Gideon Momongan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: penggantian teks otomatis (-karir, +karier |
Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
||
(8 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox person
| name = Gideon Momongan
| title =
| image = Dion Momongan.jpg
| caption =
| birth_name = Gideon PHP Momongan
| birth_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| nationality = [[Indonesia]]
| religion = Islam
| residence = [[Jakarta]]
| occupation = Fotografer, Penulis
| years_active = 1980–sekarang
| spouse = {{marriage|Tyas Amalia Yahya| 05 August 2017}}
| website = http://www.dionmomongan.com
| children = Denzel Joshua Palmaleter Raditra Momongan, Raisa Richelle Virza Momongan
| parents = H. Abdul Malik Hein Momongan, Margaretha Emma Karepouwan.
}}
'''Gideon PHP Momongan''' atau yang biasa dikenal dengan nama '''Dion Momongan''' adalah pria kelahiran Jakarta, tepatnya di Rumah Sakit St. Carolus, pada 29 Oktober. Terlahir dengan nama lengkapnya, Gideon Palmaleter Hamonangan Pietojoputra Momongan. Anak kedua dari 2 bersaudara, putra dari pasangan H. Abdul Malik Hein Momongan dan Margaretha Emma Karepouwan.
Mempunyai sepasang putra dan putri dari pernikahannya terdahulu. Denzel Joshua Palmaleter Raditra Momongan, yang lahir pada 17 Februari 1998. Serta Raisa Richelle Virza Momongan, lahir di Jakarta pada
Pendidikannya dimulai dari Sekolah Dasar, [[YMCA]]/IMKA di Jalan Mendut, Jakarta Pusat. Dilanjutkan dengan SMPK V PSKD, [[Kebayoran Baru]]. Lulus dari Sekolah Menengah Tingkat Atas, SMA Sunda Kelapa di Jakarta Pusat.
Baris 13 ⟶ 29:
Dari kali pertama menjalani dunia [[jurnalistik]], menikmati betul menulis dan memotret. Saling melengkapi. Dan ternyata, di kemudian hari, diketahuinya bahwa tak banyak penulis, yang menulis dengan baik dan tulisannya bisa dinikmati orang lain. Yang sekaligus juga merangkap menjadi pemotret. Apalagi pemotret profesional.
Di 1986, dengan ikut menangani Stars Show Band, band total disco pertama di Indonesia. Bersama Ataka Enterprise. Band tersebut melakukan pementasan di clubs di [[Jakarta]] dan [[Bandung]]. Berisikan antara lain [[Titi DJ]], [[Dewa Budjana]], [[Cendi Luntungan]], Roedyanto, Angkie Bp, Grace Violetta, Oas Simanjuntak, Tigor Panjaitan, Helmie Sungkar. Belakangan ikut bergabung juga, [[Sophia Latjuba]]. Pada tahun yang sama, menjadi koordinator tim penyelenggara pada acara Pesta Perak 25tahun, PT.Pembangunan Jaya, yang digelar di kawasan perumahan [[Bintaro Jaya]]. Yang adalah acara panggung musik, bazaar, aneka lomba dan pameran. Dalam acara sepanjang seminggu tersebut, tampil [[Krakatau Band|Krakatau]], Emerald, Canizzaro, Tiqazza, Seedz Band dan lainnya. Pada 1987, setelah Vista berubah kepemilikan, lalu berubah konsepnya, maka lanjut menjadi pekerja lepas. Tetap menulis, sekaligus memotret soal musik saja. Sebelumnya, memulai pengalaman juga di bidang [[showbiz]]. Sekaligus show production.
== Menjadi Wartawan dan Fotografer (Era 1990-an) ==
Belajar sesaat soal [[sinematografi]], sampai 1989. Namun sebenarnya fokusnya tetap di [[fotografi]]. Lalu akhir 1989, gabung dalam majalah wanita Pertiwi. Menjadi [[fotografer]], yang belakangan menulis khususnya tentang [[musik]] dan [[budaya]]. Pertiwi, berhenti
Pada waktu itulah, makin berkembang wawasan dan pengetahuannya tentang fotografi. Termasuk penulisan artikel. Dan mulai dimantapkan juga langkah kakinya, sebagai wartawan tulis dan fotografer. Saat bekerja di majalah wanita Pertiwi, terutama untuk dunia musik dan seni pertunjukkan.
Baris 28 ⟶ 44:
Jelang tahun 2000, masuk menjadi fotografer di majalah musik [[NewsMusik]]. Di majalah itu, hingga “berakhir” di 2003, menjadi Redaktur Foto dan sekaligus Redaktur Senior. Dalam NewsMusik, bergabung dengan [[Bens Leo]], Nini Sunny dan SK. Martha.
Setelah NewsMusik, lalu membangun [[label rekaman]] independen, indiejazzINDONESIA.<ref>
Dalam hal produksi rekaman-rekaman jazz independen tersebut, kerapkali bekerjasama dengan [[musisi]], [[produser]], [[music director]], Bintang Indrianto. Beberapa produksi terakhir dari indiejazzINDONESIA bekerjasama dengan Bintang Indrianto adalah album terakhir mendiang Soegeng Sarjadi serta album dari kelompok Bianglala Voices. Karena situasi dan kondisi dunia perekaman menurun drastis, banyak label-label rekaman satu demi satu terpaksa mengakhiri kegiatannya, termasuk indiejazzINDONESIA.
Pada dekade 2000-an juga kian banyak menulis untuk press release berbagai album rekaman, selain menjadi moderator pada banyak launching album rekaman. Tetap juga sesekali memotret untuk cover kaset (waktu itu juga sudah ada format CD).<ref>[https://widyasena.com/2015/04/08/launching-album-musik/ Lauching Album Musik] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170428150321/https://widyasena.com/2015/04/08/launching-album-musik/ |date=2017-04-28 }}, widyasena.com.</ref>
Sementara pengalaman di bidang show production atau [[event organizer]], termasuk di dalamnya adalah stage atau show management, diteruskan dengan berbagai event musik. Macam-macam musik, terutama rock dan jazz.
Di awal 2000-an itu, membuat dan menjalankan konsep
Ikut mendukung acara charity yang relatif besar, sebagai show director, seperti Jazz for Aceh, Jazz for West Java, Jazz for Jogja and Solo. Acara-acara pengumpulan dana untuk korban bencana alam itu diselenggarakan oleh [[Dwiki Dharmawan]]. Selain menggelar acara charity lain di Hard Rock Cafe Jakarta, Loves & Cares for Aceh, bersama Wawan Djuanda.<ref>[http://www.worldpeaceorchestra.com/2009/09/11/jazz-for-west-java-bentuk-kepedulian-musisi-jazz-indonesia-pada-gempa-jawa-barat/ Jazz for West Java, bentuk kepedulian musisi jazz Indonesia pada gempa Jawa Barat] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150928012607/http://www.worldpeaceorchestra.com/2009/09/11/jazz-for-west-java-bentuk-kepedulian-musisi-jazz-indonesia-pada-gempa-jawa-barat/ |date=2015-09-28 }}, worldpeaceorchestra.com.</ref>
Pada waktu itu memang mulai menggagas dan lantas menggelar pula pentas jazz seperti To Love Jazz
Kemudian di awal 2005 mendukung etnomusikolog [[Rizaldi Siagian]] bersama almh. Eni Erliani, alm. Wawan Djuanda dengan [[Harian Kompas]] untuk acara kolosal Megalitikum-Kuantum, yang konser besarnya digelar di Plenary Hall-JCC, Jakarta dan areal panggung terbuka Lotus Pond, [[Garuda Wisnu Kencana]], Bali. Di 2007 dan 2008 ikut mendukung dan menjadi supervisi acara Malacca Strait Jazz Festival di [[Pekanbaru]], Riau dengan Riau Jazz Turbulence. Lalu di 2009, bersama C – Pro Jakarta menggelar festival jazz tahunan, Solo City Jazz. Acara festival tersebut kemudian menjadi agenda tetap tahunan kota Solo.<ref>[http://hiburan.metrotvnews.com/musik/0KvVparK-lihat-tompi-dan-musisi-internasional-gratis-di-solo-city-jazz Lihat Tompi dan Musisi Internasional Gratis di Solo City Jazz] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171229035446/http://hiburan.metrotvnews.com/musik/0KvVparK-lihat-tompi-dan-musisi-internasional-gratis-di-solo-city-jazz |date=2017-12-29 }}, metrotvnews.com.</ref>
== Karier Kemudian, Jazz Festival dan Lain-Lain ==
Di 2010 bersama Waspada eMusic dan [[Harian Waspada]], menyelenggarakan program jazz festival tahunan, [[North Sumatra Jazz Festival]] di Medan. Acara festival di dalam ruangan itu, selanjutnya menjadi agenda tetap tahunan kota Medan.
Di 2010 sampai 2012, dilibatkan oleh Donny Hardono dan DSS untuk ikut menyelenggarakan program rutin mingguan di panggung terbuka Pasar Seni Ancol, New Friday Jazz Night. Sebelumnya, 2010, kembali ikut bekerjasama dengan almh. Eni Erliani dan tim, menyelenggarakan pergelaran musikal kolosal, Diana, untuk HUT Harian Kompas ke 45. Acara musikal itu menokohkan duet musisi kenamaan Yockie Suryoprayogo dan sineas ternama, [[Garin Nugroho]], sebagai sutradara. Didukung antara lain oleh koreografer, [[Eko Supriyanto]]. Ide cerita datang dari wartawan senior, Bre Redana.
Baris 54 ⟶ 70:
Lantas pada awal tahun 2015, bertemu dengan Irsan Wallad dan Lucy Willar dari iCanStudioLive. Waktu itu persiapan dan pengerjaan video Indonesia Maharddhika. Serta acara Jazz Hijau [[WALHI]]. Dan akhirnya jadilah program DION MOMONGAN Show. Program, rekaman video wawancara langsung tersebut hanya berlangsung setahun, dan terhenti di tengah jalan. Berhenti, sebelum seluruh materi rekaman gambar, yang telah sempat dilakukan, ditayangkan.
Ia juga mendapat kepercayaan untuk menulis sebuah buku bertajuk "The Groove: Forever U'll be Mine" diterbitkan oleh RPM Music.<ref>[http://lifestyle.bisnis.com/read/20160617/50/558719/buku-ini-rangkum-jatuh-bangunnya-grup-musik-the-groove Buku Ini Rangkum Jatuh Bangunnya Grup Musik The Groove] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230205020645/https://lifestyle.bisnis.com/read/20160617/50/558719/buku-ini-rangkum-jatuh-bangunnya-grup-musik-the-groove |date=2023-02-05 }}, bisnis.com.</ref> Buku setebal 190 halaman ini bercerita mengenai perjalanan group band The Groove sejak awal kariernya. Proses pengumpulan data dan penulisan buku ini menghabiskan sekitar 2,5 tahun hingga akhirnya dapat dinikmati oleh masyarakat pada bulan Mei 2016.<ref>[http://nasional.kompas.com/read/2015/07/04/045158910/The.Groove.dan.Dua.Target.18.Tahun.Berkarya The Groove dan Dua Target 18 Tahun Berkarya], kompas.com.</ref>
Adalah proyek rekaman Indonesia Maharddhika, yang mengundang untuk turut terlibat di dalamnya. Proyek rekaman tersebut dicetuskan dan dilaksanakan oleh Yeninotz Journey, sebagai produser eksekutif. Di dalam Yeninotz Journey tersebut, ada tiga serangkai [[advokat]] yang bersahabat dekat yaitu, Yeni Fatmawati, [[Kadri Mohamad]] dan Hendronoto Soesabdo. Dalam proyek Indonesia Maharddhika itu, diserahi tanggung jawab lebih ke soal menangani segala show yang dilakukan. Indonesia Maharddhika akhirnya dapat merilis sebuah exclusive boxset, pada Mei 2017.
Saat sekarang tetap aktif memotret dan menulis. Berjalan bersama dengan dunia showbiz, terutama menangani soal show dan menejemen panggung. Untuk foto, lebih memilih fotografi panggung, yang telah ditekuninya sejak awal 2000-an secara lebih serius dan profesional. Hasil tulisannya beserta karya-karya fotonya saat ini, dirangkum dan di uploadnya rutin dalam website resmi pribadinya. Menulis adalah darah dagingnya, fotografi menjadi darah yang mengaliri tubuhnya, dan membuatnya terus hidup. Dan dunia show serta stage, adalah menjadi dunianya. Dunia dimana ia hidup di dalamnya.
== Referensi ==
{{reflist}}
|