Masjid Salman ITB: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Muthia Wulandari memindahkan halaman Masjid Salman ITB ke Masjid Jami' Salman (Bandung)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(18 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
|image = [[Berkas:Masjid Salman ITB.jpg|250px]]
|caption = Fasad depan Masjid Salman Institut Teknologi Bandung
|building_name = Masjid Salman ITB<br>مسجدInstitut جامعTeknologi السلمانBandung
|map_typelocation = [[Kota Bandung|Bandung]]
|map_alt =
|map_size = 250
|map_caption = Lokasi di Kota bandung
|latitude = -6.893713
|longitude = 107.611195
|location = Jl. Ganesha 7, [[Lebak Siliwangi, Coblong, Bandung|Lebak Siliwangi]], [[Coblong, Bandung|Coblong]], [[Kota Bandung]] 40132
|province = [[Jawa Barat]]
| country = Indonesia
|religious_affiliation religious_affiliation = [[Islam]]
|website tradition = [https://salmanitb.com/ salmanitb.com[Sunni]]
|governing_body = Yayasan Pembina Masjid Salman ITB
|website = {{URL|http://salmanitb.com}}
|architect = [[Achmad Noe'man]]
|architecture_type = Masjid
Baris 21 ⟶ 17:
|year_completed = 1972
|capacity = 1000-1500 orang<ref name="Sostek">{{Cite journal|last=Putri|first=Febriani Eka|last2=Sachari|first2=Agus|last3=Destiarmand|first3=Achmad Haldani|date=2 Agustus 2016|title=AKTIVITAS SOSIAL DI AREA PUBLIK MASJID SALMAN ITB DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAYOUT|url=https://media.neliti.com/media/publications/131184-social-activity-in-the-public-area-of-sa-d751b95b.pdf|journal=Jurnal Sosioteknologi|volume=15|issue=2|pages=207}}</ref>
|minaret_quantity = 1
|map_size minaret_height = 250
}}
'''Masjid Salman Institut Teknologi Bandung''', lebih dikenal sebagai '''Masjid Salman ITB''', adalah masjid kampus yang terletak di [[Lebak Siliwangi, Coblong, Bandung|Lebak Siliwangi]], [[Coblong, Bandung|Coblong]], [[Kota Bandung]], atau tepat di depan area [[Kampus ITB Ganesha]].<ref>{{Cite web|title=Kontak Kami – Masjid Salman ITB|url=https://salmanitb.com/kontak-kami/|language=en-US|access-date=2021-04-01|archive-date=2021-04-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20210410223437/https://salmanitb.com/kontak-kami/|dead-url=yes}}</ref> Dengan luas lahan 7800 m<sup>2</sup> dan luas bangunan masjid 1225 m<sup>2</sup>, Masjid Salman dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang seperti kantin, air minum gratis, ''mini market'', dan ruang serbaguna.<ref>{{Cite journal|last=Purwanto|first=Yedi|last2=Sarbini|first2=Ahmad|last3=Abdullah|first3=Jundi|last4=Qadafi|first4=Angga|date=2019-06-30|title=Salman Mosque as a Center of Islamic Da'wah and Spiritual Laboratory for Campus Community|url=https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/idajhs/article/view/5839|journal=Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies|language=en|volume=13|issue=1|pages=1–24|doi=10.15575/idajhs.v13i1.5839|issn=2548-8708}}</ref><ref>{{Cite web|last=Randi Ernawan|title=Masjid Salman ITB Role Model Peningkatan Kualitas Lingkungan di Tempat Ibadah|url=http://standardisasi.menlhk.go.id/index.php/2017/11/06/masjid-salman-itb-role-model-peningkatan-kualitas-lingkungan-di-tempat-ibadah/|website=Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan|language=en-US|access-date=2021-04-01|archive-date=2020-04-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20200428093240/http://standardisasi.menlhk.go.id/index.php/2017/11/06/masjid-salman-itb-role-model-peningkatan-kualitas-lingkungan-di-tempat-ibadah/|dead-url=yes}}</ref> Masjid yang dibuka pada tahun 1972 ini merupakan masjid kampus pertama di Indonesia.<ref name="UI">{{Cite web|title=Masjid Salman ITB tidak Pernah Tidur saat Puasa|url=https://www.ui.ac.id/download/kliping/101103/Masjid_Salman_ITB_Tidak_Pernah_Tidur_Saat_Puasa.pdf|website=Universitas Indonesia}}</ref><ref name="Istiqomah">{{Cite web|last=Istiqomah|first=Zuli|date=2019-02-11|title=Mengenang Prof TM Soelaiman, Pendiri Masjid Salman ITB|url=https://republika.co.id/share/pmqvzi458|website=Republika Online|language=id|access-date=2021-04-01}}</ref><ref name="UI">{{Cite web|title=Masjid Salman ITB tidak Pernah Tidur saat Puasa|url=https://www.ui.ac.id/download/kliping/101103/Masjid_Salman_ITB_Tidak_Pernah_Tidur_Saat_Puasa.pdf|website=Universitas Indonesia}}</ref>
 
== Sejarah ==
Baris 29 ⟶ 27:
Inisiasi pembangunan masjid kampus di ITB menemui beberapa masalah. Saat itu, Islam di Indonesia baru mengalami kebangkitan di tengah kepopuleran [[Partai Komunis Indonesia|PKI]].<ref name="Istiqomah" /> Selain itu, laki-laki muslim yang meminta izin untuk melakukan salat Jumat dipandang aneh karena budaya barat yang masih kental di lingkungan kampus. Bahkan rektor ITB kala itu, [[Otong Kosasih|Prof. Ir. Otong Kosasih]], menganggap pembangunan masjid di lingkungan ITB dirasa belum perlu dilakukan. Ia juga beralasan bahwa “kalau orang Islam minta masjid, nanti orang komunis juga minta [[Lapangan Merah]] di ITB.”<ref name="Sejarah" />
 
Meskipun adanya ketidaksetujuan dari beberapa pihak, sebuah tim beranggotakan Prof T.M. Soelaiman, [[Ahmad Sadali|Achmad Sadali]], [[Muhammad Imaduddin Abdulrahim|Imaduddin Abdulrachim]], Mahmud[[Darius JunusFachruddin]], dan beberapa orang lainnya tetap mencari dukungan dan persetujuan. Hasilnya, mereka mendapatkan dukungan dari seorang dosen planologi beragama [[Kekristenan|Kristen]] bernama Drs. Woworuntu dan ketua Jurusan Arsitektur ITB dari Belanda bernama Prof. Roemond. Pada 28 Mei 1964, Prof. TM Soelaiman, [[Achmad Noe'man]], Achmad Sadali, dan Ajat Sudrajat pergi membawa sebuah rancangan masjid menuju Istana Kepresidenan untuk meminta persetujuan pembangunan masjid dari [[Soekarno|Presiden Soekarno]]. Melalui pertemuan tersebut, Soekarno menyetujui dibangunnya masjid di lingkungan kampus ITB.<ref name="Sejarah" /> Soekarno juga memberikan nama "Salman" kepada masjid yang akan dibangun. Nama tersebut berasal dari nama [[Salman al-Farisi|seorang teknokrat dari Persia]] yang menggagas pembangunan kanal saat [[Pertempuran Khandaq|Perang Khandaq]].<ref name="Dewiyanti" />
 
Pada tahun 1964, rektor baru ITB, [[Ukar Bratakusumah|Prof. Ukar Bratakusuma]] menyetujui dibangunnya masjid di sebuah ladang jagung tepi Jalan Ganesha. Pada akhir 1964, sebuah [[musala]] sementara selesai dibangun. Akibat kekurangan dana, bagian masjid yang pertama kali dibangun adalah menara. Menara tersebut diresmikan pada 22 Juni 1965.<ref name="Dewiyanti" /> Pada 5 Mei 1972, bangunan masjid diresmikan bersamaan dengan dilaksanakannya salat Jumat.
 
== Fasilitas ==
Sebagai kompleks masjid kampus, Masjid Salman ITB dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang. Sejak 1974, sebuah [[kantin]] didirikan di selatan masjid untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa atau jamaah masjid.<ref>{{Cite webnews|last=Susanti|first=Reni|date=2019-08-22|title=Kantin Salman ITB, Saksi Sejarah Orang-orang Berpengaruh di Indonesia Halaman all|url=https://regional.kompas.com/read/2019/08/22/07000021/kantin-salman-itb-saksi-sejarah-orang-orang-berpengaruh-di-indonesia|websitework=KOMPAS[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-04-02|editor-last=Gabrillin|editor-first=Abba}}</ref> Kantin tersebut didirikan oleh Aminah Iskandar dan pertama kali dikelola oleh Ahmad Rusdi. Kantin Salman berkonsep [[prasmanan]], dengan dua antrean terpisah untuk laki-laki dan perempuan.<ref>{{Cite webnews|last=Susanti|first=Reni|date=2019-08-19|title=Cerita Kantin Salman ITB, Andalan Mahasiswa Berkantong Tipis Halaman all|url=https://regional.kompas.com/read/2019/08/19/07000051/cerita-kantin-salman-itb-andalan-mahasiswa-berkantong-tipis|websitework=KOMPAS[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-04-02|editor-last=Belarminus|editor-first=Robertus}}</ref>
 
Selain kantin, di dalam kompleks Masjid Salman juga terdapat sebuah lapangan futsal di sisi timur masjid, perpustakaan, kompleks kios, air minum gratis, dan gedung serbaguna yang dapat menampung 500 orang.<ref>{{Cite web|title=Masjid Salman ITB|url=https://salmanitb.com/|language=en-US|access-date=2021-04-02}}</ref> Selain itu, kompleks Masjid Salman ITB juga menjadi sekretariat bagi beberapa [[unit kegiatan mahasiswa]].