Gideon Momongan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 33:
== Menjadi Wartawan dan Fotografer (Era 1990-an) ==
Belajar sesaat soal [[sinematografi]], sampai 1989. Namun sebenarnya fokusnya tetap di [[fotografi]]. Lalu akhir 1989, gabung dalam majalah wanita Pertiwi. Menjadi [[fotografer]], yang belakangan menulis khususnya tentang [[musik]] dan [[budaya]]. Pertiwi, berhenti
Pada waktu itulah, makin berkembang wawasan dan pengetahuannya tentang fotografi. Termasuk penulisan artikel. Dan mulai dimantapkan juga langkah kakinya, sebagai wartawan tulis dan fotografer. Saat bekerja di majalah wanita Pertiwi, terutama untuk dunia musik dan seni pertunjukkan.
Baris 44:
Jelang tahun 2000, masuk menjadi fotografer di majalah musik [[NewsMusik]]. Di majalah itu, hingga “berakhir” di 2003, menjadi Redaktur Foto dan sekaligus Redaktur Senior. Dalam NewsMusik, bergabung dengan [[Bens Leo]], Nini Sunny dan SK. Martha.
Setelah NewsMusik, lalu membangun [[label rekaman]] independen, indiejazzINDONESIA.<ref>[https://muzieku.wordpress.com/2008/02/15/berawal-dari-hobi-akhirnya-menjadi-label-rekaman/ BERAWAL DARI HOBI AKHIRNYA MENJADI LABEL REKAMAN] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080825021342/http://muzieku.wordpress.com/2008/02/15/berawal-dari-hobi-akhirnya-menjadi-label-rekaman/ |date=2008-08-25 }}, muzieku.wordpress.com.</ref> Antara lain ikut memproduksi, menyebarluaskan dan mempromosikan [[album rekaman]] seperti Rhyo-J, Rhythm of Jakarta, dirilis 2005. Diikuti kemudian Talking to You – [[Soegeng Sarjadi]] plays Denny Chasmala’. Kemudian di 2007 merilis sebuah album jazzy Ramadhan – Sound of Belief, berbentuk repackage dari album sebelumnya yang beredar tahun 2004. Termasuk album Yaiyo – [[Sujiwo Tedjo]], debut album Sherly’O. Lalu album dari Canzo dan kemudian Totong Wicaksono, dan lain-lain.
Dalam hal produksi rekaman-rekaman jazz independen tersebut, kerapkali bekerjasama dengan [[musisi]], [[produser]], [[music director]], Bintang Indrianto. Beberapa produksi terakhir dari indiejazzINDONESIA bekerjasama dengan Bintang Indrianto adalah album terakhir mendiang Soegeng Sarjadi serta album dari kelompok Bianglala Voices. Karena situasi dan kondisi dunia perekaman menurun drastis, banyak label-label rekaman satu demi satu terpaksa mengakhiri kegiatannya, termasuk indiejazzINDONESIA.
Pada dekade 2000-an juga kian banyak menulis untuk press release berbagai album rekaman, selain menjadi moderator pada banyak launching album rekaman. Tetap juga sesekali memotret untuk cover kaset (waktu itu juga sudah ada format CD).<ref>[https://widyasena.com/2015/04/08/launching-album-musik/ Lauching Album Musik] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170428150321/https://widyasena.com/2015/04/08/launching-album-musik/ |date=2017-04-28 }}, widyasena.com.</ref>
Sementara pengalaman di bidang show production atau [[event organizer]], termasuk di dalamnya adalah stage atau show management, diteruskan dengan berbagai event musik. Macam-macam musik, terutama rock dan jazz.
Baris 54:
Di awal 2000-an itu, membuat dan menjalankan konsep program rutin mingguan, Jazz..Jazz..Jazz di TamanKafe [[Bintaro Jaya]]. Termasuk sebuah acara format festival sehari, dengan puluhan musisi dan penyanyi pendukung, Rame Rame Maen Jazz. Serta menggelar sebuah mini festival, Jazz in Millenium Festival. Memperoleh kesempatan untuk mendukung Republic of Entertainment, sebuah event organizer dan promotor musik yang berlokasi di Bandung. Antara lain pada event seperti Talking Jazz, Bandung – World Music, Art and Dance (B – MAD), dan banyak lainnya. Republic of Entertainment dipimpin oleh almarhum Wawan Djuanda.
Ikut mendukung acara charity yang relatif besar, sebagai show director, seperti Jazz for Aceh, Jazz for West Java, Jazz for Jogja and Solo. Acara-acara pengumpulan dana untuk korban bencana alam itu diselenggarakan oleh [[Dwiki Dharmawan]]. Selain menggelar acara charity lain di Hard Rock Cafe Jakarta, Loves & Cares for Aceh, bersama Wawan Djuanda.<ref>[http://www.worldpeaceorchestra.com/2009/09/11/jazz-for-west-java-bentuk-kepedulian-musisi-jazz-indonesia-pada-gempa-jawa-barat/ Jazz for West Java, bentuk kepedulian musisi jazz Indonesia pada gempa Jawa Barat] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150928012607/http://www.worldpeaceorchestra.com/2009/09/11/jazz-for-west-java-bentuk-kepedulian-musisi-jazz-indonesia-pada-gempa-jawa-barat/ |date=2015-09-28 }}, worldpeaceorchestra.com.</ref>
Pada waktu itu memang mulai menggagas dan lantas menggelar pula pentas jazz seperti To Love Jazz
Kemudian di awal 2005 mendukung etnomusikolog [[Rizaldi Siagian]] bersama almh. Eni Erliani, alm. Wawan Djuanda dengan [[Harian Kompas]] untuk acara kolosal Megalitikum-Kuantum, yang konser besarnya digelar di Plenary Hall-JCC, Jakarta dan areal panggung terbuka Lotus Pond, [[Garuda Wisnu Kencana]], Bali. Di 2007 dan 2008 ikut mendukung dan menjadi supervisi acara Malacca Strait Jazz Festival di [[Pekanbaru]], Riau dengan Riau Jazz Turbulence. Lalu di 2009, bersama C – Pro Jakarta menggelar festival jazz tahunan, Solo City Jazz. Acara festival tersebut kemudian menjadi agenda tetap tahunan kota Solo.<ref>[http://hiburan.metrotvnews.com/musik/0KvVparK-lihat-tompi-dan-musisi-internasional-gratis-di-solo-city-jazz Lihat Tompi dan Musisi Internasional Gratis di Solo City Jazz] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171229035446/http://hiburan.metrotvnews.com/musik/0KvVparK-lihat-tompi-dan-musisi-internasional-gratis-di-solo-city-jazz |date=2017-12-29 }}, metrotvnews.com.</ref>
== Karier Kemudian, Jazz Festival dan Lain-Lain ==
Baris 70:
Lantas pada awal tahun 2015, bertemu dengan Irsan Wallad dan Lucy Willar dari iCanStudioLive. Waktu itu persiapan dan pengerjaan video Indonesia Maharddhika. Serta acara Jazz Hijau [[WALHI]]. Dan akhirnya jadilah program DION MOMONGAN Show. Program, rekaman video wawancara langsung tersebut hanya berlangsung setahun, dan terhenti di tengah jalan. Berhenti, sebelum seluruh materi rekaman gambar, yang telah sempat dilakukan, ditayangkan.
Ia juga mendapat kepercayaan untuk menulis sebuah buku bertajuk "The Groove: Forever U'll be Mine" diterbitkan oleh RPM Music.<ref>[http://lifestyle.bisnis.com/read/20160617/50/558719/buku-ini-rangkum-jatuh-bangunnya-grup-musik-the-groove Buku Ini Rangkum Jatuh Bangunnya Grup Musik The Groove] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230205020645/https://lifestyle.bisnis.com/read/20160617/50/558719/buku-ini-rangkum-jatuh-bangunnya-grup-musik-the-groove |date=2023-02-05 }}, bisnis.com.</ref> Buku setebal 190 halaman ini bercerita mengenai perjalanan group band The Groove sejak awal kariernya. Proses pengumpulan data dan penulisan buku ini menghabiskan sekitar 2,5 tahun hingga akhirnya dapat dinikmati oleh masyarakat pada bulan Mei 2016.<ref>[http://nasional.kompas.com/read/2015/07/04/045158910/The.Groove.dan.Dua.Target.18.Tahun.Berkarya The Groove dan Dua Target 18 Tahun Berkarya], kompas.com.</ref>
Adalah proyek rekaman Indonesia Maharddhika, yang mengundang untuk turut terlibat di dalamnya. Proyek rekaman tersebut dicetuskan dan dilaksanakan oleh Yeninotz Journey, sebagai produser eksekutif. Di dalam Yeninotz Journey tersebut, ada tiga serangkai [[advokat]] yang bersahabat dekat yaitu, Yeni Fatmawati, [[Kadri Mohamad]] dan Hendronoto Soesabdo. Dalam proyek Indonesia Maharddhika itu, diserahi tanggung jawab lebih ke soal menangani segala show yang dilakukan. Indonesia Maharddhika akhirnya dapat merilis sebuah exclusive boxset, pada Mei 2017.
|