Nyalawena: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k fix |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
||
Baris 2:
{{Yatim|Oktober 2022}}
'''Nyalawena''' merupakan [[ritual]] cara memanen [[ikan]] yang dilaksanakan oleh [[masyarakat]] di [[Pantai Apra]], [[Sindangbarang, Cianjur|Kecamatan Sindangbarang]], [[Kabupaten Cianjur]].<ref name=":0">{{Cite book|last=Drs|first=Rosyadi|year=2017|title=Kearifan Masyarkat Jawa Barat dalam Pelestarian Lingkungan Hidup (Wilayah Priangan Barat)|location=Bandung|publisher=Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat|page=49-51|url-status=live}}</ref> Nyalawena berasal dari kata ''nyalawean'' atau ''salawe''. Dalam [[bahasa Sunda]] kata ini menunjukkan penyebutan jumlah untuk angka 25. Hal ini sesuai dengan pelaksanaan ''nyalawena'' yang dilaksanakan setiap tanggal 25 dalam perhitungan bulan di [[kalender Islam]].<ref>{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/upacara-nyalawena-di-pantai-apra-kabupaten-cianjur/|title=Upacara Nyalawena di Pantai APRA Kabupaten Cianjur|last=irvansetiawan|date=2016-11-07|website=Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat|language=en-US|access-date=2019-04-28}}</ref> Pada tanggal tersebut masyarakat Sindangbarang biasanya berbondong-bondong menangkap [[ikan impun]] ([[Ikan Teri|ikan teri]]) yang sedang melakukan [[migrasi]] dari [[laut]] menuju [[hulu sungai]]. Masyarakat juga sering menyebut upacara Nyalawena dengan istilah “''Ngala Impun''” yang berarti menangkap ikan kecil atau impun. Sebelum dilaksanakan penangkapan ikan impun diadakan [[Ritual|upacara ritual]] sebagai wujud penghormatan terhadap penguasa Laut Kidul yaitu [[Nyi Roro Kidul]] dan Si Pacul agar selalu mendapatkan lindungan dan hasil tangkapan ikan yang berlimpah.<ref name=":0" /> Walaupun Nyi Roro Kidul tidak terlihat dan sifatnya [[Mistisisme|mistis]], namun kepercayaan terhadap dirinya sangat melekat dengan kuat. Hal ini tercermin pada pada saat berlangsungnya upacara Nyalawena''.'' Masyarakat dari berbagai kalangan turun langsung mengikuti ritual tersebut dengan suka cita. [[Jaring ikan|Jaring]] berbentuk [[persegi]] adalah alat yang digunakan [[masyarakat]] untuk menangkap ikan impun, tak lupa jaring itu diikatkan pada empat potong kayu.<ref>{{Cite web|url=https://cianjur.pojoksatu.id/baca/seperti-ini-lho-tradisi-ngala-impun-di-sindangbarang-cianjur|title=Seperti Ini Lho Tradisi ‘Ngala Impun’ di Sindangbarang Cianjur|last=Gumilar|first=Gun Gun|website=cianjur.pojoksatu.id|language=id|access-date=2019-04-29|archive-date=2022-05-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20220503143641/https://cianjur.pojoksatu.id/baca/seperti-ini-lho-tradisi-ngala-impun-di-sindangbarang-cianjur|dead-url=yes}}</ref> Kayu tersebut memiliki panjang satu meter. Setelah tahap persiapan selesai, masyarakat langsung berburu ikan impun yang ada di pantai. Masyarakat dilarang melakukan kegiatan yang melanggar seperti tindakan asusila pada pelaksanaan Nyalawena. Karena menurut [[Adat|ketua adat]] di daerah tersebut, barang siapa yang melanggar pantangan tersebut akan megalami kejadian yang tidak diinginkan atau musibah. Oleh karena itu, masyarakat setempat maupun pendatang ([[Pariwisata|wisatawan]]) yang berkunjung tidak berani mengusik pada saat berlangsungnya [[tradisi]] tersebut. [[Lingkungan|Alam lingkungan]] di sekitar [[pantai]] pun sangat dijaga, tidak ada yang berani mengubahnya. Wilayah kekuasaan Nyi Roro Kidul terhitung sepanjang laut pantai selatan [[Jawa|Pulau Jawa]].<ref name=":0" />
== Pelaksanaan Ritual ==
|