Injo dari Joseon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
Matabulanhari (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Korean name
|image=인조의 항복.jpg
|hangul=인조
|hanja=仁祖
Baris 14:
 
== Kelahiran & Latar Belakang ==
Raja Injo dilahirkan pada tahun 1595 sebagai putra Pangeran Jeongwon, yang ayahandanya adalah [[Seonjo dari Joseon|Raja Seonjo]]. Pada tahun 1607 putra Pangeran Jeongwon diberikan gelar putra Pangeran Neungyang (綾陽都正 ,능양도정) dan kemudian Pangeran Neungyang (綾陽君 ,능양군) dan hidup sebagai layaknya anggota keluarga kerajaan, tidak didukung oleh fraksi politik manapun yang memegang kekuasaan atas politik Korea pada masa itu.
 
Pada tahun 1608, Raja Seonjo jatuh sakit dan meninggal, dan putranya [[Gwanghaegun dari Joseon|Gwanghaegun]] menggantikannya sebagai raja. Pada saat itu, pemerintah dibagi oleh berbagai fraksi politik; fraksi Timur yang bebas muncul kuat setelah [[Invasi Jepang ke Korea (1592-1598)|Perang 7 Tahun]], yang kebanyakan fraksi Timur yang secara aktif berperang melawan Jepang. Kemudian fraksi Timur terpisah selama hari-hari terakhir Raja Seonjo; fraksi Utara menginginkan reformasi radikal, sewaktu fraksi Selatan mendukung reformasi moderat. Pada saat Seonjo meninggal , fraksi Utara, yang memiliki kekuasaan pemerintah pada saat itu, dibagi menjadi sayap kiri fraksi Utara Besar dan fraksi Utara Kecil yang kurang radikal. Karena Gwanghaegun menjadi ahli waris takhtanya, fraksi Utara Besar, yang mendukungnya sebagai raja, menjadi fraksi politik mayoritas di dalam istana. Sementara itu, fraksi Barat yang konservatif tetap tinggal sebagai fraksi minor, jauh dari kekuasaan. Namun banyak anggota dari fraksi Barat yang mencari kesempatan untuk kembali ke politik sebagai fraksi yang meemerintah.
 
== Kudeta tahun 1623 ==
Meskipun [[Gwanghaegun dari Joseon|Gwanghaegun]] (光海君 ,광해군) merupakan seorang administrator yang sukses dan seorang diplomat yang hebat, ia secara garis besar tidak didukung oleh banyak politisi, para sarjana dan aristokrat karena ia bukan kelahiran pertama dan hanyalah putra seorang selir. Fraksi Utara Besar mecoba untuk menginjak opini-opini tersebut, menekan fraksi Utara Kecil dan membunuh Pangeran Imhae (臨海君 ,임해군), putra tertua Seonjo, dan Pangeran Yeongchang (永昌大君 ,영창대군), anak ratu. Bukan rencana Gwanghaegun untuk menjaga tahtanya; ia sebenarnya mencoba untuk membawa fraksi kecil ke pemerintah, yang dicegah oleh fraksi Utara Besar seperti [[Jeong In-hong]] dan [[Yi Icheom]]. Aksi-aksi tersebut bahkan membuat Gwanghaegun menjadi lebih tidak populer lagi di mata aristokrat yang kaya dan akhirnya mereka mulai merencanakan pemberontakan.
 
Pada tahun 1623, fraksi Barat yang ultra-konservatif [[Kim Ja-jeom]], [[Kim Ryu]], [[Yi Gwi]], [[Yi Gwal]] melancarkan sebuah kudeta dan memecat Gwanghaegun, yang dikirim ke pengasingan di [[Pulau Jeju]]. Jeong In-hong dan Yi Yicheom dibunuh, dan tiba-tiba orang-orang Barat menggantikan fraksi Utara Besar sebagai fraksi yang memerintah. Fraksi Barat membawa Injo ke istana dan memahkotainya sebagai raja baru Injo; meskipun Injo adalah raja, ia tidak memiliki otoritas apapun karena hampir seluruh kekuasaan berada di tangan fraksi Barat yang menggulingkan Gwanghaegun.
Baris 33:
Gwanghaegun, yang merupakan seorang diplomat yang bijaksana, menyimpan kebijakan netral antara Manchu yang sedang berkembang dan [[Dinasti Ming]], Tiongkok, yang merupakan sekutu tradisional Joseon. Namun, setelah kejatuhan Gwanghaegun, orang-orang Barat yang konservatif mengambil kebijakan yang keras terhadap Manchu, menjaga hubungan mereka dengan Dinasti Ming. Manchu, yang tetap bersahabat kepada Joseon, mulai menganggap Joseon sebagai musuhnya. [[Han Yun]], yang berpartisipasi di dalam pemberontakan Yi Gwal, melarikan diri ke Manchuria dan mendesak pemimpin Manchu [[Nurhaci]] untuk menyerang Joseon; dengan demikian hubungan baik antara Manchu dan Korea berakhir.
 
Pada tahun 1627, 30,000 pasukan berkuda Manchu di bawah pimpinan Jenderal Amin (阿敏) dan bekas Jenderal Korea [[Gang Hong-rip]] menyerang Joseon, terpanggil untuk restorasi Gwanghaegun dan eksekusi pemimpin orang-orang Barat termasuk [[Kim Ja-jeom]]. Jenderal [[Jang Man]] sekali lagi berperang melawan Manchu, namuntetapi tidak dapat mengusir invasi tersebut. Sekali lagi, Injo melarikan diri ke [[Pulau Ganghwa]]; sementara waktu, Manchu tidak memiliki alasan untuk menyerang Korea dan memutuskan untuk kembali untuk mempersiapkan perang, dan tak lama kemudian kedamaian dapat dibentuk; [[Dinasti Qing|Jin Akhir]] dan Joseon diumumkan sebagai negara bersaudara dan Manchu mundur dari Korea. Perang itu disebut [[Serangan Pertama Manchu di Korea]].
 
Namun, banyak orang-orang Barat menyimpan kebijakan keras mereka walaupun perang. Nurhaci, yang umumnya memiliki opini bagus terhadap Korea, tidak menyerang Korea lagi. Namun, ketika Nurhaci meninggal dan [[Huang Taiji]] menggantikannya sebagai pemimpin Manchu, Manchu kembali mencari kesempatan untuk berperang lagi. Ketika Jenderal Ming [[Mao Wenrong]] datang ke Korea melarikan diri dari Manchus bersama dengan unitnya, Injo menampung mereka dan hal tersebut mengakibatkan Manchu menyerang Korea sekali lagi.
Baris 40:
 
== Kematian Putra Mahkota ==
Pada tahun 1644, setelah Qing menguasai seluruh Tiongkok, kedua pangeran kembali ke Korea. Putra pertama Injo, [[Putra Mahkota Sohyeon]], membawa banyak produk baru dari dunia barat termasuk [[Kekristenan]], dan mendesak Injo untuk reformasi. Namun, Injo yang konservatif tidak akan menerima opini itu; dan putra mahkota ditemukan tewas di dalam kamar raja, terluka berat di kepalanya. Banyak orang termasuk istrinya mencoba untuk mencari tahu penyebab kematiannya, namuntetapi Injo memerintahkan pemakaman dan kemudian ia menuduh istri Sohyeon telah berhianatberkhianat dan mengeksekusinya. Pangeran Bongrim, yang juga kembali dari Tiongkok, ditunjuk sebagai Putra Mahkota yang baru dan kemudian menjadi [[Hyojong dari Joseon|Raja Hyojong]].
 
== Warisan ==
Baris 46:
 
== Keluarga ==
* Ayahanda : Raja Wonjong<ref>As the sixth illegitimate son of King Seonjo, he became Prince Jeongwon. In 1623, he was given the posthusmous title Daewongun as a birth father of King Injo. After considerable opposition, he was posthusmously honoured as King Wonjong in 1632.</ref>
* Ibunda : Ratu Inheon dari Wangsa Neungsung Gu (인헌왕후 구씨)<ref>In 1623, she was given the title Gyeoungung as a birth mother of King Injo. Daughter of Gu Sa-maeng (구사맹).</ref>
* Selir-selir :
# Ratu Inryeol dari Wangsa Cheongju Han (인렬왕후 한씨)
# Ratu Jangryeol dari Wangsa Yangju Jo (장렬왕후 조씨)
Baris 54:
# Jang ''Gwi-in'' (귀인 장씨)
 
* Keturunan :
# [[Putra Mahkota Sohyeon|Pangeran Sohyeon (소현세자]], 1612-1645) - Putra Pertama Ratu Inryeol dari Wangsa Cheongju Han.
# [[Hyojong dari Joseon|Pangeran Bongrim (봉림대군]], 1619-1659) - Putra Kedua Ratu Inryeol dari Wangsa Cheongju Han.
Baris 79:
* Digambarkan oleh Kim Myung-soo in ''[[The Three Musketeers (serial TV 2014)|The Three Musketeers]]'' ([[TVN (South Korea)|tvN]], 2014).
* Digambarkan oleh [[Kim Jae-won]] in ''[[Splendid Politics]] [[(Hwajeong 화정)]]'' (MBC, 2015).
* Digambarkan oleh [[Kang Tae-oh]] in ''[[The Tale of Nokdu]]'' ([[KBS2]], 2019).
 
== Referensi ==