Arya Kamandanu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(16 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:kamandanu_1.jpg|
[[Berkas:kamandanu_2.jpg|
[[Berkas:kamandanu_3.jpg|
[[Berkas:kamandanu_4.jpg|
'''Arya Kamandanu''' adalah nama seorang tokoh fiktif, tokoh utama dalam cerita
Dalam cerita
== Kamandanu dan Keluarganya ==
Baris 18:
== Ilmu Kanuragan ==
[[Mpu gandring]] memiliki sahabat sekaligus murid bernama [[Mpu Bango]] (Bango Samparan
''Arya Kamandanu'' sendiri mampu menguasai olah kanuragan karena mendapat bimbingan dari saudara seperguruan ayahnya yang bernama Mpu Ranubhaya. Sebelum kedatangan Kamandanu, Mpu Ranubhaya hanya mempunyai seorang murid bernama [[Wirot]].
Baris 24:
Di dalam sebuah goa yang terletak di pinggiran bukit Desa Kurawan, Arya Kamandanu bersama Wirot digembleng olah ilmu kanuragan oleh Mpu Ranubhaya.
Selama beberapa hari Arya Kamandanu akhirnya berhasil menguasai [[Aji Saepi Angin]], sebuah ilmu kanuragan untuk meringankan tubuh, yang mampu membuatnya lari melesat bagaikan terbang.
Kamandanu juga berhasil menguasai pukulan dua belas jurus sampai tahap ke tiga dimana pukulan ini lebih populer dengan nama [[Jurus Naga Puspa]]
== [[Pedang Naga Puspa]] ==
Baris 49:
== Musuh Bebuyutan ==
Sebagai seorang pendekar, ''Arya Kamandanu'' banyak mempunyai musuh dalam petualangannya,
* '''[[Arya Dwipangga]]'''
Pada awalnya, Arya Dwipangga, kakak kandung dari Arya Kamandanu ini bukanlah seorang yang gemar dengan olah kanuragan.<br />
Ia lebih suka dan berbakat dalam olah sastra, ia pandai membuat syair-syair yang sangat mengagumkan. Namun ia mempunyai perangai yang buruk yaitu gemar juga memikat wanita cantik, meskipun itu adalah kekasih adiknya sendiri, yaitu [[Nari Ratih]] dan [[Mei Shin|Mei Xin]]. Inilah awal permusuhan kakak beradik ini.
Karena kelakuannya yang buruk itu, Arya Dwipangga sering berselisih
Arya Dwipangga juga mempunyai sifat yang licik dan pendendam.
Pada suatu ketika, karena ia merasa di anak tirikan oleh ayahnya atas kelakuan buruknya itu, dan karena ia juga selalu kalah beradu fisik dengan kamandanu yang menguasai ilmu kanuragan, ia pun berkhianat kepada keluarganya, Ia melaporkan kepada perwakilan prajurit kediri bahwa dirumah ayahnya bersembunyi seorang buronan, [[Mei Shin]]. Saat itu [[Kerajaan Singhasari]] sudah runtuh dan [[Kerajaan Kadiri]] sedang berkuasa. Mei Shin menjadi buronan karena Pedangnya, Pedang Naga Puspa menjadi incaran kelompok Pendekar yang bekerja kepada pemerintahan Kediri.
Baris 64:
Sosok tua misterius inilah yang mengajarinya olah kanuragan, dan disinilah Arya Dwipangga menjadi sakti mandraguna, dengan ajian mautnya bernama [[Kidung Pamungkas]]. Ia pun juga mendapatkan dua pedang sakti yg berbentuk aneh menyerupai bulan, bernama [[Pedang Bulan Sabit Kembar]].
Setelah Ki Watukura Meninggal dan Arya Dwipangga sudah mewarisi kesaktiannnya, Ia pun keluar dari jurang dan mencari Arya Kamandanu serta
Sebelum bertarung, ia selalu melantunkan syair-syair yang penuh dengan daya magis, Arya Dwipangga juga selalu meninggalkan tanda pada setiap korban yang dibunuhnya dengan tulisan Pendekar Syair berdarah.<br />
Akhirnya, Arya Dwipangga menjadi seorang pendekar yang sangat kejam tanpa kenal ampun dan ditakuti semua orang, Ia terkenal dengan sebutan ''[[Pendekar Syair Berdarah]]''.
Baris 70:
Arya Dwipangga akhirnya bertemu lagi dengan Kamandanu di desa Kurawan, tempat tinggal mereka dulu. Dan kedua kakak beradik itu bertarung habis-habisan. Namun Arya Dwipangga tidak mampu mengalahkan Arya Kamandanu. Ia akhirnya melarikan diri.
Arya Dwipangga bertemu dengan Mpu Lunggah. Seperti biasa nafsu membunuhnya muncul. Namun dia tidak berdaya melawan Empu Lungga, karena Empu Lunggah menggunakan ilmu Rajut Busana, yaitu sebuah ilmu yang dapat menghilangkan kesaktian seseorang. Arya Dwipangga kehilangan kesaktiannya. Jurus Pedang Kembar dan Kidung Pamungkas tidak berarti lagi.
Tak lama kemudian mata Arya Dwipangga buta. Hal itu disebabkan karena kutukan seorang pertapa yang bernama Resi Wisambudi yang telah dibunuhnya.
* '''Kelompok Pendekar Jahat'''
Kelompok pendekar ini dipimpin oleh [[Mpu Tong bajil]], beranggotakan antara lain, [[Dewi Sambi]], [[Mpu Renteng]], [[Jaran Lejong]], dan [[Jaran Bangkal]],
: '''[[Mpu Tong Bajil]]'''
Baris 81 ⟶ 80:
Mpu Tong Bajil berasal dari Padepokan Gunung Tengger, murid dari [[Wong Agung]] ini mempunyai senjata ampuh bernama [[Tongkat Pencabut Roh]], dengan ilmu pukulan andalannya bernama [[Aji Segara Geni]]. Mpu Bajil adalah pemimpin kelompok pendekar yang membantu Pemerintah Kediri. Dalam sebuah pertarungan melawan Arya Kamandanu, Tongkat Pencabut Roh miliknya patah menjadi dua. Mpu Bajil sangat marah. Dia lalu memperdalam Aji Segara Geni di Lereng Tengger. Setelah beberapa bulan lamanya Mpu Bajil berhasil memperdalam Aji Segara Geni. Dia kembali turun Gunung. Kembali Mpu Bajil bertarung melawan Arya Kamandanu. Mereka bertarung di Lembah Kardama. Dalam pertarungan itu Arya Kamandanu kalah dan Pedang Nagapuspa dapat direbut.
Dengan Pedang Nagapuspa di tangannya Mpu Bajil menjadi semakin kuat. Dia bersama Dewi Sambi dan kelompok perampoknya membuat kekacauan di mana-mana, bahkan kan dia berani membuat kekacauan di Majapahit. Saat itu Kamandanu sudah menjadi salah satu senopati perang di Majapahit, maka, [[Raden Wijaya|Prabu Kertajasa Jaya Wardana]] mengutus Arya Kamandanu bersama Sakawuni untuk segera menumpas gerombolan penjahat itu. Setelah Kamandanu memperdalam jurus Naga Puspa sampai tingkat akhir dan kemudian tergigit oleh Ular Naga Puspa Kresna, dan dengan bantuan senjata ampuh [[Keris Mpu Gandring]], Arya Kamandanu berhasil merebut kembali Pedang Nagapuspa. Dan Mpu Bajil pun tewas setelah dadanya terhunjam Keris maut tersebut, sedangkan Dewi Sambi diampuni karena sedang mengandung. Kepala Empu Bajil pun dibawa ke Majapahit.
: '''[[Dewi Sambi]]'''
Baris 87 ⟶ 86:
Ia terkenal dengan pukulan beracunnya yang mematikan yaitu Ajian [[Tapak Wisa]]. Dia sangat mencintai Empu Bajil. Dia rela meninggalkan gurunya di Gunung Kawi hanya demi cintanya pada Mpu Bajil. Dari hubungannya dengan Mpu Bajil, Dewi Sambi mengandung dan memiliki seorang bayi laki-laki yang bernama Layang Samba. Namun Layang Samba dipelihara oleh Dewi Upas, guru Dewi Sambi yang memiliki kesaktian luar biasa. Diantaranya dia menguasai ilmu ular. Dewi Upas bisa memanggil ribuan ular dan memerintahkan mereka melakukan sesuatu.
Dewi Sambi sangat berduka atas kematian Mpu Bajil. Dia berusaha membalaskan dendam kematian Mpu Bajil kepada Arya Kamandanu. Dia mengirimkan jasad Mpu Bajil yang disertai surat palsu yang berisi tantangan Arya Kamandanu ke Padepokan Tengger agar Guru Mpu Bajil yang terkenal sakti Mandraguna yang bernama Wong Agung marah pada Arya Kamandanu. Awalnya Wong Agung tidak terpancing,
Setelah Wong Agung tidak berhasil mengalahkan Arya Kamandanu, Kemudian Dewi Sambi bersekutu dengan Arya Dwipangga alias Pendekar Syair Berdarah. Bersama-sama mereka melawan Arya Kamandanu. Namun lagi-lagi usahanya tidak berhasil, Kamandanu terlalu sakti untuk dikalahkan.
Baris 99 ⟶ 98:
Nari Ratih adalah cinta pertama Kamandanu, seorang kembang desa Manguntur anak dari Rakryan Wuru, bekas salah satu kepala prajurit Singhasari.<br />
Parasnya yang cantik, membuatnya menjadi salah satu rebutan pemuda di desanya, salahsatunya bernama Dangdi, anak dari kepala desa Manguntur yang selalu mengejar-ngejar cinta Nari Ratih. Namun karena hati Nari Ratih sudah berlabuh kepada cinta kamandanu, maka ratihpun menolaknya. Sehingga sering terjadi percekcokan dan perkelahian antara Kamandanu dengan Dangdi.<br />
Saat itu, Kamandanu masih sangat polos, meski ia sangat mencintai Nari Ratih, ia selalu ragu-ragu dalam mengungkapakan perasaan dan cintanya kepada Ratih. Nari Ratih kerap sekali kecewa akan sikap Kamandanu yang kurang tegas ini, sehingga sering terjadi
Arya Dwipangga, kakak Kamandanu yang mengetahui ini mencoba membantu mendamaikan keduanya, Dwipangga sering mengirimkan bait-bait syair yang indah kepada Nari Ratih dengan mengatasnamakan kamandanu. Nari Ratih menjadi begitu bahagia dan segera menemui Kamandanu, tetapi begitu mengetahui bahwa bait-bait syair itu bukan kamandanu yang menulis, Ratih pun marah karena merasa dipermainkan, maka terjadilah perselisihan lagi di antara keduanya.<br />
Arya Kamandanu menyampaikan ketidaksuakaannya kepada Arya dwipangga yang sudah turut campur urusan asmaranya. Arya Dwipangga segera menemui Ratih bermaksud menjelaskan kejadian yang sebenarnya, tetapi begitu mengetahui kecantikan Nari Ratih, Arya Dwipangga malah terpesona dan menaruh hati kepada Nari Ratih.<br />
Akhirnya Arya Dwipangga jadi makin sering menuliskan bait-bait syair yang indah kepada Nari Ratih. Lama kelamaan, Nari Ratihpun jadi terbuai oleh bait-bait syair cinta yang ditulis Dwipangga, mereka berdua sering melakukan pertemuan tanpa sepengetahuan Arya Kamandanu. Nari Ratih merasa Dwipangga lah sosok yang bisa memahami hatinya, laki-laki yang romantis dan mempunyai ketegasan hati. Sehingga pada suatu ketika, terjadilah peristiwa di Candi Walandit, mereka memadu kasih dan terlena dibuai oleh api asmara, hingga Nari Ratih hamil di luar nikah.<br />
Arya Kamandanu yang memergoki kejadian ini begitu terpukul hatinya. Sehingga terjadi pertengkaran hebat dengan Dwipangga. ketika dirumahnya sedang berlangsung pernikahan Kakaknya, Arya Dwipangga dengan Nari Ratih, gadis yang dicintainya, Arya Kamandanu lebih memilih meninggalkan rumah, melupakan kegagalan asmaranya dengan mendalami ilmu kanuragan kepada Mpu Ranubhaya.<br />
Setelah menikah, Nari Ratih melahirkan anak laki-laki bernama Panji Ketawang.
* [[Mei Shin|Mei Xin]]
Baris 124 ⟶ 123:
Nasib Mei Shin sendiri kurang bagus. Setelah melahirkan putri akibat perbuatan Arya Dwipangga yang diberi nama Ayu Wandira, ia kembali diserang kelompok Mpu Tong Bajil. Beruntung ia tidak kehilangan nyawa dan mendapatkan pertolongan seorang tabib Cina bernama Wong Yin.
Bersama Sakawuni, tak henti-hentinya kamandanu selalu mencari Mei Shin
Kamandanu yang putus asa akhirnya memutuskan menikahi Sakawuni.
Kemudian lahirlah anak yang bernama Jambu Nada,
Sepeninggal Sakawuni dan mangkatnya Prabu kertarajasa Jaya Wardana, akhirnya Arya Kamandanu mengundurkan diri dari Kerajaan Majapahit dengan membawa putranya yang bernama Jambu Nada Menyepi di lereng Gunung Arjuna.
* Luh Jinggan lambe
Adalah putri dari Mpu Lunggah, Saudara tertua seperguruan dari ayah kamandanu Mpu Hanggarekasa ataupun Mpu Ranubhaya.
Kamanandanu mengenal Luh Jinggan ketika ia sedang mendalami dan Menyempurnakan Jurus Nagapuspa atas bimbingan Mpu Lunggah.
Luh Jinggan yang kesehariannya selalu menemaninya, lama semakin lama kemudian menaruh hati kepada kamandanu, Kedatangan Sakawuni yang saat itu melihat keadaan Kamandanu itupun sampai-sampai membuat Luh Jinggan cemburu, demikian juga sebaliknya, sakawuni yang kala itu diam-diam sudah menyimpan hati kepada Kamandanu juga sering cemburu melihat keakraban Kamandanu dengan luh Jinggan.
Tetapi kamandanu hanya menganggap Luh Jinggan sebagai adik.
== Referensi ==
Baris 147 ⟶ 144:
* {{id}} [http://www.facebook.com/groups/173902197941/ Facebook TUTUR TINULAR - MAHKOTA MAYANGKARA - SATRIA KEKASIH DEWA]
* {{id}} [http://www.facebook.com/groups/264508685375/ Facebook SANDIWARA RADIO COMMUNITY]
[[Kategori:Sandiwara radio Indonesia]]
|