abu 'Ashim al-'Ibadi mengatakan, "Ibnu Suraij adalah panutannya mazhab Syafi'i, pemilik ilmu yang mendalam, penulis kitab ushul dan fiqih, serta ahli matematika."
 
Abu Hafsh al-Muthawwi'i mengatakan, "Ibnu Suraij adalah pemimpin para ulama di masanya, dan para ulama sepakat atas kebaikannya. Dia juga layak dijuluki sebagai Imam Besar, Syafi'i junior, mujtahid mutlak dan pakar yang tidak ada tandingannya. Dialah ulama pertama yang menggagas ilmu dialektika dan psikologi massa dalam perdebatan."
 
Dalam kitab Ghayah al-Maram, Imam adh-Dhiya' al-Khatib mengatakan, "Abu al-'Abbas adalah tokoh mazhab Syafi'i yang mumpuni dalam ilmu kalam, sebagaimana pengetahuannya yang mendalam tentang fiqih."
 
As-Subki berkata, "Guru kami (adz-Dzahabi) menegaskan; prediksi Nabi Muhammad saw. bahwa setiap abad akan ada orang yang tampil sebagai reformis harus dipahami secara komprehensif. Artinya, orang tersebut bukan satu individu, tetapi sejumlah orang. Contohnya, reformis di abad ke 3 Hijriah adalah Ibnu Suraij di bidang fiqih, al-Asy'ari di bidang teologi, An-Nasai di bidang hadis."
Karya
 
Ar-Radd 'ala Ibni Dawud fi al-Qiyas.
Al taqrib bain Al Muzani wa asy-Syafi'i.
Ar Radd ‘ala Muhammad bin Hasan
Mukhtasar fi ahl fiqh
Ar radd ‘ala Isa bin Abban
Jawad al Qosyani.
 
 
Sumber: 1. Kitab Thabaqat ‘Ulama’ al-Hadits Juz 2 karya Abdul Hadi ad-Dimasyqi ash-Shalihi, hlm. 518-520. 2. Kitab Thabaqat Syafi’iyyah juz 1 karya ‘Imaduddin Ismail bin Umar Ibnu Katsir, hlm 188-190. 3. Ensiklopedia Imam Syafi’i karya Dr. Ahmad Nahrawi Abdussalam al-Indunisi, hlm. 573. 4. https://sites.google.com/site/pustakapejaten/manaqib-biografi/6-masyaikh/imam-abul-abbas-ibnu-suraij-as-syafi-i-al-baghdad