Rakai Kayuwangi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menghapus Kategori:Wangsa Syailendra menggunakan HotCat
Rizkydns (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Rakai Kayuwangi''' adalah Raja [[Medang]] kedelapan yang memerintah sekitar tahun 855 - 885.<ref name=":22">Dwiyanto, Djoko. 1986. ''Pengamatan terhadap Data Kesejarahan dari Prasasti Wanua Tengah III tahun 908 Masehi''. Dalam ''PIA IV'' (IIa). Jakarta: Pulit Arkenas, h. 92-110.</ref><ref name=":5">{{Cite book|last=Boechari|date=2013-07-08|url=https://books.google.co.id/books?id=RidIDwAAQBAJ&pg=PA469|title=Melacak Sejarah Kuno Indonesia lewat Prasasti|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-979-91-0520-2|language=id}}</ref>
 
Dalam [[Prasasti Wanua Tengah III]] (908), ia memerintah antara 27 April 855 s.d. 17 Februari 885. Ia adalah raja setelah '''Rakai Pikatan''' dan sebelum [[Dyah Tagwas]].<ref name=":5"/>
 
Namanya dikenal dalam [[Prasasti Kwak I]], [[Prasasti Salingsingan]], [[Prasasti Ramwi]], [[Prasasti Mantyasih]], [[Prasasti Wanua Tengah III]] dan diperkuat oleh [[Naskah Wangsakerta]].
 
{{infobox royalty
|title = '''Srī Mahārāja Rakai Kayuwangi'''<br>(menurut Prasasti Mantyasih)<br>
Baris 17 ⟶ 11:
|mother =[[Pramodawardhani]]
|succession = Raja Medang ke-8
|reign = (27 April 855 - 17 Februari 885 M)
|predecessor = [[Rakai Pikatan]]
|successor = [[Dyah Tagwas]]
|spouse =
|issue =
|religion = [[Hindu]]
|house = [[Wangsa SyailendraSanjaya|SyailendraSanjaya]]
}}
 
'''Rakai Kayuwangi''' adalah Raja [[Medang]] kedelapan yang memerintah sekitar tahun 855 - 885.<ref name=":22">Dwiyanto, Djoko. 1986. ''Pengamatan terhadap Data Kesejarahan dari Prasasti Wanua Tengah III tahun 908 Masehi''. Dalam ''PIA IV'' (IIa). Jakarta: Pulit Arkenas, h. 92-110.</ref><ref name=":5">{{Cite book|last=Boechari|date=2013-07-08|url=https://books.google.co.id/books?id=RidIDwAAQBAJ&pg=PA469|title=Melacak Sejarah Kuno Indonesia lewat Prasasti|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-979-91-0520-2|language=id}}</ref>
 
Dalam [[Prasasti Wanua Tengah III]] (908), ia memerintah antara 27 April 855 s.d. 17 Februari 885. Ia adalah raja setelah '''Rakai Pikatan''' dan sebelum [[Dyah Tagwas]].<ref name=":5"/>
 
Namanya dikenal dalam [[Prasasti Kwak I]], [[Prasasti Salingsingan]], [[Prasasti Ramwi]], [[Prasasti Mantyasih]], [[Prasasti Wanua Tengah III]] dan diperkuat oleh [[Naskah Wangsakerta]].
 
== Asal-Usul ==
Rakai Kayuwangi adalah putra bungsu [[Rakai Pikatan]] yang lahir dari permaisuri [[Pramodawardhani]]. Nama aslinya adalah Dyah Lokapala ([[Prasasti Wantil]], [[Prasasti Kuti]]) atau Mpu Lokapala ([[Prasasti Argapura]]).
 
[[Prasasti Kuti]] 840 M adalah prasati tertua yang di keluarkan oleh [[Rakai Kayuwangi]], sedangkan menurut [[Prasasti Wantil]] atau [[Prasasti Siwagrha]] tanggal [[12 November]] [[856]], diceritakan Dyah Lokapala menggantikan ayahnya, yaitu '''Sang Jatiningrat''' (gelar [[Rakai Pikatan]] sebagai [[brahmana]]). Pengangkatan putra bungsu sebagai raja ini didasarkan pada jasa kepahlawanan Dyah Lokapala dalam menumpas musuh ayahnya, yang bermarkas di timbunan batu di atas bukit Ratu Baka.
 
Teori populer menyebut nama musuh tersebut adalah [[Balaputradewa]] karena pada [[Prasasti Wantil]] terdapat istilah walaputra. Namun, sejarawan Buchari tidak menjumpai prasasti atas nama [[Balaputradewa]] pada situs bukit Ratu Baka, melainkan atas nama [[Rakai Walaing]] [[Mpu Kumbhayoni]]. Adapun makna istilah walaputra adalah “putra bungsu”, yaitu julukan untuk Dyah Lokapala yang berhasil menumpas musuh ayahnya tersebut.
 
Jadi, pada akhir pemerintahan [[Rakai Pikatan]] terjadi pemberontakan [[Rakai Walaing]] [[Mpu Kumbhayoni]] yang mengaku sebagai keturunan pendiri kerajaan ([[Sanjaya]]). Pemberontakan tersebut berhasil ditumpas oleh Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala alias Sang Walaputra, sehingga ia mendapat dukungan rakyat untuk naik takhta menggantikan ayahnya.
 
Teori pemberontakan [[RakaiMpu WalaingKumbhayoni]] ini telah membantah teori populer tentang adanya perang saudara antara [[Balaputradewa]] melawan [[Pramodawardhani]] dan [[Rakai Pikatan]] sepeninggal [[Samarottungga]].
 
== Peristiwa Wuatan Tija ==
Baris 58 ⟶ 59:
Menurut [[Prasasti Telahap]], istri [[Dyah Balitung]] adalah cucu raja yang dimakamkan di Pastika alias [[Rakai Pikatan]]. Jadi, [[Rakai Watuhumalang]] bisa jadi adalah putra, atau mungkin menantu [[Rakai Pikatan]]. Dengan kata lain, sepeninggal Rakai Kayuwangi takhta [[Kerajaan Medang]] jatuh kepada kakaknya (atau mungkin iparnya), yaitu [[Rakai Watuhumalang]].
 
Sementara itu, tentang hubungan antara [[Rakai Kayuwangi]] dengan Maharaja [[Rakai Limus]] Dyah Dewendra sampai saat ini belum dapat diperkirakan.
 
== Kutipan ==
Baris 75 ⟶ 76:
[[Kategori:Raja Medang]]
[[Kategori:Kerajaan Medang]]
[[Kategori:Wangsa Sailendra]]
 
{{Indo-bio-stub}}