Fakta sosial: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(36 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Fakta sosial''' (Inggris: ''social facts'') merupakan aliran [[sosiologi positif]] dengan pengkajian berasal dari atribut eksternalitas mencakup [[struktur sosial]], norma kebudayaan, dan nilai sosial, fakta sosial bila menurut konteks konsepsi [[Émile Durkheim]] didalamnya dapat meliputi ''kesadaran kolektif'' dan ''representasi kolektif'' berkaitan dengan cara bertindak yang berasal dari elaborasi kolektif yang dijabarkan karena adanya aturan hukum yang bersifat otoritatif termasuk didalamnya praktik keagamaan ataupun yang sekuler yang tertuang dalam norma-norma dan institusi adalah contoh dari fakta-fakta sosial yang berbentuk baku yang berasal dari kelompok praktik diambil secara kolektif dan dengan demikian terdapat adanya pemaksaan diri dan internalisasi yang dilakukan oleh para individu oleh karena secara kolektif telah diuraikan sehingga dapat membatasi moral dan perilaku dari tiap-tiap [[individu]].
{{terjemah|Inggris}}
Dalam aliran sosiologi positif, '''fakta sosial''' adalah [[struktur sosial]], [[kebudayaan|norma kebudayaan]], dan [[nilai sosial]] yang dimasukan dan dipaksakan (koersi) kepada pelaku sosial (Ritzer 2000:73). Fakta sosial ditunjukan oleh norma sosial atau institusi sosial yang ditanam sebagai patokan moral oleh seorang individu yang kemudian mempengaruhi perilaku individu tersebut (Marshall 1994: 486). Salah satu contoh fakta sosial adalah [[hukum]].
 
Masalah ini kemudian menjadi menarik bagi para sosiolog terhadap kekhawatiran adanya kesenjangan antara yang ideal dengan yang bersifat materi yang direpresentasikan oleh tindakan organisasi-[[organisasi sosial]] dan para pengikutnya misalkan dalam hal antara norma-norma yang disetujui secara sosial dengan kenyataan dalam praktik-pratik yang bersifat aktual.
Kata ini pertama kali diperkenalkan pada abad ke-19 oleh sosiolog Perancis [[Émile Durkheim]] dan banyak mempengaruhi analisa Durkheim (dan para pengikutnya) ketika meneliti masyarakat.
== Latar belakang ==
Kata ini pertama kali diperkenalkan pada abad ke-19 oleh sosiolog Perancis [[Prancis]] Émile Durkheim]] dan banyak mempengaruhimemengaruhi analisaanalisis Durkheim (dan para pengikutnya) ketika dalam meneliti masyarakat antara lain (Ritzer 2000:73) mengatakan struktur sosial, norma kebudayaan, dan nilai sosial yang dimasukan dan dipaksakan (koersi) kepada pelaku sosial.
Sementara Auguste Comte bermimpi untuk menjadikan ilmu sosiologi sebagai disiplin ilmu yang luas, yang berisi semua—'the queen of sciences', adalah istilah yang digunakannya— Durkheim tidak seambisius itu. Durkheim bertujuan agar sosiologi memiliki dasar positivisme yang kuat, sebagai ilmu di antara ilmu yang lain. Ia berpendapat bahwa setiap ilmu tertentu harus memiliki subyek pembahasan yang unik dan berbeda dengan ilmu lain, namun harus dapat diteliti secara empiris. Keragaman dalam fenomena yang sedang diteliti, menurut Durkheim, harus dapat dijelaskan oleh sebab-sebab yang juga tercakup dalam bidang ilmu tersebut. Sebagai konsekuensinya, Durkheim menyatakan bahwa sosiologi harus menjadi 'ilmu dari fakta sosial'. "Metode sosiologis yang dipraktikkan harus bersandar sepenuhnya pada prinsip dasar bahwa fakta sosial harus dipelajari sebagai materi, yakni sebagai realitas eksternal dari seorang individu.... ...jika tidak ada realitas di luar kesadaran seorang individu, sosiologi sepenuhnya kekurangan materi." (''Bunuh Diri'', hal. 37-8, dikutip di buku karangan Hoult, hal. 298)
 
Dalam buku ''Rules of Sociological Method'', Durkheim menulis: "Fakta sosial adalah setiap cara bertindak, baik tetap maupun tidak, yang bisa menjadi pengaruh atau hambatan eksternal bagi seorang individu."
[[Auguste Comte]] memimpikan untuk membuat ilmu sosiologi sebagai an all-encompassing discipline that contained all others—'the queen of sciences', in his terms— Durkheim was less ambitious. Durkheim aimed to set sociology on a firm, positivist footing, as a [[science]] among other sciences. He reasoned that any particular science must have unique subject matter which is not shared with any other science, but which must be susceptible to investigation by [[empirical]] means. Variations within the phenomena under investigation, according to Durkheim, must be explained by causes which also lie within the realm of that particular science. In consequence, Durkheim asserted that sociology must become the 'science of social facts'. "Sociological method as we practice it rests wholly on the basic principle that social facts must be studied as things, that is, as realities external to the individual.... ...if no reality exists outside of the individual consciousness, it [sociology] wholly lacks any material of its own." (''Suicide'', p. 37-8, quoted in Hoult, p. 298)
 
Dalam sudut pandang Durkheim, sosiologi sederhananya adalah 'ilmu dari fakta sosial'. Oleh karena itu, tugas dari para ahli sosiologi adalah mencari hubungan antara fakta-fakta sosial dan menyingkapkan hukum yang berlaku. Setelah hukum dalam struktur sosial ini ditemukan, baru kemudian para ahli sosiologi dapat menentukan apakah suatu masyarakat dalam keadaan 'sehat' atau 'patologis' dan kemudian menyarankan perbaikan yang sesuai.
In ''Rules of Sociological Method'', Durkheim wrote: "A social fact is every way of acting, fixed or not, capable of exercising on the individual an influence, or an external constraint."
 
Penelitian Durkheim's tentang 'fakta sosial' dalam hal tingkat bunuh diri ini terkenal. Dengan mempelajari statistik bunuh diri pihak kepolisian di berbagai wilayah, Durkheim mampu 'mendemonstrasikan' bahwa masyarakat agama Katolik memiliki tingkat bunuh diri yang lebih rendah dari masyarakat agama Protestan, dan menganggap ini terjadi karena penyebab ''sosial'' (dan bukan individual). Ini adalah penelitian pertama di bidangnya dan tetap banyak disebut bahkan sekarang-sekarang ini. Awalnya, 'penemuan fakta sosial' Durkheim dipandang signifikan karena menjanjikan kemungkinan untuk bisa mempelajari perilaku seluruh masyarakat, dan bukan hanya individu tertentu saja. Para ahli sosiologi modern merujuk ke penelitian Durkheim untuk dua tujuan yang cukup berbeda:
In Durkheim's view, sociology was simply 'the science of social facts'. The task of the sociologist, then, was to search for correlations between social facts and thus reveal laws. Having discovered the laws of social structure, the sociologist is then able to determine if any given society is 'healthy' or 'pathological' and prescribe appropriate remedies.
 
* Sebagai demonstrasi grafis tentang seberapa hati-hati seharusnya periset sosial dalam memastikan bahwa data yang dikumpulkannya untuk analisis akurat. Tingkat bunuh diri yang dilaporkan dalam penelitian Durkheim, sekarang menjadi jelas, sebagian besarnya merupakan artefak cara pengklasifikasian suatu kematian sebagai 'bunuh diri' atau 'bukan bunuh diri' di dalam masyarakat yang berbeda. Apa yang sebenarnya ia temukan bukanlah "tingkat bunuh diri" yang berbeda sama sekali—yang ditemukannya adalah cara berbeda untuk ''memikirkan tentang bunuh diri''.
Durkheim's work on the 'social fact' of suicide rates is famous. By carefully examining [[police]] suicide [[statistics]] in different districts, Durkheim was able to 'demonstrate' that [[Roman Catholic|Catholic]] communities have a lower suicide rate than [[Protestant]]s, and ascribe this to a ''social'' (as opposed to individual) cause. This was groundbreaking work and remains much-cited even today. Initially, Durkheim's 'discovery of social facts' was seen as significant because it promised to make it possible to study the behaviour of entire societies, rather than just of particular individuals. Modern sociologists refer to Durkheim's studies for two quite different purposes, however:
* Sebagai titik awal untuk masuk ke dalam studi tentang arti sosial, dan suatu cara dimana tindakan individu yang nyata-nyata identik sering kali tidak dapat diklasifikasikan secara empiris. "Tindakan" sosial (bahkan tindakan individu yang sifatnya pribadi seperti bunuh diri), dalam pandangan modern ini, selalu dilihat (dan diklasifikasikan) oleh ''para aktor'' sosial. Untuk itu, menemukan 'fakta sosial', biasanya tidak mungkin dilakukan atau tidak diinginkan, namun menemukan cara bagaimana individu memandang dan mengklasifikasikan suatu tindakan tertentu menawarkan wawasan yang sangat luas.
 
Sebuah '''fakta sosial total''' [fait social total] adalah "sebuah aktivitas yang memiliki dampak terhadap masyarakat, dan juga pada bidang ekonomi, hukum, politik, dan agama ." (Sedgewick 2002: 95) "Beragam untaian kehidupan sosial dan psikologis terjalin bersama melalui apa yang disebut [Mauss] dengan 'fakta sosial total'. Fakta sosial total hingga suatu tingkat tertentu, memberikan informasi dan mengatur berbagai praktik dan institusi yang tampaknya cukup berbeda." (Edgar 2002:157) Istilah ini dipopulerkan oleh Marcel Mauss dalam bukunya ''The Gift'' dan diciptakan kembali oleh muridnya Maurice Leenhardt setelah istilah fakta sosial dari Durkheim.
* As graphic demonstrations of how careful the social researcher must be to ensure that data gathered for analysis is accurate. Durkheim's reported suicide rates were, it is now clear, largely an artifact of the way in which particular deaths were classified as 'suicide' or 'non-suicide' by different communities. What he had actually discovered was not different ''suicide rates'' at all—it was different ways of ''thinking about suicide''.
 
== Ciri-ciri ==
* As an entry point into the study of social meaning, and the way in which apparently identical individual acts often cannot be classified empirically. Social ''acts'' (even such an apparently private and individual act as suicide), in this modern view, are always seen (and classified) by social ''actors''. Discovering the 'social facts', it follows, is generally neither possible nor desirable, but discovering the way in which individuals perceive and classify particular acts offers a great deal of insight.
Emile Durkheim merupakan pencetus istilah fakta sosial untuk menjelaskan arti dari sosiologi.{{Sfn|Rahman|2011|p=21-22}} Fakta sosial tidak menjadi bagian dari dalam diri [[individu]] tetapi bersifat mengikat atau memaksa individu untuk mempercayainya. Selain itu, fakta sosial merupakan sesuatu yang umum, sehingga tidak dapat diwakilkan oleh pemahaman dan pemikiran secara [[Individualisme|individual]].{{Sfn|Rahman|2011|p=22}}
 
== Referensi ==
A '''total social fact''' [fait social total] is "an activity that has implications throughout society, in the economic, legal, political, and religious spheres." (Sedgewick 2002: 95) "Diverse strands of social and psychological life are woven together through what he [Mauss] comes to call 'total social facts'. A total social fact is such that it informs and organises seemingly quite distinct practices and institutions." (Edgar 2002:157) The term was popularized by [[Marcel Mauss]] in his ''The Gift'' and coined by his student [[Maurice Leenhardt]] after Durkheim.
<references />
== Daftar pustaka ==
 
# {{cite book|last=Rahman, M.T.|first=|date=|year=2011|url=http://digilib.uinsgd.ac.id/11819/1/Glosari%20Teori%20Sosial%20%28Baik%29.pdf|title=Glosari Teori Sosial|location=Bandung|publisher=Ibnu Sina Press|isbn=978-602-99802-0-2|pages=|ref={{sfnref|Rahman|2011}}|url-status=live|access-date=2020-11-24|archive-date=2023-04-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230422092522/http://digilib.uinsgd.ac.id/11819/1/Glosari%20Teori%20Sosial%20(Baik).pdf|dead-url=no}}
== Sumber ==
*Marshall, Gordon, ed. (1994). ''The Concise Oxford Dictionary of Sociology''. Oxford University Press. ISBN 0-19-285237-X.
*Hoult, Thomas Ford, ed. (1969). ''Dictionary of Modern Sociology''. Totowa, New Jersey: Littlefield, Adams & Co.
*Sedgewick, Peter (2002). ''Cultural Theory: The Key Concepts'', Routledge Key Guides Series. Routledge. ISBN 0-415-28426-0.
*Edgar, Andrew (2002). ''Cultural Theory: The Key Thinkers'', Routledge Key Guides Series. Routledge. ISBN 0-415-23281-3 .
 
== Lihat pula ==
Baris 30 ⟶ 32:
 
== Pranala luar ==
*[http://www.faculty.rsu.edu/~felwell/TheoryWeb/readings/DurkheimFactForm.html What is a Social Fact?] From Émile Durkheim, The Rules of the Sociological Method, (Edited by [[Steven Lukes]]; translated by W.D. Halls). New York: Free Press, 1982, pp. 50-59&nbsp;50–59.
* Marshall, Gordon, ed. (1994). ''The Concise Oxford Dictionary of Sociology''. Oxford University Press. ISBN 0-19-285237-X.
* Hoult, Thomas Ford, ed. (1969). ''Dictionary of Modern Sociology''. Totowa, New Jersey: Littlefield, Adams & Co.
* Sedgewick, Peter (2002). ''Cultural Theory: The Key Concepts'', Routledge Key Guides Series. Routledge. ISBN 0-415-28426-0.
* Edgar, Andrew (2002). ''Cultural Theory: The Key Thinkers'', Routledge Key Guides Series. Routledge. ISBN 0-415-23281-3 .
 
[[Kategori:Sosiologi]]
 
[[de:Sozialer Tatbestand]]
[[en:Social fact]]
[[es:Hecho social]]
[[fr:Fait social]]
[[it:Fatto sociale]]
[[pl:Fakt społeczny]]
[[pt:Fato social]]
[[zh:社会事实]]