Adu Kerito Surong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Cun Cun (bicara | kontrib)
 
(42 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Adu Kerito Surong.jpg|jmpl|Permainan Adu Kerito Surong]]
{{sedang ditulis}}
 
Adu Kerito Surong adalah olahraga tradisional yang bukan olahraga rekreatif, melainkan juga olahraga yang mempertontonkan keterampilan, kekuatan raga, ketangkasan, kebersamaan, dan kemampuan menjaga keseimbangan. Olahraga tradisional Adu Kerito Surong senyatanya berkembang di seluruh pelosok Pulau Bangka, terutama di Kabupaten Bangka Tengah. Di kabupaten ini olahraga tradisional Kerito Surong berkembang di Desa Sungai Selan, Desa Namang, Desa Simpang Katis, Desa Dul, dan desa-desa yang umumnya masih menggunakan alat angkutan tradisional berupa Kerito Surong.Secara historis Kerito Surong pada awalnya berkembang di wilayah sekitar tambang timah di Muntok pada zaman Belanda. Para penggunanya adalah masyarakat keturunan Cina. Pada waktu itu Kerito Surong bukan hanya menjadi alat pengangkut timah, tetapi juga digunakan sebagai alat transportasi untuk mengangkut berbagai barang, termasuk manusia. Selanjutnya, penduduk asli (masyarakat Melayu Bangka) menggunakannya sebagai alat angkut dalam kegiatan sehari-hari, terutama untuk mengangkut hasil pertanian (lada, kolang-kaling, mangga, dan juga kayu bakar). Tetapi yang lebih sering, alat angkut ini digunakan untuk mengangkut hasil panen lada ke tempat perendaman (sungai). Sehabis panen lada masyarakat Melayu Bangka bersuka ria, dan menggunakan Kerito Surong sebagai pemainan untuk menghibur diri. Olahraga tradisional Adu Kerito Surong ini diangkat melalui kegiatan sehari-hari petani lada yang membuat suasana panen lada menjadi semarak dan penuh warna.
'''Adu Kerito Surong''' adalah [[Daftar permainan Indonesia|permainan tradisional]] dari Provinsi [[Kepulauan Bangka Belitung|Bangka Belitung]] yang telah ditetapkan menjadi [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia]] pada tahun 2015. Karya Budaya ini masuk dalam domain [[tradisi]] dan ekspresi lisan dengan nomor registrasi pencatatan 2014004870. Kerito Surong bukan sekadar permainan rekreatif yang mengutamakan kecepatan, keterampilan, ketangkasan, dan keseimbangan, tetapi juga mengandung pesan kebersamaan masyarakat Bangka.<ref name=":1" />
 
== Persebaran dan Sejarah ==
{{main|Gerobak tangan}}
Persebaran permainan Adu Kerito Surong terjadi di seluruh pelosok [[Pulau Bangka]], terutama di kabupaten Bangka Tengah. Di kabupaten ini, permainan tradisional Kerito Surong berkembang di desa [[Sungai Selan, Bangka Tengah|Sungai Selan]], desa [[Namang, Bangka Tengah|Namang]], desa [[Simpang Katis, Bangka Tengah|Simpang Katis]], Desa [[Dul, Pangkalan Baru, Bangka Tengah|Dul]], dan desa-desa yang umumnya masih menggunakan alat angkutan tradisional berupa "Kerito Surong" atau [[gerobak tangan]].
 
Awalnya, Kerito Surong dikenal sebagai alat transportasi masyarakat.<ref>Kearifan Lokal Bangka Belitung<nowiki/>http://repository.ubb.ac.id/136/2/Laporan%20Penelitian%20Kearifan%20Lokal.pdf</ref> Kendaraan ini pada zaman [[Hindia Belanda]] digunakan sebagai alat pengangkut [[timah]] di wilayah sekitar tambang timah di daerah Muntok oleh masyarakat [[Tionghoa]]. Dalam bahasa Hakka, gerobak ini disebut ''[[kai-kung-cha]]'' (雞公車).{{cn}} Dalam perkembangannya, Kerito Surong menjadi alat transportasi untuk mengangkut berbagai barang dan orang-orang. Masyarakat asli [[Melayu Bangka]] yang melihat penggunaan Kerito Surong sebagai moda transportasi kemudian memanfaatkannya sebagai alat angkut hasil pertanian lada, kolang-kaling, mangga, dan juga kayu bakar. Kerito Surong kemudian sering digunakan oleh penduduk untuk mengangkut hasil panen lada ke tempat perendaman di sungai. Suka ria sehabis panen lada disambut dengan kegembiraan menaiki Kerito Surong. Inilah awal kemunculan permainan Adu Kerito Surong yang diangkat melalui kegiatan sehari-hari petani lada yang membuat suasana panen lada penuh kegembiraan.<ref name=":1">Penetapan Adu Kerito Surong<nowiki/>https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=186</ref>
 
== Cara Bermain ==
Dalam bermain Adu Kerito Surong dibutuhkan kecepatan, ketangkasan, keseimbangan, dan kerjasama antar anggota regu dengan aturan permainan sebagai berikut:<ref name=":0">{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/adu-kerito-surong/|title=Adu Kerito Surong|last=ditindb|date=2015-12-17|website=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|language=id-ID|access-date=2019-02-19}}</ref>
 
# Permainan ini dibagi dalam dua regu yang dipimpin oleh seorang ''sesepuh [[Kampung]]''. Setiap regu terdiri atas 4 orang pemain atau lebih yang memberikan hiburan tarian ''"para pemetik lada"'' di lapangan terbuka dengan iringan lagu ''Dambus''. Ada modifikasi permainan Kerito Surong. Dulu pertunjukan permainan hanya diiringi oleh sorak sorai dan tepuk tangan. Namun, karena bertujuan untuk lebih menghibur masyarakat maka ditambah dengan iringan musik ''Dambus''. Adapun judul lagu-lagu yang dinyanyikan di pertunjukan permainan ini antara lain Abu Samah, Hujan Gerimis, Ma’ Inang, dan Youmia. Lagu-lagu tersebut mengandung arti nasihat, religi, dan candaan.
# Setelah memberikan hiburan tarian, tiap regu yang dipimpin sesepuh kampung dikumpulkan oleh seorang yang bertindak sebagai wasit untuk mengundi dan menjelaskan aturan main Adu Kerito Surong.
# Setelah kedua regu sepakat, maka tiap regu mengambil tempat yang telah disediakan dengan Kerito Surong masing-masing dan seorang menjadi pengemudi di atasnya. Kedua regu saling beradu kecepatan menempuh jarak dan rintangan yang telah disepakati, antara lain jalan, lari berbelok-belok (zig-zag run) dengan tikungan, jembatan bidai, dan papan keseimbangan. Adapun makna dari halang rintang lintasan tersebut antara lain:
## Jalan/lari berbelok: untuk menguji regu membawa, memikul dan mendorong Kerito Surong agar mampu mengkoordinasikan otak kanan dan kiri, serta kecepatan berpikir kritis.
## Tikungan: dimaksudkan agar pemain mampu menjaga keseimbangan dan memberikan atraksi yang memukau penonton.
## Jembatan bidai: bertujuan untuk menselaraskan penampilan, kekuatan, kecepatan, dan kelincahan.
## Jembatan keseimbangan: digunakan untuk menguji semua potensi dan kerjasama yang baik antar anggota (kekompakan).
## Satu hal yang menjadi catatan dalam permainan tradisional ini yaitu pengambilan keputusan dan pemberian tongkat estafet pada saat regu berada di rintangan jembatan bidai. Hal ini menyiratkan pesan filosofis bahwa ketika musim panen tiba dengan hasil yang melimpah ruah untuk selalu memberikan sebagian hasil tersebut kepada orang lain.
# Setelah menempuh lintasan halang rintang, regu yang telah selesai mengambil atau memberi tongkat di tempat yang telah ditentukan, maka regu lain melanjutkan permainan tersebut sampai waktu yang telah ditentukan oleh sesepuh kampung.
# Regu yang banyak mengumpulkan tongkat estafet (bahan pangan atau persediaan [[Lada]]) dengan waktu tercepat akan diputuskan menjadi pemenang. Hal ini menyiratkan makan bahwa siapa banyak mengumpulkan amal kebaikan maka dialah yang sesungguhnya menjadi pemenang .
 
== Kostum Pemain, Alat, dan Instrumen Pendukung ==
[[Berkas:Pemain Kerito Surong.jpg|jmpl|Kostum Pemain Kerito Surong]]
Kostum peserta permainan tradisional Adu Kerito Surong antara lain:
 
* Pakaian tradisional Bangka (dibedakan putih dan hijau pada tiap regu)
* Kain [[Sarung]] dan [[Parang]]
* Sandal cuhai
* Terindak (topi pandan)
 
Alat-alat yang digunakan untuk bermain Adu Kerito Surong antara lain:
 
* Tali plastik
* Kerito Surong (Kereta dorong) yang berasal dari kayu pohon pelempang, durian, dan gerunggang.
* [[Roda]]: Kayu Banir (Akar) Cempedak, kayu yang diyakini besar dan kuat.
* Suyak yang merupakan keranjang anyaman rotan atau bambu yang dulu untuk tempat panen lada.
* Bidai Kayu yang berasal dari kayu Gerunggang
* Jembatan Bambu atau Kayu yang berasal dari kayu Ulo-Ulo
* [[Pentungan|Kayu Pentungan]] (kayu estafet)
 
[[Berkas:Alat Musik Dambus.jpg|jmpl|Alat Musik Dambus]]
Adapun instrumen musik pendukung ialah:
 
* Dambus
* [[Kendhang|Gendang]] anak
* Gendang induk
* [[Gong]]
* [[Bedug]]
* [[Tamborin]].
 
===Nilai-Nilai Permainan===
Permainan Adu Kerito Surong memiliki empat nilai utama antara lain:
 
# Melatih gerak fisik yang tangkas, cepat dan seimbang;
# Membangun budaya kerjasama;
# Membangun suasana kompetisi yang positif;
# Membangun kebiasaan untuk berbagi rezeki.
 
== Modifikasi dan Prestasi ==
Komunitas permainan tradisional Kabupaten Bangka Tengah telah melaksanakan pertunjukan “Adu Kerito Surong” di berbagai tempat. Permainan Tradisional ini terus berkembang di beberapa desa yang ada di Kabupaten Bangka Tengah diantaranya Desa Sungai Selan, Desa Namang, Desa Simpang Katis, dan Kampung Dul. Bahkan dalam perjalanannya, permainan tradisional Adu Kerito Surong diadu dengan moda transportasi modern Motor Cross. Kombinasi tradisional dan modern ini menjadi atraksi yang menarik minat penonton.
 
Upaya pewarisan karya budaya Adu Kerito Surong telah dilakukan melalui media lingkungan sekolah. Seperti yang terjadi di Bangka Tengah, Adu Kerito Surong telah dijadikan muatan lokal (Mulok) dalam kurikulum mata ajar. Hal ini membantu untuk mengenalkan generasi muda sejak bangku sekolah terhadap nilai budaya yang telah dimiliki oleh leluhur mereka.<ref>Adu Kerito Surong diusulkan Masuk Mulok Sekolah<nowiki/>http://bangka.tribunnews.com/2012/05/18/adu-kerito-surong-diusulkan-masuk-mulok-sekolah</ref>
 
Tidak hanya pada level kabupaten, Adu kerito Surong ini juga dipertandingkan pada tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bahkan, permainan tradisional Adu Kerito Surong masuk dalam 10 besar pertunjukan budaya favorit dalam Sail Morotai yang diadakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora). Hal ini membuat Adu Kerito Surong menjadi permainan tradisional yang dipertandingkan dalam kegiatan tahunan Provinsi Bangka Belitung. Kabupaten Bangka Tengah pernah meraih prestasi sebagai juara ke 5 Adu Kerioto Surong tingkat nasional. Kini, permainan Adu Kerito Surong menjadi salah satu ikon olahraga tradisional yang mempromosikan Pariwisata di Kabupaten Bangka Tengah.<ref>{{Cite web|url=http://penghubung.babelprov.go.id/content/permainan-kerito-sorong|title=Badan Penghubung Provinsi {{!}} Provinsi Kepulauan Bangka Belitung|website=penghubung.babelprov.go.id|access-date=2019-02-19|archive-date=2019-02-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20190219130430/http://penghubung.babelprov.go.id/content/permainan-kerito-sorong|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite news|url=http://bangka.tribunnews.com/2012/09/09/babel-utus-kerito-surong-ke-marotai|title=Babel Utus Kerito Surong ke Marotai|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2019-02-21|first=Agus|last=Nuryadhyn}}</ref>
 
==Referensi ==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]
[[Kategori:Budaya Belitung]]
[[Kategori:Permainan tradisional di Indonesia]]
[[Kategori:Kepulauan Bangka Belitung]]