Ummu Qirfah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ulama yang menyebut ini riwayat palsu. Hanya random blog sites yang menyebutnya begitu. Tag: Pembatalan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(44 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Ummu
== Biografi==
Silsilah kuno menggambarkan Ummu Qirfah sebagai anggota Bani Fazara.{{Sfn|De Premare|1994|p=23}} Dia menikah dengan Bani Badr.{{Sfn|De Premare|1994|p=23}} Menurut [[Ibnu Ishaq]] dan [[ath-Thabari]], Ummu Qirfah adalah wanita yang kaya raya.{{Sfn|De Premare|1994|p=23}} Dia digambarkan sebagai wanita tua dengan status sosial tinggi dan istri dari Malik bin Hudzaifah bin Badr al-Fazari.<ref>{{cite book|last=Ibn 'Abd Rabbih|title=The Unique Necklace, Volume 3|year=2012|publisher=UWA Publishing|isbn=9781859642405|page=6|url=https://books.google.com/books?id=dQ9KCcDUBT4C&q=umm+qirfa&pg=PA6 |others=trans. Issa J. Boullata}}</ref>{{Sfn|De Premare|1994|p=23}} Setelah tiga puluh penunggang kudanya dikalahkan oleh [[Zaid bin Haritsah]],<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=DX6sAAAACAAJ|title=The Sealed Nectar (Biography of the Prophet)|first=Safi-ur-Rahman|last=Mubarkpuri|date=5 August 2002|publisher=Darussalam Publications|page = 152|isbn=9781591440710}}</ref> [[Muhammad]] memerintahkan agar Ummu Qirfah<ref name="Ishaq">{{Cite book|last1=Ibn Isḥāq|first1=Muḥammad|url=https://archive.org/details/TheLifeOfMohammedGuillaume/page/n356/mode/1up|title=The life of Muhammad: translation of Ishaq's Sirat Rasul Allah|last2=Guillaume|first2=Alfred|date=5 August 1978|publisher=Oxford University Press|page=664-665|oclc=29863176}}</ref> atau anak-anaknya<ref>{{Cite journal|last=Guillaume|first=Alfred|date=February 1956|title=A Note on the Sīra of Ibn Isḥāq|journal=[[Bulletin of the School of Oriental and African Studies]]|language=en|volume=18|issue=1|page=4|doi=10.1017/S0041977X00122165|s2cid=171938473|issn=0041-977X}}</ref> dieksekusi "dengan mengikatkan kedua kakinya pada dua unta dan memacu mereka sampai mereka membelahnya menjadi dua".<ref name=Tabari2>{{cite book |title=The History of Al-Tabari: the Victory of Islam |others= trans. Michael Fishbein |publisher=SUNYP |year=1997 |pages=95–97}}</ref><ref>The Muslim Empire and the Land of Gold, p.287, Rodney J. Phillips, Strategic book publishing</ref> Dua anggota tubuhnya dicabik menjadi dua oleh empat unta, kepalanya yang terpenggal kemudian diarak ke seluruh jalan [[Madinah]].<ref>{{cite book |title=Al-Nass Al-Muasas wa Mujtamauhu |first=Khalkl Abd al-Karim Manshurat |last=Al-Jamal |page=174}}</ref><ref name="Ishaq" />
== Riwayat ==
[[Muhammad bin Jarir ath-Thabari]] telah mencatat riwayat yang membahas mengenai kronologis kematian Ummu Qirfah,<ref name=Tabari2/>
{{Quote|Rasul Allah mengirim Zaid ke Wadi Qura, di mana dia bertemu dengan Bani Fazarah. Beberapa Sahabatnya terbunuh, dan Zaid pulang dalam keadaan terluka. Ward dibunuh oleh Bani Badr. Ketika Zaid kembali, dia bersumpah bahwa dia tidak akan menyentuh kepalanya sampai dia menyerbu Fazarah. Setelah sembuh, Muhammad mengirimnya dengan pasukan melawan pemukiman Fazarah. Dia bertemu mereka di Qura dan menimbulkan korban pada mereka dan membawa Ummu Qirfah sebagai tawanan. Dia juga mengambil Abdallah bin Mas'adah sebagai tawanan. Zaid bin Haritsah memerintahkan Qais untuk membunuh Ummu Qirfah, dan dia membunuhnya dengan kejam. Dia mengikat masing-masing kakinya dengan tali dan mengikat tali itu ke dua unta, dan mereka membelahnya menjadi dua.}}
=== Masalah ===
Menurut para ulama dan ahli hadis, narasi yang disampaikan oleh [[ath-Thabari]] adalah narasi yang diragukan, serta ada masalah pada rantai [[sanad]]nya.<ref name="ebnmaryam">[https://www.ebnmaryam.com/vb/showthread.php?t=210709 www.ebnmaryam.com] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20201023020820/https://www.ebnmaryam.com/vb/showthread.php?t=210709 |date=October 23, 2020}}</ref> Adapun riwayat pertama yang disebutkan oleh [[ath-Thabari]], urutan rantai periwayatannya adalah sebagai berikut:<ref name=ebnmaryam />
:''Muhammad bin Hamid al-Razi <big>→</big> Ibn Ishaq <big>→</big> Abdullah bin Abi Bakr ''
Ada dua masalah dengan sanad hadis ini. Muhammad bin Hamid al-Razi dianggap sebagai perawi yang tidak dapat dipercaya oleh [[an-Nasa'i]], [[Abu Ishaq al-Jauzjani]], dan yang lainnya.<ref name=ebnmaryam /> Juga, [[Ibnu Ishaq]] meriwayatkan atas otoritas [[Abdullah bin Abu Bakar]], meskipun perbedaan waktu antara mereka adalah 69 tahun.<ref name=ebnmaryam />
Ali bin Naayif Ash-Shahood dalam bukunya, ''Al-Mufassal Fi Ar-Radd ‘Ala Shubuhaat A’daa’ Al-Islam'' menyatakan tentang hal ini:<ref name=":1">{{Cite web|title=Weakness of narration about the way Umm Qirfah was killed - Islamweb - Fatwas|url=https://www.islamweb.net/en/fatwa/192983/weakness-of-narration-about-the-way-umm-qirfah-was-killed|access-date=2021-05-26|website=www.islamweb.net}}</ref>
{{Blockquote|text=Riwayat ini diriwayatkan dalam ''Tabaqāt'' Ibnu Sa'ad, dan Ibnul Jawzi memberikan laporan mengenai cerita ini dalam bukunya yang berjudul ''al-Muntathim'', yang sumber narasinya adalah [[al-Waqidi|Muhammad bin 'Umar al-Waqidi]]. Al-Waqidi sering dituduh telah berbohong oleh para ahli hadis. Kisah ini juga dilaporkan secara singkat oleh [[Ibnu Katsir]] dalam Al-Bidayah Wan-Nihayah, namun dia tidak mengomentarinya sama sekali. Ibnu Hisyam juga menyebutkannya dalam bukunya yang berjudul As-Sirah; keduanya meriwayatkan dari Muhammad bin Ishaq yang tidak menyebutkan rantai perawi riwayat ini. Kesimpulannya, riwayat tersebut tidak shahih sehingga tidak boleh digunakan sebagai dalil.}}
Al-Waqidi telah dikutuk sebagai perawi yang tidak dapat dipercaya dan sering dikritik keras oleh para ulama, sehingga riwayatnya telah ditinggalkan oleh mayoritas ulama hadits.<ref>{{cite book|title=Ṣaḥīḥ Sīrah al-Nabawīyah|last=Ibn Hisham|first='Abd al-Malik|publisher=Dār al-Ṣaḥābah lil-Turāth|year=1995|editor-last=Al-Sayyid|editor-first=Majdi Fathi|volume=4|pages=335–336|language=ar|script-title=ar:صحيح السيرة النبوية|quote=|author-link=Ibn Hisham}}</ref> Yahya bin Ma'in berkata: "Al-Waqidi telah menyampaikan 20.000 hadis, kesemuanya palsu". [[Asy-Syafi'i]], [[Ahmad bin Hanbal]] dan [[Muhammad Nashiruddin al-Albani|al-Albani]] mengatakan: "al-Waqidi adalah pembohong", sementara [[al-Bukhari]] mengatakan bahwa dia tidak memasukkan satupun hadis dari al-Waqidi dalam kitab hadisnya.<ref>{{cite book|title=Silsilat al-aḥādīth al-ḍaʻīfah wa-al-mawḍūʻah|last=Al-Albani|first=Nasir al-Din|volume=33|page=13|language=ar|script-title=ar:سلسلة الأحاديث الضعيفة والموضوعة|chapter=Hadith#6013|quote=|author-link=Muhammad Nasiruddin al-Albani}}</ref>
Di sisi lain, cerita ini bertentangan dengan perintah Muhammad dalam hadis lain yang justru memerintahkan untuk membunuh dengan penuh belas kasihan dan melarang mutilasi.
{{Quote|Berperanglah dengan nama Allah dan di jalan Allah. Berperang melawan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah. Lawan, jangan menggelapkan rampasan; jangan melanggar janjimu; dan jangan memutilasi (mayat); jangan bunuh anak-anak.|{{Href|muslim|1731|b=yl}}}}
{{Quote|Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kebaikan untuk segala sesuatu; jadi ketika kamu membunuh, bunuhlah dengan cara yang baik dan ketika kamu menyembelih, lakukanlah penyembelihan dengan cara yang baik. Maka hendaknya masing-masing dari kalian mengasah pisaunya, dan biarkan hewan yang disembelih itu mati dengan nyaman.|{{Href|muslim|1955|b=yl}}}}
==== Riwayat lain ====
Sementara itu, [[Syafiurrahman al-Mubarakfuri]] dalam bukunya ''[[Ar-Rahiqul Makhtum]]'' menceritakan bahwa Ummu Qirfah sebenarnya memang ingin membunuh Muhammad:<ref>{{Cite book|last=Mubarakpuri|first=Safiur Rahman|title=Ar-Raheeq Al-Makhtum (The Sealed Nectar): Biography of the Prophet|publisher=Dar-us-Salam Publications|year=2002|isbn=9781591440710|page=337|language=English}}</ref><ref name=ebnmaryam />
{{Blockquote|text=Sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh Abu Bakar ash-Siddiq atau Zaid bin Haritsah diberangkatkan ke Wadi al-Qura pada bulan Ramadhan 6 Hijriah setelah Fazara mencoba membunuh Nabi. Usai Salat Subuh, detasemen diberi perintah untuk menyerbu musuh. Beberapa dari mereka terbunuh dan yang lainnya ditangkap. Upaya Ummu Qirfah untuk membunuh Nabi gagal, dan tiga puluh penunggang kuda yang dia kumpulkan untuk melaksanakan rencana jahatnya semuanya terbunuh.}}
== Lihat pula ==
|