Flameout: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
'''Flameout''' mengacu pada kegagalan mesin jet yang disebabkan oleh sedikitnya nyala api di ruang bakar.
 
Hal ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk sedikitnya bahan bakar, kompresor stal, pasokan oksigen kurang cukup, kerusakan karena benda asing (seperti burung, hujan es atau bahkan abu vulkanik), cuaca buruk yang parah, dan kegagalan mekanik.<ref>{{cite web |url=http://www.newton.dep.anl.gov/askasci/eng99/eng99236.htm |title='&#39;Turbo Jet Flame Out'&#39; by Ask a Scientist |publisher=Newton.dep.anl.gov |date= |accessdate=2012-03-25 |archive-date=2015-02-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150226230159/http://www.newton.dep.anl.gov/askasci/eng99/eng99236.htm |dead-url=yes }}</ref>
<ref>{{cite web |url=http://www.airspacemag.com/flight-today/flameout.html |title='&#39;Flameout - Why the fire in a perfectly healthy jet engine can die.'&#39; by Peter Garrison, Air & Space Magazine, September 01, 2006 |publisher=Airspacemag.com |date= |accessdate=2012-03-25 |archive-date=2013-11-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20131109215303/http://www.airspacemag.com/flight-today/flameout.html |dead-url=no }}</ref>
== Pendahuluan ==
Fenomena engine flameout atau diterjemahkan harafiah dalam bahasa Indonesia adalah mesin mati, merupakan bagian dari kegagalan mesin (engine failure) tetapi bukan kegagalan akibat masalah teknis dan menjadi mimpi buruk bagi setiap penerbangan.Sejak diperkenalkan pertama kali awal 1940-an, mesin jet merupakan tonggak kemajuan dunia penerbangan. Tidak serta merta langsung meluas aplikasinya karena berteknologi lebih kompleks, tetapi segera disadari banyak keunggulan dibanding mesin piston baling-baling. Gaya dorong yang begitu besar dapat membuat pesawat terbang lebih cepat, lebih jauh, dan lebih tinggi.
Baris 10:
 
=== Rentan ===
Perbandingan udara dengan bahan bakar adalah kira-kira sebesar 14.7 :1. Terlihat bahwa udara yang dibutuhkan jelas jauh lebih banyak. Mesin jet memang dikenal rakus dan rentan terhadap pasokan udara. Untuk dapat mesin jet tetap bekerja diperlukan tiga hal penting yaitu : bahan bakar, udara, dan panas. Jika salah satu tidak ada atau tidak seimbang entah terlalu banyak atau terlalu sedikit bahkan tidak ada sama sekali, maka mesin mengalami gangguan dan tidak ditanggulangi secepatnya dapat dipastikan akan flameout.
 
Kasus pendaratan darurat Flight 421 Boeing 737 Garuda Indonesia tahun 2002 di Sungai Bengawan Solo adalah kasus kebutuhan keseimbangan akan panas. Akibat hujan badai, mesin mengalami pendinginan ekstrem bahkan menimbulkan butir-butir es pada mesin. Mesin menjadi terlalu dingin dan tidak bisa bekerja dengan baik menghasilkan pembakaran yang sempurna sehingga akhirnya menyebabkan flameout pada kedua mesin. Satu crew meninggal tetapi seluruh penumpang sebanyak 59 orang selamat
Baris 20:
Mesin jet sekarang sangat handal jauh berbeda dengan pendahulunya saat pertama kali diperkenalkan. Ini adalah buah mahakarya penelitian bertahun-tahun dan memakan biaya sangat mahal. Banyak penelitian dilakukan mulai dari inovasi efisiensi bilah kompresor dan turbin, perbaikan sistem pembakaran bahkan termasuk riset material mengingat mesin beroperasi pada suhu sangat panas sekitar 1,000-2,000 derajat Celcius. Tidak heran produsen mesin jet di dunia sangat sedikit, jauh lebih sedikit dari produsen pesawat terbang.
 
Kejadian flameout sangat kecil terjadi pada pesawat komersial jika dibandingkan pada pesawat jet tempur. Mengapa ? Itu karena desain penempatan mesin yang berbeda. Mesin jet pesawat komersial biasa diletakkan pada pod yang tergantung entah pada sayap atau di ekor. Meskipun menimbulkan hambatan (drag), ini adalah sebuah kompromi agar badan pesawat maksimal dimanfaatkan tiap sudut ruangannya untuk angkut barang atau penumpang. Sedangkan mesin jet pada pesawat tempur diletakkan jauh di dalam dan dibelakangdi belakang badan pesawat agar kemampuan daya dorong tetap maksimum dan lebih aerodinamis. Untuk itu diperlukan saluran udara (air duct) yang bersiku dan cukup panjang agar dapat mencapai mesin. Udara menempuh perjalanan berliku sehingga bisa menimbulkan masalah jika pesawat melakukan maneuver ekstrem.
Memang sudah sifatnya pesawat tempur melakukan maneuver ekstrem. Belum lagi jika tidak berhati-hati akan menimbulkan kompresor stall. Arti stall adalah kehilangan daya angkat akibat aliran udara tidak mengalir mulus, sebuah istilah yang biasa dipakai untuk aerofoil pada sayap. Bilah-bilah kipas kompresor juga berupa aerofoil sehingga kompresor stall mengacu pada ketidak mampuan kompresor menghisap udara dengan baik sehingga menyebabkan ketidakseimbangan pasokan udara ke mesin.