Ihsan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Xqbot (bicara | kontrib)
Manshoer (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(47 revisi perantara oleh 30 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Islam dan iman}}
'''Ihsan''' ({{lang-ar|إحسان}}; "kesempurnaan" atau "terbaik") adalah seorang manusia yang mencurahkan kebaikan dan menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain. Mencurahkan kebaikan kepada hamba-hamba Allah dengan harta, ilmu, kedudukan, dan badannya.<ref name="ReferenceA">Majmu fatawa (3/216-219); Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.</ref>
'''Ihsan''' ([[bahasa Arab]]: احسان) adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti "kesempurnaan" atau "terbaik." Dalam terminologi [[agama Islam]], Ihsan berarti seseorang yang menyembah [[Allah]] seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.
 
== Redaksi hadis ==
Berdasarkan [[hadist]] [[Shahih Muslim|riwayat Muslim]] dari [[Abu Hurairah]] ra.:
{{Main|Hadis Jibril}}
Hadis yang berkenaan tentang ihsan dikeluarkan di dalam Shahih Muslim dari [[Umar bin Khattab]] dan dua riwayat dari [[Abu Hurairah]] pada [[Shahihain]]. Bunyi teks berdasarkan [[hadist]] [[Shahih Muslim|riwayat Muslim]] dari [[Abu Hurairah]] adalah:
:{{Kutipan|Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: "Pada suatu hari, Rasulullahrasulullah SAW{{saw}} muncul di antara kaum muslimin. Lalu datang seseorang dan berkata: "''Wahai Rasulullahrasulullah, apakah '''[[Iman]]''' itu?''?". Rasulullah SAW{{saw}} bersabda: "''Yaitu engkau beriman kepada Allah, kepada [[malaikat]]-Nya, [[Al-Qur'an|kitab]]-Nya, pertemuan dengan-Nya, para [[Nabi Islam|utusan]]-Nya, dan beriman kepada [[Yaumulkiyamah|Hari Kebangkitan]] akhir''".
:Orang itu bertanya lagi: "''Wahai Rasulullahrasulullah, apakah '''[[Islam]]''' itu?''?". Rasulullah SAW{{saw}} bersabda: "''Islam, yaitu engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun, mendirikan [[shalatsalat]] [[fardhu]], memberikan [[zakat]] wajib dan berpuasa di bulan [[Ramadhan]]''".
:Orang itu kembali bertanya: "''Wahai Rasulullahrasulullah, apakah '''Ihsan''' itu?''?". Rasulullah SAW{{saw}} bersabda: "''Yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak mampu melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa Dia selalu melihatmu''".
:Orang itu bertanya lagi: "''Wahai Rasulullahrasulullah, kapankah '''[[Yaumulkiyamah|Hari Kiamat]]''' itu?''?". Rasulullah SAW{{saw}} bersabda: "''Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang menanya. Apabila ada budak perempuan melahirkan majikannya, maka itulah satu di antara tandanya. Apabila ada orang yang semula miskin menjadi pimpinan manusia, maka itu termasuk di antara tandanya. Apabila orang-orang yang tadinya menggembalakan ternak saling berlomba memperindah bangunan, maka itu termasuk di antara tandanya. Ada lima hal yang hanya diketahui oleh Allah''".
:Kemudian Rasulullahrasulullah SAW{{saw}} membaca [[Suratsurat Luqman]] ayat 34: "''Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya saja lah pengetahuan tentang Hari Kiamat dan Dia lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim., Dandan tiada seorang pun dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok., Dandan tiada seorang pun dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal''".
:Kemudian orang itu berlalu. Lalu Rasulullahrasulullah SAW{{saw}} bersabda: "''Panggillah orang itu kembali!''". Para sahabat beranjak hendak memanggilnya, tetapi mereka tidak melihat sesuatu pun. Maka Rasulullahrasulullah SAW{{saw}} bersabda: "''Itu tadi adalah [[Jibril]], yang datang untuk mengajarkan kepada manusia tentang agama mereka''.".}}
 
== Ruang lingkup ==
:Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Pada suatu hari, Rasulullah SAW muncul di antara kaum muslimin. Lalu datang seseorang dan berkata: "''Wahai Rasulullah, apakah '''[[Iman]]''' itu''?". Rasulullah SAW bersabda: "''Yaitu engkau beriman kepada Allah, kepada [[malaikat]]-Nya, [[Al-Qur'an|kitab]]-Nya, pertemuan dengan-Nya, para [[Nabi Islam|utusan]]-Nya, dan beriman kepada [[Yaumulkiyamah|Hari Kebangkitan]] akhir''".
Ihsan terbagi menjadi dua macam:
# Ihsan di dalam beribadah kepada Sang Pencipta ([[Al-Khaliq]])
# Ihsan kepada [[makhluk]] ciptaan Allah
=== Ihsan di dalam beribadah kepada Allah ===
Ihsan di dalam beribadah kepada Al-khaliq memiliki dua tingkatan:<ref>Al-Qoulul Mufid Penjelasan tentang Tauhid; Muhammad Al-Wushobiy Al-Yamani Al-Abdali.</ref>
# '''Kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya''', ini adalah ibadah dari seseorang yang mengharapkan rahmat dan ampunan-Nya. Nama lain dari perbuatan ini disebut ''Maqam al-Musyahadah'' (مقام المشاهدة).<ref name=Khalid>an-Najar (2014), hal.41-43</ref> Dan keadaan ini merupakan tingkatan ihsan yang paling tinggi, karena dia berangkat dari sikap membutuhkan, harapan dan kerinduan. Dia menuju dan berupaya mendekatkan diri kepada-Nya. Sikap seperti ini membuat hatinya terang-benderang dengan cahaya iman dan merefleksikan pengetahuan hati menjadi ilmu pengetahuan, sehingga yang abstrak menjadi nyata.<ref name=Khalid/>
 
# '''Jika kamu tidak mampu beribadah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu''', dan ini ibadah dari seseorang yang lari dari adzab dan siksanya. Dan hal ini lebih rendah tingkatannya daripada tingkatan yang pertama, karena sikap ihsannya didorong dari rasa diawasi, takut akan hukuman. Sehingga, dari sini, ulama [[salaf]] berpendapat bahwa, "Barangsiaa yang beramal atas dasar melihat Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka dia seorang yang ''arif'', sedang siapapun yang bermal karena merasa diawasi Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka dia seorang yang ikhlas (''mukhlis'')."<ref name=Khalid/>
:Orang itu bertanya lagi: "''Wahai Rasulullah, apakah '''[[Islam]]''' itu''?". Rasulullah SAW bersabda: "''Islam, yaitu engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun, mendirikan [[shalat]] [[fardhu]], memberikan [[zakat]] wajib dan berpuasa di bulan [[Ramadhan]]''".
 
Maka suatu ibadah dibangun atas dua hal ini, puncak kecintaan dan kerendahan, maka pelakunya akan menjadi orang yang [[ikhlas]] kepada Allah. Dengan ibadah yang seperti itu seseorang tidak akan bermaksud supaya di lihat orang (''riya'''), di dengar orang (''sum'ah'') maupun menginginkan pujian dari orang atas ibadahnya tersebut. Tidak peduli ibadahnya itu tampak oleh orang maupun tidak diketahui orang, sama saja kualitas kebagusan ibadahnya. ''Muhsinin'' (seseorang yang berbuat ihsan) akan selalu membaguskan ibadahnya disetiap keadaan.
:Orang itu kembali bertanya: "''Wahai Rasulullah, apakah '''Ihsan''' itu''?". Rasulullah SAW bersabda: "''Yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak mampu melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa Dia selalu melihatmu''".
 
=== Ihsan kepada makhluk ciptaan Allah ===
:Orang itu bertanya lagi: "''Wahai Rasulullah, kapankah '''[[Yaumulkiyamah|Hari Kiamat]]''' itu''?". Rasulullah SAW bersabda: "''Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang menanya. Apabila ada budak perempuan melahirkan majikannya, maka itulah satu di antara tandanya. Apabila ada orang yang semula miskin menjadi pimpinan manusia, maka itu termasuk di antara tandanya. Apabila orang-orang yang tadinya menggembalakan ternak saling berlomba memperindah bangunan, maka itu termasuk di antara tandanya. Ada lima hal yang hanya diketahui oleh Allah''".
Berbuat ihsan kepada makhluk ciptaan Allah dalam empat hal, yaitu:<ref name="ReferenceA"/>
* '''Harta'''
Yaitu dengan cara berinfak, bersedekah dan mengeluarkan zakat. Jenis perbuatan ihsan dengan harta yang paling mulia adalah mengeluarkan zakat karena dia termasuk di dalam [[Rukun Islam]]. Kemudian juga nafkah yang wajib diberikan kepada orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya seperti istri, anak, orang-tua, dll. Kemudian sedekah bagi orang miskin dan orang yang membutuhkan lainnya.
* '''Kedudukan'''
Manusia itu bertingkat-tingkat jabatannya. Sehingga apabila dia memiliki kedudukan yang berwenang maka digunakannya untuk membantu orang lain dalam hal menolak bahaya ataupun memberikan manfaat kepada orang lain dengan kekusaannya tersebut.
* '''Ilmu'''
Yakni menerapkan ilmu yang diketahuinya untuk kebaikan orang banyak atau orang-orang di sekelilingnya, memberikan ilmu bermanfaat yang diketahuinya kepada orang lain, dengan cara mengajarkannya.
* '''Badan'''
Yakni menolong seseorang dengan tenaganya. membawakan barang-barang orang yang keberatan, mengantarkan orang untuk menunjukan jalan, dan ini termasuk bentuk sedekah dan bentuk ihsan kepada makhluk Tuhan.
 
== Sebagai kata serapan ==
:Kemudian Rasulullah SAW membaca [[Surat Luqman]] ayat 34: "''Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya saja lah pengetahuan tentang Hari Kiamat dan Dia lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tiada seorang pun dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal''".
Dalam bahasa Indonesia, kata ihsan telah diserap dan memiliki turunan kata. Dalam bahasa Indonesia ihsan memiliki arti:<ref>https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Ihsan</ref>
* Ihsan /ih·san/ Ar 1 a baik; 2 n derma dsb yg tidak diwajibkan.
* Ihsanat /ih·sa·nat/ n kebaikan; kebajikan
* Istihsan /is·tih·san/ n pendapat yg berpegang pd kebaikan sesuatu bagi umat manusia sehingga apa yg dipandang baik boleh dikerjakan atau dipedomani
 
== Lihat juga ==
:Kemudian orang itu berlalu. Lalu Rasulullah SAW bersabda: "''Panggillah orang itu kembali!''". Para sahabat beranjak hendak memanggilnya, tetapi mereka tidak melihat sesuatu pun. Maka Rasulullah SAW bersabda: "''Itu tadi adalah [[Jibril]], yang datang untuk mengajarkan kepada manusia tentang agama mereka''".
* [[Etika Islam]]
 
== Referensi ==
'''Catatan kaki'''
{{reflist}}
 
'''Bibliografi'''
* {{cite journal |title=Berbuat Baik, Ibadahnya Orang-orang Shaleh |author={{aut|An-Najar, Khalid Sa'ad}} |journal=Qiblati |year=2014 |volume=9 |issue=3 |pages=40{{Spaced ndash}}44 |location=[[Malang]] |publisher=CV Media Citra Qiblati |issn=1907-0039}}
* Sunarto, Ahmad. ''Terjemah Hadits Shahih Muslim (Kitab Iman: Iman, Islam dan Ihsan)''. Penerbit Husaini, Bandung, 2002.
{{islam-stub}}
 
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Akhlak]]
[[Kategori:Akhlak terpuji]]
[[Kategori:Istilah Islam]]
[[Kategori:AqidahAkidah]]
[[Kategori:Filosofi sufi]]
 
[[ar:إحسان (إسلام)]]
[[en:Ihsan]]
[[fa:احسان]]
[[it:Ihsan]]
[[ms:Ihsan]]
[[ru:Ихсан]]
[[tr:İhsan]]
[[ur:احسان]]
[[zh:伊赫桑]]