Didik Suhardi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
|||
(42 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Kotak info pemegang jabatan
|name = Didik Suhardi
|honorific-suffix=S.H., M.Si., Ph.D.
|image = Didik_Suhardi.jpg
|imagesize = 256px
|order =
|office3 = [[Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|Sekretaris Jenderal Kemdikbud RI]]
|term_start3 = 17 Juni 2015<ref name="honorer"/>
|
|president3 =
|vicepresident3 =
|predecessor3 = Prof. Ainun Naim, Ph.D.
|
|successor=Ainun Naim▼
|term_start4 = 2008
▲|office2=Direktur Pembinaan SMP Kemdikbud RI
|term_end4 = 2015
|predecessor4 = Hamid Muhammad, Ph.D.
|successor4 = Dr. Supriano
|predecessor2=▼
|office2 = Staf Ahli Bidang Transformasi Birokrasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI
|successor2=Supriano▼
|term_start2 = 06 Agustus 2020
|birth_name=Didik Suhardi▼
|term_end2 = 14 September 2021
|birth_date={{birth date and age|1963|12|3}}▼
▲|predecessor2 =
|birth_place={{negara|Indonesia}} [[Nganjuk]]▼
|nationality={{flag|Indonesia}}▼
|office = Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenko PMK
|party=[[Independen]]▼
|term_start = 14 September 2021
|spouse=▼
|term_end =
|alma_mater=[[Universitas Islam Jakarta]]<br />[[Universitas Gadjah Mada]]<br />[[RMIT University]]▼
|predecessor =
▲|birth_name = Didik Suhardi
▲|birth_date = {{birth date and age|1963|12|3}}
▲|party = [[Independen]]
▲|spouse =
▲|alma_mater = [[Universitas Islam Jakarta]]<br />[[Universitas Gadjah Mada]]<br />
}}
'''Didik Suhardi, Ph.D.''' ({{lahirmati|[[Nganjuk]]|3|12|1963}}) adalah salah satu tokoh pendidikan Indonesia. Kariernya di dunia pendidikan dimulai ketika menjadi tenaga honorer di Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah [[Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]] tahun 1982.<ref name="honorer">[https://www.jpnn.com/news/honorer-berijazah-sma-kini-jadi-sekjen-kemdikbud Honorer Berijazah SMA, Kini jadi Sekjen Kemdikbud]</ref><ref name="mediaindo">[https://mediaindonesia.com/read/detail/245493-pengabdian-37-tahun Pengabdian 37 Tahun]</ref> Tahun 1983 Didik
== Riwayat karier dan pendidikan ==
Didik masuk ke lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (waktu itu bernama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) tahun 1982 sebagai tenaga honorer. Tahun 1983, dirinya diterima sebagai CPNS ([[Calon Pegawai Negeri Sipil]]) dan ditempatkan di Depdiknas sebagai staf di Subdirektorat Monitor dan Penyesuaian Pelaksanaan Teknis Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Setelah diangkat menjadi PNS, Didik melanjutkan pendidikannya di Jurusan Hukum Keperdataan [[Universitas Islam Jakarta]]. Kuliah sarjananya ini
Tahun 1998, Didik menyelesaikan studi magister di [[Universitas Gadjah Mada]] dalam bidang administrasi publik. Pada tahun yang sama hingga 2000, dirinya menjadi Kasi Monitor SMA, Subdit Monitor dan Penyesuaian Pelaksanaan Teknis Direktorat Dikmenum. Tiga tahun setelah jabatan ini, Didik menjadi Kasubdit Program dan Kerja Sama Antarlembaga Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Ditjen Dikdas (2003-2008) dan Kasubdit Program Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Ditjen Dikdas (2008).<ref name="kemdikbud" />
=== Menjadi direktur dan seleksi sekretaris jenderal === ▼
Dedikasinya selama dua puluh enam berkarier, mengantarkan Didik mendukuki posisi pimpinan di Kemdikbud, yaitu sebagai Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama di Direkorat Jenderal Dikdas (2008-2015). Ketika masih menempati posisi ini, Didik pun menyelesaikan program doktoralnya dalam bidang manajemen di RMIT University, Melbourne (2010).<ref name="kemdikbud" /> Tahun 2015 Didik lelaki kelahiran [[Nganjuk]] ini mengikuti seleksi calon pimpinan eselon 1. Dia dinyatakan lulus dalam proses yang dipimpin oleh Wakil Ketua [[Komisi Pemberantasan Korupsi]], [[Erry Riyana Hardjapamekas]].<ref name="mediaindo" /> Lalu, dirinya dilantik oleh Mendikbud [[Anies Baswedan]] sebagai sekretaris jenderal. Didik menjadi sekretaris jenderal di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selama tiga periode kepemimpinan, mulai [[Anies Baswedan]], [[Muhadjir Effendy]], hingga [[Nadiem Makarim]]. Tanggal 16 Desember 2019, lelaki kelahiran [[Nganjuk]] ini menyerahkan jabatannya kepada Prof. Ainun Naim, Ph.D. yang sebelumnya menjabat Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Ainum Naim sebelumnya juga menjadi Sekjen Kemdikbud RI sebelum Didik Suhardi.▼
== Penghargaan ==▼
▲Dedikasinya selama dua puluh enam tahun berkarier, mengantarkan Didik
Selama berkarier di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Didik meraih beberapa penghargaan, di antaranya dari [[Lembaga Administrasi Negarai]], yaitu Rangking III Diklatpim II Tingkat Organisasi Kerja (2008). Selain itu, Dirik juga meraih penghargaan [[MURI|Rekor MURI]] dalam bidang Bahan Ajar Komik Tingkat Nasional (2012) dan Bahan Ajar berbasis Program Animasi Tingkat Nasional (2013).▼
Didik menjadi sekretaris jenderal di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selama tiga periode kepemimpinan, mulai [[Anies Baswedan]], [[Muhadjir Effendy]], hingga [[Nadiem Makarim]]. Tanggal 16 Desember 2019, Didik menyerahkan jabatannya kepada Prof. Ainun Naim, Ph.D. yang semula menjabat Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (sekarang bernama [[Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia]]).<ref name="gatra">[https://www.gatra.com/detail/news/462257/milenial/mendikbud-nadiem-lantik-4-pejabat-tinggi-kemendikbud Mendikbud Nadiem Lantik 4 Pejabat Tinggi Kemendikbud]</ref> Sebelum di Kemenristekdikti, Ainum Naim sudah pernah menjabat Sekjen Kemdikbud RI hingga posisinya digantikan Didik Suhardi.
=== Menjadi staf ahli di Kemenko PMK ===
Sejak 17 Juli 2020, Didik Suhardi diangkat menjadi Staf Ahli Bidang Transformasi Birokrasi [[Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan]]. Pengangkatan ini tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 119/TPA Tahun 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.<ref name=kemenkopmk1>[https://www.kemenkopmk.go.id/sites/default/files/Pejabat_pmk/DAFTAR%20PEJABAT%20TERBARU%202020.pdf Daftar Pejabat Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan]</ref><ref name=kemenkopmk2>[https://www.kemenkopmk.go.id/index.php/node/210 Staf Ahli Bidang Transformasi Birokrasi]</ref>
=== Turut merancang PPK dan zonasi sekolah ===
Ketika Didik menjabat sekretaris jenderal, tahun 2017, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menggagas program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Program ini sempat menimbulkan pro-kontra karena diartikan sebagai program ''full day school'' oleh masyarakat. Padahal, yang sesungguhnya terjadi, sekolah dibebaskan merancang sendiri waktu belajarnya dalam rangka menyukseskan program PPK ini. Sekolah diizinkan memilih akan menerapkan lima hari belajar atau enam hari belajar. Terkait program ''full day school'' itu sendiri, menurut Didik, bukan hal yang baru karena sudah lama diterapkan di tiga belas ribuan sekolah di seluruh Indonesia. Sekolah diizinkan jika ingin menerapkan ''full day school'' jika dipandang bisa menyukseskan Program Penguatan Karakter.<ref>[https://rmol.id/read/2017/08/23/304140/ Didik Suhardi: Full Day School Sudah Berjalan Sejak Dulu Di 13 Ribu Sekolah Di Seluruh Indonesia]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Tahun 2018, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menghadirkan program zonasi sekolah dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB). Program ini menimbulkan penentangan dari masyarakat yang tidak berhasil masuk ke sekolah favorit. Kelompok ini menilai kuota untuk jalur prestasi sangat sedikit sehingga mereka kesulitan mengaksesnya. Di lain pihak, banyak pula masyarakat yang mendukung program zonasi sekolah ini. Kelompok ini menilai, sebagaimana dijelaskan oleh Kemdikbud RI, semangat utama dari program zonasi adalah untuk menyamakan kualitas pendidikan di Indonesia. Target jangka panjang dari program ini adalah agar sekolah memiliki kualitas yang sama. Jadi, tidak akan ada lagi istilah sekolah favorit atau tidak favorit. Masyarakat usia sekolah bisa belajar di sekolah-sekolah berkualitas yang lokasinya dekat dengan tempat tinggal masing-masing.<ref>[http://www.satuharapan.com/read-detail/read/zonasi-bukan-hanya-untuk-ppdb Zonasi Bukan Hanya untuk PPDB]</ref> Dengan adanya beberapa masukan, program zonasi dibenahi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan mengubah presentasi jumlah siswa yang diterima dengan jalur zona atau prestasi.
▲=== Penghargaan ===
▲Selama berkarier di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Didik meraih beberapa penghargaan, di antaranya dari [[Lembaga Administrasi
== Karya tulis ==
Bagian ini memuat sebagian karya Didik Suhardi.
* ''Model Pelatihan Guru bagi SMP dan SMA, Direktorat Pendidikan Menengah Umum'' (1992)
* ''Wajib Belajar Pendidikan Dasar'' (1945-2007) tahun 2007
Baris 54 ⟶ 75:
== Lihat pula ==
* [[Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia]]
Baris 62 ⟶ 82:
== Pranala luar ==
* [https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/05/didik-suhardi Didik Suhardi]
* [http://lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/09/Profil-Pejabat-Kemendikbud-2016-1.pdf Profil Pejabat di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210926155822/http://lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/09/Profil-Pejabat-Kemendikbud-2016-1.pdf |date=2021-09-26 }}
* [https://scholar.google.com/citations?user=dLCPrv4AAAAJ Akun di Google Scholar]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh pendidikan Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Islam Jakarta]]
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]
|