Ular-lumpur kapuas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wie146 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Matabulanhari (bicara | kontrib)
 
(46 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{infobox spesies
{{Taxobox | color = pink
| binomial = ''EnhydrisHomalophis gyii''
| name = Ular-lumpur Kapuas
| binomial_authority = (Murphy, Voris and Auliya, 2005)
| regnum = [[Animal]]ia
| synonyms =
| phylum = [[Chordata]]
*''Enhydris gyii'' {{small|Murphy, JohnVoris and Auliya, 2005}}<ref name=murphy>{{aut|Murphy, J.C.; Harold, H.K. Voris;, Mark& M. Auliya}}. (31 Dec2005 2005). '' A new species of ''Enhydris'' (Serpentes: Colubridae: Homalopsinae) from the Kapuas river system, West Kalimantan, Indonesia''. [[ ''The Raffles Bulletin of Zoology]] 53 (2): 271-275. URL'' [http://rmbr.nus.edu.sg/rbz/biblio/53/53rbz271-275.pdf '''53'''(2): 271-5 (31 Dec 2005)]. Diakses pada 05/7/2006.</ref>
| classis = [[Reptilia]]
| ordo = [[Squamata]]
| subordo = [[Ular|Serpentes]]
| familia = [[Colubridae]]
| subfamilia = [[Homalopsinae]]
| genus = ''[[Enhydris]]''
| species = '''''E. gyii'''''
| binomial = ''Enhydris gyii''
| binomial_authority = Murphy, Voris and Auliya, 2005
}}
 
'''Ular-lumpur Kapuaskapuas''' adalah sejenisspesies [[ular air]] dariyang sukuendemik di pedalaman [[ColubridaeKalimantan Barat]] bagian utara, anaktepatnya sukudi daerah [[Homalopsinaesungai Kapuas]]. Ular ini merupakan spesies yang baru dideskripsidari genus ''Homalophis'' dan hasil penelitian ular ini telah dipublikasi pada akhir 2005 melalui jurnal ilmiah [[The Raffles Bulletin of Zoology]] no 53, Desember 2005. Dalam bahasa Inggris, ular ini disebut '''''Kapuas mud-snake'''''.
 
== Etimologi ==
Dinamai demikian ([[bahasa Inggris|Inggris]]: ''Kapuas mud-snake'') karena ular air tersebut sejauh ini hanya ditemukan terbatas di sistem aliran [[Sungai Kapuas]], [[Kalimantan Barat]]. Sementara nama ilmiahnya, ''Enhydris gyii'' Murphy, Voris and Auliya, 2005, diberikan untuk menghormati mendiang Profesor Ko Ko Gyi; [[herpetolog]] yang telah merevisi anak suku Homalopsinae pada tahun 1970.
Nama spesifiknya, ''gyii'', diberikan sebagai bentuk penghormatan atas jasa Profesor [[Ko Ko Gyi]], seorang [[herpetolog]] dari [[Burma]], yang telah merevisi klasifikasi suku [[Homalopsinae]] pada tahun 1970.
 
== Pemerian ==
Ular ini berukuran panjang antara 64&nbsp;cm hingga 76&nbsp;cm. [[Sisik ular#Sisik-sisik di badan|sisik-sisik dorsal]] (punggung) tersusun dalam 25 deret di bagian tengah badan (27 di atas leher dan 21 di sekitar anus). Tidak seperti ular pada umumnya, [[Sisik ular#Sisik-sisik kepala|sisik-sisik bibir atas]] (''supralabial'') bagian belakang terbagi menjadi 2-3 susunan. Ciri-ciri ini juga dimiliki oleh jenis dari marga (genus) yang sama, ''H. doriae'' dan jenis dari marga lain, ''Phytolopsis punctata''.<ref name=murphy/>
Ular air berukuran sedang. Dari tiga spesimen yang dideskripsi, semuanya berkelamin betina, panjang totalnya bervariasi antara 64 cm hingga 76 cm. (Murphy, Voris and Auliya, 2005).
 
Tubuh bagian atas berwarna hitam keabu-abuan, cokelat tanah, atau merah kehitaman. Bagian sisi tubuh dan bawah tubuh berwarna cokelat terang atau jingga. Pewarnaan ini mirip dengan pola pewarnaan pada ''Homalophis doriae'' ([[ular-lumpur sarawak]]), yang memiliki warna hitam kelabu di bagian atas tubuh, serta cokelat kekuningan, krem, atau pucat kemerahan di tubuh bagian bawah. Perbedaannya, warna-warna terang itu terdapat pada 5 hingga 7 deret terbawah sisik dorsal, sedangkan sisik dorsal itu sendiri berjumlah 29-31 deret di bagian tengah badan. Begitu juga dengan [[Sisik ular#Sisik-sisik kepala|perisai temporal]] ''H. doriae'' yang relatif lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan milik ''H. gyii'' yang serupa dengan pelat.<ref name=murphy/>
Sisik dorsal (punggung) berkilau seperti pelangi, tersusun dalam 25 deret di tengah badan (27 di atas leher dan 21 di sekitar anus). Warna di punggung kelabu hitam sampai coklat-merah kehitaman. Masing-masing sisik di punggung dengan bagian tengah (pusat) berwarna kemerahan. Sisik ventral dan empat deret terbawah sisik dorsal berwarna merah terang kecoklatan.
 
==Kebiasaan Ekologi dan Penyebaran ==
Pewarnaan ini mirip dengan pola pewarnaan [[ular-lumpur bibir-bercak]] ''E. doriae'' yang kelabu gelap di bagian atas (dorsal) dan terang kekuningan, krem atau kemerahan di bagian bawah. Perbedaannya, warna terang terdapat di 5 hingga 7 deret terbawah sisik dorsal; sedangkan sisik dorsal itu sendiri berjumlah 29-31 deret di tengah badan.
Informasi tentang ular-lumpur kapuas sangat sedikit. Ular ini hanya diketahui sebagai [[ular air]] dan tinggal di tepian aliran sungai. Sampai saat ini, belum ada lagi informasi yang akurat mengenai kehidupan ular ini di alam.<ref name=murphy/><ref name=murph>{{aut|Murphy, J.C. & H.K. Voris}}. 2014. A Checklist and Key to the Homalopsid Snakes (Reptilia, Squamata, Serpentes), with the Description of New Genera. [https://www.academia.edu/3588999/2014._A_Checklist_and_Key_to_the_Homalopsid_Snakes_Reptilia_Squamata_Serpentes_with_the_Description_of_New_Genera._Murphy_and_Voris ''Fieldiana: Life and Earth Sciences'' ('''8'''): 23.]</ref>
 
Sebetulnya, spesimen pertama yang terkoleksiditemukan dari jenis ini telah berumur lebih dari seabadsatu abad (tertangkapyakni padahasil tangkapan tahun 1897 didari aliran S.Sungai Kapuas, KalbarKalimantan Barat, tanpa lokasi spesifik). Akan tetapi, iaspesimen tersebut tidak dikenalidiklasifikasikan sebagai jenis baru, hinggasampai belakanganakhirnya penelitian terhadap spesimen ini dilakukan. Pada tahun 1996, Mark Auliya, seorang herpetolog muda dari [[Jerman]], berhasil menangkap dua spesimen lagi dari lokasi yang berbeda, di sekitartepian aliransugai Kapuas dekat kota [[Putussibau]]. Hingga tahun 2003, ketiganya masih dianggap dan dicatat sebagai spesimen dari jenis ''E.Enhydris doriae''; sebelum(''Homalophis padadoriae''), sampai akhirnya ditelaahdilakukan penelitian ulang dan ditetapkanmenetapkannya sebagai spesies baru.<ref name=murphy/>
Tidak seperti umumnya ular, sisik-sisik bibir atas (''supralabial'') bagian belakang terbagi menjadi 2-3 susun. Ciri ini juga dimiliki oleh kerabat dekatnya, ''E. doriae'' dan ''E. punctata''.
 
Mengenai penyebaran ular ini sendiri, sampai saat ini diketahui hanya menyebar terbatas di sepanjang [[Sungai Kapuas]], Kalimantan Barat. Namun, ada pula peneliti yang menyebutkan bahwa ular ini kemungkinan terdapat di pesisir timur [[Sumatra]], mengingat pada zaman [[Pleistosen]] terdapat saluran yang menghubungkan sungai di Kalimantan bagian barat dengan sungai-sungai di Sumatra tengah. Pada waktu itu, permukaan air laut menurun begitu rendah sehingga antara pulau Sumatra, Semenanjung Malaya, dan Kalimantan saling tersambung dengan daratan kering.<ref name=murphy/><ref name=murph/>
==Kebiasaan dan Penyebaran==
Tidak banyak yang diketahui mengenai peri kehidupan ular ini, selain bahwa ia hidup pada [[habitat]] [[riparian]] (dataran banjir di sekitar aliran sungai). Sampai dengan saat ini belum banyak spesimen yang tertangkap atau teramati, hingga ia dipublikasikan secara luas pada 27 Juni 2006 kemarin.
 
== Keistimewaan ==
Sebetulnya spesimen pertama yang terkoleksi dari jenis ini telah berumur lebih dari seabad (tertangkap pada 1897 di aliran S. Kapuas, Kalbar, tanpa lokasi spesifik). Akan tetapi ia tidak dikenali sebagai jenis baru hingga belakangan ini. Pada 1996, Mark Auliya, seorang herpetolog muda dari [[Jerman]], berhasil menangkap dua spesimen lagi dari lokasi yang berbeda di sekitar aliran Kapuas dekat [[Putussibau]]. Hingga 2003, ketiganya masih dianggap dan dicatat sebagai ''E. doriae''; sebelum pada akhirnya ditelaah ulang dan ditetapkan sebagai spesies baru.
Satu keistimewaanKeistimewaan yang unik dan langka dari ular ini adalah kemampuannya untuk bertukarberubah warna. Mark Auliya, si kolektor, menceritakan: "Saatbahwa sayasaat dia meletakkan ular tersebut di dalam wadah berwarna gelap, diabadan ular tersebut masih berwarna coklat kemerahan... Namun, Ketika saya mengambilketika ular tersebut diambil beberapa menit kemudian, warna tubuh ular itu telah berubah warna hampir menjadi putihpucat.<ref sepenuhnya".name=murphy/>
 
Sebenarnya, kemampuan berubahnya warna kulit bukanlah hal aneh pada [[amfibia]] dan [[reptil]]. Beberapa golongan reptil dan amfibi seperti [[kameleon]], [[kodok]], serta beberapa jenis [[bunglon]] dan [[cecak]] terkenal memiliki kemampuan mengubah warna kulitnya. Pada beberapa spesies, perubahan warna itu relatif lambat dan sederhana, biasanya menjadi lebih pucat atau sekadar lebih gelap warnanya. Akan tetapi pada kelompok [[kameleon]] di benua Afrika, perubahan itu berlangsung cepat dan drastis, bahkan dengan kombinasi warna yang berganti-ganti. Pada kelompok [[reptilia]] sendiri, kemampuan ini biasanya hanya ditemukan pada golongan [[kadal]] dan hampir tidak pernah dijumpai pada golongan ular, dan ular-lumpur kapuas ini memperlihatkan kemampuan tersebut pada penelitian yang pernah dilakukan.<ref name=murphy/>
Hingga saat ini ''E. gyii'' masih dianggap jenis endemik Kalimantan, khususnya aliran Sungai Kapuas, Kalbar. Namun ada pula peneliti yang memperkirakan kemungkinan ditemukannya ular lumpur ini di [[Sumatra]], mengingat pada masa [[Pleistosen]] terdapat hubungan yang cukup lama antara sistem sungai di Kalimantan bagian barat dengan sistem sungai di Sumatra tengah.
 
==Keistimewaan Pustaka acuan ==
{{reflist}}
Satu keistimewaan yang unik dan langka dari ular ini adalah kemampuannya untuk bertukar warna. Mark Auliya, si kolektor, menceritakan: "Saat saya meletakkan ular tersebut dalam wadah berwarna gelap dia masih berwarna coklat kemerahan... Ketika saya mengambil ular tersebut beberapa menit kemudian, ular itu telah berubah warna hampir menjadi putih sepenuhnya".
----
* {{id}} [http://www.wwf.or.id/index.php?fuseaction=press.detail&id=PRS1151306062&language=i Press Release WWF Indonesia - Ditemukan ular Bunglon di Heart of Borneo] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070312215328/http://www.wwf.or.id/index.php?fuseaction=press.detail&id=PRS1151306062&language=i |date=2007-03-12 }} Diakses pada 05/7/2006.
* {{id}} [http://www.antara.co.id/seenws/?id=36811 ANTARA News - WWF Temukan Ular Bunglon di Sungai Kapuas Kalimantan] Diakses pada 05/7/2006.
 
{{Taxonbar|from=Q580402}}
Kemampuan berganti warna sebetulnya bukan hal yang aneh bagi sebagian [[amfibia]] dan [[reptil]]. Beberapa jenis [[kodok]], [[cecak]], dan terutama [[bunglon]] dan [[chamaeleon]] dapat mengubah warna kulitnya. Pada beberapa jenis hewan, perubahan warna itu relatif lambat dan sederhana; menjadi lebih pucat atau sekedar lebih gelap warnanya. Akan tetapi pada chamaeleon (bunglon Madagaskar), perubahan itu berlangsung cepat dan drastis hingga berganti warna.
 
{{DEFAULTSORT:Kapuas, Ular-lumpur}}
Akan tetapi kemampuan ini langka dijumpai pada ular. Dan ular-lumpur Kapuas ini memperlihatkan kemampuan yang umumnya telah tidak dimiliki lagi oleh bangsa ular.
[[Kategori:HewanHomalopsidae]]
 
[[Kategori:Ular Indonesia]]
==Bahan bacaan==
* Murphy, John C.; Harold K. Voris; Mark Auliya (31 Dec 2005). ''A new species of Enhydris (Serpentes: Colubridae: Homalopsinae) from the Kapuas river system, West Kalimantan, Indonesia''. [[The Raffles Bulletin of Zoology]] 53 (2): 271-275. URL http://rmbr.nus.edu.sg/rbz/biblio/53/53rbz271-275.pdf Diakses pada 05/7/2006.
 
 
==Pranala luar==
*{{id}} [http://www.wwf.or.id/index.php?fuseaction=press.detail&id=PRS1151306062&language=i Press Release WWF Indonesia - Ditemukan ular Bunglon di Heart of Borneo] Diakses pada 05/7/2006.
*{{id}} [http://www.antara.co.id/seenws/?id=36811 ANTARA News - WWF Temukan Ular Bunglon di Sungai Kapuas Kalimantan] Diakses pada 05/7/2006.
 
 
[[Kategori:Hewan]]
[[Kategori:Reptilia]]
[[Kategori:Ular]]
 
[[en:Kapuas mud snake]]
[[de:Kapuas-Wassertrugnatter]]
[[nl:Enhydris gyii]]
[[fi:Kapuasinliejukäärme]]
[[uk:Болотна капуаська змія]]