Filsafat proses: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT44Nathaniel (bicara | kontrib)
Matabulanhari (bicara | kontrib)
 
(44 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Filsafat proses''' atau [[filsafat]] [[organisme]] adalah filsafat yang mengatakan bahwa segala sesuatu selalu menjadi.<ref name="Cobb">{{en}}John B. Cobb dan David Ray Griffin. 1976, ''Process Theology, An Introduction. Philadelphia: The Westminster Press.'' Hlm. 14-16. </ref> Pengertian ‘proses’ in mengandung makna yakni adanya perubahan berdasarkan mengalirnya [[waktu]] dan kegiatan yang saling berkaitan.<ref name="Cobb"/> Kemudian [[realitas]] dipahami bukan sebagai sesuatu yang statis melainkan terus bergerak dan berubah dalam suatu dinamika pergerakan yang berkelanjutan.<ref name="Cobb"/> Filsafat ini dicetuskan oleh [[Alfred North Whitehead]] (15 Februari 1861 Ramsgate, Kent, England – 30 Desember 1947 Cambridge, Massachusetts, USA) seorang guru besar Matematika Trinity College yang selanjutnya menjadi guru besar filsafat di [[Universitas Harvard]]. <ref name="Audi (ed.)">{{en}}Robert Audi. 1995, ''The Cambridge Dictionary of Philosophy.'' Cambridge: The Press Syndicate of the University of Cambridge. Hlm. 851-853. </ref>
{{inuse|30 Maret 2011}}
 
== Tokoh-fokoh Filsafat yang memengaruhi Whitehead ==
[[Berkas:Process_and_reality.jpg‎|left|200px|Sebuah buku karya Whitehead dengan judul Process and Reality: An Essay in Cosmology yang sudah diterbitkan ulang dan diedit oleh David R. Griffin dan Donald W. Sherburne]]
[[Berkas:Pemikir.jpg|thumbjmpl|350px|Filsuf-filsuf yang memengaruhi Whitehead: Plato, Hegel, Aristoteles, David Hume, Leibniz, John LockLocke, Immanuel Kant, Descartes]]
'''Filsafat proses''' atau [[filsafat]] [[organisme]] adalah filsafat yang mengatakan bahwa segala sesuatu selalu menjadi.<ref name="Cobb">{{en}}John B. Cobb dan David Ray Griffin. 1976, ''Process Theology, An Introduction. Philadelphia: The Westminster Press.'' Hlm. 14-16. </ref> Pengertian ‘proses’ in mengandung makna yakni adanya perubahan berdasarkan mengalirnya [waktu] dan kegiatan yang saling berkaitan.<ref name="Cobb"/> Kemudian [[realitas]] dipahami bukan sebagai sesuatu yang statis melainkan terus bergerak dan berubah dalam suatu dinamika pergerakan yang berkelanjutan.<ref name="Cobb"/> Filsafat ini dicetuskan oleh [[Alfred North Whitehead]] (15 Februari 1861 Ramsgate, Kent, England – 30 Desember 1947 Cambridge, Massachusetts, USA) seorang guru besar Matematika Trinity College yang selanjutnya menjadi guru besar filsafat di [[Universitas Harvard]]. <ref name="Audi (ed.)">{{en}}Robert Audi. 1995, ''The Cambridge Dictionary of Philosophy.'' Cambridge: The Press Syndicate of the University of Cambridge. Hlm. 851-853. </ref>
Alfred North Whitehead, yang dikenal dengan sebutan Whitehead, menemukan sistem filsafatnya berdasarkan usaha kritis dan kreatif dalam dialog intelektual dengan para pemikir lain dan dalam konfrontasinya dengan pengalaman hidup.<ref name="Sudarminta">{{id}}Sudarminta. 1991, ''Filsafat Proses, Sebuah Pengantar Sistematik Filsafat Alfred North Whitehead.'' Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 24-33. </ref> Dalam bukunya yang berjudul ''Process and Reality'', ia menyebutkan filsuf-filsuf yang memengaruhinya.<ref name="Sudarminta"/> [[Plato]] adalah salah satu filsuf yang memengaruhinya. <ref name="Sudarminta"/> Bagi Whitehead, sistem filsafat yang mau dikembangkannya adalah suatu sintesis kreatif atas [[kosmologi]] Plato, sebagaimana dikemukakan dalam dialognya yang berjudul ''Timaeus'', dengan kosmologi modern sebagaimana yang dikembangkan oleh [[Galileo]], [[Descartes]] dan [[Newton]].<ref name="Sudarminta"/> [[Aristoteles]] adalah Filsuf yang bagi Whitehead memberikan sembangan yang penting bagi sistem filsafat proses. Walaupun banyak hal yang ditentang dari Aristoteles, Whitehead menerima gagasan Aristoteles yang mengatakan bahwa realitas yang nyata dan konkret adalah realitas aktual yang merupakan perpaduan [[forma]] dan [[materi]].<ref name="Sudarminta"/>
 
Selain Plato dan Aristoteles, sebagai wakil dari tokoh besar filsafat klasik, Whitehead dipengaruhi oleh filsuf-filsuf moderenmodern seperti Descartes, [[Spinoza]], [[Leibniz]], [[John Locke]], [[David Hume]], [[Immanuel Kant]] dan [[Hegel]].<ref name="Whitehead (terj.) 64">{{id}}Albert North Whitehead. ''Filsafat Proses, Proses dan Realitas Dalam Kajian Kosmologi.'' 2009, Kreasi Wacana. Hlm. 64</ref> Whitehead melakukan kritik atas gagasan-gagasan mereka dan merangkaikan gagasan-gagasan yang mendukung filsafatnya. Descartes, Whitehead menolak gagasan subsansi dan inrelasional.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi">Dr.P. Hardono Hadi. 1996,{{id}}''Jatidiri Manusia: Berdasarkan Filsafat Organisme Whitehead,'' Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 48-62</ref> Whitehead menerima gagasan Descartes mengenai pluralitas kenyataan. Dari LibnizLeibniz, Whitehead mengambil gagasan dinamis dan organik dari konesp Libniz mengenai [[monad]].<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> mengenai Jhon Locke, Whitehead menyebutnya sebagai seorang filsuf yang paling dekat dengan sistem filsafatnya.<ref name="Whitehead (terj.) 51-60">{{id}}Albert North Whitehead, Hlm. 51-60</ref> Whitehead menerima gagasan Locke mengenai akal budi.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> bagi Locke [[akal budi]] merupakan suatu kesatuan yang muncul dari proses menyerap dan mengolah secara aktif berbagai [[ide]].<ref name="Whitehead (terj.)">Albert North Whitehead, Hlm. 51-60<"/ref> gagasan yang diterima Whitehead dari Locke ini melemahkan [[sensasionalisme]] David Hume yang menganggap penycerapan indrawi sebagai satu-satunya bentuk pencerapan yang ada. <ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> Di dalam Filsafat Kant, Whitehead sepakat bahwa tindakan mengalami kenyataan itu merupakan suatu proses penyusunan yang melibatkan objek sebagai data subjek yang aktif.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> Whitehead tidak sepaham dengan Kant dalam hal tindakan mengalami selalu mengarah kepengetahuan dan perlu dimengerti sebagai bentuk primitif dari pengetahuan.<ref name="SudarmintaSudarminta27">Sudarminta, Hlm. 27</ref> Dalam hubungannya dengan Hegel, Whithead menyatakan bahwa ia tidak banyak tahu tentang filsafat Hegel.<ref name="SudarmintaSudarminta27">Sudarminta, Hlm. 27</ref> Kemiripan yang muncul antara filsafat Hegel dengan filsafat Whitehead muncul atas pengaruh dua orang penganut [[Idealisme]] Inggris: [[Ellis McTaggart]] dan [[Francis H. Bradley]].<ref name="SudarmintaSudarminta27">Sudarminta, Hlm. 27</ref> Whitehead juga banyak berdiskusi dengan [[Lord Haldane]] yang gagasannya banyak dipengaruhi Hegel.<ref name="SudarmintaSudarminta27">Sudarminta, Hlm. 27</ref> Whitehead sendiri menyebut filsafatnya sebagai transformasi beberapa gagasan [[Idealisme]] Absolut ke alam Realisme sebagai dasar.<ref name="Whitehead (terj.)xiii">{{id}}Albert North Whitehead, xiii</ref>
= Tokoh-fokoh Filsafat yang memengaruhi Whitehead =
 
Filsuf sejaman lainnya, yang membangun gagasan Whitehead dalam mendirikan filsafatnya, adalah [[Samuel Alexander]] dan [[LIoyd Morgan]].<ref name="SudarmintaSudarminta28">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Gagasan Whitehead mengenai waktu dan keabadian banyak dipengaruhi oleh Samuel Alexander.<ref name="SudarmintaSudarminta28">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Gagasan mengenai peristiwa ia ambil dari Lioyd Morgan.<ref name="SudarmintaSudarminta28">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Filsuf-filsuf yang juga memengaruhi Whitehead adalah [[Henri Bergson]], [[William James]] dan [[John Dewey]].<ref name="Whitehead (terj.)xii">{{id}}Albert North Whitehead, xii</ref> Gagasan mengenai realitas, bahwa realitas itu dinamis sehingga kategori perubahan tidak bisa diabaikan dalam menjelaskan kenyataan, dan bahwa realitas lebih sesuai untuk disimbolkan sebagai suatu organisme daribpada mesin, adalah gagasan yang Whithead pinjam dari John Dewey.<ref name="SudarmintaSudarminta28">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Keduanya sepakat bahwa filsafat bersumber dan bermuara pada pengalaman manusia.<ref name="SudarmintaSudarminta28">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Dari William James, Whitehead meminjam gagasannya mengenai empirisme radikal.<ref name="SudarmintaSudarminta28">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Ia menolak [[rasionalisme]] Descartes dan [[empirisme]] atomis David Hume.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> pandangan James, yang diambil oleh Whitehead, mengatakan bahwa dalam kontak langsung dengan kenyataan, kenyataan diambil oleh manusia, bukan sebagai sesuatu yang sejak awal terperinci dan terpecah, melainkan sebagai gumpalan pengalaman dalam keutuhan yang kompleks, kaya, dan tidak teratur.<ref name="SudarmintaSudarminta28">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Gagasan Whitehead mengenai [[Prehensi]] amat dekat dengan gagasan William James ini.<ref name="SudarmintaSudarminta29">Sudarminta, Hlm. 29</ref>
[[Berkas:Pemikir.jpg|thumb|350px|Filsuf-filsuf yang memengaruhi Whitehead: Plato, Hegel, Aristoteles, David Hume, Leibniz, John Lock, Immanuel Kant, Descartes]]
Alfred North Whitehead, yang dikenal dengan sebutan Whitehead, menemukan sistem filsafatnya berdasarkan usaha kritis dan kreatif dalam dialog intelektual dengan para pemikir lain dan dalam konfrontasinya dengan pengalaman hidup.<ref name="Sudarminta">{{id}}Sudarminta. 1991, ''Filsafat Proses, Sebuah Pengantar Sistematik Filsafat Alfred North Whitehead.'' Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 24-33. </ref> Dalam bukunya yang berjudul ''Process and Reality'', ia menyebutkan filsuf-filsuf yang memengaruhinya.<ref name="Sudarminta"/> [[Plato]] adalah salah satu filsuf yang memengaruhinya. <ref name="Sudarminta"/> Bagi Whitehead, sistem filsafat yang mau dikembangkannya adalah suatu sintesis kreatif atas [[kosmologi]] Plato, sebagaimana dikemukakan dalam dialognya yang berjudul ''Timaeus'', dengan kosmologi modern sebagaimana yang dikembangkan oleh [[Galileo]], [[Descartes]] dan [[Newton]].<ref name="Sudarminta"/> [[Aristoteles]] adalah Filsuf yang bagi Whitehead memberikan sembangan yang penting bagi sistem filsafat proses. Walaupun banyak hal yang ditentang dari Aristoteles, Whitehead menerima gagasan Aristoteles yang mengatakan bahwa realitas yang nyata dan konkret adalah realitas aktual yang merupakan perpaduan [[forma]] dan [[materi]].<ref name="Sudarminta"/>
 
== Kritik Terhadap Materialisme Ilmiah ==
[[Berkas:William_james_-_memengaruhi_whitehead.jpg‎|left|150px|William James]]
Whitehead menyebut filsafatnya sebagai Filsafat Organisme.<ref name="SudarmintaSudarminta29">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Gagasan filsafat ini lahir sebagai reaksi dan alternatif terhadap pandangan kosmologi yang disebut [[materialisme]] ilmiah.<ref name="SudarmintaSudarminta29">Sudarminta, Hlm. 29</ref> pandanganPandangan ini mengatakan bahwa dunia ini terdiri dari berbagai [[anasir]] material yang hukum-hukumnya bisa dimengerti dan dijelaskan secara tuntas oleh ilmu pengetahuan, khususnya [[matematika]] dan [[fisika]].<ref name="SudarmintaSudarminta29">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Materialisme menyebut dunia ini tidak lain sebagai mesin besar yang terdiri dari jalinan anasir-anasir independen dan saling berhubungan secara eksternal.<ref name="SudarmintaSudarminta29">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Dunia ini bersifat impersonal, tidak bermakan, tidak bernilai dan tidak bertujuan.<ref name="SudarmintaSudarminta29">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Bagi materialisme yang nyata adalah segala sesuatu yang dapat dibuktikan secara ilmiah.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"/> Materialisme menekankan sebab-sebab yang menjelaskan wujud dan sebab-sebab yang menjelaskan siapa yang mengerjakan sesuatu.<ref name="SudarmintaSudarminta29">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Bagi Whitehead pandangan kosmologis Materialisme Ilmiah ini berakar dari kosmologi Descartes yang menanggap dunia ini sebagai materi.<ref name="SudarmintaSudarminta30">Sudarminta, Hlm. 30</ref> Pandangan dunia yang materialistis dan mekanistis ini diambil alih oleh John Locke, Galileo dan Newton.<ref name="SudarmintaSudarminta30">Sudarminta, Hlm. 30</ref>
Selain Plato dan Aristoteles, sebagai wakil dari tokoh besar filsafat klasik, Whitehead dipengaruhi oleh filsuf-filsuf moderen seperti Descartes, [[Spinoza]], [[Leibniz]], [[John Locke]], [[David Hume]], [[Immanuel Kant]] dan [[Hegel]].<ref name="Whitehead (terj.)">{{id}}Albert North Whitehead. ''Filsafat Proses, Proses dan Realitas Dalam Kajian Kosmologi.'' 2009, Kreasi Wacana. Hlm. 64</ref> Whitehead melakukan kritik atas gagasan-gagasan mereka dan merangkaikan gagasan-gagasan yang mendukung filsafatnya. Descartes, Whitehead menolak gagasan subsansi dan inrelasional.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi">Dr.P. Hardono Hadi. 1996,{{id}}''Jatidiri Manusia: Berdasarkan Filsafat Organisme Whitehead,'' Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 48-62</ref> Whitehead menerima gagasan Descartes mengenai pluralitas kenyataan. Dari Libniz, Whitehead mengambil gagasan dinamis dan organik dari konesp Libniz mengenai [[monad]].<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> mengenai Jhon Locke, Whitehead menyebutnya sebagai seorang filsuf yang paling dekat dengan sistem filsafatnya.<ref name="Whitehead (terj.)">{{id}}Albert North Whitehead, Hlm. 51-60</ref> Whitehead menerima gagasan Locke mengenai akal budi.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> bagi Locke [[akal budi]] merupakan suatu kesatuan yang muncul dari proses menyerap dan mengolah secara aktif berbagai [[ide]].<ref name="Whitehead (terj.)">Albert North Whitehead, Hlm. 51-60</ref> gagasan yang diterima Whitehead dari Locke ini melemahkan [[sensasionalisme]] David Hume yang menganggap penycerapan indrawi sebagai satu-satunya bentuk pencerapan yang ada. <ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> Di dalam Filsafat Kant, Whitehead sepakat bahwa tindakan mengalami kenyataan itu merupakan suatu proses penyusunan yang melibatkan objek sebagai data subjek yang aktif.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> Whitehead tidak sepaham dengan Kant dalam hal tindakan mengalami selalu mengarah kepengetahuan dan perlu dimengerti sebagai bentuk primitif dari pengetahuan.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 27</ref> Dalam hubungannya dengan Hegel, Whithead menyatakan bahwa ia tidak banyak tahu tentang filsafat Hegel.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 27</ref> Kemiripan yang muncul antara filsafat Hegel dengan filsafat Whitehead muncul atas pengaruh dua orang penganut [[Idealisme]] Inggris: [[Ellis McTaggart]] dan [[Francis H. Bradley]].<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 27</ref> Whitehead juga banyak berdiskusi dengan [[Lord Haldane]] yang gagasannya banyak dipengaruhi Hegel.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 27</ref> Whitehead sendiri menyebut filsafatnya sebagai transformasi beberapa gagasan [[Idealisme]] Absolut ke alam Realisme sebagai dasar.<ref name="Whitehead (terj.)">{{id}}Albert North Whitehead, xiii</ref>
 
Whitehead tidak mengatakan bahwa materialisme sebagai paham yang keliru.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> Cerita kesusksesan materialisme dalam sejarah telah membuktikan kemajuan bagi kemanusiaan.<ref name="SudarmintaSudarminta30">Sudarminta, Hlm. 30</ref> Whitehead menyatakan bahwa kekeliruan Materialisme terletak pada generalisasi filosofis yang dibuatnya.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> Materialisme menarik kesimpulan yang lebih luas dari yang secara sahih bisa dijamin oleh pernyataan-pernyataannya.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> Whitehead menyebutkan kekeliruan Materialisme dalam hal menganggap konkret apa yang sesungguhnya abstrak. <ref name="Whitehead (terj.7-18-93)">{{id}}Albert North Whitehead, Hlm. 7, 18, 93</ref>
[[Berkas:Henri_Bergson-mempengaruhi_whitehead.jpg‎|left|150px|Henri Bergson]]
Filsuf sejaman lainnya, yang membangun gagasan Whitehead dalam mendirikan filsafatnya, adalah [[Samuel Alexander]] dan [[LIoyd Morgan]].<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Gagasan Whitehead mengenai waktu dan keabadian banyak dipengaruhi oleh Samuel Alexander.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Gagasan mengenai peristiwa ia ambil dari Lioyd Morgan.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Filsuf-filsuf yang juga memengaruhi Whitehead adalah [[Henri Bergson]], [[William James]] dan [[John Dewey]].<ref name="Whitehead (terj.)">{{id}}Albert North Whitehead, xii</ref> Gagasan mengenai realitas, bahwa realitas itu dinamis sehingga kategori perubahan tidak bisa diabaikan dalam menjelaskan kenyataan, dan bahwa realitas lebih sesuai untuk disimbolkan sebagai suatu organisme daribpada mesin, adalah gagasan yang Whithead pinjam dari John Dewey.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Keduanya sepakat bahwa filsafat bersumber dan bermuara pada pengalaman manusia.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Dari William James, Whitehead meminjam gagasannya mengenai empirisme radikal.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Ia menolak [[rasionalisme]] Descartes dan [[empirisme]] atomis David Hume.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> pandangan James, yang diambil oleh Whitehead, mengatakan bahwa dalam kontak langsung dengan kenyataan, kenyataan diambil oleh manusia, bukan sebagai sesuatu yang sejak awal terperinci dan terpecah, melainkan sebagai gumpalan pengalaman dalam keutuhan yang kompleks, kaya, dan tidak teratur.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Gagasan Whitehead mengenai [[Prehensi]] amat dekat dengan gagasan William James ini.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref>
 
Materialisme mengatakan bahwa dunia terdiri dari rangkaian berbagai [[partikel]] yang terletak dalam ruang dan waktu.<ref name="SudarmintaSudarminta31">Sudarminta, Hlm. 31</ref> Dalam pandangan ini ruang dan waktu bersifat mutlak.<ref name="SudarmintaSudarminta31">Sudarminta, Hlm. 31</ref> hubungan partikel-partikel tersebut dengan partikel-partikel lainnya tidak menambah dan mengurangi hakikat adanya partikel tersebut.<ref name="SudarmintaSudarminta31">Sudarminta, Hlm. 31</ref> kategori waktu, kecepatan gerak dan hubungan internal yang membentuk dunia, tidak berperan sama sekali.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> setiap benda merupakan satuan-satuan padat yang mandiri dan dianggap memiliki ciri-ciri yang tetap di manapun benda itu berada.<ref name="SudarmintaSudarminta31">Sudarminta, Hlm. 31</ref> Bagi Whitehead, hal ini keliru, karena benda yang nampaktampak statis dan jelas itu hanyalah abstraksi akal budi demi kegunaan pragmatis dari suatu proses dinamis satuan-satuan peristiwa yang terus-menerus membentuk benda tersebut.<ref name="SudarmintaSudarminta31">Sudarminta, Hlm. 31</ref> Pandangan ini berakar kepada [[substansi]].<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> Whitehead juga mengkritik materialisme ilmiah sebagai paham yang tidak memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref>
= Kritik Terhadap Materialisme Ilmiah =
 
= Sistem Filsafat Proses =
[[Berkas:Demokritos.jpg‎ |thumb|200px|Demokritos adalah salah seorang filsuf yang mengembangkan materialisme yang digagas oleh Epikuros]]
Whitehead menyebut filsafatnya sebagai Filsafat Organisme.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Gagasan filsafat ini lahir sebagai reaksi dan alternatif terhadap pandangan kosmologi yang disebut [[materialisme]] ilmiah.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> pandangan ini mengatakan bahwa dunia ini terdiri dari berbagai [[anasir]] material yang hukum-hukumnya bisa dimengerti dan dijelaskan secara tuntas oleh ilmu pengetahuan, khususnya [[matematika]] dan [[fisika]].<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Materialisme menyebut dunia ini tidak lain sebagai mesin besar yang terdiri dari jalinan anasir-anasir independen dan saling berhubungan secara eksternal.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Dunia ini bersifat impersonal, tidak bermakan, tidak bernilai dan tidak bertujuan.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Bagi materialisme yang nyata adalah segala sesuatu yang dapat dibuktikan secara ilmiah.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"/> Materialisme menekankan sebab-sebab yang menjelaskan wujud dan sebab-sebab yang menjelaskan siapa yang mengerjakan sesuatu.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Bagi Whitehead pandangan kosmologis Materialisme Ilmiah ini berakar dari kosmologi Descartes yang menanggap dunia ini sebagai materi.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 30</ref> Pandangan dunia yang materialistis dan mekanistis ini diambil alih oleh John Locke, Galileo dan Newton.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 30</ref>
 
Whitehead memulai filsafatnya dengan melihat realitas.<ref name="Paulus Budi Kleden">{{id}}Paulus Budi Kleden. 2002, ''Dialog Antragama Dalam Terang Filsafat Proses Alfred North Whitehead.'' Maumere: Ledalero. Hlm. 24-33. </ref> Ia melihat bahwa segala sesuatu di dunia ini mengalami perubahan yang konsisten.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Berdasarkan pengamatan ini, filsafat organisme lahir.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Di dalam filsafat organisme segala sesuatu berada dalam proses menjadi.<ref name="Cobb"/> Segala sesuatu terlibat dalam proses.<ref name="Cobb"/> Satuan terkecil dan mendasar dalam proses, Whitehead sebut sebagai [[entitas aktual]].<ref name="Whitehead (terj.) 51-60"/> segala sesuatu merupakan entitas aktual.<ref name="Whitehead (terj.) 51-60"/> entitas aktual-entitas aktual ini bersifat organis.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Satu entitas aktual tidak terlepas dari satu entitas aktual yang lainnya.<ref name="Cobb"/> entitas aktual bukanlah hakikat terkecil dari makluk hidup. Segala sesuatu terbentuk dari rentetan peristiwa.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Bagi Whitehead, entitas aktual bukan satuan mendasar dari makhluk hidup atau benda, melainkan suatu peristiwa atau kejadian yang menjadi bagian dari makhluk atau benda itu.<ref name="Paulus Budi Kleden"/>
Whitehead tidak mengatakan bahwa materialisme sebagai paham yang keliru.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> Cerita kesusksesan materialisme dalam sejarah telah membuktikan kemajuan bagi kemanusiaan.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 30</ref> Whitehead menyatakan bahwa kekeliruan Materialisme terletak pada generalisasi filosofis yang dibuatnya.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> Materialisme menarik kesimpulan yang lebih luas dari yang secara sahih bisa dijamin oleh pernyataan-pernyataannya.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> Whitehead menyebutkan kekeliruan Materialisme dalam hal menganggap konkret apa yang sesungguhnya abstrak. <ref name="Whitehead (terj.)">{{id}}Albert North Whitehead, Hlm. 7, 18, 93</ref>
 
Alam semesta ini terdiri dari beragam entitas aktual yang berdiri sendiri dan berdampingan.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Berbagai entitas aktual yang berada dalam ruang dan waktu ini melakukan [[sintesis]] dan menghasilkan entitas aktual yang lain dengan segala kompleksitasnya.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Entitas aktual yang lain itu mengandung unsur-unsur entitas aktual yang bersintesis sebelumnya.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> kandungan unsur entitas aktual ini bisa sama dan bisa juga berbeda.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Kompleksitas entitas aktual ini disebut oleh Whitehead sebagai ''nexus''.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> nexus disebut juga sebagai jaringan entitas aktual.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Istilah nexus sendiri dicetuskan oleh Whitehead untuk menyebut hakikat sesuatu yang disebut substansi. Sebuah nexus terjadi karena adanya relasi antar entitas aktual yang berada dalam ruang dan waktu.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> bagi Whitehead, nexus memiliki hakikat relasi yang berkesinambungan antara unsur-unsurnya.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Hakikat relasi yang intensif ini disebut dengan ''society''.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> yang menentukan sebuah ''society'' adalah adanya unsur formal atau unsur yang tetap dan tidak berubah yang masuk kedalam setiap entitas aktual.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> unsur formal ini adalah ciri dasar yang mendefinisikan ''society'' yang bersangkutan. Unsur formal ini masuk ke dalam entitas aktual karena adanya sintesis beragam entitas aktual yang ada di dalam ruang dan waktu.<ref name="Paulus Budi Kleden"/>
Materialisme mengatakan bahwa dunia terdiri dari rangkaian berbagai [[partikel]] yang terletak dalam ruang dan waktu.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 31</ref> Dalam pandangan ini ruang dan waktu bersifat mutlak.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 31</ref> hubungan partikel-partikel tersebut dengan partikel-partikel lainnya tidak menambah dan mengurangi hakikat adanya partikel tersebut.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 31</ref> kategori waktu, kecepatan gerak dan hubungan internal yang membentuk dunia, tidak berperan sama sekali.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> setiap benda merupakan satuan-satuan padat yang mandiri dan dianggap memiliki ciri-ciri yang tetap di manapun benda itu berada.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 31</ref> Bagi Whitehead, hal ini keliru, karena benda yang nampak statis dan jelas itu hanyalah abstraksi akal budi demi kegunaan pragmatis dari suatu proses dinamis satuan-satuan peristiwa yang terus-menerus membentuk benda tersebut.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 31</ref> Pandangan ini berakar kepada [[substansi]].<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref> Whitehead juga mengkritik materialisme ilmiah sebagai paham yang tidak memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"></ref>
 
Setiap entitas aktual yang ada di semesta ini, menciptakan dirinya sendiri menjadi satu subjek.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> proses ini disebut sebagai ''individuasi'' atau ''subjektivikasi''.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Di dalam proses menjadi entitas aktual, segala sesuatu mengambil peran sebagai sumber informasi yang menentukan terbentuknya entitas aktual.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Proses menjadi, selalu terjadi di alam semesta bukan di luar alam semesta.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Alam semesta adalah kumpulan subjek-subjek.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Sebuah subjek memiliki hubungan dengan alam semesta yang daripadanya ia berasal.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> sebuah subjek memengaruhi alam semesta dan alam semesta juga memengaruhi subjek.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Alam semesta adalah nexus.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> oleh karena itu entitas aktual tidak tertutup bagi dirinya sendiri.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Entitas aktual menentukan alam semesta dan ditentukan oleh alam semesta.<ref name="Paulus Budi Kleden"/>
=Sistem Filsafat Proses=
 
WhiteheadEntitas memulaiaktual filsafatnyabebas dengandalam melihatmenentukan realitas.<ref name="Paulus Budi Kleden">{{id}}Paulus Budi Kleden.dirinya 2002sendiri, ''Dialogmeskipun Antragamaia Dalamdikelilingi Terang Filsafat Proses Alfred North Whitehead.'' Maumere: Ledalero. Hlm. 24-33. </ref> Ia melihat bahwa segala sesuatu di dunia inioleh mengalamiberbagai perubahaninformasi yang konsistenmengitarinya.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Berdasarkansetiap pengamatanentitas ini,aktual bertanggung jawab filsafatbagi organismedirinya lahirsendiri.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Dimeskipun dalamentitas filsafataktual organismeindependen segalapada sesuatudirinya beradasendiri, dalamia prosesditentukan menjadi<refoleh name="Cobb"/>.informasi Segalayang sesuatudiperoleh terlibat dalamdi prosessekitarnya.<ref name="CobbPaulus Budi Kleden"/> SatuanKeterkaitan terkecilentitas danaktual mendasardengan dalamalam prosessemesta ini, Whitehead sebut sebagai [[entitas aktualkonkresi]] atau ''concrescence''.<ref name="WhiteheadPaulus (terj.)Budi Kleden"/> segalaKonkresi sesuatuartinya merupakanadalah relasi antara entitas aktual.<ref name="Whiteheaddengan (terj.)"/>alam entitassemesta aktual-entitasmenjadi aktualsesuatu iniyang bersifatkonkret organis(menjadi sebuah subjek).<ref name="Paulus Budi Kleden"/>. SatuKonkresi entitastertuju aktual tidak terlepas dari satu entitas aktual yang lainnya.<ref name="Cobb"/> entitas aktual bukanlah hakikat terkecil dari makluk hidup. Segalakepada sesuatu terbentuk dari rentetan peristiwa.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> BagiTujuan Whitehead, entitas aktualitu bukan satuanada mendasarsebelum darirelasi makhlukantara hidupentitas atauaktual benda,dengan melainkanalam suatusemesta peristiwatetapi atausebagai kejadiansesuatu yang menjadihendak bagian dari makhluk atau benda itudicapai.<ref name="Paulus Budi Kleden"/>
Alam semesta ini terdiri dari beragam entitas aktual yang berdiri sendiri dan berdampingan.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Berbagai entitas aktual yang berada dalam ruang dan waktu ini melakukan [[sintesis]] dan menghasilkan entitas aktual yang lain dengan segala kompleksitasnya.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Entitas aktual yang lain itu mengandung unsur-unsur entitas aktual yang bersintesis sebelumnya.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> kandungan unsur entitas aktual ini bisa sama dan bisa juga berbeda.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Kompleksitas entitas aktual ini disebut oleh Whitehead sebagai ''nexus''.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> nexus disebut juga sebagai jaringan entitas aktual.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Istilah nexus sendiri dicetuskan oleh Whitehead untuk menyebut hakikat sesuatu yang disebut substansi. Sebuah nexus terjadi karena adanya relasi antar entitas aktual yang berada dalam ruang dan waktu.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> bagi Whitehead, nexus memiliki hakikat relasi yang berkesinambungan antara unsur-unsurnya.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Hakikat relasi yang intensif ini disebut dengan ''society''.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> yang menentukan sebuah ''society'' adalah adanya unsur formal atau unsur yang tetap dan tidak berubah yang masuk kedalam setiap entitas aktual.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> unsur formal ini adalah ciri dasar yang mendefinisikan ''society'' yang bersangkutan. Unsur formal ini masuk ke dalam entitas aktual karena adanya sintesis beragam entitas aktual yang ada di dalam ruang dan waktu.<ref name="Paulus Budi Kleden"/>
 
SetiapWhitehead menjelaskan hubungan antara entitas aktual yangdengan ada dialam semesta ini,dengan menciptakansebutan dirinya[[prehensi]] sendiri menjadiatau satu subjek''prehension''.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> prosesprehensi iniadalah disebut sebagai ''individuasi'' atau ''subjektivikasi''pencerapan.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> DiMencerap dalammengandaikan prosesadanya menjadi entitas aktual, segala sesuatu mengambil peran sebagai sumber informasi yang menentukan terbentuknya entitas aktualrelasi.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Prosesbentuk menjadi,relasi selalukeduanya terjaditerungkap didalam alamprehensi.setiap semestaprehensi bukanmempunyai ditiga luarfaktor: alam''subjek'' semesta.<refyang name="Paulusmemprehensi, Budiyakni Kleden"/>entitas Alamaktual semestayang adalah kumpulanmenjadi subjek-subjek.<ref name="Paulusmelalui Budiprehensi; Kleden"/>[[datum]] Sebuahyang subjekdiprehensi; memilikidan hubungan''bentuk dengansubjektif'' alamyang semestamenunjukan yangbagaimana daripadanyasebuah iadatum berasaldiprehensi.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> sebuah subjekentitas memengaruhiaktual alammenycerap semestainformasi danyang ada di alam semesta jugamelalui memengaruhiprehensi untuk menjadi subjek.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Alamjika semestadi adalahdalam prehensi sebuah datum diterima sebagai unsur relevan untuk membangun unsur-unsur subjeknya, ia melakuakn prehensi nexuspositif.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> olehjika karenadi itudalam entitasprehensi aktualsebuah datum ditolak dan dieliminasi (dianggap tidak tertutuprelevan bagi dirinyapembentukan unsur-unsur subjek) maka ia melakukan prehensi sendirinegatif.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> EntitasWhitehead aktualmenyebut menentukanprehensi alampositif semestasebagai dan ditentukan oleh alam semesta''feeling''.<ref name="Paulus Budi Kleden"/>
 
Entitasketika aktualsuatu bebasentitas dalamaktual menentukansudah dirinyamenjadi sendirisubjek, meskipun ia dikelilingiakan olehmenjadi berbagaibagian informasi yangdari mengitarinyakeberagaman.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> setiapkeberagaman entitassubjek aktualini bertanggungmenjadi jawabsatu bagidalam dirinyaproses sendiridalam menciptakan entitas aktual.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> meskipunDi dalam satu entitas aktual independenterdapat padaunsur dirinyakeberagaman sendiri,subjek.<ref ianame="Paulus ditentukanBudi olehKleden"/> informasiSatu yangentitas diperolehaktual dimemproyeksikan sekitarnyakeberagaman subjek yang ada.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> KeterkaitanDalam menjadi entitas aktual denganyang alambaru, semestanilai-nilai ini,pengalaman Whiteheadberperan. sebutSebuah sebagaientitas [[konkresi]]aktual ataumenjadi ''concrescence''subjek apabila ia memiliki pengalaman yang intensif akan dirinya sendiri.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Konkresiintensitas artinyapengalaman adalahakan relasidiri antarasendiri entitasditentukan aktualoleh denganintensitas alampengalaman semestaakan menjadisegala sesuatuinformasi.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> sebuah pengalaman yang konkretintensif (menjadihanya mungkin terjadi dalam sebuah subjek)relasi.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> KonkresiMengalami tertujudiri kepadasecara sesuatuintensif mengandaikan adanya hal-hal yang bertentangan antara diri sendiri dengan segala yang lain dalam satu kesatuan yang harmonis.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> TujuanKarena itunilai-nilai bukanditentukan adaoleh sebelumhal-hal relasiyang antaraberbeda, maka semakin sebuah entitas aktual dengandalam alamproses semestaperwujudan tetapidiri sebagaidapat sesuatumembedakan dirinya dari yang hendaklain, dicapaisemakin intensif entitas aktual itu mengalami subjek, semakin intensif pula dia mengalami dirinya sendiri.<ref name="Paulus Budi Kleden"/>
Whitehead menjelaskan hubungan antara entitas aktual dengan alam semesta dengan sebutan [[prehensi]] atau ''prehension''.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> prehensi adalah pencerapan.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Mencerap mengandaikan adanya relasi.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> bentuk relasi keduanya terungkap dalam prehensi.setiap prehensi mempunyai tiga faktor: ''subjek'' yang memprehensi, yakni entitas aktual yang menjadi subjek melalui prehensi; ''datum'' atau informasi yang diprehensi; dan ''bentuk subjektif'' yang menunjukan bagaimana sebuah datum diprehensi.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> sebuah entitas aktual menycerap informasi yang ada di alam semesta melalui prehensi untuk menjadi subjek.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> jika di dalam prehensi sebuah datum diterima sebagai unsur relevan untuk membangun unsur-unsur subjeknya, ia melakuakn prehensi positif.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> jika di dalam prehensi sebuah datum ditolak dan dieliminasi (dianggap tidak relevan bagi pembentukan unsur-unsur subjek) maka ia melakukan prehensi negatif.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Whitehead menyebut prehensi positif sebagai ''feeling''.<ref name="Paulus Budi Kleden"/>
 
ketika suatusetiap entitas aktual sudahbukan menjadi subjek, ia akanhanya menjadi bagiansebuah dariproyek keberagaman.<ref name="Paulus Budi Kleden"/>bersama keberagaman subjek. ini menjadi satu dalam proses dalam menciptakansetiap entitas aktual.<ref name="Paulusberperan Budi Kleden"/> Dipula dalam satumenjadi entitasinformasi aktualbagai terdapat unsur keberagaman subjek.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Satuterbentuknya entitas aktual memproyeksikan keberagaman subjek yang adalain.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Dalam menjadi entitas aktual yang baru,menjadi nilai-nilaiobjek pengalamaninformasi berperan. Sebuahbagai entitas aktual menjadiyang subjeklainnya, apabilaWhitehead iasebut memilikisebagai, pengalaman yang intensif akan dirinya sendiri''objektivikasi''.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> intensitasobjektifikasi pengalamanadalah akanentitas diriaktual sendiriyang ditentukantelah olehtuntas intensitasmenjadi pengalamandirinya akansendiri segaladan informasi.<refkemudian name="Paulusmenjadi Budiobjek Kleden"/>informasi sebuahbagi pengalamanterbentuknya yangentitas intensifaktual hanyayang mungkin terjadi dalam sebuah relasilain.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> MengalamiEntitas diriaktual secarayang intensiftelah mengandaikantuntas adanyamenjadi hal-haldirinya yangakan bertentanganmenjadi antaradatum diribagi sendiriterbentuknya denganetintas segalaaktual yang lain dalam satu kesatuan yang harmonis.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Karenaentitas nilai-nilaiaktual ditentukandapat olehdikatakan hal-hal yang berbeda, maka semakin sebuahsebagai entitas aktual dalamjika prosesia perwujudan dirisudah dapat membedakanmenyediakan dirinyainformasi dari(menjadi yangdatum) lain,bagai semakinpotensi intensifterbentuknya entitas aktual ituyang mengalami subjek, semakin intensif pula dia mengalami dirinya sendirilain.<ref name="Paulus Budi Kleden"/>
 
dengan demikian entitas aktual memiliki dimensi privat dan dimensi publik. Di dalam dimensi Privat, entitas aktual dapat menentukan dirinya sendiri secara mandiri. Di dalam dimensi publik, entitas aktual dibentuk oleh unsur-unsur lain di sekitarnya. melalui objektifikasi sebuah entitas aktual akan menjadi subjek. Setelah subjek itu mencapai pemenuhannya ia akan menjadi objek (informasi yang mempengaruhimemengaruhi sekitarnya) bagi segala sesuatu yang akan muncul.
setiap entitas aktual bukan hanya menjadi sebuah proyek bersama keberagaman subjek. setiap entitas aktual berperan pula dalam menjadi informasi bagai terbentuknya entitas aktual yang lain.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> entitas aktual yang menjadi objek informasi bagai entitas aktual yang lainnya, Whitehead sebut sebagai, ''objektivikasi''.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> objektifikasi adalah entitas aktual yang telah tuntas menjadi dirinya sendiri dan kemudian menjadi objek informasi bagi terbentuknya entitas aktual yang lain.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Entitas aktual yang telah tuntas menjadi dirinya akan menjadi datum bagi terbentuknya etintas aktual yang lain.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> entitas aktual dapat dikatakan sebagai entitas aktual jika ia sudah dapat menyediakan informasi (menjadi datum) bagai potensi terbentuknya entitas aktual yang lain.<ref name="Paulus Budi Kleden"/>
 
Proses menjadian diri (subjektivikasi) dan pemberian diri untuk turut membentuk yang baru (objektifikasi) diarahkan oleh cita-cita diri.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Whitehead menyebut cita-cita diri sebagai ''subjective aim''.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> cita-cita diri inilah yang akan menjadi ukuran bagi entitas aktual dalam menimbang berbagai informasi yang ada di alam semesta.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> cita-cita diri ini belum ada sebelum atau sesudah prehensi.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Ia ada besamaan ketika prehensi informasi-imformasi terjadi.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> cita-cita diri terbentuk melalui pergumulan data-data di dalam prehensi.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> cita-cita diri berbeda dengan ''eternal object'', [[objek-objek abadi]].<ref name="Sudarminta"/> objek-objek abadi adalah kemungkinan-kemungkinan murni yang akan menjadi prinsip yang memberikan wujud bagi entitas aktual.<ref name="Sudarminta"/> objek-objek abadi mengandaikan adanya prinsip tertentu yang memberi wujud bagi entitas aktual.<ref name="Sudarminta"/> Tanpa objek-objek abadi, tidak akan pernah ada entitas aktual.<ref name="Sudarminta"/> Karena tidak ada satupun yang berwujud.<ref name="Sudarminta"/> objek-objek abadi bukanlah entitas aktual. Ia layaknya dunia ide dalam sistem filsafat plato.<ref name="Sudarminta"/> meski ia bukan satuan aktual ia memiliki hubungan dengan entitas aktual.<ref name="Sudarminta"/> Objek-objek abadi di mungkinkan keberadaannya berdasarkan analisis dari entitas aktual.<ref name="Sudarminta"/>
dengan demikian entitas aktual memiliki dimensi privat dan dimensi publik. Di dalam dimensi Privat, entitas aktual dapat menentukan dirinya sendiri secara mandiri. Di dalam dimensi publik, entitas aktual dibentuk oleh unsur-unsur lain di sekitarnya. melalui objektifikasi sebuah entitas aktual akan menjadi subjek. Setelah subjek itu mencapai pemenuhannya ia akan menjadi objek (informasi yang mempengaruhi sekitarnya) bagi segala sesuatu yang akan muncul.
 
Prosesobjek-objek menjadianabadi diriini (subjektivikasi)di dantampung pemberiandalam dirisebuah untukentitas turut membentukaktual yang baru (objektifikasi) diarahkan oleh cita-cita diriasali.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> WhiteheadEntitas menyebutaktual cita-citaasali ini diriWhite sebagaisebut ''subjectivesebagai aim''Tuhan.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> cita-citaTuhan diridi inilahdalam yangfilasfat akanproses, menjadiTuhan ukuranadalah bagi entitassatuan aktual dalamyang menimbangberfungsi berbagaisebagai informasiprinsip yangpenentu adaterbentuknya disatuan alamaktual yang semestalain.<ref name="Paulus Budi KledenSudarminta"/> cita-citaDi diridalam iniFilsafat belumproses, adaTuhan sebelumtidak ataubisa sesudahdipisahkan prehensidengan objek-objek abadi.<ref name="Paulus Budi KledenSudarminta"/> IaTuhan adaadalah besamaanpengarah ketikasekaligus prehensipenggerak informasi-imformasidari terjadiproses menjadi.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> cita-citaDi diridalam terbentukproses melaluiTuhan pergumulanbukanlah data-datapencipta diyang dalambebas dan tidak prehensitunduk pada siapapun.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> cita-citaDi diridalam berbeda dengan ''eternal object''Proses, [[objek-objekTuhan abadi]].<ref name="Sudarminta"/> objek-objek abadiyang adalah kemungkinan-kemungkinanentitas murniaktual yangdidasarkan akanpada menjadisebuah prinsip yang memberikantidak wujudbisa bagitidak entitas aktualada.<ref name="SudarmintaPaulus Budi Kleden"/> objek-objekprinsip abadiyang mengandaikantidak adanyabisa prinsiptidak tertentuada yangini memberiadalah wujud[[Kreativitas bagi(Filsafat entitas aktualProses)|kreativitas]].<ref name="SudarmintaPaulus Budi Kleden"/> TanpaKreativitas objek-objeksendiri abadi,bukan tidak akan pernah adamerupakan entitas aktual.<ref name="Sudarminta"/>Paulus KarenaBudi tidak ada satupun yang berwujud.<ref name="SudarmintaKleden"/> objek-objekKreativitas abadiadalah bukanlahdaya entitas aktualkebaruan. Ia layaknyaadalah duniadaya ideyang dalammemungkinkan sistem filsafat plato.<ref name="Sudarminta"/> meski ia bukanterjadinya satuan aktual iayang memiliki hubungan dengan entitas aktualbaru.<ref name="Sudarminta"/>Paulus Objek-objekBudi abadi di mungkinkan keberadaannya berdasarkan analisis dari entitas aktual.<ref name="SudarmintaKleden"/>
 
objek-objek abadi ini di tampung dalam sebuah entitas aktual yang asali.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Entitas aktual asali ini White sebut sebagai Tuhan.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Tuhan di dalam filasfat proses, Tuhan adalah satuan aktual yang berfungsi sebagai prinsip penentu terbentuknya satuan aktual yang lain.<ref name="Sudarminta"/> Di dalam Filsafat proses, Tuhan tidak bisa dipisahkan dengan objek-objek abadi.<ref name="Sudarminta"/> Tuhan adalah pengarah sekaligus penggerak dari proses menjadi.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Di dalam proses Tuhan bukanlah pencipta yang bebas dan tidak tunduk pada siapapun.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Di dalam Proses, Tuhan yang adalah entitas aktual didasarkan pada sebuah prinsip yang tidak bisa tidak ada.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> prinsip yang tidak bisa tidak ada ini adalah [[Kreativitas (Filsafat Proses)|kreativitas]].<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Kreativitas sendiri bukan merupakan entitas aktual.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Kreativitas adalah daya kebaruan. Ia adalah daya yang memungkinkan terjadinya satuan aktual yang baru.<ref name="Paulus Budi Kleden"/>
 
= Kategori-kategori Filsafat Proses =
[[Entitas aktual]] , [[Kreativitas (Filsafat Proses)]], [[Objek-objek abadi]], [[Tuhan (Filsafat Proses)]], [[Prehensi]], [[Nexus]]
 
= Referensi =
Baris 55 ⟶ 47:
* Audi, Robert (ed). 1995, ''The Cambridge Dictionary of Philosophy.'' Cambridge: The Press Syndicate of the University of Cambridge.
* Cobb, John B. dan David Ray Griffin. 1976, ''Process Theology, An Introduction.'' Philadelphia: The Westminster Press
* Hadi, Hardono . 1996,''Jatidiri Manusia: Berdasarkan Filsafat Organisme Whitehead.'' Yogyakarta: Kanisius.
* Kleden, Paulus Budi . 2002, ''Dialog Antragama Dalam Terang Filsafat Proses Alfred North Whitehead.'' Maumere: Ledalero.
* Sudarminta. 1991, ''Filsafat Proses, Sebuah Pengantar Sistematik Filsafat Alfred North Whitehead.'' Yogyakarta: Kanisius
* Whitehead, Albert North. ''Filsafat Proses, Proses dan Realitas Dalam Kajian Kosmologi.'' 2009, Kreasi Wacana...
{{Authority control}}
[[de:Prozessphilosophie]]
[[en:Process philosophy]]
[[it:Filosofia del processo]]
[[pl:Filozofia procesu]]
[[pt:Filosofia do processo]]
 
[[Kategori:Filsafat Barat]]