Aswatama: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
M. Adiputra (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{TMH Infobox|
| Image =
| Caption = Ilustrasi Aswatama
| Nama = Aswatama
| Devanagari = अश्वत्थामा
Baris 33:
Dalam rangka menyelesaikan pendidikan para pangeran Kuru, Drona memerintahkan para [[Korawa]] untuk melakukan tugas akhir, yaitu mengalahkan [[Drupada]], Raja [[Panchala]], dan membawanya hidup-hidup ke hadapan Drona. Setelah para Korawa gagal melaksanakan tugasnya, Drona mengutus Arjuna dan saudara-saudaranya untuk menunaikan tugas tersebut. Arjuna berhasil membawa Drupada ke hadapan Drona. Drona menjelaskan bahwa dendamnya kepada Drupada telah berakhir pada saat itu juga. Ia juga membagi kerajaan Panchala menjadi dua wilayah, dan mengangkat Aswatama sebagai raja di sebagian wilayah Panchala tersebut.
== Perang
{{seealso|Perang
Saat perang di antara [[Pandawa]] dan [[Korawa]] meletus, Aswatama memihak kepada Korawa. Keputusannya memaksa Drona untuk bergabung dengan Korawa. Untuk membangkitkan semangat pasukan [[Korawa]] setelah dipukul mundur, ia memanggil senjata Narayanastra yang dahsyat. Mengetahui hal tersebut, [[Kresna]] membuat sebuah taktik dan karenanya senjata itu berhasil diatasi. Ia juga memanggil senjata Agneyastra untuk menyerang [[Arjuna]], tetapi berhasil ditumpas dengan senjata Brahmastra. Pertarungannya dengan [[Bima (Mahabharata)|Bima]] dalam [[Bharatayuddha]] berakhir secara "[[skakmat]]".
Baris 47:
=== Senjata Narayanastra ===
Setelah mengetahui bahwa ayahnya terbunuh karena suatu tipuan, Aswatama pun murka. Ia mengeluarkan senjata [[Narayanastra]] untuk memusnahkan Pandawa. Pengeluaran senjata tersebut diiringi dengan tiupan angin kencang, sambaran petir, dan kemunculan jutaan [[anak panah]] yang siap menyasar setiap orang bersenjata di kubu Pandawa. Hal tersebut menggentarkan pihak Pandawa, sampai akhirnya Kresna menyuruh semua orang di kubu Pandawa untuk menjatuhkan senjata dan bersikap menyerah kepada Narayanastra. Sebagai [[awatara]] [[Wisnu]] ([[Narayana]]), Kresna tahu bahwa Narayanastra hanya menyerang orang-orang yang bersenjata saja. Setelah semua orang di kubu Pandawa menjatuhkan senjata, Narayanastra pun kehilangan target serangannya, lalu kembali kepada Aswatama. Saat pertempuran berlanjut kembali, Duryodana menyuruh Aswatama agar mengeluarkan Narayanastra sekali lagi, tetapi Aswatama menerangkan bahwa apabila senjata tersebut dipakai lagi, maka pemakainyalah yang akan menjadi sasaran.
Baris 63:
===Konfrontasi terakhir===
[[File:Draupadi and Ashvatthaman, Punjab Hills c. 1730.jpg|right|360px|thumb|Lukisan dari [[Punjab]], menggambarkan [[Dropadi]] menerima permata dari lima [[Pandawa]] (kiri), yaitu permata yang sebelumnya melekat di dahi Aswatama (kanan) sebagai tanda kekalahan brahmana tersebut.]]
Pada saat serangan malam, [[Pandawa]] sedang tidak berada di perkemahan sehingga selamat dari amukan Aswatama. Seorang kusir kereta Drestadyumna berhasil meloloskan diri dari serangan Krepa dan Kertawarma di pintu gerbang. Ia melaporkan kejadian kepada Yudistira sehingga para Pandawa bergegas kembali ke perkemahan mereka. Ketika kembali, mereka mendapati bahwa perkemahan telah porak poranda. Sementara itu, Aswatama mengungsi ke asrama [[Resi]] [[Byasa]] setelah menyesali perbuatannya. Pandawa memburu Aswatama hingga ke asrama sang bagawan. Di sana, ia bertarung dengan [[Arjuna]].
Saat pertarungan, Aswatama memanggil senjata Brahmastra
== Kutukan bagi Aswatama ==
|