Fisika Aristoteles: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: +{{Authority control}}
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 2:
 
Menurut Aristoteles, "fisika" adalah bidang ilmu yang meliputi subyek-subyek seperti [[filsafat pikiran]], [[pengalaman sensori]], [[ingatan]], [[anatomi]] dan [[biologi]] .
 
== Sejarah ==
[[Aristoteles]] hidup sejak tahun 384–322 M.{{Sfn|Suaedi|2016|p=98}} Ia merupakan salah satu tokoh pemikir yang pertama kali mengembangkan [[teori]] mengenai [[benda]] dan [[dunia]].{{Sfn|Suaedi|2016|p=2}} Aristoteles mengembangkan aliran filsafat [[realisme]] yang menyatakan bahwa objek-objek yang diamati oleh [[Indra (fisiologi)|indra]] merupakan kenyataan bagi dirinya sendiri. Tidak ada ketergantungan [[objek]] atas pemikiran [[subjek]] yang mengetahui keberadaan objek. Aristoteles meyakini adanya interaksi antara pikiran dan dunia luar. Sifat dari dunia luar ini terpengaruh oleh interaksi pikiran. Namun, keberadaan dunia tetap ada meskipun pikiran dalam kondisi sedang menyadari atau telah berhenti menyadari keberadaan dunia. Karena itu, keberadaan benda-benda yang nyata dan perkembangannya merupakan kenyataan itu sendiri. Dalam pemikiran Aristoteles, suatu bentuk dan ide atau suatu materi dan prinsip keteraturan tidak dapat dipisahkan.{{Sfn|Suaedi|2016|p=98}}
 
== Pemikiran ==
 
=== Gerak ===
Aristoteles menggolongkan ilmu [[fisika]] sebagai bagian dari ilmu pengetahuan yang bersifat teoretis. Fisika merupakan salah satu tema utama dalam pembagian ilmu pengetahuan dalam pemikiran Aristoteles. Objek fisika Aristoteles hanya meliputi gerak spontan atas benda-benda yang tampak secara fisik. Karena itu, Aristoteles membagi gerak menjadi gerak spontan akibat kekerasan dan gerak spontan akibat kodrat. Aristoteles memberikan contohnya yaitu batu yang dilemparkan merupakan gerak spontan akibat kekerasan. Sedangkan ketika batuh jatuh ke bawah maka terjadi gerak spontan akibat kodrat.{{Sfn|Purwanto|2019|p=17-18}}
 
Aristoteles kemudian membagi gerakan spontan menjadi 4 macam yaitu gerak substansial, gerak kuantitatif, gerak kualitatif dan gerak lokal. Gerak substansial menurutnya adalah gerak dari satu substansi menjadi substansi lain. Contohnya seperti [[anjing]] yang mati yang menyebabkan perubahan substansi dari makhluk menjadi [[bangkai]]. Gerak kuantitatif menurtnya adalah perubahan ukuran dari suatu benda. Cotohnya pada [[pohon]] yang berukuran kecil menjadi berukuran besar. Gerak kualitatif menurutnya adalah gerak transformasi dari suatu benda ke benda lain. Contohnya seperti [[kertas]] berwarna [[putih]] menjadi warna [[kuning]]. Sedangkan gerak lokal merupakan perubahan tempat.{{Sfn|Purwanto|2019|p=18}}
 
== Karya-karya ==
Aristoteles menulis beberapa karya tulis tentang fisika ketika mengajar di [[Lyceum]] sejak tahun 335–322 SM. Ia menulis buku berjudul ''Physics'' dalam 9 jilid yang membahas fisika kecuali di jilid 1 dan jilid 2. Lalu ia menulis ''Metaphysics'' A 983 ''De Caelo'' dan ''De Generatione et Corruptione''.{{Sfn|Purwanto|2019|p=15-16}}
 
== Kekeliruan ==
Fisika Aristoteles dinyatakan keliru melalui hasil percobaan-percobaan yang dilakukan oleh [[Galileo Galilei]] (1564–1642 M). Galileo Galilei mengadakan penelitian di bidang astronomi yang menggunakan teleskop sebagai peralatan utamanya. Ia menggunakan pandangan [[Pythagoras]] yaitu menjelaskan alam semesta melalui matematika. Galileo Galilei kemudian menggunakan kerangka kerja fisika untuk menjelaskan percobaan-percobaannya. Pendapat Aristoteles mengenai perbedaan kecepatan jatuh suatu benda akibat perbedaan berat, dinyatakan keliru olehnya. Karena dua benda yang beratnya berbeda akan jatuh dengan laju yang sama dam mencapai permukaan tanah pada waktu yang sama. Percobaan ini menunjukkan kekeliruan Aristoteles yang menyatakan bahwa benda dengan massa yang lebih berat akan jatuh lebih cepat dibandingkan dengan benda yang lebih ringan. Pernyataan dari percobaan Galileo ini kemudian menggantikan pernyataan Aristoteles yang pada masanya masih menjadi pandangan utama bagi masyarakat umum.<ref>{{Cite book|last=Purwanto|first=Agus|date=Agustus 2012|title=Nalar Ayat-Ayat Semesta: Menjadikan AI-Quran sebagai Basis Konstruksi llmu Pengetahuan|location=Bandung|publisher=Penerbit Mizan|isbn=978-979-433-730-1|pages=40|url-status=live}}</ref>
 
== Referensi ==
 
{{reflist|2}}
=== Catatan kaki ===
<references />
 
=== Daftar pustaka ===
 
* {{Cite book|last=Purwanto|first=Muhammad Roy|date=2019|url=https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/14645/Ilmu%20Mantiq.pdf?sequence=1&isAllowed=y|title=Ilmu Mantiq|location=Yogyakarta|publisher=Universitas Islam Indonesia|isbn=978-602-450-360-4|ref={{sfnref|Purwanto|2019}}|url-status=live|access-date=2023-02-01|archive-date=2023-05-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20230515165355/https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/14645/Ilmu%20Mantiq.pdf?sequence=1&isAllowed=y|dead-url=no}}
* {{Cite book|last=Suaedi|date=Januari 2016|url=http://uncp.ac.id/content/uploads/files/buku-rektor/Binder-Filsafat-Ilmu.pdf|title=Pengantar Filsafat Ilmu|location=Bogor|publisher=PT Penerbit IPB Press|isbn=978-979-493-888-1|editor-last=Januarini|editor-first=Nia|ref={{sfnref|Suaedi|2016}}|url-status=live|access-date=2023-02-01|archive-date=2023-03-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20230308123219/https://uncp.ac.id/content/uploads/files/buku-rektor/Binder-Filsafat-Ilmu.pdf|dead-url=no}}
 
== Sumber ==